• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESTABILAN FISIK GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFIL KESTABILAN FISIK GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESTABILAN FISIK GRANUL EFFERVESCENT

EKSTRAK DAUN PEGAGAN (

Centella asiatica

L.)

Vera Astuti

1

1

Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang

Korespondensi: vera_2104@yahoo.com

Abstrak

Latar Belakang. Masa pertumbuhan anak-anak pada usia dibawah lima tahun adalah masa emas dimana usia tersebut dalam tahap pertumbuhan yang paling optimal. Pertumbuhan yang baik harus disertai dengan berat badan anak yang ideal. Status gizi yang rendah adalah penyebab kurangny gizi pada anak-anak. Solusi untuk mengurangi status gizi buruk anak dan tumbuh kembangnya serta untuk memenuhi asupan vitamin dan mineral selain obat, dapat diperoleh dari tanaman herbal yang dimodifikasi bentuk sediaannya, diantaranya adalah tanaman pegagan. Dari penelitian terdahulu diketahui daun pegagan dapat dibuat dalam bentuk sediaan granul effervescent.

Tujuan. Mendapatkanprofil kestabilan fisik dari beberapa formula granul effervescent ekstrak daun pegagan (Centella asiatica L).

Metode. Penelitian eksperimentaldengan objek penelitian daun pegagan (Centella asiatica L). Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi. Granul dibuat dalam empat formula dengan konsentrasi ekstrak masing-masing : 7%, 7%, 10% dan 10%. Uji kestabilan fisik granul yang dilakukan adalah uji kadar air, uji volume tuang, uji volume guncang, uji daya alir, uji waktu dispersi.

Hasil. Semua formula rata-rata memenuhi persyaratan uji kestabilan fisik granul effervescent yang baik. Hasil terbaik didapatkan pada formula yang keempat.

Kesimpulan. Ekstrak daun pegagan dapat dibuat menjadi sediaan granul effervescent yang memenuhi persyaratan uji kestabilan fisik yang baik.

Kata Kunci : Granul effervescent, ekstrak, daun pegagan (Centella asiatica L), uji kestabilan fisik granul.

Abstract

Background. The growth period of children under five years old is a golden period in which age is at its most optimal growth stage. Good growth should be accompanied by ideal child weight. Low nutritional status is the cause of malnutrition in children. Solutions to reduce the malnutrition status of children and to supply the intake of vitamins and minerals without drugs, can be obtained from herbal plants that modified form preparations, such as Pegagan plant. From the previous research known pegagan leaf can be made in the form of effervescent granule dosage.

Objective. Gained a profile of the physical stability of some effervescent granule form leaf extract of pegagan (Centella asiatica L).

Methods. An experimental research with object is leaf pegagan (Centella asiatica L). Preparation of the extract is done by maceration. Granules are made in four formulas with an extract concentration: 7%, 7%, 10% and 10%. Physical stability test of granule conducted is water rate test, cast volume test, shake volume test, flow test, dispersion time test.

Results. All the average formulas have a good physical stability test of effervescent granules. The best results are obtained in the fourth formula.

Conclusion. Pegagan leaf extract can be made into an effervescent granule preparation that have good physical stability test.

Keywords : Effervescent granules, extracts, leaf pegagan (Centella asiatica L), physical stability test of granules.

1.

Pendahuluan

Masa pertumbuhan anak-anak pada usia dibawah lima tahun adalah masa emas dimana usia tersebut dalam tahap pertumbuhan yang paling optimal. Pertumbuhan yang baik harus disertai dengan berat badan anak yang ideal. Hal ini sangat terkait erat dengan masalah nafsu makan.

(2)

Keadaan gizi kurang pada anak-anak mengakibatkan juga rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk, yang dapat ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi yaitu sebesar 35 perseribu kelahiran hidup, dan angka kematian balita sebesar 58 perseribu serta angka kematian ibu sebesar 307 perseratus ribu kelahiran hidup. Lebih dari separuh kematian bayi atau balita dan ibu berkaitan dengan buruknya status gizi termasuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak bangsa.

