• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Kehadiran Fasilitator Progra. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Efektifitas Kehadiran Fasilitator Progra. docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

Efektifitas Kehadiran Fasilitator Program Pemberdayaan Desa (PPD) Dalam Pengembangan Masyarakat di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ” Perencanaan Dan Evalusi PKM”

Disusun Oleh: KELOMPOK 5

Eryda Wijayanti 1610912420003 Gusti Kanzania F 1610912420007 Husnul Khatimah 1610912420008 Lita Ariyani 1610912420010

Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Kedokteran

Program Studi Kesehatan Masyarakat Alih Jenjang Banjarbaru

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan pengentasan kemiskinan pada prinsipnya adalah suatu upaya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Untuk dapat mengorganisisr diri koordinasi dengan dinas dan instansi terkait serta dunia usaha perlu dilakukan.

Pemerintah Kota Pekanbaru khususnya Kecamatan Rumbai Pesisir, melalui Program Pemberdayaan Desa/kelurahan Propinsi Riau mengangkat tenaga fasilitator pengembangan masyarakat sebanyak 1 (satu) orang setiap kelurahan. Dengan tujuan dapat memfasilitasi berbagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui program yang masuk ke-kelurahan. Sebagai mitra berbagai kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan Fasilitator diharapkan dapat menjadi agen perubahan (agent of change) di tengah-tengah masyarakat.

B. Tujuan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Peran fasilitator sebagai media di Program pemberdayaan desa (PPD) dalam pengembangan masyarakat di kecamatan rumbai pesisir kota pekanbaru

Pembangunan perdesaan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan kemis-kinan. Pembangunan dapat dilaksanakan melalui proses dimana masyarakat, swasta dan pemerintah bersama-sama mengembangkan berbagai potensi yang ada di perdesaan. Berbagai kebijakan telah dan akan diterapkan pemerintah dalam menangani pengentasan kemiskinan dan meningkatkan laju pertumbuhan pembangunan ekonomi. Salah satu program yang diterapkan pemerintah pada yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program PNPM Mandiri diterap-kan sejak tahun 2007 untuk pengentasan kemiski-nan di perkotaan, wilayah khusus dan desa terting-gal. PNPM Mandiri diharapkan dapat secara efektif mengentas kemiskinan yang ada di Indonesia.

PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK). PNPM Mandiri Perdesaan memiliki 3 (tiga) program yang dijalankan yaitu: 1) Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk kegiatan pembangunan, 2) Dana Operasional Kegiatan (DOK) untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif dan kegiatan pelatihan masyarakat (capacity building), dan 3) pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh para fasilitator pemberdayaan, fasilitator teknik dan fasilitator keuangan. (Mukhlis. Sri Wahyuni. 2014)

(4)

dengan mana mereka yang tidak berkemampuan untuk memilih menjadi berkemampuan untuk itu. (Tona aurora lubis., Firmansya . dan Saiful. 2014)

Fasilitator adalah sekelompok orang yang mendampingi, member semangat, pengetahuan, bantuan, saran suatu kelompok dalam memecahkan masalah sehingga kelompok lebih maju (Nn, 2007 : 1). Filosofi dari fasilitator adalah adanya suatu kelompok yang memilki tujuan, rencana, gagasan, program, sarana dalam melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-sama. Akibatnya fasilitator harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : berani, disiplin, bersedia membantu, tanggungjawab, sabar (telaten), komunikatif (menyengkan), mencarikan suasana, mau mendengarkan orang lain, empati (bias merasakan) dan tanggap situasi (peka), ini karena tugas yang diemban fasilitator sangat berat dan butuh pengorbanan. (Rahmat, isnaini. 2009)

Persyaratan minimal fasilitator adalah sebagai berikut: 1. Berpengalaman sebagai fasilitator.

