PENGARUH PENDIDIKAN PADA
PENGARUH PENDIDIKAN PADA
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR
PEMUDA ISLAM
PEMUDA ISLAM
PENGARUH PENDIDIKAN PADA
PENGARUH PENDIDIKAN PADA
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR
PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR
PEMUDA ISLAM
PEMUDA ISLAM
M. Furqon Hidayatullah
M. Furqon Hidayatullah
Disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan
Disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan
IMAMTA (Ikatan Mahasiswa Majelis Tafsir Al-Qur’an), di
IMAMTA (Ikatan Mahasiswa Majelis Tafsir Al-Qur’an), di
Auditorium UNS, tanggal 14 Januari 2012
Auditorium UNS, tanggal 14 Januari 2012
LIFE WITHOUT LIMITS
LIFE WITHOUT LIMITS
LIFE WITHOUT LIMITS
LIFE WITHOUT LIMITS
Karena aku memiliki keterbatasan fisik, tetapi aku hidup Karena aku memiliki keterbatasan fisik, tetapi aku hidup seolah-olah tanpa mengenal batasSPIRITUALITAS DALAM
SPIRITUALITAS DALAM
MEMIMPIN
MEMIMPIN
SPIRITUALITAS DALAM
SPIRITUALITAS DALAM
MEMIMPIN
MEMIMPIN
Umar bin Abdul Azis memimpin
Umar bin Abdul Azis memimpin
karena Allah;
karena Allah;
Umar bin Abdul Azis cinta
Umar bin Abdul Azis cinta
karena Allah
karena Allah
Dampak positifnya:
Dampak positifnya:
Umar dicintai Allah, dicintai
Umar dicintai Allah, dicintai
manusia, dan bahkan dicintai
manusia, dan bahkan dicintai
binatang
“
“
Ketika Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi
Ketika Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi
khalifah, para penggembala kambing di puncak
khalifah, para penggembala kambing di puncak
gunung berkata: ‘Siapakah khalifah yang saleh yang
gunung berkata: ‘Siapakah khalifah yang saleh yang
sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu
sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu
orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada
orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada
mereka: ‘Mengapa kalian mengetahui semua itu?’
mereka: ‘Mengapa kalian mengetahui semua itu?’
Mereka menjawab: “Sesungguhnya apabila
Mereka menjawab: “Sesungguhnya apabila
pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang
pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang
saleh, serigala dan singa tidak akan mengganggu
saleh, serigala dan singa tidak akan mengganggu
kambing-kambing kami lagi!”
“
“
Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul
Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul
Azis, kami menggembalakan kambing bersama
Azis, kami menggembalakan kambing bersama
srigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu
srigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu
malam serigala menyerang seekor kambing kami. Aku
malam serigala menyerang seekor kambing kami. Aku
berkata: ‘Dengan adanya peristiwa ini kami
berkata: ‘Dengan adanya peristiwa ini kami
memperkirakan bahwa laki-laki yang saleh tersebut
memperkirakan bahwa laki-laki yang saleh tersebut
telah mati’. Hammad berkata: ‘Orang ini dan lainnya
telah mati’. Hammad berkata: ‘Orang ini dan lainnya
juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya
juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya
mengira, tetapi besoknya ternyata memang benar
mengira, tetapi besoknya ternyata memang benar
bahwa dia (Khalifah Umar bin Abdul Azis) telah
bahwa dia (Khalifah Umar bin Abdul Azis) telah
meninggal dunia pada malam itu”
JIWA YANG BERGEJOLAK
JIWA YANG BERGEJOLAK
JIWA YANG BERGEJOLAK
JIWA YANG BERGEJOLAK
Aku ….. adalah pemilik jiwa yang selalu
Aku ….. adalah pemilik jiwa yang selalu
bergejolak, setiap mendapatkan sesuatu pasti
bergejolak, setiap mendapatkan sesuatu pasti
dia bergejolak meminta apa yang lebih tinggi
dia bergejolak meminta apa yang lebih tinggi
Aku ….. Telah mencapai kedudukan yang tiada
Aku ….. Telah mencapai kedudukan yang tiada
taranya, sekarang maka….. Sekarang jiwaku
taranya, sekarang maka….. Sekarang jiwaku
menginginkan surga …..
KUALITAS PEMIMPIN
KUALITAS PEMIMPIN
KUALITAS PEMIMPIN
KUALITAS PEMIMPIN
Memiliki visi yang jelas (
Memiliki visi yang jelas (
Having
Having
clear vission
clear vission
)
)
Memiliki kemampuan manajemen
Memiliki kemampuan manajemen
dan leadership baik (
dan leadership baik (
Having good
Having good
management and leadership
management and leadership
)
)
Memiliki jaringan yang luas
Memiliki jaringan yang luas
(
MELAKUKAN PERAN YANG
MELAKUKAN PERAN YANG
TEPAT
TEPAT
MELAKUKAN PERAN YANG
MELAKUKAN PERAN YANG
TEPAT
TEPAT
Tujuan jelas
Tujuan jelas
KESUKSESAN SEJATI
KESUKSESAN SEJATI
KESUKSESAN SEJATI
KESUKSESAN SEJATI
Tidak cukup hanya mengandalkan profesionalitas tetapi
Tidak cukup hanya mengandalkan profesionalitas tetapi
harus dilandasi spiritualitas
harus dilandasi spiritualitas
TAWAKAL = USAHA SUNGGUH2 + SELALU BERSANDAR
TAWAKAL = USAHA SUNGGUH2 + SELALU BERSANDAR
YANG MAHA KUASA
DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN
DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN
DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN
DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN
Ya Allah Dzat yang jiwaku berada dalam
Ya Allah Dzat yang jiwaku berada dalam
genggaman-Mu, apabila Engkau akan
genggaman-Mu, apabila Engkau akan
memanggilku hari ini, saya ikhlas, saya
memanggilku hari ini, saya ikhlas, saya
pasrah, maafkanlah segala dosa saya,
pasrah, maafkanlah segala dosa saya,
namun apabila ada jalan yang lebih baik
namun apabila ada jalan yang lebih baik
dari itu, berilah kami yang terbaik”.
CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB
CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB
PILOT (PEMIMPIN)
PILOT (PEMIMPIN)
CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB
CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB
PILOT (PEMIMPIN)
PILOT (PEMIMPIN)
Meminimalisasi jatuhnya korban (Meminimalisasi jatuhnya korban (Minimalize victimMinimalize victim))
Orang terakhir keluar dari pesawat (Orang terakhir keluar dari pesawat (The last people who The last people who out from the planeNASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA
NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA
PUTRANYA
PUTRANYA
NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA
NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA
PUTRANYA
PUTRANYA
“
“
Wahai anakku, hidup ini bagaikan orang berlayar di
Wahai anakku, hidup ini bagaikan orang berlayar di
samudra yang sangat luas. Kadang-kadang
samudra yang sangat luas. Kadang-kadang
diterjang oleh badai topan yang dahsyat sehingga
diterjang oleh badai topan yang dahsyat sehingga
hidup ini terasa berat. Kadang-kadang diterpa oleh
hidup ini terasa berat. Kadang-kadang diterpa oleh
angin spoi-poi sehingga hidup ini terasa
angin spoi-poi sehingga hidup ini terasa
menyenangkan. Oleh karena itu, jadikanlah
menyenangkan. Oleh karena itu, jadikanlah
tawakal sebagai layarmu dan taqwa sebagai
tawakal sebagai layarmu dan taqwa sebagai
kemudimu, insya Allah engkau akan selamat”.
PERANG BADAR
PERANG BADAR
PERANG BADAR
PERANG BADAR
Pasukan Nabi dan sahabatnya berjumlah sekitar 300
Pasukan Nabi dan sahabatnya berjumlah sekitar 300
orang, sedangkan pasukan musuh berjumlah sekitar
orang, sedangkan pasukan musuh berjumlah sekitar
1000 orang.
1000 orang.
D
D
ari segi jumlah antara pasukan Nabi dengan pasukan
ari segi jumlah antara pasukan Nabi dengan pasukan
lawan 1 (satu) berbanding 3 (tiga), suatu perbandingan
lawan 1 (satu) berbanding 3 (tiga), suatu perbandingan
jumlah yang tidak berimbang. Di samping jumlah
jumlah yang tidak berimbang. Di samping jumlah
pasukan lawan jauh lebih besar, ditambah lagi dengan
pasukan lawan jauh lebih besar, ditambah lagi dengan
HASIL RISET TENTARA INGGRIS
HASIL RISET TENTARA INGGRIS
HASIL RISET TENTARA INGGRIS
HASIL RISET TENTARA INGGRIS
1.
1.
Pasukan Nabi selalu rendah hati dan tidak
Pasukan Nabi selalu rendah hati dan tidak
sombong.
sombong.
2.
2.
Pasukan Nabi selalu riang gembira dan optimis
Pasukan Nabi selalu riang gembira dan optimis
– Tawakal.
– Tawakal.
3.
3.
Adanya keharmonisan antara pemimpin dan
Adanya keharmonisan antara pemimpin dan
yang dipimpin,
yang dipimpin,
Catatan: Ketiga temuan tersebut tidak didapatkan
Catatan: Ketiga temuan tersebut tidak didapatkan
PERLU STRATEGI YANG TEPAT
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
SEJATI
SEJATI
PENDIDIKAN
SEJATI
SEJATI
Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman berbahaya kepadabukan aspek moral adalah ancaman berbahaya kepada
masyarakat (
masyarakat (To educate a person in mind and not in To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society
morals is to educate a menace to society). ).
—
—
Theodore Theodore Roosevelt, 19th/20th century American adventurer andRoosevelt, 19th/20th century American adventurer and politician, Nobel Prize-winning U.S. president
PENDIDIKAN SEJATI (
PENDIDIKAN SEJATI (
PENDIDIKAN SEJATI (
T
T
rue Education
rue Education
)
)
PENDIDIKAN SEJATI (
T
T
rue Education
rue Education
)
)
Fungsi pendidikan adalah mengajar seseorang untuk berfikir Fungsi pendidikan adalah mengajar seseorang untuk berfikir secara intensif dan berfikir secara kritis … Kecerdasan plussecara intensif dan berfikir secara kritis … Kecerdasan plus
karakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya
karakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya
(
(The function of education is to teach one to think intensively The function of education is to teach one to think intensively and to think critically... Intelligence plus character – that is the and to think critically... Intelligence plus character – that is the goal of true education
goal of true education).).
