• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Umat Kristen dalam Kehidu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tanggung Jawab Umat Kristen dalam Kehidu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB UMAT KRISTEN DALAM

KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA

DAN BERNEGARA

DISUSUN OLEH :

DINA TARULI GULTOM

1406118426

KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

(2)

KATA PENGANTAR

Di zaman modern ini, kata politik bukan lagi kata yang jarang didengar oleh masyarakat. Apalagi di masa reformasi yang semakin menunjukkan banyak terjadi penyimpangan dalam bidang politik. Jadi tidaklah mengherankan apabila banyak hal yang terjadi di dunia ini dihubungkan dengan politik. Ada begitu banyak respon dan tanggapan dari berbagai kalangan yang berbeda, termasuk menurut agama Kristen.

Cukup banyak orang Kristen, termasuk mahasiswa Kristen, yang takut atau antipati terhadap politik. Hal ini terjadi akibat image negatif dari politik yang dianggap tempat iblis atau setan bermain. Adanya konsep pemikiran seperti ini timbul karena mereka tidak memahami esensi dan makna politik dengan benar. Sebab mau tidak mau masyarakat, khususnya umat Kristen, pasti dihadapkan dengan masalah politik.

Semakin banyak peran dan pengaruh gereja dalam politik diharapkan semakin menunjukkan citra Kristus yang ada dalam setiap jemaat-Nya. Karena kita diciptakan untuk menjadi kepala dan bukan ekor, serta manusia telah diberikan kuasa untuk menaklukan dunia, meruntuhkan tembok yang berabad-abad telah memisahkan kekristenan dengan dunia luar sehingga bisa membawa pembaharuan di negeri yang dipilih Tuhan untuk kita berdiam.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedudukan warga negara di dalam negara, hubungan antara warga negara dan peranan warga negara dalam kehidupan bermaasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan masalah klasik yang tetap aktual. Tanggung jawab negara terhadap kelangsungan hidup dan kemajuan negara sehingga mampu melindungi dan membahagiakan rakyatnya sudah sejak lama dan selalu menjadi bahan pemikiran dan menjadi bahan pendidikan kewarganegaraan.

Bagi orang-orang yang berdomisili di Indonesia, tiada keraguan akan pengakuan pentingnya kedudukan dan tanggung jawab warga negara. Hal itu jelas dari UUD 1945, GBHN dan berbagai peraturan perundang-undangan, yang menggambarkan betapa tinggi martabat warga negara, sekaligus menggambarkan betapa besar tanggung jawabnya. Yang menjadi permasalahannya adalah kualitas warga negara agar mampu memainkan peranannya secara bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Indonesia adalah salah satu negara terbesar di dunia. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini pada awalnya terkenal sebagai salah satu negara penghasil rempah-rempah terbanyak. Ini dapat dilihat dengan kedatangan Belanda pada masa penjajahan. Namun kini situasi semakin berubah, tidak lagi sama seperti yang lalu. Dimana kekayaan negara Indonesia semakin tergerus setiap zamannya. Sehingga kekayaan Indonesia kini dapat dibilang hanyalah sebuah kenangan.

(4)

1.2 Rumasan Masalah

Dalam karya ilmiah ini penulis membahas tentang beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

1.2.1. Bagaimana tanggung jawab umat Kristen terhadap perkembangan karakter

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara?

1.2.2. Apa dasar umat Kristen untuk berperan dalam perkembangan karakter bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara?

1.2.3. Apakah ada yang lain yang bisa membantu umat Kristen dalam perkembangan

karakter barmasyarakat, berbangsa dan bernegara? Siapakah yang dapat membantu umat Kristen itu?

1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini, sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh umat Kristen yang mau

ikut berperan serta dalam pembangunan karakter bangsa terutama mahasiswa kristen.

1.3.2 Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk agar masyarakat menngetahui bahwa

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Memakanai Tanggung Jawab Umat Kristen yang Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Kita tentu ingat peran mahasiswa pada umumnya yaitu sebagai Iron Stock,Social

Control,Agent of Change,dan Moral Force. Sebagai Iron Stock, mahasiswa adalah ibarat aset

bagi suatu bangsa.Ibarat cadangan logam (Iron Stock) di suatu negara yang bisa menjadi tolak ukur kemakmuran suatu negara,demikianlah jumlah mahasiswa yang unggul baik secara wawasan,moral,karakter,dan skill di suatu negara dapat menjadi tolak ukur kemajuan SDM suatu Negara.Ini berarti mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa,harapan bangsa;karena nantinya mahasiswa yang harus menggantikan generasi generasi sebelumnya untuk menduduki posisi posisi strategis dalam kepemimpinan bangsa.

