• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA CAI COMPUTER ASSISTED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA CAI COMPUTER ASSISTED"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA CAI (COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION)

PADA MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN MULTIMEDIA MATERI BIOS UNTUK SISWA KELAS X DI SMKN 1 JETIS MOJOKERTO

Dwi Aditya Kurniawan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Alamat e-mail: dwiaditya27@gmail.com

Abstrak

Materi BIOS wajib dipelajari didalam mata pelajaran produktif Mutimedia Kelas X SMK karena Tugas utama dari BIOS ialah berfungsi untuk memuat dan menjalankan sistem operasi, mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer seperti tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer. Salah satu masalah pada proses belajar mengajar di SMKN 1 Jetis ialah kurangnya jam pelajaran dan materi yang baru diterima siswa di bangku sekolah menengah menjadikan kendala utama pada propses pembelajaran di kelas X Multimedia SMKN 1 Jetis.

Berdasarkan alasan tersebut,maka tujuan pengembangan media ini adalah untuk menghasilkan produk media CAI (Computer Assisted Instruction)tentang bios pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia untuk siswa kelas X SMKN 1 Jetis Mojokerto.

Data kuantitatif hasil uji validasi ahli materi I dan ahli materi II 98,33, ahli media I dan ahli media II 81,94, ahli pembelajaran 100, uji coba perseorangan 96,3, uji coba kelompok kecil 88,75, uji coba kelompok besar 89,8. Semua nilai sesuai dengan kriteria penilaian sangat baik sekali, dapat disimpulkan bahwa pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) mampu membantu proses belajar mengajar pada materi BIOS mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia untuk siswa SMK kelas X dan layak digunakan dalam aktifitas pembelajaran

Kata Kunci: pengembangan, media cai, bios, mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan.

PENDAHULUAN

Permasalahan

BIOS (Basic Input Out System), adalah program yang berfungsi mengatur dan mengonfigurasi sistem komputer (Gumawang, 2010:101). Tugas utama dari BIOS ialah berfungsi untuk memuat dan menjalankan sistem operasi, mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer seperti tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer. Hal tersebut yang menjadikan BIOS wajib dipelajari didalam mata pelajaran produktif Mutimedia Kelas X SMK.

SMKN 1 Jetis Mojokerto, merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang terletak di utara Kabupaten Mojokerto. Sekolah ini baru didirikan pada tahun 2005. SMKN 1 Jetis ini terletak di desa Mojolebak, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Di sekolah tersebut telah dibuka beberapa jurusan antara lain Multimedia, Mekanik Otomotif, Body Otomotif, Elektronika Industri, Audio Video, teknik Las. Fasilitas pembelajaran di SMKN 1 Jetis Mojokerto sangat mendukung untuk kegiatan proses belajar mengajar peserta didik. Seperti tersedianya 1 laboratorium multimedia yang memiliki 20 komputer dan 20 unit laptop. Selain itu ada 2

laboratorium komputer yang terdiri dari 20 unit komputer di setiap laboratorium. Terdapat LCD proyektor di laboratorium komputer, multimedia, dan kelas multimedia.

Dari observasi yang telah dilakukan dikelas X, ada beberapa kondisi nyata yang muncul pada proses belajar mengajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) Multimedia khususnya tentang materi pokok bios, sehingga dapat di identifikasikan kondisi nyata sebagai berikut:

1. Materi tentang bios merupakan materi yang baru bagi siswa kelas X. Pada jenjang sekolah sebelum SMK, tidak diajari mata pelajaran yang membahas tentang bios. Siswa masih merasa awam terhadap materi tersebut, sehingga sulit untuk memahami dan menerima materi.

2. Materi terlalu sulit bagi siswa, sehingga siswa sulit memahami. Bios sendiri mempunyai jenis lebih dari satu. Maka tidak semua siswa dapat memahami materi ini dalam 1x pertemuan 4 x 45 menit.

(2)

bisa dengan leluasa memilih media yang ingin di gunakan.

