• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III LANDASAN TEORI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Umum

Teknologi telekomunikasi yang telah berkembang pesat, memberikan dampak yang besar pada perkembangan teknologi informasi pada masyarakat masa kini. Salah satu solusi untuk mengatasi perkembangan teknologi informasi ini adalah dengan menggunakan teknologi serat optik. Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang menggunakan media cahaya sebagai penyalur informasi. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya yang kemudian disalurkan melalui kabel serat optik dan diterima pada sisi penerima untuk diubah kembali menjadi sinyal listrik. Akan tetapi pada saat serat optik dipilih sebagai media transmisi, maka perlu dilakukan suatu perhitungan dan analisis power budget (anggaran daya) sebelum serat optik digunakan dalam sebuah jaringan telekomunikasi agar suatu sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik dan lancar, seperti adanya rugirugi transmisi (loss) pada kabel serat optik yang dapat menurunkan kualitas transmisi. Analisis ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu jaringan, biaya dan prediksi lamanya usia suatu jaringan telekomunikasi serta untuk mengetahui kelayakan suatu jaringan dalam mengirim informasi.

3.2 Serat Optik

Serat optik merupakan helaian optik murni yang sangat tipis (tebalnya setipis rambut manusia) dan dapat membawa data informasi digital untuk jarak jauh. Helaian tipis ini tersusun dalam bundelan yang dinamakan kabel serat optik dan berfungsi mentransmisikan (mengirim) cahaya, hampir tanpa kerugian. Dimana artinya, cahaya yang berhasil dikirim dari satu tempat ke tempat lain hanya mengalami kehilangan sinyal dalam jumlah yang sangat sedikit. Karena bukan penghantar listrik, kabel kebal terhadap interferensi listrik. Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48

(2)

core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.

Bagian-bagian dari serat optik biasanya terdiri dari inti (core) yaitu kaca tipis yang berada di tengah serat yang digunakan sebagai jalan cahaya, pembungkus (cladding) yaitu bagian optikal terluar yang mengelilingi inti yang berfungsi untuk memantulkan cahaya kembali ke inti, serta jaket penyangga (coating) yang berfungsi melindungi serat dari temperatur dan kerusakan.

Saat ini ada tiga 3 jenis serat optik yang populer pemanfaatannya pada sistem komunikasi serat optik yaitu :

3.2.1 Serat Optik Single-mode Index

Pada single-mode fiber, terlihat pada Gambar 2.1 bahwa indeks bias akan berubah dengan segera pada batas antara core dan cladding (step index). Bahannya terbuat dari silica glass baik untuk cladding maupun corenya. Diameter core jauh lebih kecil, sekitar 10 µm, dibandingkan dengan diameter cladding , konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi atenuasi akibat adanya fading. Single-mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh karena di samping atenuasi yang kecil juga mempunyai jangkauan frekuensi yang lebar. Kabel jaringan fiber optik jenis single mode memiliki inti (core) yang relatif kecil, dengan diameter sekitar 0.00035 inch atau 9 micron. Jenis kabel fiber optik yang satu ini menggunakan tranmitter laser semi konduktor yang mengirimkan sinar laser inframerah dengan panjang gelombang mencapai 1300-1550 nm. Disebut ‘single mode’ karena penggunaan kabel fiber optik ini hanya memungkinkan terjadinya satu modus cahaya saja yang dapat tersebar melalui inti pada suatu waktu. Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal.

(3)

3.2.2. Serat Optik Multi-mode

Graded Index Multi-mode graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component glass atau dapat juga dibuat dengan silca glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat optik tipe ini, indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded index multi-mode). Indeks bias inti berubah mengecil perlahan mulai dari pusat core sampai batas antara core dengan cladding. Semakin kecil indeks bias maka kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan berakibat dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat akan berkurang dan pada akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaan di penerima. Diameter core serat optik ini 30 – 60 µm dan diameter cladding 100 – 150 µm. Atenuasi minimum adalah sebesar 0.70 dB/Km pada panjang gelombang 1180 nm dan lebar pita frekuensi sebesar 150 Mhz sampai dengan 2 Ghz. Oleh karenanya jenis serat optik ini sangat ideal untuk menyalurkan informasi pada jarak menengah dengan menggunakan seumber cahaya LED maupun LD (Laser Diode). Perambatan cahaya pada jenis Multi-mode graded index dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Serat optik Multi-mode graded index 3.2.3 Serat Optik Multi-mode Step Index

Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besarnya 50 – 400 µm dan diameter cladding sebesar 125 – 500 µm. Pada serat optik ini terjadi perubahan indeks bias dengan segera atau lazim dimana dengan diameter core yang besar digunakan untuk menikkan efisiensi coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti LED. Atenuasi pada saat pengiriman tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan data dengan kecepatan rendah dan jarak dekat. Perambatan cahaya pada jenis Multi-mode step index dapat dilihat pada Gambar 3.3.

