• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI GAPOKTAN DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI GAPOKTAN DA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM MEWUJUDKAN KELOMPOK TANI YANG KUAT DAN MANDIRI 1)2)

Oleh: Yunias Jackson Benu3)

ABSTRAK

Penelitian dengan judul Peran Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam Mewujudkan Kelompok Tani Yang Kuat dan Mandiri, dilakukan di BPP Banguntapan kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dari bulan Oktober - Desember 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan, rencana kegiatan yang disusun bersama, pelaksanaan rencana kegiatan, evaluasi kegiatan, adanya norma-norrma tertulis yang ditaati bersama, adminstrasi gapoktan, fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir, sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota, kerjasama gapoktan dengan pihak lain, pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan. Metode penelitiannya adalah survei eksplanatori dan alat kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan dimasukkan ke kategori tinggi, rencana kegiatan yang disusun bersama dimasukkan ke kategori tinggi, pelaksanaan rencana kegiatan dimasukkan ke kategori sedang, evaluasi kegiatan dimasukkan ke kategori rendah, adminstrasi gapoktan dimasukkan ke kategori tinggi, fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir dimasukkan ke kategori rendah, sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota dimasukkan ke kategori tinggi, kerjasama gapoktan dengan pihak lain dan pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan dimasukkan ke kategori sedang.

Kata Kunci: Peran, Gapoktan, Kelompok tani, kuat, mandiri

Pendahuluan

Kelompok tani mempunyai peran yang strategis dalam berbagai kegiatan pertanian baik yang berkaitan dengan usahatani maupun kegiatan sosial ekonomi petani. Peningkatan pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lain yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya. Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi kuat dan mandiri.

Kelompok tani yang berkembang bergabung dengan kelompok tani lain dalam satu wilayah tertentu yaitu desa untuk mengembangkan fungsinya sehingga mempunyai kemandirian yang kuat, lebih mudah menjalin kemitraan dan dapat mengembangkan fungsi kelompok tani. Peningkatan gabungan kelompok tani diharapkan agar gapoktan berfungsi

1 Disampaikan pada pelaksanaan seminar, tugas individu mata kuliah Seminar

2 Makalah karya Cucuk Redono (Dosen pada Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Jurluhtan Yogyakarta ), disadur dari Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Volume 15, Nomor 1 Juli 2012

(2)

sebagai unit usahatani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit pemasaran dan keuangan mikro serta usaha penunjang lainnya sehingga menjadi kuat dan mandiri.

Keberadaan gapoktan merupakan jawaban atas berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan. lingkungan sosial, ekonomi, dan teknis membutuhkan suatu organisasi yang lebih besar dengan bergabungnya kelompok tani dalam satu wilayah (desa). Pembentukan gapoktan dilakukan dalam suatu musyawarah oleh kelompok tani bahwa mereka akan bergabung dalam gapoktan. Kontak tani mewakili kelompok tani untuk bermusyawarah dengan kelompok tani lain dalam satu wilayah untuk pembentukan gapoktan. Musyawarah ini juga membahas bentuk organisasi, pembentukan pengurus, masa bakti pengurus, hak dan kewajiban anggota dan hal-hal lain yang berkaitan dengan gapoktan.

Gapoktan yang telah ada belum pernah dilakukan evaluasi tentang peran dan fungsi gapoktan hubungannya dengan gapoktan yang kuat dan mandiri. Permasalahan yang ada adalah sejauhmana; 1). pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan? 2). rencana kegiatan yang disusun bersama? 3). pelaksanaan rencana kegiatan? 4). evaluasi kegiatan? 5). adanya norma-norma tertulis yang ditaati bersama? 6). adminstrasi gapoktan? 7) fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir? 8). Sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota? 9). Kerjasama gapoktan dengan pihak lain? 10). Pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang 1). Pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan, 2). Rencana kegiatan yang disusun bersama 3). pelaksanaan rencana kegiatan, 4). evaluasi kegiatan 5). adanya norma-norrma tertulis yang ditaati bersama, 6). adminstrasi gapoktan, 7). fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir, 8). Sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota, 9). Kerjasama gapoktan dengan pihak lain, l0). Pemupukan nrodal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan.