Solusi untuk mengurangi status gizi buruk anak dan tumbuh kembangnya serta untuk memenuhi asupan vitamin dan mineral selain obat, dapat diperoleh dari tanaman herbal yang dimodifikasi bentuk sediaannya, diantaranya adalah tanaman pegagan.

Centella asiatica L. Urban merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh diperkebunan, tepi jalan, pematang sawah ataupun diladang yang agak basah. Khasiat dan manfaat pegagan tersebut disebabkan oleh kandungan nutrisi dan komponen zat kimia, multivitamin dan mineral yang memiliki efek terapeutik. Dalam 100 g pegagan terdapat 34 kalori, 8.3 g air, 1.6 g protein, 0.6 g lemak, 6.9 g karbohidrat, 1.6 g abu, 170 mg kalsium, 30 mg fosfor, 3.1 mg zat besi, 414 mg kalium, 6580 ug betakaroten, 0.15 g thiamin, 0.14 mg riboflavin, 1.2 mg niasin, 4 mg asam askorbat dan 2.0 g serat.

Kandungan kimia pegagan terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu asam amino sebagai penambah nafsu makan, flavonoid, terpenoid, dan minyak atsiri. Asam amino terdiri atas sejumlah besar alanin, flavonoid terdiri atas quercetin, kaemprefol dan bermacam-macam glikosida.1

Pegagan sendiri telah banyak diformulasi dalam berbagai sediaan seperti teh, kapsul, tablet dan lain sebagainya. Namun sediaan farmasi untuk anak dalam bentuk granul effervescent belum ada di pasaran. Bentuk produk granul effervescent adalah bentuk yang mudah diterima karena dapat menggunakan pemanis untuk menyembunyikan rasa yang kurang enak. Berbagai penelitian tentang pembuatan granul effervescent dari berbagai tanaman telah dilakukan, antara lain formulasi ekstrak daun gambir yang memiliki potensi yang baik untuk dimanfaatkan dalam produk minuman kaya katekin. Daun Leilem dapat diolah menjadi suatu sediaan granul effervescent

yang menarik dan praktis, serta memenuhi syarat uji granul yang baik dengan kualitas memenuhi syarat pengujian granul diantaranya pengujian organoleptik, pengujian kadar air, pengujian ukuran partikel, pengujian volume tuang, pengujian volume guncang, pengujian daya alir dan pengujian waktu dispersi.2 Larutan yang dihasilkan oleh reaksi effervescent akan membentuk larutan yang berkilau dan menyediakan zat aktif dalam bentuk larutan dengan ketersediaan hayati yang terjamin bagi orang yang sulit menelan tablet atau kapsul biasa.3

Dari penelitian terdahulu dapat diasumsikan bahwa daun pegagan dapat dibuat dalam bentuk sediaan granul effervescent. Produk yang dikemas dalam bentuk sediaan effervescent akan lebih menambah daya tariknya sebagai sediaan yang menyegarkan, menampilkan kepraktisan dalam penggunaanya yaitu cukup dilarutkan dalam air dingin akan menghasilkan sediaan dengan rasa yang menyenangkan dengan zat aktif yang terlarut didalamnya. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dibuat sediaan granul effervescent dari eksrtak daun pegagan yang memenuhi uji kestabilan fisik yang baik.

2.

Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium dengan melakukan ekstraksi daun pegagan sampai didapatkan ekstrak kental menggunakan alat sokletasi. Ekstrak yang diperoleh diformulasi menjadi sediaan granul effervescent dengan pengujian stabilitas antara lain: uji kadar air, volume tuang, volume guncang, daya alir dan waktu dispersi. Penelitian dilakukan pada bulan Juni s.d Desember 2014 di Laboratorium Farmakognosi, Laboratorium Kimia, Laboratorium Fisika dan Laboratorium Farmasetika, Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang.