Martin Luther King Jr., Nobel Prize-winning 20th-century American Martin Luther King Jr., Nobel Prize-winning 20th-century American civil rights leaderAKHLAK >< RITUAL
FENOMENA
FENOMENA
FENOMENA
FENOMENA
Dididik takut pada manusia bukan takut pada aturan atau Dididik takut pada manusia bukan takut pada aturan atau Yang Kuasa (Patung polisi).Yang Kuasa (Patung polisi).
KARAKTER BANGSA JEPANG
Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima
Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima
dan Nagasaki dibom AS)
dan Nagasaki dibom AS)
Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima
Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima
dan Nagasaki dibom AS)
dan Nagasaki dibom AS)
Mengapa bukan Tokio yang dibom?
Mengapa bukan Tokio yang dibom?
Karakter seperti apa yang dimiliki masyarakat Jepang?
Albert Einstein
Albert Einstein, , "Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941"Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941 US (German-born) physicist (1879 - 1955)
US (German-born) physicist (1879 - 1955) Albert Einstein
Albert Einstein, , "Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941"Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941 US (German-born) physicist (1879 - 1955)
US (German-born) physicist (1879 - 1955)
Science without religion is lame,
Science without religion is lame,
Gempa bumi 9,1 skala richter, Gempa bumi 9,1 skala richter,
Disusul Tsunami, Disusul Tsunami,
Kemudian terjadi Radiasi NuklirKemudian terjadi Radiasi NuklirJUMAT 11 MARET 2011
Kompas 16 Maret 2011
CATATAN:
CATATAN:
CATATAN:
CATATAN:
Tidak ada penjarahanTidak ada penjarahanILMU TANPA KARAKTER BAGAI
ILMU TANPA KARAKTER BAGAI
SAMURAI TANPA “BUSHIDO”
SAMURAI TANPA “BUSHIDO”
(Ary Ginanjar Agustian)
(Ary Ginanjar Agustian)
ILMU TANPA KARAKTER BAGAI
ILMU TANPA KARAKTER BAGAI
SAMURAI TANPA “BUSHIDO”
SAMURAI TANPA “BUSHIDO”
(Ary Ginanjar Agustian)
YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:
YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:
SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG
SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG
YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:
YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:
SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG
SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG
Seorang pembesar Jepang sedang berada dalam
Seorang pembesar Jepang sedang berada dalam
perjalanan. Ia melihat sebongkah emas yang
perjalanan. Ia melihat sebongkah emas yang
tampaknya jatuh dari sebuah karavan yang lewat
tampaknya jatuh dari sebuah karavan yang lewat
sebelumnya. Saat itu, ia berpapasan dengan pencari
sebelumnya. Saat itu, ia berpapasan dengan pencari
kayu yang sedang memikul bebannya. “Ambillah emas
kayu yang sedang memikul bebannya. “Ambillah emas
itu untukmu”, kata pembesar tadi pada pencari kayu. Ia
itu untukmu”, kata pembesar tadi pada pencari kayu. Ia
merasa iba dengan orang yang tampak hidup susah itu
merasa iba dengan orang yang tampak hidup susah itu
Bukan mengambil emasnya, pencari kayu itu justru Bukan mengambil emasnya, pencari kayu itu justru menasehati sang pembesar. “Tuan”, ucapnya. “Tuanmenasehati sang pembesar. “Tuan”, ucapnya. “Tuan
seperti seorang terhormat. Mengapa bicara tuan begitu
seperti seorang terhormat. Mengapa bicara tuan begitu
rendah. Saya memang seorang pencari kayu, tapi saya
rendah. Saya memang seorang pencari kayu, tapi saya
bangga hidup dengan hasil keringat saya sendiri. Jangan
bangga hidup dengan hasil keringat saya sendiri. Jangan
pernah tuan meminta saya mengambil yang bukan hak
pernah tuan meminta saya mengambil yang bukan hak
saya”. Sang pembesar terkesima dengan sikap pencari
saya”. Sang pembesar terkesima dengan sikap pencari
kayu itu. Ia orang biasa, tapi menjaga tegak karakter
kayu itu. Ia orang biasa, tapi menjaga tegak karakter
Bushido yang menjujung tinggi integritas dan kejujuran.
Saya Saya semakin semakin merasakan merasakan betapa betapapentingnya pendidikan karakter
pentingnya pendidikan karakter
setelah mempelajari ilmu dan
setelah mempelajari ilmu dan
semangat samurai. Para samurai
semangat samurai. Para samurai
memiliki dua hal, yaitu
yang dikenal BushidoBushido..
Para samurai memiliki senjata yang Para samurai memiliki senjata yang disebutdisebut KatanaKatana atau Pedang. Pedang atau Pedang. Pedang yang tajam tentu mengerikan dan
yang tajam tentu mengerikan dan
berbahaya jika dimiliki oleh orang yang
berbahaya jika dimiliki oleh orang yang
tidak bermoral. Pedang menjadi tidak
tidak bermoral. Pedang menjadi tidak
berbahaya ketika pemegangnya
berbahaya ketika pemegangnya
mempunyai sifat yang disebut
mempunyai sifat yang disebut BushidoBushido, ,
yaitu amanah, pengasih, santun,
yaitu amanah, pengasih, santun,
sopan, mulia, hormat, dan lain-lain.