Permasalahan yang muncul di atas merupakan permasalahan yang timbul di dalam kelas X SMKN 1 Jetis, selain itu terdapat permasalahan yang mendukung kesulitan belajar di atas yang dialami hampir semua Sekolah Menengah Kejuruan. Permasalahan tersebut ialah di kelas XI Sekolah Menengah Kejuaruan terdapat mata diklat atau mata pelajaran Prakerin (Praktik Kerja Industri) selama 3 bulan yang kemudian pelajaran produktif di kelas XI ditarik ke kelas X guna mendukung kompetensi siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan di lapangan. Sejalan dengan penarikan mata diklat atau mata pelajaran tersebut tidak dimbangi dengan penambahan jam pelajaran.

Permasalahan-permasalahan yang muncul menjadikan kurang optimalnya jam belajar siswa. Tapi akan lebih efektif jika siswa bisa belajar secara mandiri seusai jam pelajaran formal atau setelah pulang sekolah. Belajar secara mandiri tentunya akan lebih menarik dan memotivasi siswa jika didukung dengan media pembelajaran yang sesuai dengan materi.

Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan di SMKN 1 Jetis Mojokerto kelas X terdapat alternatif media yang dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul di sekolah tersebut yaitu: CAI (Computer Assisted Instruction).

Dalam penyampaian materi pelajaran, penggunaan media CAI (Computer Assisted Instruction) memiliki beberapa kelebihan seperti: menampilkan teks, gambar, maupun animasi, bersifat interaktif, dan dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa tergantung oleh kehadiran pengajar. Disamping itu tampilan media CAI (Computer Assisted Instruction) juga dapat disesuaikan dengan tampilan booting komputer.

Kelebihan media CAI (Computer Assisted Instruction) tidak hanya terbatas pada tampilan, tetapi juga pada format penyajian yang mendukung interaksi antara media dengan siswa atau siswa dengan media. Format tersebut anatara lain: drill and practice, tutorial, simulasi, dan game. Format yang akan digunakan ialah model simulasi, karena menurut Rudi Susilana & Cepi Riyana (2008:154) pada pengertiannya model simulasi ialah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengelaman belajar yang lebih konkrit melalui tiruan-tiruan yang mendekati bentuk sebenarnya.

Berikut pengertian media CAI (Computer Assisted Instruction) menurut Azhar Arsyad (2008:35) Computer Assisted Instruction adalah suatu

sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram kedalam sistem tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan menggunakan media CAI yang bersifat interaktif, siswa dapat menggunakan media CAI secara berulang-ulang di sekolah dan selain itu siswa juga dapat menggunakan media CAI tersebut di rumah guna meningkatkan pemahaman. Diharapkan setelah menggunakan media CAI maka siswa dapat mengenal BIOS dalam setiap PC dan mampu mengoperasikan BIOS untuk mengaktifkan ataupun menonaktifkan PC. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukaan yaitu: materi baru bagi siswa, materi sulit dipahami, belum tersedia media yang tepat untuk mempelajari materi tentang bios kecuali power point. Maka diperlukan Pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) pada materi bios mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia untuk siswa kelas X di SMKN 1 Jetis Mojokerto. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka tujuan pengembangan media ini adalah untuk menghasilkan produk media CAI (Computer Assisted Instruction) tentang bios pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia untuk siswa kelas X SMKN 1 Jetis Mojokerto.

Kajian Teoritik Pengembangan

Menurut Seels (1994:38) Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengemangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran.

Dalam pembuatan media CAI (Computer Assisted Instruction), diperlukan sebuah desain atau model pengembangan yang bertujuan sebagai patokan langkah-langkah yang akan kita laksanakan dalam pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction), dan tolak ukur berhasil atau tidaknya sebuah program pengembangan melalui uji coba produk.