Sebagai pengusung Moral Force mahasiswa harus mampu bersikap dan bertindak lebih baik dari yang lainnya karena mereka adalah sebagai kaum intelektual, dimana mereka mengatakan yang benar itu adalah benar dengan penuh kejujuran, keberanian, dan rendah hati. Mahasiswa juga dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya dan terbuka kepada siapa saja. Hal itu semata-mata karena mereka adalah kader-kader calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, yang memegang kendali negara di masa depan.

Oleh karena itu mereka berhak untuk melakukan kontrol sosial. Sebagai kontrol sosial

(Social Control), mahasiswa dapat melakukan peran preventif dengan membantu masyarakat

(6)

nasional tapi dapat juga kritis pada isu-isu lokal seperti pencemaran lingkungan, kebijakan pemerintah setempat yang dirasa merugikan masyarakat kecil, tindakan sewenang-wenang pemerintah setempat pada masyarakat kecil, ataupun perihal lainnya.

Dan akhirnya sebagai Agent of Change, mahasiswa dituntut sebagai agen yang membawa perubahan pada suatu bangsa Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Walaupun zaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme.Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.Tidak dapat dipungkiri bila generasi muda khususnya para mahasiswa, selalu dihadapkan pada permasalahan global. Setiap ada perubahan, mahasiswa selalu tampil sebagai kekuatan pelopor, kekuatan moral dan kekuatan pendobrak untuk melahirkan perubahan.

. 2.2 Realita Mahasiswa sebagai Umat Kristen di Indonesia

(7)

pancasilais menemui tembok tebal. Penyebabnya adalah hilang atau memudarnya ”karakter bangsa” kita.

Melihat fenomena meresahkan berupa merebaknya seks bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa Semakin banyak generasi muda yang terjerumus dalam pemakaian narkoba dan obat-obat terlarang. Kesemuanya itu adalah komplikasi sedikit dari banyak kasus demoralisasi dan dehumanisasi di negara ini. Bukan hanya di kalangan rakyat biasa, di kalangan elit pemerintahan pun kita dapat melihat bahwa degradasi karakter terlihat pada sektor kepemimpinan yang mengalami krisis. Kehidupan berbangsa telah kehilangan tokoh panutan yang seharusnya mampu mengayomi masyarakat. Konsep demokrasi yang digembor-gemborkan oleh para pemimpin hanya menghasilkan politisi tamak, rakus, dan korup. Rasanya wajar jika banyak orang mengatakan banyak pemimpin yang haus akan kekuasaan. Mereka berlomba-lomba menjadi penguasa untuk mendapat fasilitas, uang, dan pengaruh. Kekuasaan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompoknya. Mereka seakan lupa bahwa kekuasaan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Korupsi dan godaan duniawi mudah menjerat seluruh elemen bangsa ini, dari tingkat tertinggi sampai terendah. Kepentingan pribadi dan golongan akhirnya muncul sebagai pemenangnya, mengalahkan kepentingan bangsa. Krisis karakter telah mewarnai perjalanan bangsa ini.

2.3 Krisis Karakter sebagai Resisten bagi Kemajuan

Barmasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Krisis karakter telah mengancam persatuan dan kesatuan yang seharusnya menjadi modal dasar untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang menghargai keberagaman. Jika krisis karakter bangsa Indonesia tidak segera dibenahi, maka tujuan pembangunan bangsa Indonesia dikhawatirkan tidak tercapai. Hal itu karena karakter bangsa umumnya bersifat kolektif atau akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya.

(8)

bangsanya . Kita sebagai Mahasiswa Kristen diharapkan sebagai penggerak pemberdayaan yang populis untuk menyelesaikan degradasi karakter bangsa.