2. Sudah mengikuti Lokakarya/Training of Trainers (TOT) yang diadakan oleh pelaksana program Kartu Penilaian Bersama MDG agar sudah menguasai tata cara penggunaan Kartu Penilaian Bersama tersebut. 3. Memiliki pemahaman yang baik mengenai visi dan misi daerah sebagai

lokasi pengisian Kartu Penilaian Bersama, serta juga terhadap program dan kinerja pemerintah di daerah tersebut.

(Urban and Regional Development Institute) Fasilitasi dalam pemberdayaan masyarakat :

1. Proses sadar untuk membantu dan menguatkan masyarakat agar dapat memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya sendiri sesuai potensi yang dimilikinya agar dapat berhasil mencapai tujuan yang diinginkan

(5)

Adapun tugas fasilitator dalam pendampingan kelompok adalah : 1. Menyampaikan informasi

2. Menjadi juru bicara/pemimpin

3. Narasumber (membawa info dari luar) 4. Membantu memecahkan masalah

Tugas fasilitator ini telah mencakup sebagian kriteria yang diharapkan oleh Robert Bacal. Adapun kriteria fasilitator yang dimaksud adalah :

1. asking rather than tellingpaying personal compliments

2. willing to spend time in building relationships rather than always being task-oriented

3. initiating conversation rather than waiting for someone else to asking for other's opinions rather than always having to offer their own

4. negotiating rather than dictating decision-making 5. listening without interrupting

6. emoting but able to be restrained when the situation requires it

7. drawing energy from outside themselves rather than from within basing decisions upon intuitions rather than having to have facts

8. has sufficient self-confidence that they can look someone I the eye when 9. talking to them more persuasive than sequential

10. more enthusiastic than systematic 11. more outgoing than serious

12. more like a counsellor than a sergeant 13. more like a coach than a scientist

14. is naturally curious about people, things and life in general 15. can keep the big picture in mind while working on the nittygritty.

Terkait hal ini fasilitator sangat berperan dalam memahami konsep dari pemberdayaan, baik permasalahan dan penyelesaiannya. (Rahmat, isnaini. 2009)

(6)

secara sengaja atau pun tidak sengaja mendorong masyarakat untuk menerima pendapat atau saran dari fasilitator itu sendiri Mengurui, karena merasa fasilitator lebih tau, Fasilitator terlalu pasif, dikarenakan kurang percaya diri, Terlalu cepat mengambil kesimpulan, serta fasilitator tidak bisa menerima kesalahan atau kekurangan pekerjaan dari orang desa yang di fasilitasi oleh fasilitator. Itu adalah beberapa kesalahan yang sering terjadi menjadi pendamping bagi masyarakat, tugas lain Fasilitator pada bidang fisik adalah fasilitator memberikan pendampingan kepada tim pemelihara, tim pemelihara ini dibentuk pada waktu musyawarah desa serah terima, Sedangkan tugas fasilitator kecamatan bidang non fisik yaitu memberikan penguatan kepada kelompok. (Huvat. 2015)

B. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah proses kegiatan dalam program pembangunan guna mewujudkan suatu kondisi masyarakat yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan, mengendalikan, dan mengembangkan hal yang berkaitan dengan diri dan lingkungannya (Nn, 2007 : 2). Gagasan pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mendorong dan melindungi tumbuh dan berkembangnya kekuatan daerah termasuk juga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasiskan pada kekuatan masyarakat setempat (Wicaksono, 2006 : 27).

Menurut Drajat Tri Kartono (dikutib dari Arbi, 2002 : 53-55), terdapat hal-hal mendasar dan penting yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat, adapun hal tersebut adalah :

1. Pengembangan organisasi/kelompok masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi dalam mendinamisir kegiatan masyarakat.

2. Pengembangan jaringan strategis antar kelompok/organisasi masyarakat yang terbentuk dan berperan dalam pengembangan masyarakat.

3. Kemampuan kelompok masayarakat dalam mengakses sumber-sumber luar yang dapat mendukung pengembangan kegiatan.

(7)

5. Pengembangan kemampuan-kemampuan teknis dan manajerial kelompok-kelompok masyarakat, sehingga berbagai masalah teknis dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik.