(3)

Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memberikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antar komponen. Model teoritik adalah model yang menunjukkan hubungan antar peristiwa. (Mustaji & Lamijan Hadi Susarno, 2010:37)

Pengembang memilih menggunakan model prosedural karena mengacu pada pengertiannya yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Dalam hal ini, pengembang memilih menggunakan model Research and Development (R&D) dengan pertimbangan bahwa langkah-langkah Research and Development (R&D) bersifat prosedural.

Sugiyono dalam buku yang berjudul Metodologi Penelitian Pendidikan (2010:48) menjelaskan langkah-langkah model R&D, berikut langkah-langkahnya:

1. Potensi dan Masalah 2. Mengumpulkan Informasi 3. Desain Produk

4. Validasi Desain 5. Perbaikan Desain 6. Ujicoba Produk 7. Revisi Produk 8. Uji Coba Pemakaian 9. Revisi Produk

10. Pembuatan Produk Masal Media CAI

CAI (Computer Assisted Instruction) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram kedalam sistem tersebut. (Azhar Arsyad, 2008:35)

Dasar Kompetensi Kejuruan

Mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) Multimedia: Program keahlian yang mempelajari mengenai kompetensi siswa dibidang Multimedia yang merupakan kombinasi teks, seni, animasi, gambar dengan dilengkapi audio video yang di komunikasikan / disampaikan baik melalui computer atau peralatan manipulasi elektronik dan digital lain. (Vaughan, 2006 dalam https://www.sugarsync.com/pf/D6367913_0800553_ 62502 ).

METODE

Rancangan Penelitian Pengembangan

Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh pengembang dalam

pengembangan rancangan sesuai model pengembangan R&D (Research and Development). Berikut prosedur pengembangannya:

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data yang dapat diamati. (Sugiyono 2010:410)

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, maka selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan pembuatan sebuah produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. (Sugiyono 2010:411)

3. Desain Produk

Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilaidan membuatnya. (Sugiyono 2010:413)

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. (Sugiyono 2010:414)

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk divalidasi melalui hasil diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. (Sugiyono 2010:414) 6. Ujicoba Produk

Dalam melakukan uji coba produk, produk terlebih dahulu dibuat dalam bentuk prototipe, dan prototipe inilah yang selanjutnya akan di uji cobakan. Produk di Uji cobakan kepada peserta didik yang sesuai dengan sasaran. (Sugiyono 2010:414)

7. Revisi Produk

Pengujian efektifitas metode mengajar baru pada dampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata yang lebih efektif dari metode lama. (Sugiyono 2010:425) 8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk hasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebt diterapka dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas. (Sugiyono 2010:426)

9. Revisi Produk

(4)

10. Pembuatan Produk Masal

Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat deterapkan pada setiap lembaga pendidikan. (Sugiyono 2010:426)

Tetapi dalam penelitian pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) ini hanya menggunakan 6 dari sepuluh tahapan model RnD. Pada tahap ke enam merupakan uji coba produk atau uji formatif media CAI atau yang biasanya disebut dengan uji coba kelayakan. Hanya terbatas pada langkah ke-6 dikarenakan langkah ke-8 sudah memasuki ranah pengembangan untuk efektifitas materi.

Instrumen Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen

Menurut Arikunto (2010 :192) terdapat beberapa jenis-jenis instrumen pengumpulan data diantaranya : Tes, Angket/ Kuesioner, Interview, Obsevasi, Skala bertingkat dan Dokumentasi. Sesuai dengan kebutuhan pengumpulan data, dalam bagian ini pengembang hanya menggunakan beberapa instrumen pengumpulam data diantaranya :

 Wawancara

Menurut (Arikunto, 2010:198) Interviu atau wawancara atau kuisioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk informasi dari terwawancara . Wawancara digunakan sebagai alat dalam menilai kondisi seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

Dalam hal ini wawancara ditunjukkan kepada Guru Mata Pelajaran DKK Multimedia SMKN 1 Jetis, metode pengumpulan data yang berupa wawancara ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kemampuan dasar siswa dan mengetahui pencapaian prestasi siswa sebelum menggunakan media.

 Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto, 2010 :194).