Hipotesis dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut l). Diduga pertemuan rutin anggota/pengurus dilaksanakan gapoktan dengan baik, 2). Diduga gapoktan telah memiliki rencana kegiatan yang disusun bersama, 3). Diduga gapoktan telah melaksanakan rencana kegiatan, 4). Diduga gapoktan telah melakukan evaluasi kegiatan, 5). Diduga gapoktan telah memiliki norma-norma tertulis yang ditaati bersama, 6). Diduga gapoktan telah memiliki adminstrasi gapoktan secara tertib, 7). Diduga gapoktan telah memfasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir, 8). Diduga gapoktan telah sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota, 9). Diduga gapoktan telah melakukan kerjasama gapoktan dengan pihak lain, 10). Diduga gapoktan telah melakukan pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan.

(3)

Pembinaan kelompok tani diarahkan pada kegiatan agribisnis dengan dukungan semua anggota dan adanya sarana untuk mengembangkan usahataninya.

Upaya pencapaian tujuan diatas akan lebih cepat berhasil bila dapat dukungan kelompok tani dalam suatu wilayah sehingga dibentuk gabungan kelompok tani (gapoktan) yang berfungsi sebagai unit usahatani, unit pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit pemasaran, unit usaha keuangan mikro, serta unit penunjang lainnya sehingga menjadi organisasi yang kuat dan mandiri

Kelompok tani yang kuat dan mandiri dicirikan dengan adanya pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan, rencana kegiatan yang disusun bersama, pelaksanaan rencana kegiatan, evaluasi kegiatan, adanya norrna-noflna tertulis yang ditaati bersama, adminstrasi gapoktan, fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir, sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota, kerjasama gapoktan dengan pihak lain, serta pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPP Banguntapan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dari Bulan Oktober - Desember 2011 dengan menggunakan survei eksplanatori (Singarimbun & Sofian, 1995). Penelitian ini juga mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk memahami lebih dalam peran dan fungsi gapoktan.

Populasi dalam penelitian ini adalah gapoktan di wilayah BPP Banguntapan kabupaten Bantul yang terdiri dari desa Potorono, Babadan dan dari 5 desa yang ada. Setiap gapoktan diambil 20 petani sebagai responden secara simple random sampling

sehingga terdapat 60 responden.

Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap responden dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuisioner). Kuisioner disusun dengan jumlah item pertanyaan/ pernyataan dari setiap variabel berdasarkan indikator dari masing-masing variabel yang diukur menggunakan skoring dengan 3 katagori. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan beberapa kata kunci terhadap nara sumber yaitu Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Pamong Desa. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data identitas petani sebagai pendukung adanya kelengkapan informasi dalam penelitian ini.

Data dari setiap variabel dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui peran dan fungsi gapoktan. Dalam kuisioner ditetapkan adanya skala dengan 3 katagori unhrk mengetahui tingkat penilaian responden. Skor 1 dengan jawaban tidak pernah, skor 2 untuk jawaban jarang dan skor 3 untuk jawaban selalu. Untuk mengetahui tingkat peran dan fungsi gapoktan dilakukan analisis dengan melihat rata-rata nilai pencapaian tiap item. sedangkan untuk mengetahui pengaruh gapoktan terhadap tingkat peran dan fungsi dianalisis menggunakan regresi berganda dengan estimasi

Ordinary Least Square (OLS). Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif melalui proses katagoris, pemaknaan dan abstraksi.