(4)

Gambar 3.3 Serat optik Multi-mode step index 3.3 PON (Passive Optical Network)

Passive Optical Network (PON) pengganti teknologi tembaga untuk narrow-band dan broadband. Berdasarkan definisinya Passive Optical Network (PON) adalah jaringan point-to-multipoint berbasis serat optik yang memiliki elemen pembagi optik (optical splitter) yang berfungsi sebagai penyalur data untuk beberapa tujuan. Elemen pembagi tersebut bersifat pasif artinya tidak melakukan manipulasi sinyal seperti penguatan sinyal optik. PON pertama kali dibuat oleh FSAN (Full Service Access Network) yang kemudian distandardisasi oleh ITU-T (A/BPON, GPON) atau IEEE (EPON).

Gambar 3.4 Jaringan Passive Optical Network (PON)

Sinyal optik downstream dan upstream merupakan dua buah sinyal yang berbeda panjang gelombangnya dan dilewatkan pada jalur fiber yang sama. Sinyal tersebut digabungkan dan dipisahkan oleh sebuah alat pada ujung jaringan yaitu pada kantor pusat service provider atau pada alat yang ada di sisi pelanggan. Pemisahan dan penggabungan sinyal optik dilakukan menggunakan sebuah filter wavelength division multiplexer (WDM). Sinyal downstream adalah berupa paket-paket yang dikirimkan dengan cara broadcast lewat sebuah fiber, kemudian optical splitter akan mengirimkan paket-paket tersebut ke semua

(5)

end-point. Jadi setiap ujung (termination) akan menerima paket data yang sama untuk kemudian disaring hanya data yang ditujukan padanya saja yang akan diproses. Untuk menjaga keamanan data maka setiap paket atau frame dapat dienkripsi tersebih dahulu. Karena kemampuannya untuk mentransfer dengan bandwith yang tinggi dan jarak yang jauh (sekitar 20 sampai 30 km), PON biasa digunakan untuk jaringan metro atau untuk mobile backhaul yaitu koneksi antara core network dengan core network lain atau antara base station dengan core network.

Gambar 3.5 Konfigurasi Passive Optical Network (PON) dalam Teknologi GPON

Dengan teknologi serat optik beberapa layanan hanya menggunakan satu saluran kabel, seperti misalnya telepon, data, dan video. Salah satu teknologi Wavelength Division Multiplexer (WDM) memungkinkan terjadinya beberapa layanan yang menggunakan satu jalur kabel. Sinyal optik downstream dan upstream merupakan dua buah sinyal yang berbeda panjang gelombangnya dan dilewatkan pada jalur yang sama. Sinyal tersebut digabungkan dan dipisahkan pada ujung jaringan, baik disisi service provider maupun disisi pelanggan. Sinyal downstream adalah berupa paket-paket yang dikirimkan dengan cara broadcast lewat sebuah serat, kemudian optical splitter akan mengirimkan paket-paket tersebut ke semua end-point. Jadi setiap ujung (terminal) akan menerima paket data yang sama untuk dibagikan hanya data tertentu yang akan diproses. Untuk menjaga keamanan data maka setiap paket atau frame dapat dienkripsi terlebih dahulu. Karena kemampuan untuk mentransfer dengan bandwith yang tinggi dan jarak yang jauh (sekitar 20 sampai 30 km), PON biasa digunakan untuk jaringan metro atau untuk mobile backhaul, yaitu koneksi antara core network satu dengan core network lainnya.

(6)

3.4 GPON

GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984 dan hingga kini bersaing dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi IEEE yang berbasiskan teknologi Ethernet. GPON mempunyai dominansi pasar yang lebih tinggi dan roll out lebih cepat dibanding penetrasi GEPON. Standar G.984 mendukung bit rate yang lebih tinggi, perbaikan keamanan, dan pilihan protokol layer 2 (ATM, GEM, atau Ethernet). Baik GPON ataupun GEPON, menggunakan serat optik sebagai medium transmisi. Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play (Suara/VoIP, Multi Media/Digital Pay TV dan Data/Internet) hanya melalui media 1 core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan.

Yang menjadi ciri khas dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik distribusi trafik dilakukan secara pasif. Dari sentral hingga ke arah subscriber akan didistribusikan menggunakan splitter pasif (1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, 1:64). GPON menggunakan TDMA sebagai teknik multiple access upstream dengan data rate sebesar 1.2 Gbps dan menggunakan broadcast kearah downstream dengan data rate sebesar 2.5 Gbps. Model paketisasi data menggunakan GEM (GPON Encapsulation Methode) atau ATM cell untuk membawa layanan TDM dan packet based. GPON jadi memiliki efisiensi bandwidth yang lebih baik dari BPON (70 %), yaitu 93 %. Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan user. Pada prinsinya, PON adalah sistem point to multipoint, dari fiber ke arsitektur premise network dimana unpowered optical splitter. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3. Tidak seperti sistem multiplekser lainnya, GPON mempunyai layer PMD (Physical Media Dependent) yang dilengkapi dengan FEC (Forward Error Corection). ONU mempunyai kemapuan untuk mentransmisikan data di 3 mode power. Pada mode 1, ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT akan mentransmisikan 3-6 dB lebih rendah daripada mode 1 yang mengizinkan OLT untuk memerintahkan ONT menurunkan daya apabila OLT mendeteksi sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan member perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dari ONT terlalu rendah

(7)

3.5 Komponen GPON

3.5.1 Optical Line Terminal (OLT)

OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS). pengertian OLT : OLT ( optical line terminal ) atau optical line termination yang berfungsi sebagai titik akhir dari layanan jaringan optik pasifyang memounyai 2 fungsi :1. melakukan konversi sinyal antara sinyal listrik yang digunakan oleh penyedia layanan dan sinyal optik yang digunakan oleh jaringan optik pasif2. mengordinasikan multiplexing pada perangkat lain ujung jaringan atau bisa disebut optical line terminal ( ONT )OLT menyediakan interface antara sistem Passive Optical Network ( PON )penyediaan layanan data ,video, maupun voice/telepon . perangkat OLT meliputi DCS (digital cross-connect), yang melayani nonswitched dan non-locally switched TDM trafik ke jaringan telepon, voice gateway, yang melayani locally switched TDM/voice trafik ke PSTN, IP Router / ATM Edge Switch, yang melayani trafik data, Video Network Device, yang melayani trafik video pengertian DCS (digital cross-connect) :Sebuah perangkat jaringan yang digunakan oleh operator telekomunikasi dan perusahaan besar untuk beralih dan multipleks sinyal suara dan data kecepatan rendah ke jalur kecepatan tinggi dan sebaliknya. Hal ini biasanya digunakan untuk agregat beberapa jalur T1 menjadi lebih tinggi kecepatan garis listrik atau optik serta untuk mendistribusikan sinyal ke berbagai tujuan; misalnya, lalu lintas suara dan data dapat tiba di lintas menghubungkan pada fasilitas yang sama, tetapi ditakdirkan untuk operator yang berbeda.

(8)

3.5.2 Optical Distribution Cabinet (ODC)

ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel.ODC menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif.

ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONT. Perangkat interior pada ODC terdiri dari :

1. Konektor

Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access Network (OAN) dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.

2. Splitter

Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata. Passive splitter atau splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem, seperti pada tabel dibawah ini.

(9)

Tabel 3. 1 Perbandingan Passive Splitter dalam Fiber Optik Rasio Redaman 1 : 2 2,8 – 4,0 dB 1 : 4 5,8 – 7,5 dB 1 : 8 8,8 – 11,0 dB 1 : 16 10,7 – 14,4 dB 1 : 32 14,6 – 18,0 dB

3.5.3 Optical Distribution Pack (ODP)

Instalasi atau terminasi yang bagus dari serat adalah persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel serat optik. Syarat utama DP adalah :

a) DP dapat diubah tanpa mengganggu kabel yang sudah terpasang dengan cara melebihkan kabel serat optik beberapa meter.

b) Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter. c) DP harus memiliki akses dari sisi depan.

d) Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung serat.

e) DP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu kabel serat optik.

Optical Distribution Point adalah tempat terminasi kabel yang memiliki sifat-sifat tahan korosi, tahan cuaca,kuat dan kokoh dengan konstruksi untuk dipasang diluar. ODP berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik single-mode terutama untuk menghubungkan kabel fiberoptik distribusi dan kabel drop.Perangkat ODP dapat berisi optical pigtail, connector adaptor, splitter room dan dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu. ODP dipasang harus sesuai dengan peruntukannya, ODP Pole hanya boleh dipasang pada tiang, ODP Pedestal dipasang pada permukaan tanah, ODP Wall dipasang pada dinding dan ODP Clousure hanya boleh dipasang pada kabel SCPT dan kabel SSW baik pada pertengahan gawang maupun di dekat Tiang. Cara pemasangan ODP dengan

(10)

cara memetik salah satu core dari kabel distribusi secara urut. Kemudian core tersebut dimaskukan kedalam pasif, pasif yang biasa digunakan pada ODP yaitu pasif 1/8. Sehingga pasif tersebut di split menjadi delapan.

Gambar 3.7 ODP (Optical Distribution Point) dalam berbagai model 3.5.4 Optical Network Termination (ONT)

ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan. Perangkat ONU yang digunakan PT.Telkom salah satunya adalah dari pabrikan fiberhome. Dalam perangkat ONU menyediakan pengubah opto electrical (melewatkan informasi yang diubah dari framework serat optik menjadi framework logam listrik. ONU merupakan suatu titik pembatasan, dimana merupakan akhir dari aliran optik jaringan pembawanya dan merupakan awal dari jaringan akses pelanggan. Perbedaan ONT dan ONU yaitu ONU masih membutuhkan perangkat NT (Network Terminal) di bagian pelanggan, sedangkan ONT bisa langsung dihubungkan dengan user equipment. Maksimal jumlah ONU/ONT dalam GEPON yang bias digunakan yaitu 32 ONU. Tanggung jawab fungsionalnya meliputi konversi sinyal E/O dan O/E, multipleksing/demultipleksing sinyal dan layanan, dan konversi sinyal layanan pelanggan dan PON beriringan dengan proses menyediakan berbagai antarmuka.

(11)

Gambar 3.8 ONT (Optical Network Terminal) Fiberhome 3.6 Jaringan Wireless

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk jaringan lokal nirkabel (Wireless Local Area Networks-WLAN) yang idasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Pada dasarnya wireless dengan LAN merupakan sama-sama jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya, yang membedakan antara keduanya adalah media jalur lintas data yang digunakan, jika LAN masih menggunakan kabel sebagai media lintas data, sedangkan wireless menggunakan media gelombang radio/udara. Penerapan dari aplikasi wireless network ini antara lain adalah jaringan nirkabel diperusahaan, atau mobile communication seperti handphone, dan HT. Adapun pengertian lainnya adalah sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Terdapat tiga varian terhadap standard tersebut yaitu 802.11b atau dikenal dengan WIFI (Wireless Fidelity),802.11a (WIFI5), dan 802.11. ketiga standard tersebut biasa di singkat 802.11a/b/g. Versi wireless LAN 802.11b memilik kemampuan transfer data kecepatan tinggi hingga 11Mbps pada band frekuensi 2,4 Ghz. Versi berikutnya 802.11a, untuk transfer data kecepatan tinggi hingga 54 Mbps pada frekuensi 5 Ghz. Sedangkan 802.11g berkecepatan 54 Mbps dengan frekuensi 2,4 Ghz. Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinkan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (Wireless Card) atau Handphone untuk terhubung dengan internet dengan menggunakkan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat. Wifi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Media transmisi wireless mengalami gejala yang disebut multipath (propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui banyak jalur yang LoS dan yang tidak LOS/NLoS). Sinyal pada media radio sangat komplek untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan imajiner, memiliki pola radiasi

(12)

dan memiliki polarisasi (menyebar). Wireless Bersifat broadcast karena pola radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga semua terminal dapat menerima sinyal dari pengirim

Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu

 802.11a

 802.11b

 802.11g

 802.11n

Spesifikasi b merupakan produk pertama wifi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Tabel 3.2 Spesifikasi dari 802.11 sesuai dengan IEEE

Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band Sesuai Spesifikasi

802.11b 11 Mbps 2.4 GHz b

802.11a 54 Mbps 5 GHz a

802.11g 54 Mbps 2.4 GHz b , g

802.11n 100 Mbps 2.4 GHz b , g , n

3.7 Wireless Lan Controller (WLC)

WLAN controller digunakan dalam kombinasi dengan Lightweight Access Point Protocol (LWAPP) untuk mengatur light-weight access points dalam jumlah yang besar oleh admin jaringan seperti Gambar 3.9 Wireless Lan Controller . WLAN controller merupakan bagian dari Data Plane dalam Cisco Wireless Model. WLAN controller secara otomatis menangani konfigurasi dari 6 sampai 1000 access point dimanapun berada (selama dalam jangkauan/area lingkup tertentu), tergantung dari model dan lisence. Kelebihan Wireless LAN menawarkan beberapa kelebihan seperti produktivitas, kenyamanan, dan keuntungan dari segi biaya bila dibandingkan dengan jaringan kabel tradisional.

1. Mobility : Sistem wireless LAN bisa menyediakan user dengan informasi access yang real-time, dimana saja dalam suatu organisasi. Mobilitas semacam ini sangat mendukung

(13)

produktivitas dan peningkatan kualitas pelayanan apabila dibandingkan dengan jaringan kabel

2. Installation Speed and Simplicity : Instalasi sistem wireless LAN bisa cepat dan sangat mudah dan bisa mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang melalui atap atau pun tembok.

3. Installation Flexibility : Teknologi wireless memungkinkan suatu jaringan untuk bisa mencapai tempat-tempat yang tidak dapat dicapai dengan jaringan kabel.

4. Reduced Cost-of-Ownership : Meskipun investasi awal yang dibutuhkan oleh wireless LAN untuk membeli perangkat hardware bisa lebih tinggi daripada biaya yang dibutuhkan oleh perangkat wired LAN hardware, namun bila diperhitungkan secara keseluruhan, instalasi dan life-cycle costnya, maka secara signifikan lebih murah. Dan bila digunakan dalam lingkungan kerja yang dinamis yang sangat membutuhkan seringnya pergerakan dan perubahan yang sering maka keuntungan jangka panjangnya pada suatu wireess LAN akan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan wired LAN.

5. Scalability : Sistem wireless LAN bisa dikonfigurasikan dalam berbagai macam topologi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam. Konfigurasi dapat dengan mudah diubah Mulai dari jaringan peer-to-peer yang sesuai untuk jumlah pengguna yang kecil sampai ke full infrastructure network yang mampu melayani ribuan user dan memungkinkan roaming dalam area yang luas.

Sedangkan untuk kekurangannya yaitu :

Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni : kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis sering menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi wireless tersebut. WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools

(14)

yang tersedia gratis di internet. WPA-PSK dan LEAP yang dianggap menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode dictionary attack secara offline.

Gambar 3.9 Wireless Lan Contrroller Cisco 3.8 Access Point

Access Point (AP) merupakan salah satu perangkat yang dapat mendukung akses jaringan tanpa kabel atau wireless LAN. Wireless divice jenis AP menggunkan gelombang radio sebagai media tranmisinya. Fungsi utama dari AP adalah sebagai pusat koneksi. AP dapat dikatakan mempunyai fungsi seperti switch pada jaringan tranmisi kabel. AP menyediakan perangkat seperti radio penerima yang mampu menerima gelombang lain dari AP atau media wireless lain seperti USB wireless. Selain itu AP juga menyimpan perangkat lunak yang mampu berkomunikasi dan mengenkripsikan data serta port virtual untuk menghubungkannya dengan jaringan wired (jaringan yang menggunakan kabel).Setiap Access Point mempunya MAC Address Ethernet dan MAC Address Radio yang berbeda-beda hal ini berfungsi sebagai inisialisasi. Dalam Access Point tipe Cisco AIRCAP 3502I mempunyai 2 frekuensi yaitu 2,4 GHz dan 5 GHz.

(15)

3.9 Power of Ethernet Injector

Power of Ethernet (PoE) adalah sebuah perangkat jaringan yang memanfaatkan kabel UTP twisted pair untuk mentransmisikan daya (power). Ada dua port dalam PoE, satu port untuk terhubung dengan modem dan port yang lain untuk terhubung dengan AP. PoE atau Power Over Ethernet adalah sebuah device yang mampu menyalurkan tenaga listrik DC melalui kabel ethernet atau kabel data internet atau kabel UTP / STP. dengan menggunakan POE device yang dapat menyalurkan tenaga listrik melalui kabel Ethernet atau kabel UTP/STP. Dengan menggunakan POE (Power Over Ethernet) maka akses point dapat hidup dan dinyalakan tanpa perlu repot mengulur kabel listrik ke tower. tentu penggunaan POE dapat lebih hemat dan lebih praktis.

Gambar 3.11 POE Injector untuk power access point 3.10 Unshield Twisted Pair (UTP)

UTP digunakan untuk menghubungkan komputer satu dengan yang lain melewati kabel hingga membentuk suatu jaringan. UTP mempunyai kepanjangan Unshielded Twisted Pair yang berarti kabel ini mempunyai selubung yang tipis. Sehingga UTP sangat mudah diterapkan dalam jarinagan.Di dalam kabel UTP ada 8 kabel kecil yang berisi tembaga solid. UTP mempunyai jarak maksimum 100 meters (~300ft). UTP hanya digunakan di dalam ruangan atau indoor sedangkan outdoor dapat menggunakan STP. Setiap kabel UTP mempunyai kategori yang tersusun. Yang sekarang banyak dipakai adalah Cat 5e untuk kecepatan 100 mbps. UTP mempunyai susunan Pin atau warna yang berbeda. Untuk sama device seperti Switch-Switch,Hub-Hub,PC-PC menggunakan susunan pin yang disilang atau cross. Sedangkan beda device seperti PC-Hub, PC-Switch menggunakan cara pengkabelan straight (lurus).

(16)

Karakteristik Kabel UTP adalah:

Bagian dalam kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) terdiri dari dua kawat tembaga yang dibagi menjadi 4 pasang (pair), lalu dipilin menjadi satu.

 Tiap-tiap pair atau dawai kawat tembaga dilapisi insulator yang memiliki warna-warna unik.

 Kecepatan dan keluaran transmisi mencapai 10 – 100 Mbps

 Panjang Kabel UTP maksimal yang diizinkan yaitu 100 meter (pendek).  Tegangan Kabel 150 ohm.

Kabel jaringan UTP (Unshielded Twisted Pair) hanya bisa menangani satu kanal data (yang bekerja pada baseband).

Jenis kabel ini menggunakan standar yang sama antara ujung satu dengan ujung yang satunya lagi. Jika pada ujung pertama susunan yang kita pakai adalah EIA/TIA 568A, maka pada ujung yang kedua kita menggunakan susunan yang sama pula yaitu EIA/TIA 568A. Begitu juga bila salah satu ujungnya menggunakan susunan EIA/TIA 568B, maka ujung satunya menggunakan susunan yang sama. Jadi sederhananya, pin 1 pada salah satu ujung akan terhubung dengan pin 1 pada ujung yang lainnya, lalu pin 2 akan terhubng dengan pin 2, dan seterusnya Berikut adalah urutan pengkabelan Straight :

Gambar 3.12 Urutan Pengkabelan Straight

Sedangkan untuk kabel cross over biasa kita berikan pengertian bahwa kabel ini merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung dua, dan fungsi dari kabel cross ini digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama. Penyusunan kabel Cross Over

(17)

(Silang) berbeda dengan kabel Straight Trought (Lurus). Jika pada ujung satu menggunakan standar EIA/TIA 568A, maka pada ujung kedua harus menggunakan standar EIA/TIA 568B. Bisa kita lihat bersama pada Gambar 3.13 Urutan Kabel Cross dibawah ini, kabel yang menyilang merupakan kabel yang berfungsi untuk mengirim dan menerima data, sedangkan dua pasang kabel yang lain susunannya tetap. Berikut susunan kabel cross :

Gambar 3.13 Urutan pengkabelan Cross Untuk kelebihan dan kekurangan dari kabel UTP itu sendiri yaitu : Kelebihan Kabel UTP

1. Harganya yang murah sehingga bisa dijangkau dengan mudah, dan membuat kabel UTP ini banyak digunakan.

2. Kabel UTP memiliki diameter yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Kabel STP, sehingga kabel ini mudah dalam proses instalasi suatu jaringan.

3. Kabel yang lebih fleksibel dari kabel STP, karena kabel ini tidak memiliki pelindung alumunium foil yang menyelubungi dari kabel itu sendiri.

Kekurangan Kabel UTP

1. Kabel UTP biasanya mudah terkena gangguan interferensi elektromagnetic yang berasal dari perangkat lain.

2. Kabel ini termasuk ke dalam kategori kabel "unshielded" sehingga kabel menjadi lebih mudah terkelupas.

(18)

3.11 Beberapa jenis topologi jaringan

1. Topologi Bus

3.14 Topologi Bus

Topologi bus bisa dibilang topologi yang cukup sederhana dibanding topologi yang lainnya. Topologi ini biasanya digunakan pada instalasi jaringan berbasis fiber optic, kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan client atau node.

Topologi bus hanya menggunakan sebuah kabel jenis coaxial disepanjang node client dan pada umumnya, ujung kabel coaxial tersebut biasanya diberikan T konektor sebagai kabel end to end . Kelebihan Topologi Bus :

 Biaya instalasi yang bisa dibilang sangat murah karena hanya menggunakan sedikit kabel.

 Penambahan client/ workstation baru dapat dilakukan dengan mudah.  Topologi yang sangat sederhana dan mudah di aplikasikan

Kekurangan Topologi Bus :

 Jika salah satu kabel pada topologi jaringan bus putus atau bermasalah, hal tersebut dapat mengganggu komputer workstation/ client yang lain.

(19)

 Proses sending (mengirim) dan receiving (menerima) data kurang efisien, biasanya sering terjadi tabrakan data pada topologi ini.

 Topologi yang sangat jadul dan sulit dikembangkan.

2. Topologi Star

3.15 Topologi Star

Topologi star atau bintang merupakan salah satu bentuk topologi jaringan yang biasanya menggunakan switch/ hub untuk menghubungkan client satu dengan client yang lain. Kelebihan Topologi Star

 Apabila salah satu komputer mengalami masalah, jaringan pada topologi ini tetap berjalan dan tidak mempengaruhi komputer yang lain.

 Bersifat fleksibel

(20)

 Kemudahan deteksi masalah cukup mudah jika terjadi kerusakan pada jaringan. Kekurangan Topologi Star

 Jika switch/ hub yang notabenya sebagai titik pusat mengalami masalah, maka seluruh komputer yang terhubung pada topologi ini juga mengalami masalah.

 Cukup membutuhkan banyak kabel, jadi biaya yang dikeluarkan bisa dibilang cukup mahal.

Jaringan sangat tergantung pada terminal pusat.

3. Topologi Ring

3.16 Topologi Ring

Topologi ring atau cincin merupakan salah satu topologi jaringan yang menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya dalam suatu rangkaian melingkar, mirip dengan cincin. Biasanya topologi ini hanya menggunakan LAN card untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya.

(21)

Kelebihan Topologi Ring :

 Memiliki performa yang lebih baik daripada topologi bus.  Mudah diimplementasikan.

 Konfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru bisa dibilang cukup mudah.  Biaya instalasi cukup murah

Kekurangan Topologi Ring :

 Kinerja komunikasi dalam topologi ini dinilai dari jumlah/ banyaknya titik atau node.  Troubleshooting bisa dibilang cukup rumit.

 Jika salah satu koneksi putus, maka koneksi yang lain juga ikut putus.  Pada topologi ini biasnaya terjadi collision (tabrakan data).

4. Topologi Mesh

(22)

Topologi mesh merupakan bentuk topologi yang sangat cocok dalam hal pemilihan rute yang banyak. Hal tersebut berfungsi sebagai jalur backup pada saat jalur lain mengalami masalah. Kelebihan Topologi Mesh :

 Jalur pengiriman data yang digunakan sangat banyak, jadi tidak perlu khawatir akan adanya tabrakan data (collision).

 Besar bandwidth yang cukup lebar.

 Keamanan pada topologi ini bisa dibilang sangat baik. Kekurangan Topologi Mesh :

 Proses instalasi jaringan pada topologi ini sangatlah rumit.  Membutuhkan banyak kabel.

 Memakan biaya instalasi yang sangat mahal, dikarenakan membutuhkan banyak kabel.

5. Topologi Peer to Peer

3.18 Topologi Peer to Peer

Topologi peer to peer merupakan topologi yang sangat sederhana dikarenakan hanya menggunakan 2 buah komputer untuk saling terhubung.

Pada topologi ini biasanya menggunakan satu kabel yang menghubungkan antar komputer untuk proses pertukaran data.

Kelebihan Topologi Peer to Peer

(23)

 Masing-masing komputer dapat berperan sebagai client maupun server.  Instalasi jaringan yang cukup mudah.

Kekurangan Topologi Peer to Peer

 Keamanan pada topologi jenis ini bisa dibilang sangat rentan.  Sulit dikembangkan.

 Sistem keamanan di konfigurasi oleh masing-masing pengguna.  Troubleshooting jaringan bisa dibilang rumit.

6. Topologi Linier

3.19 Topologi Linier

Topologi linier atau biasaya disebut topologi bus beruntut. Pada topologi ini biasanya menggunakan satu kabel utama guna menghubungkan tiap titik sambungan pada setiap komputer.

Kelebihan Topologi Linier  Mudah dikembangkan.  Membutuhkan sedikit kabel.  Tidak memperlukan kendali pusat.

 Tata letak pada rangkaian topologi ini bisa dibilang cukup sederhana. Kekurangan Topologi Linier

 Memiliki kepadatan lalu lintas yang bisa dibilang cukup tinggi.  Keamanan data kurang baik.

(24)

7. Topologi Tree

3.20 Topologi Tree

Topologi tree atau pohon merupakan topologi gabungan antara topologi star dan juga topologi bus. Topologi jaringan ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda-beda.

Kelebihan Topologi Tree

 Susunan data terpusat secara hirarki, hal tersebut membuat manajemen data lebih baik dan mudah.

 Mudah dikembangkan menjadi jaringan yang lebih luas lagi. Kekurangan Topologi Tree

 Apabila komputer yang menduduki tingkatan tertinggi mengalami masalah, maka komputer yang terdapat dibawahnya juga ikut bermasalah

 Kinerja jaringan pada topologi ini terbilang lambat.

 Menggunakan banyak kabel dan kabel terbawah (backbone) merupakan pusat dari teknologi ini.

(25)

8. Topologi Hybrid

3.21 Topologi Hybrid

Topologi hybrid merupakan topologi gabungan antara beberapa topologi yang berbeda.

Pada saat dua atau lebih topologi yang berbeda terhubung satu sama lain, disaat itulah gabungan topologi tersebut membentuk topologi hybrid.

Kelebihan Topologi Hybrid  Freksibel

 Penambahan koneksi lainnya sangatlah mudah. Kekurangan Topologi Hybrid

 Pengelolaan pada jaringan ini sangatlah sulit.

 Biaya pembangunan pada topologi ini juga terbilang mahal.

 Instalasi dan konfigurasi jaringan pada topologi ini bisa dibilang cukup rumit, karena terdapat topologi yang berbeda-beda.

Gambar

Gambar 3.1 Serat Optik Single-mode index
Gambar 3.2 Serat optik Multi-mode graded index  3.2.3 Serat Optik Multi-mode Step Index
Gambar 3.4 Jaringan Passive Optical Network (PON)
Gambar 3.5 Konfigurasi Passive Optical Network (PON) dalam Teknologi GPON
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada Strategi pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tahun 2012 baik secara nasional dan maupun Propinsi Jawa Timur maka tema pembangunan Kabupaten

Pola kemitraan ini pada hakekatnya merupakan hubungan antara Pemerintah sebagai pembuat program, BUMN sebagai pelaksana dan perpanjangan tangan dari pihak pemerintah dan Industri

Reduksi data dalam penelitian ini adalah memilah dan memfokuskan data yang diperoleh pada pembahasan kendala dalam pembuatan laporan keuangan, analisis metode pencatatan

Bardasarkan definisi tersebut diatas, muatan bahan bakar minyak adalah muatan yang berbentuk cair atau gas yang dimuat oleh kapal tanker atau tongkang yang diangkut

Rekomendasi pengembangan zona lindung diperuntukkan sebagai lokasi wisata, jenis wisata minat khusus, yaitu penelusuran lorong Gua Urang.. Ornamen gua pada daerah mulut

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas induk kerbau rawa di Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang adalah cukup baik,

Segala puji syukur saya serahkan kepada hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan berkat yang tidak ada hentinya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Berdasarkan hasil dan pengolahan data penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Ternyata setelah diadakan penelitian membuktikan bahwa Hasil rata-rata yang