Objek penelitian adalah daun pegagan hijau segar siap panen, usia lebih kurang tiga bulan, diambil seluruh bagian daun kecuali pucuk yang baru tumbuh, kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan dikering anginkan. Daun pegagan yang dikumpulkan diperoleh dari Kecamatan Sukarame kota Palembang.

(3)

didapatkan ekstrak kental yang siap diformulasikan. Pembuatan granul effervescent dilakukan dengan metode granulasi basah dengan penambahan zat tambahan lainnya sampai diperoleh granul yang baik. Ekstrak daun pegagan dibuat menjadi empat formula dengan konsentrasi masing-masing 7%, 7%, 10% dan 10%. Uji kestabilan fisik granul yang dilakukan adalah uji kadar air, uji volume tuang, uji volume guncang, uji daya alir dan uji waktu dispersi.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap hasil dari sediaan granul effervescent. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif. Pengamatan dilakukan di Laboratorium Farmasetika dan Laboratorium Kimia Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang.

3.

Hasil

Setelah dilakukan proses pembuatan Granul Effervescent sesuai dengan prosedur, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Uji Kadar Air

Dari hasil penimbangan bobot basah Granul Effervescent yang dihasilkan dan setelah dilakukan pengeringan, dihitung menggunakan rumus Lachman4 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Perhitungan LOD

No Formula

Loss on Drying (LOD)

Hasil yang diperoleh dari keempat formula telah memenuhi uji kadar air dimana % LOD dari keempat formula adalah < 5%, yaitu masing-masing 2,004%, 2,465%, 2,003%, 1,935%. Formula terbaik adalah formula 4, dimana penurunan kadar air yang terjadi paling kecil yaitu hanya 1,945% saja.

2. Uji Volume Tuang

Sebanyak 10 g granul dituang kedalam suatu gelas ukur, permukaanya diratakan. Volume yang terbaca (ml/g) menggambarkan volume tuang.5

Tabel 2. Uji Volume Tuang Granul dalam dituangkan kedalam gelas ukur bertambah seperti yang disajikan pada tabel 2. Masing-masing formula bertambah antara 10 – 20%.

3. Uji Volume Guncang

(4)

Hasil uji volume guncang menunjukkan formula 2, 3 dan 4 memenuhi syarat dimana volume penyusutan yang terjadi kurang dari 20%. Formula 1 tidak memenuhi syarat dimana volume penyusutan > 20%. Penyusutan volume yang paling sedikit adalah pada formula 2 yaitu sebesar 16,36%.

3. Uji Daya Alir

Uji daya alir dilakukan dengan metode corong, sebanyak 100 g granul dimasukkan dalam corong, aliran keluar dibuka sampai seluruh granul mengalir keluar dari lubang corong dan membentuk timbunan diatas kertas grafik. Aliran granul yang baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan

100 gram granul ≤ 7 detik.

Tabel 4. Uji Daya Alir Granul dengan

Hasil uji daya alir menunjukkan formula memenuhi syarat dimana waktu yang dibutuhkan granul untuk melewati corong

adalah ≤ 7 detik. Kecuali formula 1 membutuhkan waktu alir 8 detik. Waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing formula 2, 3, dan 4 untuk melewati corong adalah 6 detik, 5 detik dan 5 detik. Formula 3 dan 4 yang paling sedikit membutuhkan waktu bagi granul untuk melewati corong.

4. Uji Wakti Dispersi

Masukkan 100 ml air dingin dengan suhu 15 – 25 ºC kedalam beker gelas 250 ml. Setelah itu dimasukkan 1 bungkus granul effervescent 6 g kedalam air tersebut. Catat waktu yang dibutuhkan granul terdispersi dalam air dan menyelesaikan reaksinya dalam waktu < 6 menit menunjukkan sediaan

Dari hasil pengujian waktu dispersi, semua granul memenuhi syarat karena waktu dispersi yang dibutuhkan oleh keempat formula adalah < 6 menit. Waktu terbaik dicapai oleh formula 3 yaitu 3 menit 59 detik untuk mendispersikan sediaan granul dalam 100 ml air.