(4)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani responden mempunyai variasi sebagai berikut :

Tabel 1. Tingkat Pendidikan Responden Penelitian di Kecamatan Banguntapan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Sarjana Strata 1 8 13,33

2 Diploma III 1 1,67

3 Diploma II 2 3,33

4 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 24 40

5 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 8 13,33

6 Sekolah Dasar 17 28,34

Jumlah 60 100

Tingkat pendidikan petani responden paling tinggi adalah SLTA yaitu 40,00% dan kalau dilihat secara keseluruhan diatas SLTP sebanyak 71,66 %. Nilai ini termasuk tinggi sehingga akan mendukung dalam kegiatan gapoktan. Pendidikan anggota memegang peranan yang penting dalam kemajuan kelompok tani, dengan pendidikan yang semakin tinggi akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan, sikap, kemampuan berkomunikasi, motivasi, dan partisipasi (Karsidi, 2003). Hasil ini menunjukkan bahwa petani responden memiliki kemampuan yang memadai untuk memajukan gapoktan dengan didukung oleh pendidikan. Tingkat pendidikan rata-rata adalag SLTA sehingga mudah dalam menerima materi, melaksanakan, dan melakukan evaluasi gapoktan. Pendidikan yang memadai seharusnya memudahkan untuk mengelola gapoktan. Disisi lain anggota gapoktan adalah perwakilan pengurus kelompok tani yang ada di wilayah gapoktan sehingga akan dipilih orang-orang yang mempuai kelebihan untuk mewakili kelompok tani di tingkat desa.

Tabel 2. Status dalam Kelompok Tani dari Responden Penelitian di Kecamatan Banguntapan No Status dalam Poktan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pengurus 49 81,67

2 Anggota 11 18,33

Jumlah 60 100

Responden sebagai pengurus kelompok tani sebanyak 81,67% merupakan nilai yang tinggi sehingga pengelolaan organisasi gapotan akan baik. Pengalaman sebagai pengurus dikelompok tani akan bermanfaat ketika ada di gapoktan sehingga menjadikan gapoktan lebih maju. Pengurus mempunyai peran yang strategis dalam mengambil keputusan, mengelola, dan memimpin anggota dalam pelaksanaan kegiatan. Status sebagai pengurus kelompok tani mencerminkan mereka orang terpilih di kelompok tani. Kelebihan-kelebihan tersebut dapat berupa pendidikan, pengalaman, ketrampilan, jangkauan kemitraan, dll.

Tabel 3. Status dalam Gabungan Kelompok Tani dari Responden Penelitian di Kecamatan Banguntapan

No Status dalam Gapoktan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pengurus 19 31,67

2 Anggota 41 68,33

Jumlah 60 100

(5)

tinggi. Pengurus tersebut yang menjadikan penggerak gapoktan untuk menjadi kuat dan mandiri. Pengurus mempunyai peran baik urusan kedalam maupun keluar gapoktan, sehingga kemajuan gapoktan sangat tergantung kepada anggota. Status dalam gapoktan mayoritas sebagai anggota yang namun dari sisi tingkat pengalaman, pendidikan, ketrampilan, kemitraan tidak kalah dengan pengurus karena mereka adalah perwakilan terpilih dari kelompok tani. Untuk memajukan gapoktan relative mudah dilihat dari peran strategis yang mereka jalankan.

Tabel 4. Pertemuan Rutin Anggota atau Pengurus yang dilaksanakan Gapoktan di Kecamatan Banguntapan kegiatan, pelaksanaan, aturan/norma akan mudah tercipta dengan tingginya pertemuan gapoktan. Pertemuan rutin menjadi salah satu tolok ukur keaktifan gapoktan sehingga di forum pertemuan dapat menjadi media penyusunan rencana kegiatan, rencana pelaksanaan, penyusunan aturan/norma, dan sebagainya. Pertemuan rutin yang tinggi memudahkan pihak lain untuk menjalin kemitraan, pembinaan dari penyuluh atau pamong desa, dan sebagainya. Pertemuan ini biasanya dihadiri pamong desa, penyuluh, tenaga teknis dari Dinas terkait, bahkan dari pihak swasta.