Mahasiswa Kristen dituntut untuk berkiprah di masyarakat di berbagai bidang. Yang terpenting adalah peranan itu harus transformatif, yang membawa perubahan dan ditujukan untuk semua golongan di masyarakat tanpa memandang suku, agama dan sebagainya. saat ini peran mahasiswa Kristen dan organisasinya dalam upaya membenahi krisis karakter bangsa belum terlalu terlihat. Generasi muda Kristen, dengan integritasnya sebaiknya tampil memiliki jati diri dan siap menjadi pemimpin yang berkarakter, siap menggemakan semangat bangkit dari keterpurukan dan rasa saling menyakiti antar komponen bangsa, dan siap menjadi pioner gerakan nasionalisme.

Namun apa yang terjadi,kebanyakan umat Kristen bangsa kita lebih senang berhura-hura, malas berpikir dan berdiskusi, tidak serius belajar serta terlanjur terjerumus dalam modernisasi yang membuat mereka menjadi kaum oportunis. Secara tak sadar, para generasi muda dihinggapi dengan pandangan dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan.Hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.

Mereka adalah manusia yang dididik agar menjadi intelektual yang kontributif, mampu mamahami permasalahan di sekitarnya, kemudian menganalisis serta menerapkan solusi masalah tersebut dalam bentuk nyata. Tapi apa daya,definisi tak selaras dengan implementasi. Mereka belum mampu membuat harapan bangsa ini menjadi kenyataan yang lebih baik dari sebelumnya. Kebanyakan mereka tidak memaknai peran yang diemban, posisi di mana mereka berada, serta fungsinya di mata masyarakat. Hanya lebih menonjolkan individualisme yang demikian melambung.

2.4 Jati Diri Umat Kristen yang Rusak

(9)

heran,banyak nama nama mahasiswa Kristen yang ada di dalamnya. Apakah ini yang disebut mahasiswa Kristen?

Bukan hanya itu,terkadang umat Kristen juga terpengaruh sikap yang tidak terpuji,seperti hedonisme,apatisme dan eksklusivisme. Berapa banyak kita lihat di kampus mahasiswa Kristen yang hanya mau bergaul dengan sesama Kristen, bahkan terkadang hanya ada yang mau bergaul dengan teman gerejanya saja. Nampaknya Pemuda dan mahasiswa Kristen di Indonesia perlu mengubah pandangannya mengenai kemajemukan berbangsa dan bernegara guna menghilangkan sikap eksklusivisme di tengah kehidupan masyarakat.

2.5 Bagaimana Seharusnya Tanggung Jawab Umat Krusten dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara?

Jika kita lihat lagi,akar semua permasalahan yang ada pada bangsa ini disebabkan karena permasalahan karakter. Karena itu, karakter umat Kristen sejati sangat diperlukan.Adalah hal yang mustahil memisahkan antara kepemimpinan Kristen dengan karakternya, antara kepemimpinan Kristen dengan kehidupan spiritualitasnya. Ini adalah yang paling penting bila hendak membangun umat Kristen yang berhikmat dan berdedikasi tinggi bagi bangsa, Bangsa ini perlu ditolong terutama dalam membangun karakternya, dan kita semua harus berperan di dalamnya.

Umat Kristen seharusnya memiliki jati diri ganda: warga dunia sekaligus warga surga. Dua jati diri itu tidak dikotomis, melainkan saling mengisi. Dalam perspektif iman Kristen yang holistik, mencintai Tuhan menjadi nyata dalam mencintai sesama dan dalam tingkat berbangsa adalah mencintai negeri. Pertanyaannya, bagaimana seorang Mahasiswa Kristen mewujudkan cinta akan negeri?Pertama, sudah sewajarnya mahasiswa Kristen menjadi bagian dari barisan penegak demokrasi dalam masyarakat yang majemuk bersama dengan komunitas umat lain yang juga memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan pluralisme. Kedua, berangkat dari keyakinan bahwa imannya adalah hidup, mahasiswa Kristen ditantang untuk mewujudnyatakan iman itu dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

(10)

kontribusi dalam membangun etos kerja, mengikis struktur-struktur yang korup, memerangi kemiskinan, mengurai proses pembodohan dan mencerdaskan bangsa, membuka jalan kepada dialog peradaban berhadapan dengan globalisasi dan modernitas..Jadi,pada dasarnya, iman Kristen diharapkan menjembatani kesenjangan antara agama dan masyarakat.