VALUE
VALUE
25%
25%
SYSTEM
SYSTEM
35%
35%
LEADERSHIP
LEADERSHIP
45%
45%
AKHLAK/KARAKTER - PANDAI
AKHLAK/KARAKTER - PANDAI
AKHLAK/KARAKTER - PANDAI
AKHLAK/KARAKTER - PANDAI
1.
1.
““Sesungguhnya aku (Nabi) diutus tidak Sesungguhnya aku (Nabi) diutus tidak lain untuk memuliakan ataulain untuk memuliakan atau
menyempurnakan akhlak manusia“
menyempurnakan akhlak manusia“
(Hadits).
(Hadits).
2.
2.
Sekolah harus menghasilkan orang baik Sekolah harus menghasilkan orang baik dan pandai Minimal menghasilkan orangdan pandai Minimal menghasilkan orang
baik walaupun kurang pandai. Sekolah
baik walaupun kurang pandai. Sekolah
yang hanya menghasilkan orang pandai
yang hanya menghasilkan orang pandai
tetapi tidak baik, akan menjadi orang
tetapi tidak baik, akan menjadi orang
berbahaya.
KEBAHAGIAAN
KEBAHAGIAAN
KEBAHAGIAAN
KEBAHAGIAAN
Happiness is when what you will think, what you say, and Happiness is when what you will think, what you say, and what you do, are in harmony.what you do, are in harmony.
SD
PENDIDIKAN KARAKTER DAN JENJANG
PENDIDIKAN KARAKTER DAN JENJANG
MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA
MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA
(There are seven sins in the world)
(There are seven sins in the world)
MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA
MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA
(There are seven sins in the world)
(There are seven sins in the world)
1.
1.
Kaya tanpa kerja (Kaya tanpa kerja (Wealth without workWealth without work))2.
2.
Kesenangan tanpa kata/suara hatiKesenangan tanpa kata/suara hati ( (Plesure without Plesure without conscienceconscience))
3.
3.
Pengetahuan tanpa karakterPengetahuan tanpa karakter ( (Knowledge without Knowledge without charactercharacter))
4.
4.
Perdagangan tanpa moralPerdagangan tanpa moral ( (Commerce without Commerce without moralitymorality))
5.
5.
Ilmu tanpa kemanusiaanIlmu tanpa kemanusiaan ( (Science without humanityScience without humanity))6.
6.
Ibadah tanpa pengorbananIbadah tanpa pengorbanan ( (Worship without sacrifice)Worship without sacrifice)7.
Apa yang salah dengan
Apa yang salah dengan
pendidikan kita?
pendidikan kita?
Apa yang salah dengan
Apa yang salah dengan
pendidikan kita?
CHARACTER
CHARACTER
CHARACTER
CHARACTER
The combination of qualities and personality that makes The combination of qualities and personality that makes one person or thing different from others.KARAKTER
KARAKTER
KARAKTER
KARAKTER
Karakter memiliki makna substantif dan proses Karakter memiliki makna substantif dan proses psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50) psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50)merujuk pada konsep
merujuk pada konsep good charactergood character yang dikemukakan yang dikemukakan oleh Aristoteles sebagai
oleh Aristoteles sebagai “...the life of right conduct—“...the life of right conduct— right conduct in relation to other persons and in relation
right conduct in relation to other persons and in relation
to one
KARAKTER
KARAKTER
KARAKTER
KARAKTER
Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berprilaku Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berprilaku baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik terhadap baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alamPENDIDIKAN KARAKTER
PENDIDIKAN KARAKTER
PENDIDIKAN KARAKTER
PENDIDIKAN KARAKTER
•
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
pendidikan
nilai,
pendidikan
budi
pekerti,
pendidikan
nilai,
pendidikan
budi
pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang
pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati.
sepenuh hati.
•
Pendidikan Karakter adalah proses pem
Pendidikan Karakter adalah proses pem
berian
berian
tuntunan peserta
tuntunan peserta
/anak
/anak
didik agar menjadi manusia
didik agar menjadi manusia
seutuhnya yang
seutuhnya yang
b
b
erkarakter dalam dimensi
erkarakter dalam dimensi
hati,
hati,
pikir, raga, serta rasa dan karsa
KARAKTER NYATA (
KARAKTER NYATA (
KARAKTER NYATA (
Real Character
Real Character
)
)
KARAKTER NYATA (
Real Character
Real Character
)
)
“
“
The measure of a man's real character is
The measure of a man's real character is
what he would do if he knew he would
what he would do if he knew he would
never be found out.”
never be found out.”
— Baron Thomas
— Baron Thomas
Babington Macauley, early 19th-century
Babington Macauley, early 19th-century
English historian
KARAKTER
KARAKTER
KARAKTER
KARAKTER
KarKaraakkter ter dapat didefinisikan sebagai:dapat didefinisikan sebagai: “values in action”“values in action”..