Dalam hal ini pengembang menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket tertutup berupa pilihan ganda dan ditujukan kepada :

- Ahli Materi (Guru mata pelajaran DKK kelas X Multimedia dari SMKN 1 Jetis Mojokerto).

Ahli Materi I : Iswahyudi, S.ST.

Ahli Materi II : Novan Eko Setiawan, S.Kom.

- Ahli Media (Dosen ahli media dari program studi Teknologi pendidikan Universitas Negeri Surabaya).

Ahli Media I : Khusnul Khotimah, S.Pd., M.Pd.

Ahli Media II : Utari Dewi, S.Sn., M.Pd. - Ahli Pembelajaran (Dosen mata kuliah Ilmu

Pembelajaran atau Ilmu Pendidikan).  Drs. Lamijan Hadi Susarno, M.Pd.

- Perseorangan, Kelompok kecil dan kelompok besar (peserta didik kelas X Multimedia dari SMKN 1 Jetis).

 Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti melalui penyelidikan benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. (Arikunto, 2010:201).

Dalam hal ini pengembang melakukan penyelidikan terhadap daftar nama siswa kelas X Multimedia, daftar nilai siswa kelas X Multimedia, RPP guru pengajar DKK, Silabus dan kurikulum sekolah SMKN 1 Jetis.

Teknik Analisis Data  Analisis isi

Analisis isi diperoleh dari hasil masukan dan tanggapan dari ahli materi, ahli media. Data yang dikumpulkan berupamasukan dan tanggapan selanjutnya di lakukan analisis dan hasilnya digunakan untuk penyempurnaan media.

 Analisis deskriptif persentase

Metode deskriptif persentase diperoleh dari hasil penilaian angket melalui uji coba ahli materi, uji coba ahli media dan uci coba peserta didik perseorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Data tersebut didiskripsikan dengan teknik prosentase menggunakan rumus: Teknik perhitungan PSA (Penilaian Setiap Aspek) denga rumus :

Teknik perhitungan PSP (Penilaian Setiap Program) dengan rumus :

∑ Alternatif jawaban terpilih setiap aspek X 100

∑ Alternatif jawaban ideal setiap aspek PSA

(5)

(Arthana 2005 :103)

Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan rumus dan kemudian dianalisis dengan frekuensi jawaban tiap alternatif yang dipilih responden. Untuk selanjutnya hasil atau nilai yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

76 - 100 = Baik Sekali 51 - 75 = Baik 26 - 50 = Kurang Baik 0 - 25 = Kurang Baik Sekali

HASIL PENGEMBANGAN DAN ANALISI DATA

Persiapan Pengembangan Media CAI (Computer Assisted Instruction)

Pengembangan Media CAI (Computer Assisted Instruction) tentang bios pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia untuk siswa SMK kelas X ini dikembangkan berdasarkan model pengembangan Research & Development ( R & D) yang telah dijelaskan pada Metode. Berikut ini adalah uraian langkah-langkah pengembangan media CAI tentang bios.

1. Potensi dan Masalah

Dari observasi yang telah dilakukan dikelas X, ada beberapa kondisi nyata yang muncul pada proses belajar mengajar mata pelajaran Dasar Kopetensi Kejuruan (DKK) Multimedia khususnya tentang materi pokok bios, sehingga dapat di identifikasikan kondisi nyata sebagai berikut: (1) Materi tentang bios merupakan materi yang baru bagi siswa kelas X. Pada jenjang sekolah sebelum SMK, tidak diajari mata pelajaran yang membahas tentang bios. Siswa masih merasa awam terhadap materi tersebut, sehingga sulit untuk memahami dan menerima materi. (2) Materi terlalu sulit bagi siswa, sehingga siswa sulit memahami. Bios sendiri mempunyai jenis lebih dari satu. Maka tidak semua siswa dapat memahami materi ini dalam 1x pertemuan 4 x 45 menit. (3) Belum ada media lain yang sesuai untuk mempelajari materi tentang bios kecuali power point. Terbatasnya media pembelajaran yang tersedia di SMKN 1 Jetis membuat para guru tidak bisa dengan leluasa memilih media yang ingin di gunakan.