4.

Pembahasan

Proses maserasi selama 10 hari dari daun pegagan yang dihasilkan dari bobot daun pegagan sebanyak 600 gram dalam pelarut alkohol 3000 ml adalah ekstrak kental daun pegagan seberat 40,30 gram. Ekstrak dibuat dalam sediaan granul effervescent dengan beberapa variasi formula. Komposisi pemanis yang digunakan dalam formulasi semula menggunakan aspartam pada saat penelitian diganti dengan Na. Sakarin dikarenakan aspartam tidak tersedia atau habis terpakai. Penggantian pemanis tersebut disesuaikan dengan konversi tingkat kemanisan keduanya. Setelah dilakukan uji kestabilan fisik dari keempat formula granul effervescent yang terbentuk dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Kadar Air

Dari keempat formula granul effervescet yang diuji kadar airnya, semua formula telah memenuhi persyaratan yaitu % LOD adalah < 5%. Hal ini disebabkan proses pembuatan granul pada saat penimbangan bobot basah sampai didapatkan bobot kering terjadi pengurangan kadar air yang telah sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

(5)

cukup untuk membuat sediaan granul effrvescent yang baik.

2. Uji Volume Tuang

Semua formula memenuhi persyaratan uji volume tuang karena semua formula memberikan hasil yang baik. Volume granul pada gelas ukur telah melewati dari bobot granul semula setelah dituangkan kedalam gelas ukur. Kepadatan dan tingkat kekeringan dari granul yang terbentuk telah memenuhi syarat sehingga volume granul lebih besar dibandingkan dengan bobot granul. Pada saat proses pengujian peneliti menggunakan 10 gram granul. Tetapi untuk pengujian ini hanya melihat perbedaan bobot granul dan volume tuang granul yang harus menunjukkan volume yang lebih tinggi dibandingkan dengan bobot granul semula.

3. Uji Volume Guncang

Ketiga formula memenuhi uji kestabilan fisik untuk volume guncang. Hasil menunjukkan volume penyusutan yang terjadi dari keempat formula adalah < 20%, kecuali formula 1 penyusutan volume mencapai 22,5%. Hal ini disebabkan karena ukuran partikel granul telah seragam sehingga tidak terjadi penyusutan volume yang ekstrim. Secara pengukuran hasil dari formula yang kedua yang paling baik karena penyusutan volume terjadi paling sedikit yaitu hanya 16,36%. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan volume penyusutan granul yang terjadi tidak lebih dari 10%.

4. Uji Daya Alir

Uji kestabilan fisik untuk daya alir granul menunjukkan tidak semua formula memenuhi persyaratan. Formula pertama melampaui waktu yang dibutuhkan untuk granul melewati corong dan membentuk timbunan dikertas grafik. Peneliti menggunakan sampel 100 gram granul,

waktu yang dibutuhkan adalah ≤ 7 detik.

Seharusnya adalah 150 gram granul

dibutuhkan waktu ≤ 10 detik. Hal ini

dikarenakan jumlah granul yang dipakai tidak mencukupi.

Waktu yang terbaik ditunjukkan oleh formula 3 dan 4 yaitu 5 detik saja. Penelitian sebelumnya memperoleh hasil semua formula memenuhi persyaratan uji daya alir yang baik.

5. Uji Waktu Dispersi

Semua formula memenuhi persyaratn uji waktu dispersi karena waktu yang

dibutuhkan granul untuk melarut dalam 100 ml air adalah < 6 menit (sesuai perhitungan penambahan Laktosa sampai didapatkan granul yang baik). Hal ini menunjukkan proses penyatuan antara komponen asam dan komponen basa dalam granul telah baik. Waktu dispersi granul dalam air relatif cepat dan masih didalam interval persyaratan yang ditetapkan. Waktu terbaik didapatkan dalam formula yang ketiga yaitu 3 menit 59 detik paling sedikit dibandingkan formula yang lainnya.

5.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ekstrak daun pegagan dapat dibuat menjadi sediaan granul effervescent yang memenuhi persyaratan uji kestabilan fisik yang baik.

2. Uji kadar air keempat formula memenuhi syarat dengan % LOD yaitu < 5%. Hasil Formula terbaik adalah formula 4, dimana penurunan kadar air yang terjadi paling kecil yaitu hanya 1,945% saja.

3. Uji volume tuang memenuhi persyaratan, dimana volume tuang granul > bobot granul.

4. Uji volume guncang menunjukkan ketiga formula memenuhi syarat dimana volume penyusutan yang terjadi kurang dari 20%, kecuali formula satu besar penyusutan mencapai 22,5%. Penyusutan volume yang paling sedikit adalah pada formula 3 yaitu sebesar 16,36%.

5. Uji daya alir memenuhi persyaratan, kecuali formula 1 waktu granul melewati corong adalah 8 detik. Formula 3 dan 4 yang paling sedikit membutuhkan waktu bagi granul untuk melewati corong yaitu masing-masing 5 detik.

6. Uji waktu dispersi, semua granul memenuhi syarat. Waktu terbaik dicapai oleh formula 3 yaitu 3 menit 59 detik untuk mendispersikan sediaan granul dalam 100 ml air.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dalimartha, 2006, jurnal : Identifikasi Senyawa Kimia Obat Daun Pegagan (Centella asiatica L), Balitbang, Jakarta.

2. Falobo, Paulina, Yudistira, 2012, Jurnal : Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Daun Leilem (Clerodendrum Minahassae L), MIPA UNSRAT

3. Siregar, C, Wikorso, Soleh, 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet

Dasar-Dasar Praktis, buku Kedokteran EGC, Jakarta.

4. Lachman L, dkk, 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Terjemahan : Siti Suyatmi, Jilid III, Edisi 3, Universitas Indonesia, Jakarta.

Gambar

Tabel 3. Uji Volume Guncang Granul didalam gelas Ukur
Tabel 5. Uji Waktu Dispersi Granul dalam 100 ml air

Referensi

Dokumen terkait

Perolehan EVA yang dicapai lebih besar dari tahun sebelumnya, sehingga dalam hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini semakin baik.Tahun 2012 EVA PT

Apabila dana subsidi yang diklaim ke Bank oleh Lini 4 lebih rendah dari alokasi subsidi pemerintah yang disalurkan ke Bank (misalnya karena petani tidak menebus semua jatah

usaha harus diikuti dengan pengelolaan mana- jemen yang baik, perencanaan yang baik akan meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu pengetahuaan akan menunjang keberlanjutan

Untuk menganalisis kinerja keuangan dan memperoleh bukti empiris Beta fundamental berpengaruh signifikan positif terhadap return saham pada perusahaan

Berkembangnya teknologi Internet telah berimbas pada era yang baru dan membuka kesempatan yang luas bagi komunikasi pemasaran. Media baru tersebut tidak hanya mengubah pemasaran

Trianggulasi ( triangulation ) merupakan verifikasi dari penemuan dengan menggunakan sumber informasi dan berbagai metode pengumpulan data. Trianggulasi dimanfaatkan

b. Ketercapaian antara indikator dan keberhasilan kegiatan No Indikator Status Keberhasilan Kegiatan Tercapai Belum Tercapai 1 Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang

Penerapan sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi pembelian barang dagang di KPRI UB diharapkan ada pemisahan tugas antara bagian gudang dan bagian