Tabel 5. Rencana Kegiatan yang Disusun Bersama dalam Gapoktan Setiap Tahun di sehingga memudahkan dalam menyusun rencana kegiatan. Adanya rencana kegiatan yang disusun bersama dalam gapoktan mencerminkan adanya rasa tanggungjawab yang besar dari aggota. Masing-masing anggota dapat menyampaikan keinginan pribadi atau keinginan kelompok tani agar menjadi rencana kegiatan gapoktan. Keinginan kelompok tani yang tertampung digapoktan akan semakin menguatkan keberadaan gapoktan karena mendapat dukungan dari kelompok tani. Penyusunan rencana kegiatan gapoktan melibatkan anggota sehingga ide, evaluasi, tanggapan akan menjadi sesuatu yang baik di gapoktan. Hal ini sekaligus menjadi media pembelajaran bagi anggota untuk aktif menyampaikan pendapat, memberikan tanggapan atas ide orang lain, melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan, dan sebagainya. Adanya kreatifitas dari anggota akan menjadikan gapoktan semakin maju.

(6)

No Jawaban Responden Jumlah (orang) Persentase (%) penyusunan rencana kegiatan, yang berarti tingkat pelaksanaannya masih belum sempurna. Adanya beberapa rencana kegiatan yang jarang dilaksanakan memberikan gambaran ada hambatan dalam pelaksanaan. Perlu pencematan penyebab jarang dilaksanakan kegiatan karena dapat berkembang menjadi lebih besar dan semakin banyak yang jarang dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Pelaksanaan termasuk tinggi (70%), memberikan informasi konsistennya antara penyusunan rencana dengan pelaksanaan. Anggota gapoktan mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadp pelaksanaan kegiatan sehingga dapat menggambarkan perilaku dan tanggungiawabnya.

Evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan tinggi yaitu 83,33 % yang berarti anggota gapoktan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap evaluasi kegiatan. Hal ini didukung dengan tingkat pendidikan yang memadai (tinggi), tingkat pertemuan rutin yang tinggi pula sebagai sarana berkumpul untuk melaporkan kegiatan sekaligus melakukan evaluasi. Evaluasi yang berjalan baik akan membuat gapoktan semakin dinamis, sehingga mendapatkan kepercayaan dari anggota dan pihak lain. Evaluasi juga berfungsi. untuk menilai rencana dikerjakan dan yang dikerjakan.

Tabel 8. Adanya Norma-norma tertulis yang Ditaati Bersama dalam Gapoktan di

(7)

Tabel 9. Adanya Administrasi Gapoktan di Kecamatan Banguntapan

No Jawaban Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Selalu 60 100,00

2 Jarang 0 0,00

3 Tidak pernah 0 0,00

Jumlah 60 100

Administrasi gapoktan tertib terbukti gapoktan memiliki ketertiban administrasi 100 %. Administrasi ini berupa buku daftar anggota, daftar tamu, keuangan, hadir rapat, dan lain-lain. Tertib administrasi ini menjadi modal yang kuat untuk ketertiban yang lain. Disamping itu diharapkan akan mendorong tertib administrasi di kelompok tani juga melalui perwakilan anggota untk menyampaikan kondisi tersebut.

Tabel l0. Fasilitasi Kegiatan Usaha Bersama di Hulu dan di Hilir oleh Gapoktan di Kecamatan Banguntapan.

No Jawaban Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Selalu 30 50,00

2 Jarang 26 43,33

3 Tidak pernah 4 6,67

Jumlah 60 100

Kegiatan digulu dan di hilir sebanyak 50 % yang tersedia, sedangkan 43,33 % menyatakan jarang. Hal ini memang diperlukan jaringan kerjasama dengan semua elemen yang terkait dengan usaha gapoktan.

Tabel 11. Peran Gapoktan sebagai Sumber dan Pelayanan Informasi dan Teknologi bagi Kelompok / Anggota di Kecamatan Banguntapan.

No Jawaban Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Selalu 58 96,67

2 Jarang 2 3,33

3 Tidak pernah 0 0,00

Jumlah 60 100

Gapoktan dapat berguna sebagai sumber informasi dan sumber pelayanan kegiatan kelompok tani. Hal ini ditunjukkan 58 % responden menyatakan kemanfaatan tersebut.

