• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kantor KSU Tandangsari Sumber: Olahan Data, Tanjungsari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kantor KSU Tandangsari Sumber: Olahan Data, Tanjungsari"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Salah satu sentra yang terkenal di Kabupaten Sumedang adalah sentra sapi perah yang berada pada wilayah Kecamatan Cimanggung, Pamulihan, Rancakalong, Cisitu, Sukasari, dan Tanjungsari. Para peternak pada wilayah tersebut bergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari di Kecamatan Tanjungsari. Sentra sapi perah ini merupakan salah satu dari sentra unggulan, yang masih menjadi fokus program Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk terus dikembangkan, khususnya oleh Dinas Peternakan dan Perikanan serta Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Gambar 1.1 Kantor KSU Tandangsari Sumber: Olahan Data, 2016

Menurut Suvei Tanggal 20-25 Oktober 2016, dalam sentra sapi perah tersebut, khusus di daerah Tanjungsari terdapat para pengusaha Mikro dan Kecil (UKM) berbasis susu dengan produk yoghurt (8 pengusaha), susu murni (16 pengusaha), karamel dan kerupuk susu (10 pengusaha). Kemudian untuk produk yoghurt menghasilkan kisaran 15-20 liter perhari per pengusaha dan susu murni kisaran kurang dari 10 liter perhari per pengusaha. KSU Tandangsari sendiri memiliki peran penting dalam mengembangkan usaha berbasis susu di masyarakat sebagai penyedia bahan baku susu segar.

Olahan susu ini baru berkembang sekitar tahun 2004 yang berada di wilayah sekitar Kecamatan Tanjungsari, 7 km dari Kawasan Pendidikan Jatinangor, sebagaimana Gambar 1.2

(2)

Gambar 1.2 Lokasi Usaha Berbasis Susu

Lokasi yang dekat dengan kawasan pendidikan ini selain adanya rencana pembukaan jalan baru arah Lembang dalam rangka memperlancar aksesibilitas perekonomian melalui pengembangan agrobisinis dan parawisata antara Sumedang-Lembang juga masuknya wilayah Tanjungsari ini kedalam Master Plan Bandung Raya, membuat olahan susu ini kedepan tidak menutup kemungkinan untuk dapat berkembang. Seperti halnya terjadi di Lembang dan Pangalengan. N contoh gambar produk olahan berbasis susu yang di produksi penguasaha UMK berbasis susu di Kecamatan Tanjungsari, sebagaimana Gambar 1.3. berikut:

Gambar 1.3 Foto Produk Berbasis Susu

Dari Gambar 1.3. di atas, Kecamatan Tanjungsari, mempunyai pengembangkan produk olahan susu diantaranya kerupuk susu, yoghurt, karamel dan susu murni.

1.2 Latar Belakang Penelitian

UMKM telah memberikan kontribusi yang penting dan besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat Indonesia. Karena itu, pemberdayaan

(3)

dan pengembangan yang berkelanjutan perlu dilakukan terhadap nya agar UMKM tidak hanya tumbuh dalam jumlah tetapi juga berkembang dalam kualitas dan daya saing produknya.

Salah satu pendekatan untuk mengembangkan UMK yang dianggap berhasil adalah melalui pendekatan kelompok. Dalam pendekatan kelompok, dukungan (baik teknis maupun keuangan) disalurkan kepada kelompok UMK bukan perindividu UMK. Pendekatan kelompok diyakini lebih baik karena (1) UMK secara individual biasanya tidak sanggup menangkap peluang pasar dan (2) Jaringan bisnis yang terbentuk terbukti efektif meningkatkan daya saing usaha karena dapat saling bersinergi. Bagi pemberi dukungan, pendekatan kelompok juga lebih baik karena proses identifikasi dan pemberdayaan UMK menjadi lebih focus dan efisien.

Dari kasus berhasil (success story) yang berada di wilayah Lembang dan Pangalengan, ditemui pengembangan UMK dalam kelompok peternak sapi perah berhasil meningkatkan kapasitas daya saing usaha UMK, diantara lain mengoptimalkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan produkstivitas dan nilai tambah UMK (Departemen Kementrian Negara Koperasi dan UKM, 2011).

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumedang pun, merupakan salah satu sumber kehidupan ekonomi dari sebagian besar masyarakat Sumedang. Hal ini terlihat kontribusi pada tahun 2014 UMK terhadap Produk Domestik Regional Broto (PDRB) adalah sebesar 68,98%, sedangkan sisanya skala menengah 12,64% dan skala besar 18,28% dengan didukung oleh sektor pertanian yang paling besar kontribusinya (BPS, 2014).

