• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN PADA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR PEMUDA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN PADA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR PEMUDA ISLAM"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGARUH PENDIDIKAN PADA

PENGARUH PENDIDIKAN PADA

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR

PEMUDA ISLAM

PEMUDA ISLAM

PENGARUH PENDIDIKAN PADA

PENGARUH PENDIDIKAN PADA

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN POLA PKIR

PEMUDA ISLAM

PEMUDA ISLAM

M. Furqon Hidayatullah

M. Furqon Hidayatullah

Disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan

Disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan

IMAMTA (Ikatan Mahasiswa Majelis Tafsir Al-Qur’an), di

IMAMTA (Ikatan Mahasiswa Majelis Tafsir Al-Qur’an), di

Auditorium UNS, tanggal 14 Januari 2012

Auditorium UNS, tanggal 14 Januari 2012

(3)
(4)
(5)

LIFE WITHOUT LIMITS

LIFE WITHOUT LIMITS

LIFE WITHOUT LIMITS

LIFE WITHOUT LIMITS

Karena aku memiliki keterbatasan fisik, tetapi aku hidup Karena aku memiliki keterbatasan fisik, tetapi aku hidup seolah-olah tanpa mengenal batas

(6)

SPIRITUALITAS DALAM

SPIRITUALITAS DALAM

MEMIMPIN

MEMIMPIN

SPIRITUALITAS DALAM

SPIRITUALITAS DALAM

MEMIMPIN

MEMIMPIN

Umar bin Abdul Azis memimpin

Umar bin Abdul Azis memimpin

karena Allah;

karena Allah;

Umar bin Abdul Azis cinta

Umar bin Abdul Azis cinta

karena Allah

karena Allah

Dampak positifnya:

Dampak positifnya:

Umar dicintai Allah, dicintai

Umar dicintai Allah, dicintai

manusia, dan bahkan dicintai

manusia, dan bahkan dicintai

binatang

(7)

Ketika Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi

Ketika Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi

khalifah, para penggembala kambing di puncak

khalifah, para penggembala kambing di puncak

gunung berkata: ‘Siapakah khalifah yang saleh yang

gunung berkata: ‘Siapakah khalifah yang saleh yang

sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu

sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu

orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada

orang-orang yang berasal dari kota bertanya kepada

mereka: ‘Mengapa kalian mengetahui semua itu?’

mereka: ‘Mengapa kalian mengetahui semua itu?’

Mereka menjawab: “Sesungguhnya apabila

Mereka menjawab: “Sesungguhnya apabila

pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang

pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang

saleh, serigala dan singa tidak akan mengganggu

saleh, serigala dan singa tidak akan mengganggu

kambing-kambing kami lagi!”

(8)

Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul

Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul

Azis, kami menggembalakan kambing bersama

Azis, kami menggembalakan kambing bersama

srigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu

srigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu

malam serigala menyerang seekor kambing kami. Aku

malam serigala menyerang seekor kambing kami. Aku

berkata: ‘Dengan adanya peristiwa ini kami

berkata: ‘Dengan adanya peristiwa ini kami

memperkirakan bahwa laki-laki yang saleh tersebut

memperkirakan bahwa laki-laki yang saleh tersebut

telah mati’. Hammad berkata: ‘Orang ini dan lainnya

telah mati’. Hammad berkata: ‘Orang ini dan lainnya

juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya

juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya

mengira, tetapi besoknya ternyata memang benar

mengira, tetapi besoknya ternyata memang benar

bahwa dia (Khalifah Umar bin Abdul Azis) telah

bahwa dia (Khalifah Umar bin Abdul Azis) telah

meninggal dunia pada malam itu”

(9)

JIWA YANG BERGEJOLAK

JIWA YANG BERGEJOLAK

JIWA YANG BERGEJOLAK

JIWA YANG BERGEJOLAK

Aku ….. adalah pemilik jiwa yang selalu

Aku ….. adalah pemilik jiwa yang selalu

bergejolak, setiap mendapatkan sesuatu pasti

bergejolak, setiap mendapatkan sesuatu pasti

dia bergejolak meminta apa yang lebih tinggi

dia bergejolak meminta apa yang lebih tinggi

Aku ….. Telah mencapai kedudukan yang tiada

Aku ….. Telah mencapai kedudukan yang tiada

taranya, sekarang maka….. Sekarang jiwaku

taranya, sekarang maka….. Sekarang jiwaku

menginginkan surga …..

(10)

KUALITAS PEMIMPIN

KUALITAS PEMIMPIN

KUALITAS PEMIMPIN

KUALITAS PEMIMPIN

Memiliki visi yang jelas (

Memiliki visi yang jelas (

Having

Having

clear vission

clear vission

)

)

Memiliki kemampuan manajemen

Memiliki kemampuan manajemen

dan leadership baik (

dan leadership baik (

Having good

Having good

management and leadership

management and leadership

)

)

Memiliki jaringan yang luas

Memiliki jaringan yang luas

(

(11)

MELAKUKAN PERAN YANG

MELAKUKAN PERAN YANG

TEPAT

TEPAT

MELAKUKAN PERAN YANG

MELAKUKAN PERAN YANG

TEPAT

TEPAT

Tujuan jelas

Tujuan jelas

(12)
(13)

KESUKSESAN SEJATI

KESUKSESAN SEJATI

KESUKSESAN SEJATI

KESUKSESAN SEJATI

Tidak cukup hanya mengandalkan profesionalitas tetapi

Tidak cukup hanya mengandalkan profesionalitas tetapi

harus dilandasi spiritualitas

harus dilandasi spiritualitas

TAWAKAL = USAHA SUNGGUH2 + SELALU BERSANDAR

TAWAKAL = USAHA SUNGGUH2 + SELALU BERSANDAR

YANG MAHA KUASA

(14)
(15)

DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN

DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN

DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN

DOA COPILOT HERYADI GUNAWAN

Ya Allah Dzat yang jiwaku berada dalam

Ya Allah Dzat yang jiwaku berada dalam

genggaman-Mu, apabila Engkau akan

genggaman-Mu, apabila Engkau akan

memanggilku hari ini, saya ikhlas, saya

memanggilku hari ini, saya ikhlas, saya

pasrah, maafkanlah segala dosa saya,

pasrah, maafkanlah segala dosa saya,

namun apabila ada jalan yang lebih baik

namun apabila ada jalan yang lebih baik

dari itu, berilah kami yang terbaik”.