6. Terpenuhinya kebutuhan hidup dan meningkatnya kesejahteraan hidup serta mampu menjamin kelestarian daya dukung lingkungan bagi pembangunan.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat. Dimana terjadi sebuah proses pertumbuhan segenap potensi kemandirian dan kekuatan masyarakat berkembang menjadi kekuatan nyata yang ditandai oleh perkembangan kemampuan konsiten, berpartisipasi aktif dalam didalam politik dan pembangunan, mengorganisasikan diri secara aktif dan menentukan substansi serta arah kebijaksanaan politik (Argyo, 2001 : 48).Pemberdayaan masyarakat yang diiringi dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat akan mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan yang berkelanjutan (Gunawan Sumodinigrat, 1999 : 6).

Perberdayaan masyarakat juga merupakan upaya menigkatkan harkat dan martabat masyarakat yang dalam kondisi sekarang mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Karena pemberdayaan itu adalah memampukan dan memandirikan masyarakat (Gunawan Sumodiningrat, 1999 : 133) Pemberdayaan masyarakat juga merupakan transfer ilmu kepada obyek baik masyarakat atau lembaga. Sesuai dengan pemikiran dari Mendes dalam jurnalnya : Community development is generally considered to be a core componentof social work practice and knowledge.

Pemberdayaan masyarakat harus dilakukan melalui tiga jurusan :

1. Menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling)

2. Penguatan potensi dan daya yang dimilki oleh masyarakat (empowering). 3. Pemberdayaan yang juga berarti melindungi (Sumodiningrat, 1999 : 133).

(8)

masyarakat.11 Partisipasi masyarakat melalui perspektif pemberdayaan merupakan suatu paradigmna dimana masyarakat sebagai individu bukanlah sebagai objek dalam pembangunan melainkan mampu berperan sebagai pelaku yang menentukan tujuan, mengontrol sumberdaya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi hidupnya sendiri. (Rahmat, isnaini. 2009)

Pelatihan adalah proses dimana orang memperoleh kemampuan untuk membantu dalam pencapaian tujuan organisasi. Karena proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dilihat baik secara sempit atau luas. Dalam arti batas, pelatihan memberikan karyawan dengan spesifik, diidentifikasi, pengetahuan dan keterampilan untuk digunakan pada pekerjaan mereka saat ini. pengembangan karyawan lebih luas dalam lingkup dan berfokus pada individu memperoleh kemampuan baru yang berguna bagi pekerjaan saat ini dan masa depan. (Flynn, J. Walter. Mathis, L. Robert. Jackson, H. John. Lagan, J. Patrick. 2004. )

Menurut Prawirosentono (2008: 2) “Kinerja atau dalam bahasa inggris adalah “performance”, yaitu: Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja menurut Mangkunegara (2010: 9), adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Novita , santi. 2014)

C. Rekomendasi perbaikan kinerja

Setelah masalah utama ditegakkan, maka langkah berikutnya dalam perencanaan adalah menetapkan penyebab masalah yang mungkin (possible root of cause). Tahap ini juga dikenal dengan analisis persoalan. (Supriyanto, Stefanus. Damayanti, Nyoman Anita. 2007).

(9)

Rekomendasi perbaikan kinerja seorang fasilitator dapat mengacu pada peran yang harus dilakukan fasilitator dalam kegiatan pengembangan masyarakat menurut Zasrtow (dalam Huraira, 2011:163) adalah sebagai berikut:

1. Enabler. membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan atau mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan mereka, menjelaskan dan mengembangankan kemampuan mereka agar dapat menanganai masalah yang mereka hadapai secara lebih efektif.