Berdasarkan masalah diatas, maka dengan menggunakan media CAI yang bersifat interaktif, siswa dapat menggunakan media CAI secara berulang-ulang di sekolah dan selain itu siswa juga dapat menggunakan media CAI tersebut di rumah guna meningkatkan pemahaman.

2. Mengumpulkan Informasi

Dalam hal ini data yang dikumpulkan adalah materi-materi tentang BIOS sehingga pengembang mampu menentukan materi yang akan dibuat kedalam media CAI (Computer Assisted Instruction) tersebut. Adapun butir-butir materi tersebut disesuaikan dengan silabus yang sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di SMKN 1 Jetis Mojokerto saat ini.

3. Desain Produk

Pada tahap desain materi media CAI ini media masih berupa story board. Pengembang melakukan konsultasi dengan ahli materi yang benar-benar memahami materi yang diajarkan di SMK jurusan Multimedia khususnya mata pelajaran DKK Multimedia. Pengembang juga melakukan konsultasi dengan ahli media dan ahli pembelajaran guna mendapatkan desain media yang sesuai dan menyelaraskan antara RPP yang nanti akan diterapkan pada proses pembelajaran dengan media yang akan diterapkan dikelas. 4. Validasi Desain

Tahap validasi desain merupakan tahap evaluasi terhadap media CAI yang telah dikembangkan. Penilaian atau evaluasi dilakukan sebagai upaya untuk memastikan bahwa program media CAI yang sedang dikembangkan hasilnya terjamin dengan baik.

Kegiatan validasi desain terhadap media yang sedang dikembangkan meliputi kegiatan review media oleh 2 orang ahli materi, 2 orang ahli media, dan 1 orang ahli pembelajaran. Pelaksanaan review ahli materi dilakukan pada tanggal 19 November 2013 di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto kemudian dilakukan revisi. Pelaksanaa review ahli media dilakukan pada tanggal 25 November 2013 di jurusan Teknologi Pendidikan kemudian dilakukan revisi/perbaikan desain, selanjutnya pelaksanaan review ahli pembelajaran dilakukan pada tanggal 2 Desember 2013 di jurusan Teknologi Pendidikan.

5. Perbaikan Desain

Tahap selajutnya revisi desain. Setelah dilakukan review kepada ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran maka dapat diketahui kelemahanya. Untuk kelemahan-kelamahan ∑ Penilaian Semua Aspek

PSP

(6)

tersebut selajutnya akan di kurangin dengan dilkukannya revisi dan memperbaiki produk. 6. Uji coba Produk

Uji coba ini dibagi 3 tahap, yaitu :

a. Uji coba perorangan atau satu-satu yang dilakukan oleh 3 anak. Dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2013 di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto.

b. Uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 10 anak yang dipilih secara acak. Dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2013 di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto.

c. Uji coba kelompok besar yang terdiri dari 23 anak. Dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2013 di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto. Semua kegiatan yang ada pada langkah uji coba produk dilaksanakan di kelas X MM SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto

Analisis Data

Setelah memperoleh dan mengumpulkan data dari lapangan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk menjabarkan secara rinci tentang hasil dari pengembangan media.

Analisis pengembangan media diperoleh dari validasi para ahli dan uji pengembangan. Validasi ahli meliputi ahli materi, ahli media dan ahli pembelajaran. Sedangkan uji pengembangan diperoleh dari uji perseorangan, kelompok kecil, dan kelompok besar.

1.

Ahli Materi

a. Sub Variabel Comprehension/ pengertian yang menyeluruh meliputi isi materi dan butir evaluasi memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

b. Sub Variabel Message relevance/ pentingnya pesan meliputi materi yang disampaikan dapat diterapkan pada praktik memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

c. Sub Variabel Motivation/ motivasi meliputi memusatkan perhatian terhadap materi memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

d. Sub Variabel Age appropiateness/ kesesuaian usia meliputi usia sasaran memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

e. Sub Variabel Content Accuracy/ keakuratan isi meliputi ketelitian isi materi memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

f. Sub Variabel Effectiveness/ efektivitas meliputi keefektifan penyampaian materi

sesuai dengan format program memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

2.