(16)

CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB

CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB

PILOT (PEMIMPIN)

PILOT (PEMIMPIN)

CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB

CONTOH RIIL TANGGUNG JAWAB

PILOT (PEMIMPIN)

PILOT (PEMIMPIN)

Meminimalisasi jatuhnya korban (Meminimalisasi jatuhnya korban (Minimalize victimMinimalize victim))

Orang terakhir keluar dari pesawat (Orang terakhir keluar dari pesawat (The last people who The last people who out from the plane

(17)

NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA

NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA

PUTRANYA

PUTRANYA

NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA

NASEHAT LUQMANUL HAKIM KEPADA

PUTRANYA

PUTRANYA

Wahai anakku, hidup ini bagaikan orang berlayar di

Wahai anakku, hidup ini bagaikan orang berlayar di

samudra yang sangat luas. Kadang-kadang

samudra yang sangat luas. Kadang-kadang

diterjang oleh badai topan yang dahsyat sehingga

diterjang oleh badai topan yang dahsyat sehingga

hidup ini terasa berat. Kadang-kadang diterpa oleh

hidup ini terasa berat. Kadang-kadang diterpa oleh

angin spoi-poi sehingga hidup ini terasa

angin spoi-poi sehingga hidup ini terasa

menyenangkan. Oleh karena itu, jadikanlah

menyenangkan. Oleh karena itu, jadikanlah

tawakal sebagai layarmu dan taqwa sebagai

tawakal sebagai layarmu dan taqwa sebagai

kemudimu, insya Allah engkau akan selamat”.

(18)

PERANG BADAR

PERANG BADAR

PERANG BADAR

PERANG BADAR

Pasukan Nabi dan sahabatnya berjumlah sekitar 300

Pasukan Nabi dan sahabatnya berjumlah sekitar 300

orang, sedangkan pasukan musuh berjumlah sekitar

orang, sedangkan pasukan musuh berjumlah sekitar

1000 orang.

1000 orang.

D

D

ari segi jumlah antara pasukan Nabi dengan pasukan

ari segi jumlah antara pasukan Nabi dengan pasukan

lawan 1 (satu) berbanding 3 (tiga), suatu perbandingan

lawan 1 (satu) berbanding 3 (tiga), suatu perbandingan

jumlah yang tidak berimbang. Di samping jumlah

jumlah yang tidak berimbang. Di samping jumlah

pasukan lawan jauh lebih besar, ditambah lagi dengan

pasukan lawan jauh lebih besar, ditambah lagi dengan

(19)

HASIL RISET TENTARA INGGRIS

HASIL RISET TENTARA INGGRIS

HASIL RISET TENTARA INGGRIS

HASIL RISET TENTARA INGGRIS

1.

1.

Pasukan Nabi selalu rendah hati dan tidak

Pasukan Nabi selalu rendah hati dan tidak

sombong.

sombong.

2.

2.

Pasukan Nabi selalu riang gembira dan optimis

Pasukan Nabi selalu riang gembira dan optimis

– Tawakal.

– Tawakal.

3.

3.

Adanya keharmonisan antara pemimpin dan

Adanya keharmonisan antara pemimpin dan

yang dipimpin,

yang dipimpin,

Catatan: Ketiga temuan tersebut tidak didapatkan

Catatan: Ketiga temuan tersebut tidak didapatkan

(20)

PERLU STRATEGI YANG TEPAT

(21)
(22)

PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

SEJATI

SEJATI

PENDIDIKAN

SEJATI

SEJATI

Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman berbahaya kepada

bukan aspek moral adalah ancaman berbahaya kepada

masyarakat (

masyarakat (To educate a person in mind and not in To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society

morals is to educate a menace to society). ).

Theodore Theodore Roosevelt, 19th/20th century American adventurer and

Roosevelt, 19th/20th century American adventurer and politician, Nobel Prize-winning U.S. president

(23)

PENDIDIKAN SEJATI (

PENDIDIKAN SEJATI (

PENDIDIKAN SEJATI (

T

T

rue Education

rue Education

)

)

PENDIDIKAN SEJATI (

T

T

rue Education

rue Education

)

)

Fungsi pendidikan adalah mengajar seseorang untuk berfikir Fungsi pendidikan adalah mengajar seseorang untuk berfikir secara intensif dan berfikir secara kritis … Kecerdasan plus

secara intensif dan berfikir secara kritis … Kecerdasan plus

karakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya

karakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya

(

(The function of education is to teach one to think intensively The function of education is to teach one to think intensively and to think critically... Intelligence plus character – that is the and to think critically... Intelligence plus character – that is the goal of true education

goal of true education).).

Martin Luther King Jr., Nobel Prize-winning 20th-century American Martin Luther King Jr., Nobel Prize-winning 20th-century American civil rights leader

(24)
(25)

AKHLAK >< RITUAL

(26)
(27)
(28)

FENOMENA

FENOMENA

FENOMENA

FENOMENA

Dididik takut pada manusia bukan takut pada aturan atau Dididik takut pada manusia bukan takut pada aturan atau Yang Kuasa (Patung polisi).