Nilai adalah hNilai adalah hal yang dianggap penting, bernilai atau baik; al yang dianggap penting, bernilai atau baik; Semacam keyakinan mengenai bagaimana seseorangSemacam keyakinan mengenai bagaimana seseorang
seharusnya atau tidak seharusnya bertindak (misalnya jujur,
seharusnya atau tidak seharusnya bertindak (misalnya jujur,
ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang
ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang
(misalnya kebahagiaan, kebebasan).
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
Knowing the goodKnowing the good
Feeling the goodFeeling the goodBUDI PEKERTI
BUDI PEKERTI
BUDI PEKERTI
BUDI PEKERTI
Jika budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris, Jika budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris,maka budi pekerti merupakan terjemahan dari kata ”moralitas”
maka budi pekerti merupakan terjemahan dari kata ”moralitas”
(
(moralitymorality). ). Moralitas mengandung beberapa pengertian, antara Moralitas mengandung beberapa pengertian, antara lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku.
lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku.
Pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah Pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalahperilaku/kelakuan. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula
perilaku/kelakuan. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula
sikap yang dicerminkan oleh perilaku
SOPAN SANTUN
SOPAN SANTUN
SOPAN SANTUN
SOPAN SANTUN
Sopan santun dapat diartikan sebagai etiket. Etiket Sopan santun dapat diartikan sebagai etiket. Etiketadalah sopan santun (tata krama dan tata tertib di dalam
adalah sopan santun (tata krama dan tata tertib di dalam
pergaulan antar manusia dengan manusia, sedangkan
pergaulan antar manusia dengan manusia, sedangkan
etika dapat diartikan peradaban atau kesusilaan. Sinonim
etika dapat diartikan peradaban atau kesusilaan. Sinonim
dari etika adalah moral, yang artinya adat-istiadat
TATA KRAMA
TATA KRAMA
TATA KRAMA
TATA KRAMA
Tata krama terdiri dari kata ”tata” dan ”krama”. Tata Tata krama terdiri dari kata ”tata” dan ”krama”. Tataberarti adat, aturan, peraturan, norma, sedangkan krama
berarti adat, aturan, peraturan, norma, sedangkan krama
berarti sopan santun, kelakuan tindakan atau perbuatan.
berarti sopan santun, kelakuan tindakan atau perbuatan.
Dengan demikian, tata krama berarti adat sopan santun,
Dengan demikian, tata krama berarti adat sopan santun,
kebiasaan sopan santun, atau tata sopan santun
MORAL
MORAL
MORAL
MORAL
Dihubungkan dengan patokan-patokan mengenai Dihubungkan dengan patokan-patokan mengenai perilaku yang benar dan yang salah; sesuai denganperilaku yang benar dan yang salah; sesuai dengan
keyakinan-keyakinan etis pribadi atau kaidah-kaidah
keyakinan-keyakinan etis pribadi atau kaidah-kaidah
kelompok dan kaidah-kaidah sosial.
Hal terpenting dalam hidup bukanlah kemenangan yang
Hal terpenting dalam hidup bukanlah kemenangan yang
diperoleh, namun kualitas jerih payah untuk memperoleh
diperoleh, namun kualitas jerih payah untuk memperoleh
kemenangan tsb.
kemenangan tsb.
Hal yang paling esensial bukanlah kemampuan untuk
Hal yang paling esensial bukanlah kemampuan untuk
menaklukkan, namun kemampuan utk bertarung dengan
menaklukkan, namun kemampuan utk bertarung dengan
sebaik-baiknya dan indah
sebaik-baiknya dan indah
The most important thing in life ....is
The most important thing in life ....is
not the triumph but the struggle
not the triumph but the struggle
The essential thing is not to have
The essential thing is not to have
conquered but to have fought well
conquered but to have fought well
Baron Piere de
Baron Piere de
55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN
55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN
BANGSA
BANGSA
55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN
55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN
KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN
1.
Meremehkan waktuMeremehkan waktu2.
2.
Bangun kesianganBangun kesiangan3.
3.
Terlambat masuk kantorTerlambat masuk kantor4.
4.
Tidak disiplinTidak disiplin5.
5.
Suka menundaSuka menunda6.
6.
Melanggar janjiMelanggar janji7.
7.
MenyontekMenyontek8.
8.
NgrasaniNgrasani9.
10. Melayani stres
10. Melayani stres
11. Menganggap berat setiap masalah
11. Menganggap berat setiap masalah
12. Pesimis terhadap diri sendiri
12. Pesimis terhadap diri sendiri
13. Terbiasa mengeluh
13. Terbiasa mengeluh
14. Merasa hebat
14. Merasa hebat
15. Meremehkan orang lain
15. Meremehkan orang lain
16. Tidak sarapan
16. Tidak sarapan
17. Tidak terbiasa antri
17. Tidak terbiasa antri
18. Banyak tidur
18. Banyak tidur
19. Banyak nonton TV
19. Banyak nonton TV
20. Terlena dengan kenyamanan, takut berubah
KEBIASAAN-KEBIASAAN
1.
Merokok di sembarang tempatMerokok di sembarang tempat2.
2.
Membuang sampah di sembarang tempatMembuang sampah di sembarang tempat3.
3.
Corat-coret/Corat-coret/vandalismvandalism4.
4.
Kendaraan kita mengotori udaraKendaraan kita mengotori udara5.
5.