2. Broker. menghubungkan individu-individu dan kelompok yang membutuhakan pertolongan dengan pelayanan masyarakat

3. Expert. berperan menyediakan informasi dan memberi saran-saran dalam berbagai area.

4. Social Planner. mengumpulkan fakta-fakta tentang masalah sosial dan menganalisa fakta-fakta tersebut serta menyusun alternatif tindakan yang rasional dalam menangani masalah tersebut.

5. Advocate. Peran ini adalah peran yang aktif dan terarah, dimana petugas melaksanakan fungsinya sebagai advocate yang mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan pertolongan ataupun pelayanan.

6. The Activist. melakukan perubahan yang mendasar dan sering kali tujuannya adalah pengalihan sumber daya ataupun kekuasaan pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

(Khuriyatul Husna, Rusli, Sudaryanto. 2013)

Seorang fasilitator dapat meningkakan kinerjanya agar lebih efektif dalam mengerjakan tugasnya dalam melaksanakan tugas sebagai seorang fasilitator. D. Model pemberdayaan baru

(10)
(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum kehadiran fasilitator PPD dalam pengeembangan masyarakat di Kecamatan Rumbai pesisir sudah efektif. Dimana keefektifan tersebut terletak pada kemampuan fasilitator untuk hadir melaksanakan rencana kegiatan yang telah dibuat serta mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan masyarakat dimana program PPD tersebut dilaksanakan . sehingga fasilitator dapat menjalankan perannya dengan baik. Wwalaupun dalam beberapa peran dirasa tidak maksimal.

Aspek yang paling dominan dilakukan oleh fasilitator PPD dalam Pengembangan masyarakat adalah pada aspek pengembangan ekonomi, yaitu pengembangan lembaga keuangan mikro UEK-SP saja. Upaya untuk fasilitasi pada kegitan sektoral lainya masih minim dilakukan hal ini dikarenakan fasilitaor belum mendapatkan pembekalan dari instasi terkait dibidang lainnya selain pengembangan UEK-SP tersebut.

B. Saran

(12)

DAFTAR PUSTAKA

1. Khuriyatul Husna, Rusli, Sudaryanto. 2013. Efektifitas kehadiran fasilitator program pemberdayaan desa (ppd) dalam pengembangan masyarakat di

kecamatan rumbai pesisir kota pekanbaru. Lampung. Universitas Lampung. Https://www.unilak.ac.id/media/file/98181343916una.pdf. Diakses pada

tanggal 19 Oktober 2016.

2. Tona aurora lubis., Firmansya . dan Saiful. 2014. Pengaruh fasilitator pendamping terhadap tingkat kinerja keuangan unit pengelola keuangan

pinjaman bergulir program nasional pemberdayaan masyarakat Mandiri

perkotaan. Palembang ,Universitas Jambi. Https://www.google.co.id/url? Sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=20&cad=rja&uact=8&ved=0ahuk

ewjpkzx8ioppahujoi8khauacge4chawcfqwcq&url=http%3A%2F%2Fonline-journal.unja.ac.id%2Findex.php%2Fjmbp%2Farticle%2Fdownload

%2F2131%2F1471&usg=afqjcng96rhzavv92rnggnome-fywaq4gg&sig2=yhtnz5ajjtssgnpdofpvxq. Diakses pada tanggal 19 Oktober

2016.

3. Mukhlis. Sri Wahyuni. 2014. Hubungan human capital dengan kinerja kader pemberdayaan masyarakat desa (kpmd) pada program pnpm mandiri perdesaan di kecamatan peusangan. Aceh. Universitas Almuslim. Http://download.portalgaruda.org/article.php?

(13)

%20DENGAN%20KINERJA%20KADER

%20%20%20%20%20%20%20PEMBERDAYAAN%20MASYARAKAT

%20DESA%20(KPMD)%20PADA%20PROGRAM%20PNPM

%20MANDIRI%20PERDESAAN%20DI%20KECAMATAN

%20PEUSANGAN. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016.