Yang Kuasa (Patung polisi).

(29)

KARAKTER BANGSA JEPANG

(30)

Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima

Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima

dan Nagasaki dibom AS)

dan Nagasaki dibom AS)

Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima

Kalah pada Perang Dunia II (Hiroshima

dan Nagasaki dibom AS)

dan Nagasaki dibom AS)

Mengapa bukan Tokio yang dibom?

Mengapa bukan Tokio yang dibom?

Karakter seperti apa yang dimiliki masyarakat Jepang?

(31)
(32)

Albert Einstein

Albert Einstein, , "Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941"Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941 US (German-born) physicist (1879 - 1955)

US (German-born) physicist (1879 - 1955) Albert Einstein

Albert Einstein, , "Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941"Science, Philosophy and Religion: a Symposium", 1941 US (German-born) physicist (1879 - 1955)

US (German-born) physicist (1879 - 1955)

Science without religion is lame,

Science without religion is lame,

(33)
(34)

Gempa bumi 9,1 skala richter, Gempa bumi 9,1 skala richter,

Disusul Tsunami, Disusul Tsunami,

Kemudian terjadi Radiasi NuklirKemudian terjadi Radiasi Nuklir

JUMAT 11 MARET 2011

(35)

Kompas 16 Maret 2011

(36)

CATATAN:

CATATAN:

CATATAN:

CATATAN:

Tidak ada penjarahanTidak ada penjarahan

(37)

ILMU TANPA KARAKTER BAGAI

ILMU TANPA KARAKTER BAGAI

SAMURAI TANPA “BUSHIDO”

SAMURAI TANPA “BUSHIDO”

(Ary Ginanjar Agustian)

(Ary Ginanjar Agustian)

ILMU TANPA KARAKTER BAGAI

ILMU TANPA KARAKTER BAGAI

SAMURAI TANPA “BUSHIDO”

SAMURAI TANPA “BUSHIDO”

(Ary Ginanjar Agustian)

(38)

YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:

YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:

SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG

SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG

YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:

YAGAMA SOKO (1622-1685) PENULIS:

SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG

SPIRIT BUSHIDO – BUDAYA KSATRIA JEPANG

Seorang pembesar Jepang sedang berada dalam

Seorang pembesar Jepang sedang berada dalam

perjalanan. Ia melihat sebongkah emas yang

perjalanan. Ia melihat sebongkah emas yang

tampaknya jatuh dari sebuah karavan yang lewat

tampaknya jatuh dari sebuah karavan yang lewat

sebelumnya. Saat itu, ia berpapasan dengan pencari

sebelumnya. Saat itu, ia berpapasan dengan pencari

kayu yang sedang memikul bebannya. “Ambillah emas

kayu yang sedang memikul bebannya. “Ambillah emas

itu untukmu”, kata pembesar tadi pada pencari kayu. Ia

itu untukmu”, kata pembesar tadi pada pencari kayu. Ia

merasa iba dengan orang yang tampak hidup susah itu

merasa iba dengan orang yang tampak hidup susah itu

(39)

Bukan mengambil emasnya, pencari kayu itu justru Bukan mengambil emasnya, pencari kayu itu justru menasehati sang pembesar. “Tuan”, ucapnya. “Tuan

menasehati sang pembesar. “Tuan”, ucapnya. “Tuan

seperti seorang terhormat. Mengapa bicara tuan begitu

seperti seorang terhormat. Mengapa bicara tuan begitu

rendah. Saya memang seorang pencari kayu, tapi saya

rendah. Saya memang seorang pencari kayu, tapi saya

bangga hidup dengan hasil keringat saya sendiri. Jangan

bangga hidup dengan hasil keringat saya sendiri. Jangan

pernah tuan meminta saya mengambil yang bukan hak

pernah tuan meminta saya mengambil yang bukan hak

saya”. Sang pembesar terkesima dengan sikap pencari

saya”. Sang pembesar terkesima dengan sikap pencari

kayu itu. Ia orang biasa, tapi menjaga tegak karakter

kayu itu. Ia orang biasa, tapi menjaga tegak karakter

Bushido yang menjujung tinggi integritas dan kejujuran.

(40)

Saya Saya semakin semakin merasakan merasakan betapa betapa

pentingnya pendidikan karakter

pentingnya pendidikan karakter

setelah mempelajari ilmu dan

setelah mempelajari ilmu dan

semangat samurai. Para samurai

semangat samurai. Para samurai

memiliki dua hal, yaitu

yang dikenal BushidoBushido..

Para samurai memiliki senjata yang Para samurai memiliki senjata yang disebut

disebut KatanaKatana atau Pedang. Pedang atau Pedang. Pedang yang tajam tentu mengerikan dan

yang tajam tentu mengerikan dan

berbahaya jika dimiliki oleh orang yang

berbahaya jika dimiliki oleh orang yang

tidak bermoral. Pedang menjadi tidak

tidak bermoral. Pedang menjadi tidak

berbahaya ketika pemegangnya

berbahaya ketika pemegangnya

mempunyai sifat yang disebut

mempunyai sifat yang disebut BushidoBushido, ,

yaitu amanah, pengasih, santun,

yaitu amanah, pengasih, santun,

sopan, mulia, hormat, dan lain-lain.

(41)
(42)

VALUE

VALUE

25%

25%

SYSTEM

SYSTEM

35%

35%

LEADERSHIP

LEADERSHIP

45%

45%

(43)

AKHLAK/KARAKTER - PANDAI

AKHLAK/KARAKTER - PANDAI

AKHLAK/KARAKTER - PANDAI

AKHLAK/KARAKTER - PANDAI

1.

1.