Selain itu, sebagai umat Kristen kita dapat berperan aktif dalam Pelayanan Mahasiswa,karena Pelayanan umat Kristen adalah pelayanan yang membentuk karakter pribadi tiap mahasiswa,sehingga mampu menciptakan kader-kader handal yang dikemudian hari mampu untuk berkarya dan berbakti dengan integritas yang baik di dalam sistem-sistem birokrasi yang ada Kalau dulu Allah memanggil Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego – mahasiswa-mahasiswa Babel saat itu – untuk memberikan pengaruh besar bagi Babel, tentu bukan tidak mungkin Tuhan sedang mempersiapkan Daniel-Daniel baru, di abad modern ini, untuk menjadi alat kasih Allah melalui Pelayanan Mahasiswa.

2.6 Tanggung Jawab Mahasiswa Kristen sebagai Agen Perubahan

dalam Krisis Karakter Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Krisis karakter bangsa merupakan sebuah fenomena yang terjadi pada berbagai kalangan dan lapisan masyarakat. Fenomena yang begitu gencar terdengar dan diberitakan melalui hampir seluruh media massa merambah hampir keseluruh lapisan masyarakat. Tanpa perlu melangkah jauh-jauh, perstiwa-peristiwa yang dapat mewakili corak krisis tersebut pun ada disekitar kita dan begitu dekat.

(11)

Lalu, sumbangsi apakah yang dapat kita berikan sebagai mahasiswa Kristen dalam mendorong terciptanya suatu perubahan dan pelepasan diri bangsa dari krisis multidemensi ini? Hal apa saja yang perlu kita persiapkan untuk ambil bagian sebagai agen perubahan? Dan bagaimanakah langkah – langkah yang harus kita tempuh guna mewujudkan kehidupan karakter bangsa yang baik dalam segala aspek kehidupan?

Dalam kondisi krisis seperti yang telah dijabarkan di atas, tidak akan ada satu orang pun yang dapat mengobati dan memulihkan kondisi krisis tersebut. Tidak ada yang bisa merubah karakter siapapun dan kondisi apapun. Apalagi memulihkan krisis karakter bangsa. Ini nampaknya seperti hal yang mustahil, namun sesungguhnya tetap ada yang harus dikerjakan secara khusus oleh mahasiswa Kristen dalam Bangsa ini. Mahasiswa Kristen yang dimaksud disini adalah setiap mahasiswa yang telah mengenal Kristus, dan hidup baru di dalam Nya.

Pertanyaan yang dapat langsung muncul adalah kenapa mahasiswa? Mahasiswa tak diragukan lagi telah banyak berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negeri Indonesia pada umumnya Semboyan ”Student Today, Leader Tomorrow” menunjukkan bahwa mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan yang setelah dipersiapkan di dunia kampus akan memberi pengaruh positif dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Kegerakan yang dapat mahasiswa bawa pun bisa berdampak sangat luas, karena kampus sebagai tempat mahasiswa menuntut ilmu adalah sebuah tempat yang strategis. Kampus menjadi gerbang terakhir dalam sebuah jenjang pendidikan formal sangatlah potensial untuk menjadi tempat memperkenalkan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, atau yang disebut sebagai penginjilan. Pada zaman ini setiap pemimpin di bangsa ini akan melewati pintu pendidikan terlebih dahulu. Sehingga apabila pekabaran injil di dalam kampus diabaikan maka ini akan berakibat sangat fatal tentunya. Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus dibekali dengan sungguh-sungguh, sehingga ketika mereka terjun ke masyarakat, mereka membawa pengaruh yang positif.

(12)

Bagian ini dengan jelas menjelaskan bahwa setiap mahasiswa Kristen akan hidup di tengah-tengah angkatan yang bengkok hati, dan satu panggilan jelas adalah menjadi terang yang bercahaya dan tetap berpegang pada firman Kehidupan sehingga melalui eksistensi dan hidup kita orang dapat mengenal siapa Allah yang kita sembah.