4. Rahmat, isnaini. 2009. Peranan fasilitator (gita pertiwi) dalam program Pemberdayaan masyarakat tenun tradisional di desa mlese cawas klaten. Surakarta. Universitas sebelas maret. Https://www.google.co.id/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0ahuke

wjct_zjioppahwcri8khcefawwqfghcmay&url=https%3a%2f

%2fdglib.uns.ac.id%2fdokumen%2fdownload%2f15070%2fmjk5njg%3d

%2fperanan-fasilitator-gita-pertiwi-dalam-program-pemberdayaan-masyarakat-tenun-tradisional-di-desa-mlese-cawas-klaten

abstrak.pdf&usg=afqjcngwhulahiov8zxoxetzcw1stzph_q&sig2=aqenv85hursl

bxpnbojbuw. Diakses pada tanggal 19 oktober 2016.

5. Huvat. 2015. efektivitas kerja fasilitator dalam pelaksanaan program pnpm di Kecamatan laham kabupaten Mahakam ulu. Kalimantan timur.

Http://ejournal.pin.or.id/site/wp-content/uploads/2015/02/jurnal%20diterima

%20huvat%20(02-20-15-08-32-56).pdf. Diakses pada tanggal 19 oktober

2016

(14)

pnpm-mp di kecamatan lengayang kabupaten pesisir selatan. Padang. Universitas taman siswa padang. Https://www.google.co.id/url? Sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0ahuke

wjct_zjioppahwcri8khcefawwqfghqmag&url=http%3A%2F

%2Fwww.journal.unitas-pdg.ac.id%2Fdownlotfilemh.php%3Ffile

%3DJURNAL%2520SKRIPSI%2520SANTI

%2520NOVITA.pdf&usg=afqjcngjgzh4rbchiljj6eyiydskubmbia&sig2=ihnpor

4jndtkjwxmab4w2g. Diakses pada tanggal 19 oktober 2016.

7. Flynn, J. Walter. Mathis, L. Robert. Jackson, H. John. Lagan, J. Patrick. 2004. Healthcare Human Resource Management. USA. Thomson Learning.

8. Supriyanto, Stefanus. Damayanti, Nyoman Anita. 2007. Perencanaan & Evaluasi. Surabaya. Universitas Airlangga.

9. Urban and Regional Development Institute. Panduan untuk Fasilitator Kartu Penilaian Bersama untuk Tujuan Pembangunan Millennium (Millennium

Development Goals). United Nations Development Programme (UNDP). http://www.kemitraan.or.id/sites/default/files/Panduan%20untuk

%20Fasilitator.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara dan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, diperoleh simpulan bahwa dari kelima faktor yang berkaitan dengan lingkungan kerja

Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang praktik pertanian berpindah yang selama ini diterapkan oleh petani setempat akan diminimalisir dengan cara mengantikan model

Secara garis besar, skripsi penulis yang berjudul "Pengaruh ~ilai Tukar, Tingkat BWlga dan Volume Transaksi Terhadap Harga Pasar Saham PT TELKOM" membahas

Menyatakan bahwa penulisan tugas akhir yang berjudul ” Pengaruh Waktu Perendaman Air Terhadap Kuat Tekan Beton Dengan Penambahan Superplasticizer 1,5% Menggunakan 3

• Meletakkan lokasi baru pada daerah terdekat dengan biaya paling minimal (feasible near optimal location). • Metode ini membentuk area geografis yang dibentuk oleh garis

bahwa dalam rangka menyesuaikan perkembangan dengan peraturan di bidang usaha perikanan, serta meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dalam melakukan kegiatan

1) Kehadiran pengusahaan hutan skala besar seperti IUPHHK-HA (PT. Palopo Timber Company dan PT. Berkat Hutan Pusaka dan PT. Wana Rindang Lestari) dapat diposisikan

Pada penggalan puisi di atas terdapat diksi pada penggunaan kata yang bersinonim, yaitu kata kekal dan kata abadi.. Kata kekal memiliki makna tetap (tidak berubah)