Sesungguhnya aku (Nabi) diutus tidak Sesungguhnya aku (Nabi) diutus tidak lain untuk memuliakan atau

lain untuk memuliakan atau

menyempurnakan akhlak manusia“

menyempurnakan akhlak manusia“

(Hadits).

(Hadits).

2.

2.

Sekolah harus menghasilkan orang baik Sekolah harus menghasilkan orang baik dan pandai Minimal menghasilkan orang

dan pandai Minimal menghasilkan orang

baik walaupun kurang pandai. Sekolah

baik walaupun kurang pandai. Sekolah

yang hanya menghasilkan orang pandai

yang hanya menghasilkan orang pandai

tetapi tidak baik, akan menjadi orang

tetapi tidak baik, akan menjadi orang

berbahaya.

(44)

KEBAHAGIAAN

KEBAHAGIAAN

KEBAHAGIAAN

KEBAHAGIAAN

Happiness is when what you will think, what you say, and Happiness is when what you will think, what you say, and what you do, are in harmony.

what you do, are in harmony.

(45)

SD

PENDIDIKAN KARAKTER DAN JENJANG

PENDIDIKAN KARAKTER DAN JENJANG

(46)

MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA

MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA

(There are seven sins in the world)

(There are seven sins in the world)

MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA

MAHATMA GANDI: 7 DOSA DI DUNIA

(There are seven sins in the world)

(There are seven sins in the world)

1.

1.

Kaya tanpa kerja (Kaya tanpa kerja (Wealth without workWealth without work))

2.

2.

Kesenangan tanpa kata/suara hatiKesenangan tanpa kata/suara hati ( (Plesure without Plesure without conscience

conscience))

3.

3.

Pengetahuan tanpa karakterPengetahuan tanpa karakter ( (Knowledge without Knowledge without character

character))

4.

4.

Perdagangan tanpa moralPerdagangan tanpa moral ( (Commerce without Commerce without morality

morality))

5.

5.

Ilmu tanpa kemanusiaanIlmu tanpa kemanusiaan ( (Science without humanityScience without humanity))

6.

6.

Ibadah tanpa pengorbananIbadah tanpa pengorbanan ( (Worship without sacrifice)Worship without sacrifice)

7.

(47)
(48)
(49)
(50)

Apa yang salah dengan

Apa yang salah dengan

pendidikan kita?

pendidikan kita?

Apa yang salah dengan

Apa yang salah dengan

pendidikan kita?

(51)

CHARACTER

CHARACTER

CHARACTER

CHARACTER

The combination of qualities and personality that makes The combination of qualities and personality that makes one person or thing different from others.

(52)

KARAKTER

KARAKTER

KARAKTER

KARAKTER

Karakter memiliki makna substantif dan proses Karakter memiliki makna substantif dan proses psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50) psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50)

merujuk pada konsep

merujuk pada konsep good charactergood character yang dikemukakan yang dikemukakan oleh Aristoteles sebagai

oleh Aristoteles sebagai “...the life of right conduct—“...the life of right conduct— right conduct in relation to other persons and in relation

right conduct in relation to other persons and in relation

to one

(53)

KARAKTER

KARAKTER

KARAKTER

KARAKTER

Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berprilaku Karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berprilaku baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik terhadap baik/penuh kebajikan, yakni berprilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam

(54)

PENDIDIKAN KARAKTER

PENDIDIKAN KARAKTER

PENDIDIKAN KARAKTER

PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai

pendidikan

nilai,

pendidikan

budi

pekerti,

pendidikan

nilai,

pendidikan

budi

pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak, yang

pendidikan moral, pendidikan watak, yang

bertujuan mengembangkan kemampuan peserta

bertujuan mengembangkan kemampuan peserta

didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,

didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,

memelihara apa yang baik, dan mewujudkan

memelihara apa yang baik, dan mewujudkan

kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan

kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan

sepenuh hati.

sepenuh hati.

Pendidikan Karakter adalah proses pem

Pendidikan Karakter adalah proses pem

berian

berian

tuntunan peserta

tuntunan peserta

/anak

/anak

didik agar menjadi manusia

didik agar menjadi manusia

seutuhnya yang

seutuhnya yang

b

b

erkarakter dalam dimensi

erkarakter dalam dimensi

hati,

hati,

pikir, raga, serta rasa dan karsa

(55)

KARAKTER NYATA (

KARAKTER NYATA (

KARAKTER NYATA (

Real Character

Real Character

)

)

KARAKTER NYATA (

Real Character

Real Character

)

)

The measure of a man's real character is

The measure of a man's real character is

what he would do if he knew he would

what he would do if he knew he would

never be found out.”

never be found out.”

— Baron Thomas

— Baron Thomas

Babington Macauley, early 19th-century

Babington Macauley, early 19th-century

English historian

(56)

KARAKTER

KARAKTER

KARAKTER

KARAKTER

KarKaraakkter ter dapat didefinisikan sebagai:dapat didefinisikan sebagai: “values in action”“values in action”..

Nilai adalah hNilai adalah hal yang dianggap penting, bernilai atau baik; al yang dianggap penting, bernilai atau baik; Semacam keyakinan mengenai bagaimana seseorang

Semacam keyakinan mengenai bagaimana seseorang

seharusnya atau tidak seharusnya bertindak (misalnya jujur,

seharusnya atau tidak seharusnya bertindak (misalnya jujur,

ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang

ikhlas), atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang

(misalnya kebahagiaan, kebebasan).

(57)

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

Knowing the goodKnowing the good

Feeling the goodFeeling the good

(58)

BUDI PEKERTI

BUDI PEKERTI

BUDI PEKERTI

BUDI PEKERTI

Jika budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris, Jika budi pekerti mengacu pada pengertian bahasa Inggris,

maka budi pekerti merupakan terjemahan dari kata ”moralitas”

maka budi pekerti merupakan terjemahan dari kata ”moralitas”

(

(moralitymorality). ). Moralitas mengandung beberapa pengertian, antara Moralitas mengandung beberapa pengertian, antara lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku.

lain adat istiadat, sopan santun, dan perilaku.

Pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah Pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah

perilaku/kelakuan. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula

perilaku/kelakuan. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula

sikap yang dicerminkan oleh perilaku

(59)

SOPAN SANTUN

SOPAN SANTUN

SOPAN SANTUN

SOPAN SANTUN

Sopan santun dapat diartikan sebagai etiket. Etiket Sopan santun dapat diartikan sebagai etiket. Etiket

adalah sopan santun (tata krama dan tata tertib di dalam

adalah sopan santun (tata krama dan tata tertib di dalam

pergaulan antar manusia dengan manusia, sedangkan

pergaulan antar manusia dengan manusia, sedangkan

etika dapat diartikan peradaban atau kesusilaan. Sinonim

etika dapat diartikan peradaban atau kesusilaan. Sinonim

dari etika adalah moral, yang artinya adat-istiadat

(60)

TATA KRAMA

TATA KRAMA

TATA KRAMA

TATA KRAMA

Tata krama terdiri dari kata ”tata” dan ”krama”. Tata Tata krama terdiri dari kata ”tata” dan ”krama”. Tata

berarti adat, aturan, peraturan, norma, sedangkan krama

berarti adat, aturan, peraturan, norma, sedangkan krama

berarti sopan santun, kelakuan tindakan atau perbuatan.

berarti sopan santun, kelakuan tindakan atau perbuatan.

Dengan demikian, tata krama berarti adat sopan santun,

Dengan demikian, tata krama berarti adat sopan santun,

kebiasaan sopan santun, atau tata sopan santun

(61)

MORAL

MORAL

MORAL

MORAL

Dihubungkan dengan patokan-patokan mengenai Dihubungkan dengan patokan-patokan mengenai perilaku yang benar dan yang salah; sesuai dengan

perilaku yang benar dan yang salah; sesuai dengan

keyakinan-keyakinan etis pribadi atau kaidah-kaidah

keyakinan-keyakinan etis pribadi atau kaidah-kaidah

kelompok dan kaidah-kaidah sosial.

(62)

Hal terpenting dalam hidup bukanlah kemenangan yang

Hal terpenting dalam hidup bukanlah kemenangan yang

diperoleh, namun kualitas jerih payah untuk memperoleh

diperoleh, namun kualitas jerih payah untuk memperoleh

kemenangan tsb.

kemenangan tsb.

Hal yang paling esensial bukanlah kemampuan untuk

Hal yang paling esensial bukanlah kemampuan untuk

menaklukkan, namun kemampuan utk bertarung dengan

menaklukkan, namun kemampuan utk bertarung dengan

sebaik-baiknya dan indah

sebaik-baiknya dan indah

The most important thing in life ....is

The most important thing in life ....is

not the triumph but the struggle

not the triumph but the struggle

The essential thing is not to have

The essential thing is not to have

conquered but to have fought well

conquered but to have fought well

Baron Piere de

Baron Piere de

(63)

55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN

55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN

BANGSA

BANGSA

55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN

55 KEBIASAAN KECIL YANG MENGHANCURKAN

(64)

KEBIASAAN-KEBIASAAN MEMPERLAKUKAN

1.

Meremehkan waktuMeremehkan waktu

2.

2.

Bangun kesianganBangun kesiangan

3.

3.

Terlambat masuk kantorTerlambat masuk kantor

4.

4.

Tidak disiplinTidak disiplin

5.

5.

Suka menundaSuka menunda

6.

6.

Melanggar janjiMelanggar janji

7.

7.

MenyontekMenyontek

8.

8.

NgrasaniNgrasani

9.

(65)

10. Melayani stres

10. Melayani stres

11. Menganggap berat setiap masalah

11. Menganggap berat setiap masalah

12. Pesimis terhadap diri sendiri

12. Pesimis terhadap diri sendiri

13. Terbiasa mengeluh

13. Terbiasa mengeluh

14. Merasa hebat

14. Merasa hebat

15. Meremehkan orang lain

15. Meremehkan orang lain

16. Tidak sarapan

16. Tidak sarapan

17. Tidak terbiasa antri

17. Tidak terbiasa antri

18. Banyak tidur

18. Banyak tidur

19. Banyak nonton TV

19. Banyak nonton TV

20. Terlena dengan kenyamanan, takut berubah

(66)

KEBIASAAN-KEBIASAAN

1.

Merokok di sembarang tempatMerokok di sembarang tempat

2.

2.

Membuang sampah di sembarang tempatMembuang sampah di sembarang tempat

3.

3.

Corat-coret/Corat-coret/vandalismvandalism

4.

4.

Kendaraan kita mengotori udaraKendaraan kita mengotori udara

5.

5.

Jalan bertabur iklanJalan bertabur iklan

6.

6.

Konsumsi plastik berlebihanKonsumsi plastik berlebihan

7.

7.

Tidak terbiasa mengindahkan aturan pakaiTidak terbiasa mengindahkan aturan pakai

8.

8.

Abai dengan pohonAbai dengan pohon

9.

(67)

KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN

KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN

EKONOMI

EKONOMI

KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN

KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG MERUGIKAN

EKONOMI

3.

Silau dengan kepemilikan orang lain

Silau dengan kepemilikan orang lain

4.

4.

Boros listrik

Boros listrik

5.

5.

Nyandu nge-game

Nyandu nge-game

6.

6.

Tidak menyusun rencana-rencana kehidupan

Tidak menyusun rencana-rencana kehidupan

7.

7.

Tidak biasa berpikir kreatif

Tidak biasa berpikir kreatif

8.