Jalan bertabur iklanJalan bertabur iklan6.
6.
Konsumsi plastik berlebihanKonsumsi plastik berlebihan7.
7.
Tidak terbiasa mengindahkan aturan pakaiTidak terbiasa mengindahkan aturan pakai8.
8.
Abai dengan pohonAbai dengan pohon9.
KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN
KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN
EKONOMI
EKONOMI
KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN
KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN
EKONOMI
3.
Silau dengan kepemilikan orang lain
Silau dengan kepemilikan orang lain
4.
4.
Boros listrik
Boros listrik
5.
5.
Nyandu nge-game
Nyandu nge-game
6.
6.
Tidak menyusun rencana-rencana kehidupan
Tidak menyusun rencana-rencana kehidupan
7.
7.
Tidak biasa berpikir kreatif
Tidak biasa berpikir kreatif
8.
8.
Shopaholic
Shopaholic
9.
KEBIASAAN-KEBIASAAN DALAM
1.
Tak mau membacaTak mau membaca2.
2.
Jarang mendengar pendapat orang lainJarang mendengar pendapat orang lain3.
3.
NepotismeNepotisme4.
4.
Suap-menyuapSuap-menyuap5.
5.
Politik balik modalPolitik balik modal6.
6.
Canggung dengan perbedaanCanggung dengan perbedaan7.
7.
Beragama secara sempitBeragama secara sempit8.
9. Demo pesanan/bayaran
9. Demo pesanan/bayaran
10. Tawuran
10. Tawuran
11. Tidak belajar dari pengalaman
11. Tidak belajar dari pengalaman
12. Birokratif
12. Birokratif
13. Meniru
13. Meniru
14. Provakatif dan mudah terprovokasi
14. Provakatif dan mudah terprovokasi
15. Tidak berani berkata ”Tidak”
15. Tidak berani berkata ”Tidak”
16. Berambisi menguasai
16. Berambisi menguasai
17. Mengesampingkan tradisi adat
MENDIKNAS:
Tiga kelompok pendidikan karakter
MENDIKNAS:
Tiga kelompok pendidikan karakter
1.
Karakter tumbuhnya kesadaran bahwa manusia
merupakan makhluk Yang Mahakuasa. Karenanya kita
tidak boleh saling merusak atau pun melakukan
perilaku-perilaku.
2.
Karakter terkait keilmuan. Untuk membangun keilmuan
harus dikembangkan kepenasaran intelektual.
3.
Karakter terkait dengan kecintaan pada tanah air.
KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER
KARAKTER
KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER
KARAKTER
Pendidikan karakter bukan hanya merupakan tanggung jawab Pendidikan karakter bukan hanya merupakan tanggung jawab beberapa guru bidang studi, seperti: Pendididkan Agama, BK,beberapa guru bidang studi, seperti: Pendididkan Agama, BK,
Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganearaan. Akan tetapi
Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganearaan. Akan tetapi
menjadi tanggung jawab seluruh komponen sekolah.
menjadi tanggung jawab seluruh komponen sekolah.
Pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan mata pelajaran/Pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan mata pelajaran/ kuliah yang berdiri sendiriPENTINGNYA
PENTINGNYA
PEMBANGUNAN KARAKTER
PEMBANGUNAN KARAKTER
PENTINGNYA
PENTINGNYA
PEMBANGUNAN KARAKTER
PEMBANGUNAN KARAKTER
UU Sisdiknas Pasal 3:UU Sisdiknas Pasal 3:
Pendidikan nasional berfungsi
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
mengembangkan kemampuan dan
membentuk
membentuk watakwatak serta peradaban bangsa serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik
untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan
agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Lanjutan:
Lanjutan:
Lanjutan:
Lanjutan:
Bung Karno (9 April 1961):Bung Karno (9 April 1961):“
“Dedication of life” Dedication of life” para olahragawan dan para olahragawan dan pembina olahraga, agar dapat
pembina olahraga, agar dapat
melaksanakan Amanat Penderitaan
melaksanakan Amanat Penderitaan
Rakyat sesuai kerangka segi-segi cita-cita
Rakyat sesuai kerangka segi-segi cita-cita
bangsa kita yang termasuk dalam
bangsa kita yang termasuk dalam “Nation “Nation and Character Building”
and Character Building” Indonesia. Indonesia.
Ellen G. White:Ellen G. White:Pembangunan karakter adalah usaha Pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan
paling penting yang pernah diberikan
kepada manusia. Pembangunan karakter
kepada manusia. Pembangunan karakter
adalah tujuan luar biasa dari sistem
adalah tujuan luar biasa dari sistem
pendidikan yang benar.
Stiles
(1998)
menyatakan
bahwa
Stiles
(1998)
menyatakan
bahwa
“Pembangunan karakter tidak dapat
“Pembangunan karakter tidak dapat
dilakukan dengan serta merta tanpa upaya
dilakukan dengan serta merta tanpa upaya
sistematis dan terprogram sejak dini”.
sistematis dan terprogram sejak dini”.