Ahli Media

a. Sub Variabel Daya Tarik meliputi judul, tampilan, musik, tata letak memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi. b. Sub Variabel Comprehension/pengetian

yang menyeluruh meliputi kejelasam materi memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

c. Sub Variabel Motivation/ motivasi meliputi memusatkan perhatian terhadap media CAI memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

d. Sub Variabel Appropriateness of design/ kesesuaian desain meliputi kesesuaian format dengan materi memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

e. Sub Variabel Content-Accuracy/ isi yang akurat meliputi ketelitian isi program memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

f. Sub Variabel Effectiveness/ efektivitas meliputi keefektifan penyampaian materi memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

3.

Ahli Pembelajaran

a. Sub Variabel Comprehension/ pengertian yang menyeluruh meliputi tujuan pembelajaran dan butir evaluasi memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

b. Sub Variabel Appropiateness of design/ kesesuaian desain meliputi kesesuaian pendekatan program / format program memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

c. Sub Variabel Side effect/ dampak pengiring meliputi sikap siswa menjadi lebih aktif memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

d. Sub Variabel Effectiveness/ efektivitas keefektifan meliputi keefektifan penyampaian materi memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

4.

Siswa

a. Sub Variabel Daya Tarik meliputi judul, tampilan, musik, tata letak memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi. b. Sub Variabel Comprehension/ pengertian

(7)

c. Sub Variabel Message relevance/ pentingnya pesan meliputi materi yang disampaikan dapat diterapkan pada praktik memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

d. Sub Variabel Motivation/ motivasi meliputi memusatkan perhatian dan memberikan rasa senang terhadap penyampaian memperoleh kriteria penilaian baik dan tidak ada revisi.

Kesimpulanya :

Berdasarkan dari hasil perhitungan dari angket ahli materi, ahli media, ahli pembelajaran, uji coba perseorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar, maka didapatkan nilai sebagai berikut :

1. Ahli Materi : 98,33 2. Ahli Media : 81,94 3. Ahli Pembelajaran : 100 4. Uji Coba Perseorangan : 96,3 5. Uji Coba Kelompok Kecil : 88,75 6. Uji Coba Kelompok Besar : 89,8

PENUTUP

Kajian Hasil Pengembangan Media 1. Kajian Teoritik

Berdasarkan kajian teoritis, pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) sesuai dengan ranah kawasan teknologi pembelajaran, dalam domain Pengembangan sub domain Teknologi Berbasis Komputer. Penggunaannya sebagai salah satu media dalam proses belajar diharapkan dapat membantu proses penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Menurut Azhar Arsyad (2008:35) Media CAI (Computer Assisted Instruction) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram kedalam sistem tersebut.

Media CAI dikembangkan menggunakan model pengembangan Research and Development (R&D) dengan pertimbangan bahwa langkah-langkah pengembangan ini bersifat prosedural, terdapat tahapan produksi media dan merupakan model penelitian yang bermaksud menghasilkan produk yang akan dihasilkan dengan tahapan uji coba.

2. Kajian Empirik

Dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data yang diperoleh dari tahap uji coba media CAI (Computer Assisted Instruction) pada materi materi bios mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Multimedia untuk siswa kelas X di