8.

Shopaholic

Shopaholic

9.

(68)

KEBIASAAN-KEBIASAAN DALAM

1.

Tak mau membacaTak mau membaca

2.

2.

Jarang mendengar pendapat orang lainJarang mendengar pendapat orang lain

3.

3.

NepotismeNepotisme

4.

4.

Suap-menyuapSuap-menyuap

5.

5.

Politik balik modalPolitik balik modal

6.

6.

Canggung dengan perbedaanCanggung dengan perbedaan

7.

7.

Beragama secara sempitBeragama secara sempit

8.

(69)

9. Demo pesanan/bayaran

9. Demo pesanan/bayaran

10. Tawuran

10. Tawuran

11. Tidak belajar dari pengalaman

11. Tidak belajar dari pengalaman

12. Birokratif

12. Birokratif

13. Meniru

13. Meniru

14. Provakatif dan mudah terprovokasi

14. Provakatif dan mudah terprovokasi

15. Tidak berani berkata ”Tidak”

15. Tidak berani berkata ”Tidak”

16. Berambisi menguasai

16. Berambisi menguasai

17. Mengesampingkan tradisi adat

(70)

MENDIKNAS:

Tiga kelompok pendidikan karakter

MENDIKNAS:

Tiga kelompok pendidikan karakter

1.

Karakter tumbuhnya kesadaran bahwa manusia

merupakan makhluk Yang Mahakuasa. Karenanya kita

tidak boleh saling merusak atau pun melakukan

perilaku-perilaku.

2.

Karakter terkait keilmuan. Untuk membangun keilmuan

harus dikembangkan kepenasaran intelektual.

3.

Karakter terkait dengan kecintaan pada tanah air.

(71)

KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

KARAKTER

KARAKTER

KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

KEKURANG-TEPATAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

KARAKTER

KARAKTER

Pendidikan karakter bukan hanya merupakan tanggung jawab Pendidikan karakter bukan hanya merupakan tanggung jawab beberapa guru bidang studi, seperti: Pendididkan Agama, BK,

beberapa guru bidang studi, seperti: Pendididkan Agama, BK,

Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganearaan. Akan tetapi

Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganearaan. Akan tetapi

menjadi tanggung jawab seluruh komponen sekolah.

menjadi tanggung jawab seluruh komponen sekolah.

Pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan mata pelajaran/Pendidikan karakter seharusnya tidak dijadikan mata pelajaran/ kuliah yang berdiri sendiri

(72)

PENTINGNYA

PENTINGNYA

PEMBANGUNAN KARAKTER

PEMBANGUNAN KARAKTER

PENTINGNYA

PENTINGNYA

PEMBANGUNAN KARAKTER

PEMBANGUNAN KARAKTER

UU Sisdiknas Pasal 3:UU Sisdiknas Pasal 3:

Pendidikan nasional berfungsi

Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan

mengembangkan kemampuan dan

membentuk

membentuk watakwatak serta peradaban bangsa serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik

untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan

agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

(73)

Lanjutan:

Lanjutan:

Lanjutan:

Lanjutan:

Bung Karno (9 April 1961):Bung Karno (9 April 1961):

Dedication of life” Dedication of life” para olahragawan dan para olahragawan dan pembina olahraga, agar dapat

pembina olahraga, agar dapat

melaksanakan Amanat Penderitaan

melaksanakan Amanat Penderitaan

Rakyat sesuai kerangka segi-segi cita-cita

Rakyat sesuai kerangka segi-segi cita-cita

bangsa kita yang termasuk dalam

bangsa kita yang termasuk dalam “Nation “Nation and Character Building”

and Character Building” Indonesia. Indonesia.

Ellen G. White:Ellen G. White:

Pembangunan karakter adalah usaha Pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan

paling penting yang pernah diberikan

kepada manusia. Pembangunan karakter

kepada manusia. Pembangunan karakter

adalah tujuan luar biasa dari sistem

adalah tujuan luar biasa dari sistem

pendidikan yang benar.

(74)

Stiles

(1998)

menyatakan

bahwa

Stiles

(1998)

menyatakan

bahwa

“Pembangunan karakter tidak dapat

“Pembangunan karakter tidak dapat

dilakukan dengan serta merta tanpa upaya

dilakukan dengan serta merta tanpa upaya

sistematis dan terprogram sejak dini”.

sistematis dan terprogram sejak dini”.

74

(75)

Lanjutan:

Lanjutan:

Lanjutan:

Lanjutan:

Slamet Imam santoso

Slamet Imam santoso

:

:

P

P

embinaan watak merupakan tugas

embinaan watak merupakan tugas

ut

ut

a

a

ma pendidikan

ma pendidikan

M

M

enyusun harga diri yang kukuh-kuat

enyusun harga diri yang kukuh-kuat

:

:

(76)

Di manakah martabat akan

Di manakah martabat akan

bersanding kalau bukan di

bersanding kalau bukan di

samping kejujuran?

samping kejujuran?

(Cicero)

(Cicero)

Di manakah martabat akan

Di manakah martabat akan

bersanding kalau bukan di

bersanding kalau bukan di

samping kejujuran?

(77)

TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK

TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK

TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK

TUJUAN MENGAJAR DAN MENDIDIK

1.

1.

Meletakkan landasan karakter yang Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam

kuat melalui internalisasi nilai dalam

pendidikan.

pendidikan.

2.

2.

Menumbuhkan/menanamkan Menumbuhkan/menanamkan

kecerdasan emosi dan spiritual yang

kecerdasan emosi dan spiritual yang

mewarnai aktivitas hidupnya.

mewarnai aktivitas hidupnya.

3.

3.