Tabel 12. Kerjasama Gapoktan dengan Pihak Lain di Kecamatan Banguntapan.

No Jawaban Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Selalu 18 30,00

2 Jarang 42 70,00

3 Tidak pernah 0 0,00

Jumlah 60 100

Gapoktan di Banguntapan jarang melakukan kerjasama dengan pihak lain yang ditunjukkan dengan nilai sebanyak 42 %.

Tabel 13. Pemupukan Modal dan Iuran Anggota atau Penyisihan dari Hasil Usaha Gapoktan di Kecamatan Banguntapan.

(8)

1 Selalu 36 60,00

2 Jarang 11 18,33

3 Tidak pernah 13 21,67

Jumlah 60 100

Masalah pemupukan modal gapoktan ada kesadaran yang tinggi yaitu 60 % terkumpulkan dari penyisihan hasil usaha gapoktan.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan tinggi, 2. Rencana kegiatan yang disusun bersama tinggi,

3. Pelaksanaan rencana kegiatan sedang, 4. Evaluasi kegiatan tinggi,

5. Adanya norma-norrna tertulis yang ditaati bersama rendah, 6. Adminstrasi gapoktan tinggi,

7. Fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir rendah,

8. Sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota tinggi,

9. Kerjasama gapoktan dengan pihak lain jarang, 10. Pemupukan modal dari iuran sedang.

Saran dalam penelitian ini adalah:

1. Peningkatan pendampingan kepada gapoktan untuk bidang kerjasama dengan pihak lain, pemupukan modal dan pelaksanaan kegiatan yang telah disusun.

2. Lebih perhatian khusus peningkatan fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir, serta adanya norma tertulis di gapoktan.

3. Kegiatan yang sudah tinggi nilainya perlu motivasi - motivasi dan monitoring dan evaluasi rutin agar tidak menurun.

Daftar Pustaka

Departemen Pertanian, 2007. Peraturan Menteri Pertanian No 273tKptslOT.1601412007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Lampiran I Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani.

Karsidi, 2003. Pemberdayan Masyarakat Petani dan Nelayan Kecil dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press. Bogor

Gambar

Tabel 2.  Status dalam Kelompok  Tani dari Responden Penelitian di Kecamatan Banguntapan
Tabel  8.   Adanya   Norma-norma   tertulis  yang  Ditaati  Bersama  dalam  Gapoktan  diKecamatan  Banguntapan

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak daun kumis kucing mampu memperbaiki kerusakan struktur ginjal secara signifikan yang ditandai dengan semakin sedikitnya persentase kerusakan corpusculum

Proses dan prosedur pembelian maupun pengadaan barang atau jasa ditetapkan oleh Tim Pengadaan Barang Undiknas sesuai Manual Prosedur Pengadaan Barang/Jasa, yang mencakup

Sistem pengukuran kinerja dalam kaitannya terhadap peningkatan kejelasan peran individu dilakukan dengan cara, yaitu dengan menjelaskan akan peranan tersebut, menjelaskan

diagram hasil olah data analisis SEM pada Gambar 2 terungkap bahwa terdapat pengaruh positif variabel eksogen (keputusan struktur modal) ter- hadap variabel endogen

Untuk memperoleh data tersebut maka penulis menyebar angket ini yang berisi 30 item pertanyaan, yang berkaitan dengan intensitas menonton televisi terhadap

Menyediakan baucer pembetul (Journal Voucher) untuk dihadapkan ke Jabatan Perbendaharaan dengan menyertakan penyata perbelanjaan, salinan resit perbendaharaan bagi

Jawaban dari permasalahan tersebut adalah bahwa rekayasa balik yang dilakukan dalam rangka pembuatan program keygen termasuk perbuatan yang dilarang dalam pasal 30 ayat

Aplikasi pembelajaran dunia hewan untuk pembelajaran ini penulis menggunakan perangkat lunak Eclipse IDE dan Android Development Tools (ADT). Aplikasi berisi