Ini mendorong kita untuk memikirkan bersama langkah-langkah konkrit yang di ambil sebagai mahasiswa Kristen. Satu bagian Alkitab yang sangat baik untuk dicermati terkait dengan peran konkrit mahasiswa Kristen sebagai terang di tengah Zaman yang bengkok hatinya ini terdapat pada bagian Yesaya 49 – 50. Lembaga Alkitab Indonesia memeberi judul ”Hamba Tuhan sebagai terang di tengah-tengah segala bangsa” serta ”Ketaatan hamba Tuhan”.

Pertama, hidup mejadi terang. Salah satu slogan yang sangat baik adalah ”Lifestyle as an

evangelism”. Bagaimana dengan hidup kita orang-orang dapat mengenal Kristus dan memberitakan pembebasan atas perhambaat dosa yang mengikat (Yes 49:9) lewat setiap perkataan dan perbuatan kita (Yes 49:2, 50:4). Menjadi teladanNya yang nyata lewat hidup sehari-hari.

Kedua, terlibat dalam kegerakan pelayanan mahasiswa secara aktif. Ini adalah salah satu

langkah strategis, terstruktur, terorganisir dan terkoneksi dengan berbagai kegerakan pelayanan mahasiswa di seluruh dunia. Menghidupi semangat Penginjilan dan Pemuridan. Dua hal utama dalam kegerakan pelayanan mahasiswa yang terbukti telah membawa dampak dalam pembentukan karakter siswa dan mahasiswa yang akan menjadi agen penerus dan pembaharu bangsa.

Ketiga, memaksimalkan setiap kesempatan berharga untuk belajar dan berproses di kampus

sehingga menjadi generasi yang unggul di dalam bidang penjurusan masing-masing. Menggumulkan visi hidup di hadapan Tuhan terkait dengan segala talenta, bakat dan minat yang sudah Tuhan berikan, dan dipakai untuk menjangkau jiwa dan memberitakan injil Kristus dalam segala bidang.

Keempat, berani mengambil bagian dalam kancah politik dan pemerintahan sesuai

(13)

adalah pengambil keputusan dalam bangsa juga dalam penyusunan berbagai kebijakan dan kurikulum pendidikan bangsa.

Akhirnya, kita dapat mengingat pesan Yesus dalam Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya

(14)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Penulis berkesimpulan bahwa sebenarnya mahasiswa Kristen punya peluang besar untuk bisa membawa dampak bagi bangsa ini, berperan dalam masalah krisis karakter bangsa. Kita semua sebagai mahasiswa Kristen harus bersama-sama bersungguh-sungguh bekerja sama memberikan dampak bagi bangsa ini.. Kita harus senantiasa bersyukur pada Tuhan, bertanggung jawab pada segala hal yang diberikan Tuhan. Kita harus senantiasa mempelajari Firman Tuhan dan membagikan kasih karunia Allah kepada orang-orang di sekitar kita. Jika ini kita lakukan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia mempunyai karakter yang baik, dan bisa lepas dari berbagai pandangan negatif negara-negara lain. Saya membayangkan, akan sangat indah jika Indonesia menjadi negara maju, negara yang bermoral, mempunyai karakter yang baik, dan pada saat bersamaan Kristen juga berkembang pesat di Indonesia, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Inilah tantangan bagi kita umat Kristen di Indonesia, khususnya para mahasiswa Kristen. Mampukah? Sekali lagi, bukan masalah mampu atau tidak, melainkan mau atau tidak! Soli Deo Gloria!

3.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

Adanya asimetri informasi antara manager dan pemegang saham akan menimbulkan masalah yang bisa merugikan para pemegang saham, tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana tata

Pada pengujian hipotesis pasar efisien dalam bentuk kuat dapat dilakukan.. dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara konsep diri dan kecerdasan emosi terhadap toleransi beragama, yang ditunjukkan dengan nilai R 2

Penelitian ini tergolong Library Research, data dikumpulkan dengan mengutip, menyadur, dan menganalisis dengan menggunakan analisis isi (Content Analysis) terhadap

Sesungguhnya, ketika perusahaan telah melakukan merger dan akuisisi maka akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan, akan tetapi ternyata ada pula penelitian

[r]

Pada saat pengecoran beton ke dalam lubang bor, maka beton akan mendesak ke luar bentonite slurry. Sehingga bentonite slurry akan meluap ke luar lubang. Oleh karena