Menumbuhkan kemampuan berfkir Menumbuhkan kemampuan berfkir kritis melalui pelaksanaan

kritis melalui pelaksanaan

tugas-tugas pembelajaran.

(78)

LANJUTAN:

LANJUTAN:

LANJUTAN:

LANJUTAN:

4. Menumbuhkan kebiasaan dan 4. Menumbuhkan kebiasaan dan

kemampuan untuk berpartisipasi aktif kemampuan untuk berpartisipasi aktif

secara teratur dalam aktivitas hidupnya secara teratur dalam aktivitas hidupnya

dan memahami manfaat dari dan memahami manfaat dari

keterlibatannya. keterlibatannya.

5. Menumbuhkan kebiasaan untuk 5. Menumbuhkan kebiasaan untuk

memanfaatkan dan mengisi waktu luang memanfaatkan dan mengisi waktu luang

dengan aktivitas belajar. dengan aktivitas belajar.

6. Menumbuhkan pola hidup sehat dan 6. Menumbuhkan pola hidup sehat dan

(79)

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK

Knowing the goodKnowing the good

Feeling the goodFeeling the good

(80)

KARAKTER PENDIDIK

KARAKTER PENDIDIK

KARAKTER PENDIDIK

KARAKTER PENDIDIK

 Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan

orang lain, mahasiswa, peserta didik baik kegiatan akademik maupun

orang lain, mahasiswa, peserta didik baik kegiatan akademik maupun

kegiatan non-akademik;

kegiatan non-akademik;

 Turut secara aktif dan peduli melakukan upaya-upaya pembentukan Turut secara aktif dan peduli melakukan upaya-upaya pembentukan

karakter, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran;

karakter, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran;

dan

dan

 Dalam melakukan pembelajaran hendaknya dapat Dalam melakukan pembelajaran hendaknya dapat

menginternalisasikan atau mengengintegrasikan nilai-nilai karakter.

(81)

STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER

STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER

STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER

STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER

Keteladanan

Keteladanan

Penanaman kedisiplinan

Penanaman kedisiplinan

Pembiasaan-Pembudayaan

Pembiasaan-Pembudayaan

Menciptakan suasana yang

Menciptakan suasana yang

konduksif

konduksif

(82)

1. KETELADANAN

(83)

PENTINGNYA KETELADANAN

PENTINGNYA KETELADANAN

PENTINGNYA KETELADANAN

PENTINGNYA KETELADANAN

Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhan Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhan

menggunakan pendekatan dalam mendidik umatnya

menggunakan pendekatan dalam mendidik umatnya

melalui model yang harus dan layak dicontoh melalui

melalui model yang harus dan layak dicontoh melalui

Nabi atau Rasul.

(84)

HASIL PENELETIAN

HASIL PENELETIAN

(dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)

(dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)

HASIL PENELETIAN

HASIL PENELETIAN

(dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)

(dikutip oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat)

Bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi

Bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi

oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang

oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang

didengar dan 6% sisanya oleh gabungan

didengar dan 6% sisanya oleh gabungan

dari berbagai stimulus.

(85)

KETELADANAN

KETELADANAN

KETELADANAN

KETELADANAN

1.

1.

Kesiapan untuk Kesiapan untuk ddinilai dan inilai dan ddievaluasi ievaluasi

2.

2.

Memiliki Integritas Memiliki Integritas TinggiTinggi

3.

(86)

MENDIDIK DENGAN KETELADAN

MENDIDIK DENGAN KETELADAN

Lead by example

Lead by example

MENDIDIK DENGAN KETELADAN

MENDIDIK DENGAN KETELADAN

Lead by example

Lead by example

Memberi contoh atau teladan itu

Memberi contoh atau teladan itu

mudah, tetapi menjadi contoh atau

mudah, tetapi menjadi contoh atau

teladan itu tidak mudah.

(87)

2. PENANAMAN KEDISIPLINAN

(88)

TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT

TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT

PADA MANUSIA

PADA MANUSIA

TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT

TAAT PADA ATURAN, BUKAN TAAT

PADA MANUSIA

(89)
(90)

PENANAMAN KEDISIPLINAN

PENANAMAN KEDISIPLINAN

PENANAMAN KEDISIPLINAN

PENANAMAN KEDISIPLINAN

Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang

sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk

sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk

menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku

menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku

sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata

sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata

kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu

kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu

lingkungan tertentu.

(91)

PENEGAKAN DISIPLIN

PENEGAKAN DISIPLIN

PENEGAKAN DISIPLIN

PENEGAKAN DISIPLIN

1.

1.

Peningkatan motivasiPeningkatan motivasi

2.

2.

Pendidikan dan latihanPendidikan dan latihan

3.

3.

KepemimpinanKepemimpinan

4.

4.

Penegakan Aturan (Penegakan Aturan (rule enforcementrule enforcement).).

5.

5.

Takut pada aturan bukan takut pada manusiaTakut pada aturan bukan takut pada manusia

6.

(92)

3. PEMBIASAAN

(93)

PEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN

PEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN

PEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN

PEMBIASAAN-PEMBUDAYAAN

(94)

D

D

OROTHY

OROTHY

L

L

AW

AW

N

N

OTTE:

OTTE:

A

A

nak belajar dari kehidupannya.

nak belajar dari kehidupannya.

D

D

OROTHY

OROTHY

L

L

AW

AW

N

N

OTTE:

OTTE:

A

A

nak belajar dari kehidupannya.

nak belajar dari kehidupannya.