SMKN 1 Jetis Mojokerto secara umum adalah Baik Sekali. Berdasarkan dari hasil perhitungan dari angket ahli materi, ahli media, ahli pembelajaran, uji coba perseorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar, maka didapatkan nilai sebagai berikut :

a. Ahli Materi : 98,33 dengan kategori baik sekali

b. Ahli Media : 81,94 dengan kategori baik sekali

c. Ahli Pembelajaran : 100 dengan kategori baik sekali

d. Uji Coba Perseorangan : 96,3 dengan kategori baik sekali

e. Uji Coba Kelompok Kecil : 88,75 dengan kategori baik sekali

f. Uji Coba Kelompok Besar : 89,8 dengan kategori baik sekali

Maka dapat disimpulkan telah dihasilkan pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) materi BIOS pada mata pelajaran DKK Multimedia di SMKN 1 Jetis Mojokerto. Saran

1. Saran Pemanfaatan

Dalam pemanfaatan media CAI yang telah dikembangkan diharapkan guru memperhatikan hal penting diantaranya : a. Penggunaan strategi pembelajaran yang

sesuai, seperti penggunaan multimetode (metode ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, dll).

b. Mohon diperhatikan bahan penyerta dalam hal perawatan dan penggunaan media.

2. Desiminasi (Penyebaran)

Pengembangan produk ini hanya menghasilkan media CAI (Computer Assisted Instruction) mata pelajaran DKK Multimedia materi BIOS untuk siswa Kelas X MM SMKN 1 Jetis Mojokerto. Apabila media CAI (Computer Assisted Instruction) hasil pengembangan digunakan untuk sekolah lain maka harus dilakukan identifikasi kembali terutama pada analisis kebutuhan, kondisi lingkungan sekolah, karakteristik siswa, dsb.

3. Pengembangan Produk Lebih Lanjut a. Media CAI yang telah dikembangkan

dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran DKK Multimedia yang digunakan di SMKN 1 Jetis Mojokerto.

(8)

Multimedia materi BIOS untuk siswa kelas X MM SMKN 1 Jetis Mojokerto.

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1977. The Definition of Educational and Technology, edisi Indonesia (seri Pustaka Teknologi Pendidikan No. 7). Jakarta : CV Rajawali.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada

Arthana, Ketut Pegig & Dewi, Damajanti Kusuma. 2005. Evaluasi Media Pembelajaran. Surabaya : Unesa Univessity Press.

Gumawang, Atang. 2010. Belajar Merakit Komputer. Bandung : Informatika.

Januszewski, Alan and Molenda, Michael. 2008. Educational technology: A Definition With Commentary. New York & London: Lawrence Erlbaum Associates.

Mustaji & Hadi Susarno, Lamijan. 2010. Panduan Seminar. Surabaya : Unesa Univessity Press. Nursalim, Mochamad, dkk 2007. Psikologi Pendidikan.

Surabaya : Unesa Univessity Press.

Sadiman, Arif. 2010. Media pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.

Seels, C,Barbara. 1994. Instruksional Technologi:The Definition and Domains Of The Field, edisi Indonesia (Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya). Jakarta : Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2010. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.

Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Wibowo, Tri. B.S. 2008. Theories Of Learning. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

1 Januari 2019 Objektif Kualiti 3c : 90% surat kelulusan kemudahan perbelanjaan perubatan dikeluarkan dalam tempoh 14 hari bekerja dari tarikh dokumen lengkap diterima

Sementara itu, penelitian yang akan saya lakukan yaitu membuat alat sistem kendali pintu dan peraltan listrik otomatis dengan sensor pir dan sms gateway sebagi

adalah sebuah organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh atau yang sekarang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari Negara

PG.Jatitujuh memiliki potensi dalam menghasilkan bahan baku untuk diolah menjadi pakan lengkap (complete feed) dari limbah tanaman tebu (pucuk dan daun tebu), limbah pengolahan

Menurut Lesmana (2001), suhu pada air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, baik dalam media luar maupun dalam tubuh ikan. Suhu makin naik, maka reaksi kimia akan ssemakin cepat,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan tepung garut, tepung mocaf dan tepung ubi kuning pada pembuatan butter cookies terhadap daya terima

[r]

Dunia entrepreneurship yang sangat dinamis harus mampu melihat dan menyesuaikan dengan perkembangan pasar untuk mendukung kemajuan usaha, sehingga diperlukan stategi yang sangat