Di Kabupaten Sumedang, terdapat beberapa sentra UMK unggulan, diantaranya tahu Sumedang, senapan angin, handicraf Cipacing, ubi Cilembu, opak Cimanggung dan Congeang, tape singkong, oncom pasir reungit, tembakau, jagung, kopi dan sapi perah (Laporan tahunan, Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Sumedang, 2015). Salah satu fokus dari sentra-sentra UKM yang ada di Sumedang adalah sentra sapi perah yang peternaknya tergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari. Jumlah peternaknya sebanyak 2.951 orang, tetapi sub agroindustrinya belum bisa dioptimalkan (Laporan RAT KSU Tandangsari, 2015). Adapun alur proses produksi dan pemasaran susu pada KSU Tandangsari ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Pemeliharaan Peternak Sapi Perah

Pakan Hijauan Obat/IB dan Konsentrat

Alat, mesin dan Bandar Sapi

(4)

8.123.660 liter

7.507, 385 liter = 92,4% 530.941liter= 6,53%

Gambar 1.4 Alur Proses Produksi dan Pemasaran Susu Pada KSU Tandangsari

Sumber: Olahan Data, 2016

Dari gambaran di atas, dapat dikemukakan bahwa susu segar produk lokal dari 2.951 peternak yang tergabung dalam 28 kelompok yang tersebar dari Kecamatan Cimanggung, Pamulihan, Rancakalong, Cisitu, Sukasari, dan Tanjungsari di KSU Tandangsari, untuk selanjutnya dipasarkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS), Home industri/UMK dan pembeli langsung. Dimana terdapat 530,94 liter atau sekitar 6,53% diserap oleh home industri ini, yang terdiridari 4 jenis produk olahan berbasis susu, yaitu: yoghurt, kerupuk susu, karamel dan susu murni, sebanyak 70-90 orang dari wilayah Tanjungasari, Rancaekek, Majalaya, Ujungberung dan Limbangan (Faktur Penjualan, KSU Tandangsari, September 2016).

Saat ini potret pengusaha UMK berbasis susu berdasarkan hasil wawancara beberapa pengusaha antara lain mengemukakan bahwa usahanya bersifat turun menurun, pasar masih sekitar lingkungan, teknologi yang sederhana, belum memiliki upaya dan kemauan pengembangan dan hanya digunakan sebagai pekerjaan sampingan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada usaha untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan terhadap bisnisnya.

KSU K O N S U M E N Yoghurt Kerupuk Susu  ramel  Susu Murni

Menghasilkan Susu Segar Lokal

IPS Garuda Food Home Industri/ UMK

(5)

Hasil wawancara tanggal 23 Agustus 2016 dengan Bapak Mamat, selaku ketua bidang produksi di KSU Tandangsari yang juga merangkap sebagai peternak dengan kepemilikan 40 ekor sapi dan juga sebagai pembina olahan susu seperti karamel dan kerupuk susu, mengemukakan bahwa awal produksi olahan susu berupa karamel dan kurupuk susu berawal tahun 2004 dari kelompok sapi perah Harapan Jaya binaannya. Dalam pelaksanaanya seperti usaha karamel yang masalahnya sering terjadi kegosongan pada adonan permen susu pada saat adonan mulai mengental ini menunjukan kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam proses produksi. Pembuatan karamel sendiri tidak mengikuti standar mutu sehingga bisa saja para pengusaha olahan dalam karamel sendiri tidak menggunakan susu dari KSU.

Kemudian untuk olahan yoghurt sendiri, pada tanggal 23 Agustus 2016 di KSU Tandangsari Bapak Mamat menambahkan para pengusaha yoghurt ini tidak mempunyai pengusaha olahan susu yang dapat membuat bibit yoghurt yang baik sehingga membuat pengusaha yoghurt ini membuat bibitnya secara alamiah. Untuk usaha kerupuk susu sendiri kekuranganya, rata-rata ketidak mampuan untuk membuat kerupuk susu secara besar karena kekurangan tenaga kerja dan ketidak sesuaian dengan standar retailer besar, seperti Superindo.