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar

berkelahi

berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali

diri

diri

Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri

(95)

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa

bersalah

bersalah

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan

diri

diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar

Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar

mencintai

mencintai

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar

menyenangi diri

menyenangi diri

Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali

Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali

tujuan

(96)

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar

kedermawanan

kedermawanan

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia

belajar kebenaran dan keadilan

belajar kebenaran dan keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh

kepercayaan

kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar

Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar

menemukan cinta dalam kehidupan

menemukan cinta dalam kehidupan

Jika anak dibesarkan dengan ketenteraman, ia belajar

Jika anak dibesarkan dengan ketenteraman, ia belajar

berdamai dengan pikiran

(97)

4. MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF

(98)

MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF

MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF

MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF

MENCIPTAKAN SUASANA KONDUKSIF

1.

1.

Peran semua unsur sekolahPeran semua unsur sekolah

2.

2.

Kerjasama sekolah dengan orang tuaKerjasama sekolah dengan orang tua

3.

(99)

5. INTEGRASI DAN INTERNALISASI

5. INTEGRASI DAN INTERNALISASI

5. INTEGRASI DAN INTERNALISASI

(100)

INTEGRASI DAN INTERNALISASI

INTEGRASI DAN INTERNALISASI

INTEGRASI DAN INTERNALISASI

INTEGRASI DAN INTERNALISASI

Melalui strategi integrasi, guru dapat menggunakan setiap Melalui strategi integrasi, guru dapat menggunakan setiap kesempatan dan pada saat mengajarkan suatu subjek dalam

kesempatan dan pada saat mengajarkan suatu subjek dalam

topik tertentu.

topik tertentu.

Guru menyelipkan atau memasukkan dengan sengaja isi Guru menyelipkan atau memasukkan dengan sengaja isi

karakter yang relevan pada saat mengajarkan topik tertentu,

karakter yang relevan pada saat mengajarkan topik tertentu,

misalnya kasih sayang, kepedulian, kejujuran, nasionalisme,

misalnya kasih sayang, kepedulian, kejujuran, nasionalisme,

kebersamaan, dan sebagainya.

(101)

PERAN PENDIDIK

PERAN PENDIDIK

PERAN PENDIDIK

PERAN PENDIDIK

1.

1.

Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau Melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh atau teladan bagi siswa, baik di kelas maupun di luar kelas

teladan bagi siswa, baik di kelas maupun di luar kelas

2.

2.

Menginternalisasikan dan mengengintegrasikan nilai-nilai Menginternalisasikan dan mengengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.

karakter dalam pembelajaran.

3.

3.

Peduli dan proaktif melakukan upaya-upaya pembentukan Peduli dan proaktif melakukan upaya-upaya pembentukan karakter pada siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas

(102)

APA ITU?

APA ITU?

APA ITU?

APA ITU?

Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit

Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit

Ayah: Apa itu? Anak: Saya baru saja katakan

Ayah: Apa itu? Anak: Saya baru saja katakan

padamu Ayah. Itu Burung Pipit

padamu Ayah. Itu Burung Pipit

Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit Ayah. B-u-r-u-n-

Ayah: Apa itu? Anak: Burung Pipit Ayah.

B-u-r-u-n-g P-i-p-i-t.

g P-i-p-i-t.

Ayah: Apa itu? Anak: Mengapa Ayah melakukan

Ayah: Apa itu? Anak: Mengapa Ayah melakukan

itu? Saya telah katakan berkali-kali, itu Burung

itu? Saya telah katakan berkali-kali, itu Burung

Pipit! Dapatkah Ayah memahaminya? Mau kemana

Pipit! Dapatkah Ayah memahaminya? Mau kemana

Ayah?

(103)

Ayah: Keraskan. Anak: Hari ini anak saya yang paling kecil Ayah: Keraskan. Anak: Hari ini anak saya yang paling kecil yang beberapa hari yang lalu sedang duduk di taman

yang beberapa hari yang lalu sedang duduk di taman

bersama saya pada saat Burung Pipit hinggap di depan

bersama saya pada saat Burung Pipit hinggap di depan

kami. Anak saya bertanya kepada saya “Apa itu” sebanyak

kami. Anak saya bertanya kepada saya “Apa itu” sebanyak

21 kali dan saya menyawabnya semua “Burung Pipit”

21 kali dan saya menyawabnya semua “Burung Pipit”

sebanyak 21 kali. Saya sangat sabar dengan setiap

sebanyak 21 kali. Saya sangat sabar dengan setiap

pertanyaan yang sama diajukan. Lagi dan lagi tanpa marah,

pertanyaan yang sama diajukan. Lagi dan lagi tanpa marah,

perasaan mempengaruhi rasa bersalah saya pada anak

perasaan mempengaruhi rasa bersalah saya pada anak

saya.

(104)

Referensi

Dokumen terkait

Disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh maraknya pemberitaan ledakan tabung gas elpiji terhadap sikap waspada pada warga yang menggunakan kompor gas, maka

Berdasarkan hasil uji beda rataan penerapan beberapa jarak tanam dan sistem tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah biji hampa per plot tanaman padi, dimana jumlah biji

Simbol digunakan untuk merepresentasikan unsur-unsur yang tercantum di dalam peta. Simbol unsur-unsur peta rupa bumi skala 1:50.000 disajikan dalam Lampiran A. 1) Jika tidak

Setelah bahan dan alat tersebut dilakukan pengujian emisi gas buang kendaraan dengan menggunakan Star GAS 898 dengan menggunakan variasi putaran engine untuk

[r]

pelayanan pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal pada satker tersebut X1 Keahlian adalah keahlian dalam melaksanakan audit X2 Rentang Pekerjaan adalah

Tema yang diambil adalah persepsi muzakki tentang zakat dan peran kyai terhadap upaya optimalisasi pengelolaan dan pendistribusian zakat pada Badan Amil Zakat Kabupaten

Manajer pro- yek harus seseorang yang memiliki kedua kredibilitas administratif dan teknis, yang dapat melaksanakan pekerjaan dengan se- gera dan memuaskan, serta dirasa