IHukum Administrasi Negara ( Semester IV )
Fakultas Ilmu Sosial & Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN Negara
POKOK BAHASAN
1. Pengertian Administrasi Kepegawaian
2. Fungsi Administrasi Kepegawaian
3. Hak, Kewajiban dan Larangan Sebagai
Pegawai Negeri
Pengertian Administrasi Kepegawaian
•
Felix A Nigro
dalam Moekijat (1991:2), mendefnisikan yang
dimaksud dengan
administrasi kepegawaian negara
adalah
seni memilih pegawai baru dan mempekerjakan
pegawai-pegawai lama sedemikian rupa sehingga kualitas dan kuantitas
hasil dan pelayanan yang maksimum dari tenaga kerja tersebut
dapat diperoleh.
•
Safri Nugraha
(2005: 134) mendefnisikan
Administrasi
Kepegawaian
sebagai berikut:
–
Suatu
proses
memilih
pegawai
baru,
mempergunakan, dan mempekerjakan pegawai
lama.
–
Segala kegiatan yang berkaitan dengan pegawai,
mulai
dari
penerimaan
sampai
dengan
pemberhentian (pensiun) sebagai pegawai negeri.
–
Perencanaan dan pengendalian semua kegiatan
untuk mendapatkan, memelihara, mengembangkan,
dan menggunakan pegawai sesuai dengan beban
kerja dan tujuan organisasi.
Felix A. Nigro mengemukakan ada tiga pendekatan dalam
administrasi kepegawaian negara, yaitu:
» The Fight the Spoilsman Approach
• Yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada perjuangan kaum politikus, sehingga pengangkatan seseorang untuk memangku jabatan atau sebagai pegawai negeri didasarkan atas perjuangan partai. Sebagai contoh adalah untuk dapat dicalonkan sebagai calon Gubernur/wakil gubernur dalam Pilkada maka seseorang harus dicalonkan oleh partai politik.
» The Efciency Approach
• Yaitu suatu pendekatan yang didasarkan terutama atas efesiensi atau daya guna. Pengangkatan seseorang untuk memangku jabatan atau sebagai pegawai negeri didasarkan atas kecakapan atau keahlian yang dimilikinya. Pendekatan ini dianggap lebih mementingkan efesiensi sehingga seringkali prosedural dan mengabaikan sisi kemanusiaannya. Contoh penerapan pendekatan efciency yaitu untuk dapat dicalonkan sebagai guru, maka seseorang harus memiliki latar belakang ijzasah S1 kependidikan sesuai dengan bidang studi yang akan diajarkannya.
» The Human Relations Approach
• Unsur yang harus dipenuhi agar seseorang dapat disebut seorang pegawai negeri, yaitu:
• seorang tersebut memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku
• diangkat oleh pejabat yang berwenang
• diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas negara lainnya
• digaji menurut peraturan perundangan yang berlaku
• Adapun yang dimaksud dengan Pejabat Negara menurut Pasal 11 UU No. 43 tahun 1999 terdiri atas:
• presiden dan wakil presiden
• ketua, wakil ketua, dan anggota MPR/
• ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan
• Ketua, wakil ketua, dan ketua muda, dan hakim agung pada MA, serta ketua, wakil ketua, dan hakim pada semua badan peradilan
• Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Pertimbangan Agung
• Ketua, wakil ketua, dan anggota BPK
• Menteri dan jabatan yang setingkat menteri
• Kepala Perwakilan RI di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
• Gubernur, dan wakil Gubernur
• Bupati/walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota, dan
Fungsi Administrasi Kepegawaian
– Pengembangan struktur organisasi untuk melaksanakan program-program kepegawaian, didalam tugas dan tanggung jawab setiap pegawai ditentukan dengan tegas dan jelas.
– Klasifkasi jabatan yang sistematis dan perencanaan gaji yang adil dengan mempertimbangkan saingan dari sektor swasta
– Penarikan tenaga kerja yang baik
– Seleksi pegawai yang menjamin pengangkatan calon pegawai yang cakap dan penempatannya dalam jabatan yang sesuai
– Perencanaan pelatihan jabatan yang luas dengan tujuan untuk menambah ketrampilan pegawai, meningkatkan semangat kerja, dan mempersiapkan mereka untuk kenaikan jabatan atau kenaikan pangkat
– Penilaian kecakapan pegawai secara berkala dengan tujuan meningkatkan hasil kerja dan menentukan pegawai-pegawai yang cakap
– Perencanaan kenaikan jabatan yang terutama didasarkan atas kecakapan pegawai dengan adanya sistem jabatan dimana pegawai-pegawai yang cakap ditempatkan pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan kecakapannya, sehingga mereka dapat mencapai tingkat jabatan yang setinggi-tingginya. Yang tentunya tujuan akhirnya adalah dapat memaksimalkan upaya pelayanan dan kesejahteraan pada masyarakat.
– Kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki hubungan antar manusia
Kewajiban, Larangan dan Hak Sebagai Pegawai
Negeri
Kewajiban
• setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah
• mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau pribadi, serta menghindari segala sesuatu yang dapat mendesak
kepentingan negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain
• menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan pegawai negeri sipil
• mengangkat dan menaati sumpah/janji pegawai negeri sipil dan
sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
• menyimpan rahasia negara atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya
• memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum
• melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab
• bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara
• memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan Korp Pegawai Negeri Sipil
• Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara/pemerintah, terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil
• Menaati ketentuan jam kerja
Kewajiban
• Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya
• Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugas masing-masing
• Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya
• Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya
• Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya
• Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya
• Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya
• Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan
• Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama PNS dan terhadap atasannya
• Hormat menghormati antara sesama warganya yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
• Menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam masyarakat
• Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku
• Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang
Larangan Pegawai Negeri
• melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat negara, pemerintah, atau pegawai negeri sipil
• menyalahgunakan wewenangnya
• tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing
• menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara
• memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, ataupun meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah
• melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara
• melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya
• menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan
Larangan Pegawai Negeri
• memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat pegawai negeri sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan
• bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
• melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani
• menghalangi berjalannya tugas kedinasan
• membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain
• bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi pemerintah
• memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya
• memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan
• melakukan kegiatan usaha dagang, baik secara resmi maupun sambilan menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta bagi yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku jabatan eselon I
Ada tiga tingkatan hukuman sesuai dengan kesalahan
atau ketidakdisiplinan terhadap apa yang menjadi
kewajibannya sebagai seorang pegawai negeri, yaitu:
1. Hukuman disiplin ringan
Hukuman disiplin ringan ini dapat berupa teguran
secara lisan atau tertulis dan juga dapat berupa
pernyataan tidak puas dari pejabat yang berwenang
atas
ketidakdisiplinan
seorang
pegawai
negeri
tersebut.
2. Hukuman disiplin sedang
Hukuman displin sedang ini dapat berupa penundaan
kenaikan gaji berkala paling lama satu tahun,
penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala
untuk paling lama satu tahun, dan juga dapat berupa
penundaan kenaikan pangkat paling lama satu tahun.
3. Hukuman disiplin berat
Berdasarkan Pasal 23 UU No. 43 Tahun 1999 seorang
pegawai negeri dapat diberhentikan baik dengan
hormat atau tidak dengan hormat sebagai seorang
pegawai negeri yaitu sebagai berikut:
1) seorang pegawai negeri diberhentikan dengan
hormat karena yang bersangkutan meninggal dunia
2) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan
hormat karena:
–
atas permintaan sendiri, untuk berhenti sebagai
pegawai negeri sipil
–
mencapai batas usia pensiun
–
adanya perampingan organisasi pemerintah,
sebagaimana dulu dijaman pemerintahan Presiden
Abdurahman Wahid beberapa departemen
dihapuskan seperti departemen sosial, yang
tentunya berakibat juga pada pegawainya.
–
tidak cakap jasmani dan rohani sehingga tidak
3) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan
hormat atau tidak diberhentikan karena:
–
melanggar sumpah/janji Pegawai negeri Sipil dan
sumpah/janji
jabatan
selain
pelanggaran
sumpah/janji karena tidak setia kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah
–
dihukum penjara atau kurangan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan
tindak
pidana
kejahatan
yang
ancaman
hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.
4) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan
hormat, karena:
–
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih
–
melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri
5) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan
hormat, karena:
–
melanggar sumpah/janji Pegawai negeri Sipil
dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia
kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah
–
melakukan penyelewengan terhadap ideologi
negara, Pancasila, UUD 1945 atau terlibat
dalam kegiatan yang menentang negara dan
pemerintah
Hak Pegawai Negeri
1. memperoleh gaji yang adil dan
layak sesuai dengan beban
pekerjaan dan tanggung
jawabnya.
2. Memperoleh tunjangan
3. Memperoleh pangkat dan
jabatan
4. Memperoleh cuti
Peradilan Kepegawaian
•
Pegawai negeri yang merasa kepentingannya
dirugikan oleh karena adanya keputusan dari pejabat
atau badan Tata Usaha Negara, maka yang
bersangkutan dapat mencari sarana perlindungan
dan keadilan hukum melalui Peradilan Tata Usaha
Negara, dalam hal ini yaitu peradilan kepegawaian
•
Istilah peradilan kepegawaian tidak menunjukkan
Peradilan Kepegawaian
…
•
Penyelesaian sengketa kepegawaian secara intern
dapat dilakukan oleh instansi pemerintah baik
berupa badan atau pejabat tertentu sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan
di
bidang
kepegawaian yang berlaku, atau yang lebih dikenal
dengan istilah peradilan semu (
quasi rechtpraak
).
•
Penyelesaian
sengketa
kepegawaian
terlebih