Kemudian dalam perkembangannya sejak tahun 2010 banyak yang tidak berproduksi lagi, termasuk industri olahan susu berupa yoghurt yang mulai berkembang sekitar tahun 2006 juga kurang berkembang. Hal ini menurut Bapak Mamat yang berlokasi di KSU Tandangsari, menambahkan dikarenakan jarang melakukan pertemuan dengan sesama perusahaan sejenis dalam lingkungan mereka. Akibatnya pengusaha acap kehilangan kesempatan untuk saling bertukar informasi dan pengalaman serta kesempatan untuk melakukan kerjasama pengembangan produk untuk menggarap potensi pasar yang ada. UMK ini masih berpikir perusahaan sejenis di daerahnya lebih sebagai pesaing dari pada sebagai mitra kolaborasi yang potensial.

Menurut Amalia Damayanti (2014), industri UKM olahan susu yang merupakan industri terkait, seperti keju, yoghurt dan permen merupakan salah satu elemen penting dalam sistem usaha sapi perah yang dapat ditingkatkan keunggulan komparatifnya secara menyeluruh, sebagai startegi on farm ke agroindustri skala kecil, sebagaimana Gambar.1.5. berikut:

(6)

Gambar 1.5. Elemen-elemen Klaster Industri Persusuan Sumber: Simposium Nasional RAPI XIII - 2014 FT UMS

Dari Gambar 1.4. di atas, yang dikemukakan oleh Amalia Damayanti, terlihat bahwa produksi olahan susu, apabila dikembangkan melalui pembinaan pengetahuan dan keterampilan terhadap kompetensi kewirausahaan yang panjang akan menjadi potensi ekonomi dimasyarakat disatu sisi dan membantu koperasi di sisi lain sebagai penyedia bahan baku dasar.

Dari semua permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh UKM yang berbasis susu, sebagian besar yang menjadi persoalan adalah kompetensi kewirausahaan yang masih rendah, antara lain pengetahuan, keterampilan, motif dalam berbisnis, perilaku yang masih rendah. Padahal, menurut Mujiburrahman (2014) kompetensi kewirausahaan merupakan keterampilan fungsional yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas pada suatu pekerjaan sesuai standar yang di tetapkan, atau dengan kata lain kompeten kewirausahaan diartikan

(7)

sebagai memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan. Juga, pendapat Mathis dan Jhon dalam Echdar (2016) menyatakan bahwa dimensi kompetensi kewirausahaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang petani dalam melakukan aktivitas pertanian. Elemen kompetensi yakni pengetahuan (knowledge) keahlian (skill), dan perilaku (personal attributes).

Jadi, pengusaha yang kompeten harus mampu menjadi manager usaha olahan susu yang terampil untuk melakukan tugasnya seperti merencanakan usaha, kapan waktu yang tepat untuk produksi, memasarkan hasil, mencari modal dan mengontrol usahanya.

Pengembangan kapasitas kompetensi kewirausahaan pengusaha berbasis susu diperlukan dalam upaya meningkatkan daya saing dalam pengembangan sistem agroindustri di Tanjungsari. Upaya ini semakin diperlukan dalam mengisi persaingan usaha. Untuk itu segala sumberdaya yang ada di pedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi tawar pengusaha berbasis susu. Saat ini potret pengusaha berbasisi susu diakui masih belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan sebagaimana diakui oleh ketua KSU Tandangsari. Permasalahan yang masih melekat pada sosok pengusaha berbasis susu dan kelembagaan KSU Tandangsari adalah: (1) belum terlibatnya secara utuh pengusaha berbasis susu dalam kegiatan agroindustri, dimana aktivitas pengusahanya masih terfokus pada kegiatan produksi (off farm), dan (2) peran dan fungsi kelembagaan KSU Tandangsari sebagai wadah organisasi petani sapi perah untuk mengelola off farm belum berjalan secara optimal.

Seperti halnya terjadi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Permana (2013), yang menyatakan bahwa apabila tingkat kompetensi pada pengusaha bordir tinggi maka keberhasilan usaha yang tinggi pula dengan objek berupa Industri Kerajinan Bordir yang berada di Wilayah Kawalu Tasikmalaya

Untuk meningkatkan produktivitas, perlu kerjasama yang baik antara pengusaha berbasis susu ini dengan kelembagaan KSU Tandangsari dalam bentuk kebijakan maupun dukungan langsung dalam memperbaiki pelayanan. Karena dengan begitu akan meningkatkan pula daya tawar pengusaha berbasis susu ini terhadap pasar yang bermuara pada meningkatnya kesejahteraan. Untuk mengelola susu sebagai lahan usaha, masyarakat harus lebih lagi punya perhitungan yang jelas, paham akan pengelolaan pasar dan punya sistem kerja yang teratur. Oleh sebab itu upaya peningkatan kompetensi kewirausahaan para pengusaha ini perlu dilakukan, sehingga diharapkan produktivias dapat meningkat yang pada akhirnya pengusaha adanya nilai tambah ekonomi dalam bentuk peningkatan pendapatan.