74
Lanjutan:
Lanjutan:
Lanjutan:
Lanjutan:
Slamet Imam santoso
Slamet Imam santoso
:
:
P
P
embinaan watak merupakan tugas
embinaan watak merupakan tugas
ut
ut
a
a
ma pendidikan
ma pendidikan
M
M
enyusun harga diri yang kukuh-kuat
enyusun harga diri yang kukuh-kuat
:
:
Di manakah martabat akan
Di manakah martabat akan
bersanding kalau bukan di
bersanding kalau bukan di
samping kejujuran?
samping kejujuran?
(Cicero)
(Cicero)
Di manakah martabat akan
Di manakah martabat akan
bersanding kalau bukan di
bersanding kalau bukan di
samping kejujuran?
TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK
TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK
TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK
TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK
1.
1.
Meletakkan landasan karakter yang Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalamkuat melalui internalisasi nilai dalam
pendidikan.
pendidikan.
2.
2.
Menumbuhkan/menanamkan Menumbuhkan/menanamkankecerdasan emosi dan spiritual yang
kecerdasan emosi dan spiritual yang
mewarnai aktivitas hidupnya.
mewarnai aktivitas hidupnya.
3.
3.
Menumbuhkan kemampuan berfkir Menumbuhkan kemampuan berfkir kritis melalui pelaksanaankritis melalui pelaksanaan
tugas-tugas pembelajaran.
LANJUTAN:
LANJUTAN:
LANJUTAN:
LANJUTAN:
4. Menumbuhkan kebiasaan dan 4. Menumbuhkan kebiasaan dan
kemampuan untuk berpartisipasi aktif kemampuan untuk berpartisipasi aktif
secara teratur dalam aktivitas hidupnya secara teratur dalam aktivitas hidupnya
dan memahami manfaat dari dan memahami manfaat dari
keterlibatannya. keterlibatannya.
5. Menumbuhkan kebiasaan untuk 5. Menumbuhkan kebiasaan untuk
memanfaatkan dan mengisi waktu luang memanfaatkan dan mengisi waktu luang
dengan aktivitas belajar. dengan aktivitas belajar.
6. Menumbuhkan pola hidup sehat dan 6. Menumbuhkan pola hidup sehat dan
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
Knowing the goodKnowing the good
Feeling the goodFeeling the goodKARAKTER PENDIDIK
KARAKTER PENDIDIK
KARAKTER PENDIDIK
KARAKTER PENDIDIK
Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan
orang lain, mahasiswa, peserta didik baik kegiatan akademik maupun
orang lain, mahasiswa, peserta didik baik kegiatan akademik maupun
kegiatan non-akademik;
kegiatan non-akademik;
Turut secara aktif dan peduli melakukan upaya-upaya pembentukan Turut secara aktif dan peduli melakukan upaya-upaya pembentukan
karakter, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran;
karakter, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran;
dan
dan
Dalam melakukan pembelajaran hendaknya dapat Dalam melakukan pembelajaran hendaknya dapat
menginternalisasikan atau mengengintegrasikan nilai-nilai karakter.
STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER
STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER
STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER
STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER
Keteladanan
Keteladanan
Penanaman kedisiplinan
Penanaman kedisiplinan
Pembiasaan-Pembudayaan
Pembiasaan-Pembudayaan
Menciptakan suasana yang
Menciptakan suasana yang
konduksif
konduksif
1. KETELADANAN
PENTINGNYA KETELADANAN
PENTINGNYA KETELADANAN
PENTINGNYA KETELADANAN
PENTINGNYA KETELADANAN
Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhan Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhanmenggunakan pendekatan dalam mendidik umatnya
menggunakan pendekatan dalam mendidik umatnya
melalui model yang harus dan layak dicontoh melalui
melalui model yang harus dan layak dicontoh melalui
Nabi atau Rasul.
HASIL PENELETIAN
HASIL PENELETIAN
(dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)
(dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)
HASIL PENELETIAN
HASIL PENELETIAN
(dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)
(dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)
Bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi
Bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi
oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang
oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang
didengar dan 6% sisanya oleh gabungan
didengar dan 6% sisanya oleh gabungan
dari berbagai stimulus.
KETELADANAN
KETELADANAN
KETELADANAN
KETELADANAN
1.
1.
Kesiapan untuk Kesiapan untuk ddinilai dan inilai dan ddievaluasi ievaluasi2.
2.
Memiliki Integritas Memiliki Integritas TinggiTinggi3.
MENDIDIK DENGAN KETELADAN
MENDIDIK DENGAN KETELADAN
Lead by example
Lead by example
MENDIDIK DENGAN KETELADAN
MENDIDIK DENGAN KETELADAN
Lead by example
Lead by example
•
Memberi contoh atau teladan itu
Memberi contoh atau teladan itu
mudah, tetapi menjadi contoh atau
mudah, tetapi menjadi contoh atau
teladan itu tidak mudah.
2. PENANAMAN KEDISIPLINAN
TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT
TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT
PADA MANUSIA
PADA MANUSIA
TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT
TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT
PADA MANUSIA
PENANAMAN KEDISIPLINAN
PENANAMAN KEDISIPLINAN
PENANAMAN KEDISIPLINAN
PENANAMAN KEDISIPLINAN
Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yangsungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk
sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku
menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku
sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata
sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata
kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu
kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu
lingkungan tertentu.
PENEGAKAN DISIPLIN
PENEGAKAN DISIPLIN
PENEGAKAN DISIPLIN
PENEGAKAN DISIPLIN
1.
1.
Peningkatan motivasiPeningkatan motivasi2.
2.
Pendidikan dan latihanPendidikan dan latihan3.
3.
KepemimpinanKepemimpinan4.
4.
Penegakan Aturan (Penegakan Aturan (rule enforcementrule enforcement).).5.
5.
Takut pada aturan bukan takut pada manusiaTakut pada aturan bukan takut pada manusia6.
3. PEMBIASAAN
PEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN
PEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN
PEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN
PEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN
D
D
OROTHY
OROTHY
L
L
AW
AW
N
N
OTTE:
OTTE:
A
A
nak belajar dari kehidupannya.
nak belajar dari kehidupannya.
D
D
OROTHY
OROTHY
L
L
AW
AW
N
N
OTTE:
OTTE:
A
A
nak belajar dari kehidupannya.
nak belajar dari kehidupannya.
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar
berkelahi
berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali
diri
diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa
bersalah
bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan
diri
diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar
mencintai
mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar
menyenangi diri
menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali
tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar
kedermawanan
kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia
belajar kebenaran dan keadilan
belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh
kepercayaan
kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar
menemukan cinta dalam kehidupan
menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketenteraman, ia belajar
Jika anak dibesarkan dengan ketenteraman, ia belajar
berdamai dengan pikiran
4. MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF
MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF
MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF
MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF
MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF
1.
1.
Peran semua unsur sekolahPeran semua unsur sekolah2.
2.
Kerjasama sekolah dengan orang tuaKerjasama sekolah dengan orang tua3.
5. INTEGRASI DAN INTERNALISASI
5. INTEGRASI DAN INTERNALISASI
5. INTEGRASI DAN INTERNALISASI
INTEGRASI DAN INTERNALISASI
INTEGRASI DAN INTERNALISASI
INTEGRASI DAN INTERNALISASI
INTEGRASI DAN INTERNALISASI
Melalui strategi integrasi, guru dapat menggunakan setiap Melalui strategi integrasi, guru dapat menggunakan setiap kesempatan dan pada saat mengajarkan suatu subjek dalamkesempatan dan pada saat mengajarkan suatu subjek dalam
topik tertentu.
topik tertentu.
Guru menyelipkan atau memasukkan dengan sengaja isi Guru menyelipkan atau memasukkan dengan sengaja isikarakter yang relevan pada saat mengajarkan topik tertentu,
karakter yang relevan pada saat mengajarkan topik tertentu,
misalnya kasih sayang, kepedulian, kejujuran, nasionalisme,
misalnya kasih sayang, kepedulian, kejujuran, nasionalisme,
kebersamaan, dan sebagainya.
PERAN PENDIDIK
PERAN PENDIDIK
PERAN PENDIDIK
PERAN PENDIDIK
1.
1.
Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan bagi siswa, baik di kelas maupun di luar kelasteladan bagi siswa, baik di kelas maupun di luar kelas
2.
2.
Menginternalisasikan dan mengengintegrasikan nilai-nilai Menginternalisasikan dan mengengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.karakter dalam pembelajaran.
3.
3.
Peduli dan proaktif melakukan upaya-upaya pembentukan Peduli dan proaktif melakukan upaya-upaya pembentukan karakter pada siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelasAPA ITU?
APA ITU?
APA ITU?
APA ITU?
Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit
Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit
Ayah: Apa itu? Anak: Saya baru saja katakan
Ayah: Apa itu? Anak: Saya baru saja katakan
padamu Ayah. Itu Burung Pipit
padamu Ayah. Itu Burung Pipit
Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit Ayah. B-u-r-u-n-
Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit Ayah.
B-u-r-u-n-g P-i-p-i-t.
g P-i-p-i-t.
Ayah: Apa itu? Anak: Mengapa Ayah melakukan
Ayah: Apa itu? Anak: Mengapa Ayah melakukan
itu? Saya telah katakan berkali-kali, itu Burung
itu? Saya telah katakan berkali-kali, itu Burung
Pipit! Dapatkah Ayah memahaminya? Mau kemana
Pipit! Dapatkah Ayah memahaminya? Mau kemana
Ayah?
Ayah: Keraskan. Anak: Hari ini anak saya yang paling kecil Ayah: Keraskan. Anak: Hari ini anak saya yang paling kecil yang beberapa hari yang lalu sedang duduk di tamanyang beberapa hari yang lalu sedang duduk di taman
bersama saya pada saat Burung Pipit hinggap di depan
bersama saya pada saat Burung Pipit hinggap di depan
kami. Anak saya bertanya kepada saya “Apa itu” sebanyak
kami. Anak saya bertanya kepada saya “Apa itu” sebanyak
21 kali dan saya menyawabnya semua “Burung Pipit”
21 kali dan saya menyawabnya semua “Burung Pipit”
sebanyak 21 kali. Saya sangat sabar dengan setiap
sebanyak 21 kali. Saya sangat sabar dengan setiap
pertanyaan yang sama diajukan. Lagi dan lagi tanpa marah,
pertanyaan yang sama diajukan. Lagi dan lagi tanpa marah,
perasaan mempengaruhi rasa bersalah saya pada anak
perasaan mempengaruhi rasa bersalah saya pada anak
saya.