(8)

. Dan, penelitian dari Saban Echdar (2016), menyatakan bahwa pengaruh kompetensi kewirausahaan, kelembagaan petani dan dukungan pemerintah secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap produktivitas petani kakao di Polewali Mandar. Juga Margo Purnomo (2009), menyatakan bahwa Bahwa kewirausahaan bukan ditentukan oleh modal tetapi oleh kompetensi kewirausahaan

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada pengusaha UKM berbasis susu pada wilayah Tanjungsari, dengan mengangkat judul “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Produktivitas UMKM: Studi pada UMKM Berbasis Susu di Wilayah Tanjungsari.”

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kompetensi kewirausahaan pengusaha UMK berbasis susu di wilayah Tanjungsari?

2. Bagaimana produktifitas pengusaha UMK berbasis susu di wilayah Tanjungsari?

3. Bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap produktifitas pengusaha UMK berbasis susu di wilayah Tanjungsari?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui dan menganalisis:

1. Kompetensi kewirausahaan pengusaha UMK berbasisi susu di wilayah Tanjungsari 2. Produktivitas pengusaha UMK berbais susu di wilayah Tanjungsari

3. Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap produktifitas pengusaha UMK berbasis susu di Wilayah Tanjungsari

1.5. Kegunaan Penelitian 1.5.1. Aspek Teknis

Diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi bahan dan sumber informasi dari segi keilmuwan bidang kewirausahaan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, untuk dikembangkan lebih lanjut dan lebih rinci pada masa yang akan datang. Sementara bagi peneliti sendiri ini diharapkan mampu memperdalam kompetensi antara lain berpikir logis, konsistensi, kemampuan riset terkait bidang kewirausahaan sesuai dengan yang dikaji dalam penelitian ini.

(9)

1.5.2. Aspek Praktis UKM

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan kompetensi kewirausahaan kepada pelaku usaha khususnya para pengusaha UMK berbasis susu untuk mengetahui penghambat, pendudukung dan strategi apa saja yang berperan dalam usaha yang mereka jalankan. Sehingga dengan mengetahui aspek-aspek tersebut dapat lebih menyadari mengenai keadaan usaha dan kompetensi kewirausahaan yang sedang dijalani. Selain itu diharapkan para pelaku usaha dapat lebih berfokus pada hal-hal yang sebaiknya dilakukan dalam mengembangkan usahanya dalam kompetensi kewirausaahaan untuk diperkuat, diubah, dan dihilangkan.

1.6. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistimatika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN

Bab ini membahas tentang landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan karekteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, validitas dan reabilitas, teknik analisis data.

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis dan simulasi dari hasil perancangan yang telah diperhitungkan pada bab-bab sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan, serta rekomendasi atau saran untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Ismi (2021) mengatakan bahwa SEO Content Strategist merupakan posisi yang bertugas untuk menentukan konten yang tepat untuk dapat meningkatkan traffic website perusahaan

Dilihat dari segi kepuasan yang dirasakan oleh pengguna taksi gemah ripah bahwa masih terdapat permasalahan perihal pelayanan yang diberikan seperti pengemudi yang tidak

Maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian produk OPPO Smartphone di Kota

Berdasarkan uraian dari permasalahan diatas maka dalam penelitian ini akan dibuat alat yang dapat memonitoring kadar karbon monoksida dengan sistem WSN berbasis IoT di

Untuk mengetahui apakah perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh secara simultan dan besar pengaruh atau tidaknya terhadap return on

Dari permasalahan yang ada, penelitian ini akan membuat sebuah perancangan sistem informasi manajemen berbasis website untuk mengatasi permasalahan dalam pembuatan rekap

Permasalahan utama yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah dimana pada bulan Juni sampai Agustus 2014, divisi teknologi dan pengembangan pada PT Ballast

Salah satu cara yang digunakan oleh toko ritel modern XYZ untuk memperkuat positioning yang dimiliki adalah dengan bekerja sama dengan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia