• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembalian Kerugian Negara Melalui Tuntutan Pidana Pencucian Uang dan Gugatan Perdata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembalian Kerugian Negara Melalui Tuntutan Pidana Pencucian Uang dan Gugatan Perdata"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGEMBALIAN KERUGIAN NEGAA

MELALUI TUNTUTAN PIDANA PENCUCIAN UANG

DAN GUGATAN PERDATA

(3)
(4)

Pengembalian Keugian Negara Melalui Tuntutan Pidana

Pencucian Uang dan Gugatan Perdata

Penulis : Bambang Setyo Wahyudi Editor : Pujiyono

Desain Isi : Normanta Agus Purwasandi Desain Cover : Pustaka Hanif

Preliminary : i-viii Halaman Isi : 1-166

Ukuran Buku : 17,5 x 25 cm

Edisi Pertama

Cetakan Pertama, Mei 2016 ISBN:

Hak cipta © pada penulis

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang No.19.Th. 2002 Dilarang memperbanyak/memperluas dalam bentuk apapun tanpa izin dari penulis dan penerbit.

Dicetak Oleh:

PENERBIT PUSTAKA HANIF Jl. Pelangi Selatan, Kepuhsari,

(5)

PRAKATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang serta diiringi rasa syukur, Buku yang berjudul

PENGEMBALIAN KERUGIAN NEGARA MELALUI TUNTUTAN PIDANA PENCUCIAN UANG DAN GUGATAN PERDATA dapat

penulis selesaikan. Tantangan menulis buku itu adalah menyempatkannya.

Dan ketika sudah berwujud karya buku, ia menjadi monumen pribadi

yang akan lebih diingat dibandingkan kata. Alhamdulillahmeski karya ini

belum sempurna, penulis dapat merangkainya hingga menjadi karya yang

setidaknya penulis beranggapan ini adalah sebuah buku.

Buku ini membahas mengenai strategi pengembalian kerugian negara

akibat perilaku tindak pidana oleh subyek hukum. Strategi sebagaimana

dimaksud di dalam buku ini diulas melalui dua model, yakni tuntutan Tindak

pidana Pencucian uang dan Gugatan Perdata. Sebagaimana diketahui bahwa

Indonesia masih rentan terhadap praktik kejahatan transnasional yang

merugikan negara trilyunan rupiah. Saat ini konsentrasi pemerintah Indonesia

dihadapkan pada keseriusan terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan

kejahatan korupsi dan narkoba yang merugikan negara trilyunan rupiah,

termasuk juga kasus penggelapan pajak. Ribuan trilyun anggaran negara

tidak terserap sebagaimana mestinya karena perilaku korupsi yang dilakukan

oleh para pejabatnya, bahkan saat ini perilaku korup tersebut dilakukan oleh

pejabat yang berkongkalingkong atau bermufakat jahat dengan kalangan

swasta/pengusaha. Tentu hal tersebut lebih membahayakan dan mengncam

keuangan negara lebih besar. Demikian pula dengan kejahatan narkoba,

kerugian negara akibat narkoba mencapai Rp. 63,1 triliyun. Sedangkan

untuk penggelapan pajak, lebih dahsyat lagi, laporan Global Financial

Integrity menyebutkan, dalam kurun 2004 – 2013, dana illegal yang keluar

dari Indonesia mencapai 180,71 miliar dollar AS atau setara Rp 2.100 triliun.

(6)

dunia. Indonesia hanya kalah dari China, Rusia, Meksiko, Malaysia, India,

Brasil, Afrika Selatan, dan Thailand.

Kita berharap dana ribuan trilyun tersebut dapat kembali ke negara.

Sehingga gagasan dan kerja besar Bapak Presiden Republik Indonesia

untuk membangun berbagai infrastruktur dapat segera terwujud. Tentu hal

ini juga tak semudah teorinya. Selain buku ini jauh dari lengkap dan kurang

sempurna, strategi ini pasti juga akan menghadapi perlawanan.

Secara khusus, dengan diselesaikannya buku ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya. Terima

kasih juga kepada Bapak HM Prasetyo, selaku Jaksa Agung Republik

Indonesia, atas dorongannya sehingga karya kecil ini dapat terwujud.

Rekan-rekan di korps Adyaksa atas berbagai masukannya untuk Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta diucapkan rasa terimakasih yang tiada

terkira. Demikian mudah-mudahan buku ini dapat memberikan manfaat bagi

kita semua, terutama untuk kalangan korps adyaksa, akademisi, praktisi serta

masyarakat umum. Meskipun menurut saya ini adalah sebuah karya utuh,

namun jelas karya ini jauh dari sempurna. Berbagai masukan dibutuhkan

untuk penyempurnaan teori dan konsep di masa yang akan datang.

Surakarta, Mei 2016

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I : MUKADIMAH ... 1

A. Karakteristik Dan Dampak Globalisasi ... 4

B. Kejahatan Yang Merugikan Keungan Negara ... 16

C. Strategi Pengembalian Keuangan Negara ... 22

BAB II : KEUANGAN NEGARA ... 25

A. Keuangan Negara ... 25

B. Kerugian Keuangan Negara ... 45

BAB III : TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ... 59

A. Deinisi Pencucian Uang ... 59

B. Sejarah Pencucian Uang ... 68

C. Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laudering) Di Berbagai Negara ... 79

D. Pengaturan Tindak Pidana Pencucian Uang Di Indonesia ... 89

BAB IV : STRATEGI PEMBERDAYAAN BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA DALAM PENYELAMATAN KEKAYAAN NEGARA ... 117

A. Langkah Terobosan ... 117

B. Instrumen Perdata Dalam Pengembalian Keuangan Negara ... 121

(8)

Dan Tata Usaha Negara ... 131

D. Penyelamatan Kekayaan Melalui Upaya Preventif Bidang Perdata Dan Tata Usaha Negara ... 147

E. Penyelamatan Kekayaan Negara Melalui Upaya Represif Bidang Perdata Dan Tata Usaha Negara ... 149

F. Beberapa Contoh Kasus ... 158

G. Pertimbangan Hukum ... 168

G. Harapan ... 171

(9)

BAB I

MUKADIMAH

Saat ini kita berada dalam kegiatan ekonomi antar bangsa yang saling menggantungkan. Di dalam konteks kegiatan ekonomi, maka gerakan arah ekonomi bukan hanya sekedar perdagangan yang semakin besar di antara negara-negara di dunia, namun sejatinya ekonomi dunia bergerak ke arah ekonomi tunggal, suatu satu ekonomi dan satu pasar. Dengan demikian kini tidak ada lagi yang namanya ekonomi nasional murni. Bagian dunia yang lain terlalu besar untuk diabaikan, baik sebagai pasar maupun sebagai pesaing. Ketergantungan tersebut menandakan adanya hubungan antara aktivitas ekonomi suatu negara dengan aktivitas ekonomi negara lain. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi dunia yang global.

Globalisasi adalah kata yang tidak selesai dalam makna, artinya ia

memiliki ragam deinisi. Sampai saat ini belum ada deinisi globalisasi yang mapan, kecuali sekadar deinisi kerja (working deinition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Fenomena globalisasi menjadikan batas-batas negara menjadi ‘cenderung’ bias, bahkan disinyalir akan terjadi penyeragaman budaya yang ditandai dengan menghilangnya budaya lokal. Namun demikian, berikut penulis paparkan beberapa pengertian tentang globalisasi. Berbagai deinisi tentang globalisasi bisa

ditemukan di berbagai tulisan tentang globalisasi. Tetapi, berbagai deinisi

tersebut pada dasarnya melihat globalisasi sebagai sebuah proses ke arah globalitas, Manfred B Steger mengemukakan : “... a social condition

characterized by the existence of global economic, political, cultural, and environmental interconnections and lows that make many of the currently existing borders and boundaries irrelevant.” 1

Thomas L. Friedman di dalam bukunya yang berjudul The World

is Flat memberikan sebuah gambaran ringkas bagaimana berjalannya peradaban dunia saat ini, lebih tepatnya Friedman memberikan gambaran

(10)

tentang globalisasi.2 Globalisasi secara hakekat telah berlangsung sejak lama. Globalisasi versi 1.0 telah dimulai Columbus di tahun 1492, juga pergerakan lain sampai tahun 1800-an. Proses ini menyusutkan dunia dari ukuran besar menjadi sedang. Globalisasi 1.0 berhubungan dengan negara dan otot, pelaku utama dan kekuatan penyatuan global adalah seberapa gigih, seberapa besar otot, seberapa besar tenaga kuda, tenaga angin, tenaga uap yang dimiliki suatu negara. Motor penggerak Globalisasi 1.0 adalah meng-globalnya negara. Caranya dengan melakukan ekspansi wilayah melalui berbagai serangkaian penemuan wilayah maupun peperangan.

Globalisasi versi 2.0 berlangsung dari tahun 1800-2000. Masa ini menyusutkan dunia dari ukuran sedang ke ukuran kecil. Dalam Globalisasi 2.0 pelaku utama dan kekuatan penyatuan global adalah perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan-perusahaan ini mendunia demi pasar dan tenaga kerja. Pada masa awal, penyatuan global dimotori jatuhnya biaya pengangkutan berat mesin uap dan kereta api. Berikutnya dimotori oleh jatuhnya biaya telekomunikasi berkat penyebaran telegraf, telepon,

personal computer (PC), satelit, serat optik, Word Wide Web versi awal. Terjadi pasar global dengan adanya pergerakan barang, jasa, informasi dan tenaga kerja dari benua ke benua. Motor penggerak Globalisasi 2.0 adalah mengglobalnya perusahaan.

Globalisasi versi 3.0 dimulai tahun 2000, yang menyusutkan dunia dari ukuran kecil menjadi sangat kecil dan mendatarkan lapangan permainan. Era yang memungkinkan memberdayakan dan melibatkan individu serta kelompok kecil untuk dengan mudah menjadi global dengan sebutan “tatanan dunia datar” (lat world platform). Contoh nyatanya adalah konvergensi (penyatuan) antara komputer pribadi yang memungkinkan setiap individu dalam waktu singkat menjadi penulis materi mereka sendiri seara digital, serat optik yang memungkinkan mereka untuk mengakses lebih banyak materi materi di seluruh dunia dengan murah, serta worklow software yang memungkinkan individu-individu di seluruh dunia untuk bekerja bersama-sama mengerjakan suatu materi digital dari manapun, tanpa menghiraukan jarak antar mereka. Motor penggerak Globalisasi 3.0 adalah kekuatan baru yang ditemukan untuk bekerjasama dan bersaing secara individual dalam kancah global.

(11)

Asumsi bahwa globalisasi merupakan sebuah realitas kontemporer adalah tidak salah. Beredarnya rekaman video Osama bin Laden segera setalah serangan 11 September 2001, misalnya, adalah salah satu bentuk nyata globalisasi. Rekaman video tersebut menggambarkan bagaimana Osama bin Laden, yang digambarkan sebagai representasi dari fundamentalisme dan hidup jauh dari hiruk pikuk dunia modern, ternyata menampilkan berbagai aspek modern yang kita miliki, nikmati ataupun alami saat ini: teknologi, produk dan jaringan global.

Secara terminologi, penggunaan istilah Globalisasi pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Revolusi elektronik melipatgandakan akselerasi komunikasi, transportasi, produksi, dan informasi. Disintegrasi negara-negara komunis yang mengakhiri Perang Dingin memungkinkan kapitalisme Barat menjadi satu-satunya kekuatan yang memangku hegemoni global. Itu sebabnya di bidang ideologi perdagangan dan ekonomi, globalisasi sering disebut sebagai Dekolonisasi, Rekolonisasi, Neo-Kapitalisme, Neo-Liberalisme. Bahkan para aktivis anti globalisasi menyebut globalisasi sebagai eksistensi Kapitalisme Euro-Amerika di Dunia Ketiga.

(12)

di bidang informasi dan interaksi manusia. Stackhouse menyebutkan adanya tiga dewa globalisasi yaitu dewa Mammon (materialisme), Mars (perang/

kekerasan) dan Eros (pornograi). Tiga dewa ini seringkali berkolaborasi

dalam kehidupan etika dan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga etika dan kemanusiaan pada umunya tidak bermakna lagi sebagai norma kehidupan.3

Globalisasi dipahami sebagai suatu proses yang terkait dengan

intensiikasi, ekstensiikasi, dan semakin mendalamnya saling ketergantungan

dan keterkaitan antar manusia. Dengan demikian memang tidak mudah

mendeinisikan globalisasi secara lengkap dan komprehensif. Akan tetapi

penulis memaparkan ciri-ciri globlisasi. Pertama, perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

Kedua, pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). Ketiga, peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi,

ilm, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). Keempat,

meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,

ekonomi, gaya hidup global, krisis multinasional, inlasi regional dan

lain-lain.4

A. Karakteristik Dan Dampak Globalisasi

Karakteristik-karakteristik tersebut menjadikan globalisasi begitu nyata dirasa keberadaannya. Namun, disamping sebagai sebuah rangkaian proses sosial globalisasi bisa dikenali melalui tiga karakteristik yang berbeda. Yakni : Pertama, Penciptaan dan penggandaan. Berbagai aspek kehidupan, seperti produk, gaya hidup ataupun praktek-praktek politik saat ini cenderung tidak lagi dibatasi oleh kaidah-kaidah atau

batasan-batasan geograis ataupun kultural. Globalisasi bisa muncul dalam

bentuk penggandaan praktek ataupun produk yang telah ada sebelumnya,

(13)

tetapi bisa juga muncul dari hal-hal yang baru. Berbagai produk, seperti McDonald, Coca Cola atau Jean’s misalnya, saat ini tersedia di seluruh belahan bumi dan bisa dinikmati oleh hampir semua orang di seluruh dunia. Pada saat yang sama, demokrasi telah berkembang menjadi sebuah praktek politik yang diidealkan.

Kedua, Perluasan dan pemekaran hubungan sosial, aktivitas dan saling-ketergantungan. Globalisasi juga ditandai dengan perluasan dan pemekaran dalam artian spatial dan temporal. Semua kegiatan, hubungan dan proses berlangsung pada saat yang bersamaan dalam skala global dan berlangsung selama 24 jam. Perluasan dan pemekaran temporan dan

spatial ini terlihat misalnya dengan operasi kegiatan inansial global, chain stores, kelompok teroris ataupun gerakan-gerakan sipil global. Dan

ketiga, Intensiikasi dan akselerasi. Proses intensiikasi dan akselerasi

terjadi dalam kaitannya dengan pertukaran data dan informasi maupun dalam kaitannya dengan hubungan sosial. Dalam kaitan ini, Anthony Giddens melihat globalisasi pada dasarnya adalah lokalisasi. Jika selama ini lokal dan global dipahami sebagai dua kutub ekstrim dari sebuah kontinuum, globalisasi menjadikan lokal dan global sekaligus sebagai awal dan akhir.

Hadirnya gobalisasi juga membawa pengaruh terhadap eksistensi kesadaran manusia sebagai bagian dari komunitas global. Manusia menjadi semakin sadar terhadap proses yang berlangsung ini. Sebagai bagian dari rangkaian proses ke arah globalitas, kesadaran ini merupakan aspek non material atau non obyektif. Proses ini berlangsung baik pada tingkat individual maupun pada tingkat kolektif, seperti negara. Di dalam era globalisasi, situasi dunia menjadi amat transparan, “jendela” untuk melihat kejadian-kejadian di seluruh penjuru dunia terdapat hampir di setiap rumah. Apa yang terjadi di salah satu sudut bumi dalam waktu singkat dapat ditangkap dari berbagai belahan dunia, “pintu gerbang” antarnegara semakin terbuka, sekat-sekat budaya menjadi hilang, budaya antarbangsa semakin membaur, melebur; serta saling mempengaruhi.

(14)

BAB IV

STRATEGI PEMBERDAYAAN BIDANG PERDATA

DAN TATA USAHA NEGARA DALAM

PENYELAMATAN KEKAYAAN NEGARA

A. Langkah Terobosan

Nawacita memberikan semangat baru. Gagasan dan aksi besarnya adalah melakukan percepatan pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah di pelbagai bidang. Baik secara langsung maupun tidak langsung, hal tersebut telah menimbulkan perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep nawacita menekankan bahwa

pembangunan tidak saja dilakukan secara isik dalam pembangunan

infrastruktur namun juga menyetuh pembaruan mental masyarakat melalui program “Revolusi Mental” yang tengah dicanangkan dan

dijalankan. Pelaksanaan pembangunan yang tidak saja diukur secara isik melalui pembangunan saranan penunjang (infrastruktur) secara isik,

namun juga mengacu pembangunan pembaharuan masyarakat melaui program “Revolusi Mental” menunjukan kesadaran pemerintah bahwa

pembangunan isik tanpa diiringi oleh perubahan mental masyarakat

hanya akan berakhir sebagai monumen keberhasilan yang bersifat semu, tenpa memiliki implikasi kepada kualitas hidup masyarakat secara langsung.

Di dalam pelaksanannya, akselerasi kedua kegiatan pembangunan tersebut mau tidak mau akan menimbulkan riak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut wajar, mengingat hakekat perubahan selalu menimbulkan kesukaan dan ketidaksukaan yang sebanding lurus dengan resistensi yang ditimbulkannya. Hambatan atau resistensi dimaksud dapat hadir dalam dua bentuk yaitu hambatan yang bersifat eksternal maupun secara internal. Hambatan eksternal cenderung bersifat kompetitif, sedangkan hambatan secara internal dapat

diakibatkan oleh ketersediaan iskal dan atau kekosongan payung hukum

(15)

Kegiatan pemerintahan merupakan perbuatan hukum yang dilandasi dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang masuk dalam lingkup bidang publik, perdata maupun tata usaha negara. Kegiatan-kegiatan yang merupakan perbuatan hukum tersebut dilakukan untuk kepentingan masyarakat dan melibatkan masyarakat yang melahirkan hubungan-hubungan hukum. Makin luas urusan pemerintahan yang dilakukan, makin luas keterlibatan masyarakat dan makin luas pula hubungan hukum yang timbul. Kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah meliputi berbagai bidang kehidupan masyarakat yang luas dan berlangsung di pusat sampai ke daerah-daerah di seluruh wilayah tanah air. Kegiatan pemerintah yang meningkat secara kuantitatif maupun kualitatif dan berkelanjutan serta meningkatnya kesadaran masyarakat, melahirkan perbuatan-perbuatan hukum yang mempunyai risiko hukum yaitu masalah hukum, sengketa hukum maupun perkara/ kasus hukum dibidang hukum perdata mapun tata usaha negara yang tidak jarang menimbulkan akibat hilangnya potensi keuntungan dan bahkan menimbulkan kerugian keuangan negara/kekayaan negara.

Resiko hukum yang terjadi bukan tanpa solusi. Untuk dapat melakukan pencegahan atau menyelesaikan semua risiko hukum tersebut, negara atau pemerintah memerlukan suatu institusi yang diberi tugas wewenang menangani serta mewakili negara dan menjadi kuasanya. Indonesia sendiri telah memiliki Institusi dimaksud, yaitu Kejaksaan yang dapat menjalankan fungsi dibidang perdata dan tata usaha negara. Institusi ini telah lahir sejak jaman pra kemerdekaan dan tetap diakui serta diterima keberadaannya hingga saat ini.

(16)

H. Harapan

Strategi pemberdayaan bidang Perdata dan Tata Usaha Negara dalam penyelamatan kekayaan negara oleh Kejaksaan RI dilakukan dalam kerangka kewenangan yang dimiliki Kejaksaan dalam bidang keperdataan. Upaya preventif dilakukan dengan menggunakan fungsi Pertimbangan Hukum para Jaksa Pengacara Negara diharapkan dapat menjadi agen pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi karena melalui kemampuan teknis yang dimilikinya dapat mencegah seorang pengambil keputusan baik di dalam lembaga Pemerintahan maupun BUMN/ BUMD melakukan kesalahan pengambilan keputusan yang diakibatkan oleh adanya kesalahan dalam penerapan hukum. Sedangkan secara represif dilakukan dengan menggunakan fungsi Penegakan Hukum dan Bantuan Hukum. Penegakan hukum merupakan kewenangan yang secara ex oficio melekat karena amanat undang-undang sedangkan Bantuan Hukum merupakan sarana keperdataan yang dilaksanakan atas dasar Surat Kuasa Khusus, baik melalui litigasi maupun non litigasi.

Meskipun upaya pengembalian keuangan negara terus dilakukan oleh Jaksa Pengacara Negara, namun, berbagai kelemahan instrumen perdata di dalam usaha pengembalian keuangan negara adalah keniscayaan karena fakta instumen hukum acara yang tersedia. Oleh karena itu harus ada upaya terobosan dalam rangka pembaharuan hukum. Apabila di dalam area tindak pidana korupsi adalah kategori tindak pidana khusus,

harus ada ide besar untuk mendorong tenteng deinisi gugatan perdata

(17)

pembuktian kepada terdakwa maupun terpidana/civil forfeiture. Namun demikian cara ini tetap harus bijak digunakan agar hukum tidak menjadi tirani.

Pelaksanaan fungsi Kejaksaan di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara memiliki peranan yang sangat besar dan merupakan masa depan Kejaksaan untuk itu perlu didukung oleh JPN yang berkualitas. JPN yang memiliki kapabilitas baik ini tidak bida didapatkan dalam waktu yang singkat melainkan hanya dapat terbentuk dari pengalaman dalam mengani permasalahan hukum. Untuk itu Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara perlu mendapatkan kekhususan dalam pengembagan karirnya dan tidak dapat disamaratakan dengan bidang lain. Prinsip learning

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Sulistiyono., November 2015, Materi Kuliah Hukum dan Pegelolaan

Keuangan Negara, Surakarta, Fakultas Hukum UNS.

Adrian Sutedi, 2010, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang,

Merger, Likuidasi, Dan Kepailitan, Jakarta, Sinar Graika.

………, 2008, Tindak Pidana Pencucian Uang, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.

Alford, 1994, Money Laundering, N.C.J Int’l & Com, Reg. Vol 19.

Ariin P. Soeria Atmadja, 2005, Keuangan Publik dalam Perspektif Hukum; Teori, Praktik, dan Kritik, Jakarta, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

………, 1996, Kapita Selekta Keuangan Negara, Jakarta, Untar.

A.S. Mamoedin, 1997, Analisis Kejahatan Perbankan, Jakarta, Raflesia.

Billy Steel, Money Laundering-What Is Money Laundering, Billy’s Money

Laundering Information, www.laundryman.u-net.com.

Bismar Nasution, 2009, Anti Pencucian Uang : Teori dan Praktek, Bandung, Books Terrace & Library.

Bohari, 1995, Hukum Anggaran Negara, Jakarta, Rajawali Press.

Edward Pangabean, 2014, http://news.liputan6.com/read/2082158/kejagung-eksekusi-terpidana-kasus-korupsi-merpati-hotasi-nababan.

Erizeli Jely Bandaro, Panama Papers: Keruntuhan Industri Money

Laundering,http://www.bergelora.com/opini-wawancara/ artikel/3233-panama-papers-keruntuhan-industri-money-loundry. html.

(19)

Harjono Sumosudirjo & Wahjono, 1983, Buku Pedoman Bendaharawan

Pegawai Administrasi Pengawas Keuangan, Jakarta, Kurnia Esa. http://www.rnplawirm.com/?p=publication&id=8&title=azaz-pembuktian.

http://suarakarya-online.com/news.html?.id=187515.

http://id.wikipedia.org/Ciri-ciri_Globalisasi.

http://www.antaranews.com/berita/499821/kejahatan-lingkungan-timbulkan-kerugian-70-miliar-dolar-per-tahun.

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151029185101-12-88275/ kejahatan-lingkungan-adalah-super-extra-ordinary-crime/.

http://news.detik.com/berits/2800497/setiap-tahun-indonesia-rugi-rp-9-triliun-akibat-kejahatan-lingkungan.

http://optima-online.com/jejaring-sosial-menjadi-sasaran-kejahatan-internet/.

http://www.antikorupsi.org/id/content/kerugian-negara-akibat-korupsi-2015-sebesar-31-triliun.

http://lampung.tribunnews.com/2016/03/04/kerugian-negara-akibat-narkoba-capai-rp-631-triliun.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/04/06/185841726/Lebih. Dahsyat.dari.Panama.Papers.

http://m.harianindo.com/2016/03/22/92710/kerugian-negara-akibat-pma-tak-bayar-pajak-mencapai-rp-500-triliun/.

http://finance.detik.com/read/2016/04/14/073947/3187501/4/orang-ri- simpan-harta-di-28-negara-tax-haven-nilainya-lebih-dari-rp-11450-t.

http://inspek torat.magelangkota.go.id/Artikel/125/Kerugian-Keuangan-Negara-dalam-Pandangan-Akuntansi.html.

(20)

http://www.hukumpedia.com/agnesharvelian/pelaksanaan-beban-pembuktian-terbalik-dalam-tindak-pidana-pencucian-uang.

http://www.republika.co.id/berita/kolom/fokus/16/04/05/o54u5x322-membedah-izin-ahok-atas-reklamasi-teluk-jakarta.

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/04/09/08080391/Penangkapan. Sanusi.dan.Tekad.Ahok.Lanjutkan.Reklamasi.Pantai.Utara.Jakarta.

h t t p s : / / w w w . k e j a k s a a n . g o . i d / u n i t _ k e j a k s a a n . php?idu=25&idsu=19&id=4133.

John McDowell & Gary Novis, 2001, The Consequences of Money and

Financial Crime, http://www.usteas.gov.

Juni Sjafrien Jahja, 2012, Melawan Money Laundering, Jakarta, Visimedia.

Karmin Supanji, 2001, Di Balik Globalisasi, Surakarta, Indi Press.

Lutia, Asas-Asas Yang Terdapat Dalam UU TPPU Nomor 8 Tahun 2010,

http://lutfia-fairy.blogspot.com/2012/12/asas-asas-yang-terdapat-dalam-undang.html.

Mahfud MD., 2000, Demokrasi dan Reformasi Konstitusi, Jakarta, Rineka

Cipta.

Manfred B. Steger, 2003, Globalization a Very Short Introduction, Oxford,

Oxford University Press.

Marulak Pardede, 2001, Masalah Money Laundering di Indonesia, Jakarta,

Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan HAM.

Mariam Darus Badrulzaman, 1970, Asas-Asas Hukum Perikatan, Medan, FH USU.

Money Laundering in Malaysia,

http://kclau.com/blogging/money-laundering/.

Muhammad Djafar Saidi, 2008, Hukum Keuangan Negara, Jakarta,

(21)

M. Hadi, 1980, Administrasi Keuangan Negara Republik Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers.

M. Subagio, 1980, Hukum Keuangan Negara RI, ed. 1, Jakarta, Rajawali.

M. Suparmoko, 1982, Asas-asas Ilmu Keuangan Negara, Jakarta, BPPE.

Nurdjaman Arsjad, Bambang Kusumanto, dan Yuwono Prawirosetoto, 1992, Keuangan Negara, Intermedia, Jakarta.

N.H.T.Siahaan, 2005, Pencucian Uang dan Kejahatan Perbankan, Cetakan

Kedua (Edisi Revisi) , Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.

Pathorang Halim, 2013, Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Pencucian

Uang di Era Globalisasi, Jakarta, Total Media.

P Golose, 2010, Deradikalisasi Terorisme Humanis, Soul Approach dan

Menyentuh Akar Rumput (Cetakan Kedua), Jakarta, YPKIK.

Riawan Tjandra, 2014, Hukum Keuangan Negara, Jakarta, PT.Gramedia

Widiasarana Indonesia.

………, 2008, Hukum Administrasi Negara Yogyakarta, Universitas Atma

Jaya.

Ridel S. Tumbel, 2014, Kajian Hukum Tanggung jawab Direksi Terhadap

Kerugian Perusahaan Perseroan (Persero), Jurnal Hukum, Vol. II

No. 1.

Rosa Agustina, 2003, Perbuatan Melawan Hukum, Jakarta, Pascasarjana FH

Universitas Indonesia.

Sarah N. Welling, 1989, Comment, Smurfs, Money Laundering and the

Federal Criminal Law, 41 Fla. L. Rev.

SC Ian McWalters, 2006, Memerangi Korupsi Sebuah Peta Jalan Untuk

Indonesia, Surabaya, JPBook.

(22)

Subekti, 2003, Pokok-pokok Hukum Perdata, cet. 31, Jakarta, PT Intermasa.

Suminto, 2014, Pengelolaan APBN Dalam Sistem Manajemen Keuangan

Negara, Dalam Makalah Bahan Penyusunan Budget in Brief 2004,

Jakarta, Ditjen Anggaran. Depkeu.

Sutan Remy Sjahdeini, 2004, Seluk Beluk Tindak pidana Pencucian Uang

Dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta, PT. Pustaka Utama Graiti.

Tb. Irman S, 2006, Hukum Pembuktian Pencucian Uang (Money

Launderinh), Cetakan Pertama, Jakarta, CV. AYYCCS Group.

Thomas L. Friedman, 2006, The World is Fla, A Brief History The

twenty-First Century, New York, USA. Farrar, Strauss & Giroux.

Tindak Pidana Pencucian Uang, http://adydream25.blogspot.co.id/2013/05/ tindak-pidana-pencucian-uang.html.

Tjetjep Saepul Hidayat dkk, tanpa tahun, “Penerapan Kewenangan

Kejaksaan RI Sebagai Penyidik Tindak Pidana Pencucian Uang yang Tindak Pidana Asalnya Korupsi”, tanpa tahun.

Tribowo, Darmawan dan Sugeng Bahagijo, 2006, Mimpi Negara

Kesejahteraan. Jakarta, Pustaka LP3ES Indonesia.

UU Tindak Pidana Pencucian Uang, http://hukumperbankan.blogspot.

co.id/2008/12/uu-tindak-pidana-pencucian-uang.html.

Welsch, Glenn A, Ronald W. Hilton, dan Paul N. Gordon, 1995, Budgeting

(Penyusunan Anggaran Perusahaan) Perencanaan dan Pengendalian

Laba, Jakarta, Bumi Aksara.

Wirjono Prodjodikoro. 1973. Asas-asas Hukum Perjanjian. Bandung.

Sumur.

Yenti Garnasih, 2009, Kriminalisasi Pencucian Uang (Money Laundering),

Jakarta, UI Press.

Yunus Husein, 2006, Artikel Hukum Pidana : Hubungan antara Kejahatan

(23)

http://www.ditjenphka.go.id/article_file/Press%20realease%20 CCPCJ.doc.

………,Tindak Pidana Pencucian Uang (Money laundering) dalam

Perspektif Hukum Internasional, http://www.docstoc.com/

docs/20860753/TINDAK-PIDANA-PENCUCIAN-UANG-MONEY-LAUNDRING-DALAM-PERSPEKTIF.

………,Hubungan Antara Kejahatan Peredaran Gelap Narkoba Dan

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Pokok perhatian dari Activity Based Costing System ( ABC System ) adalah aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan, dengan menelusuri biaya yang mengacu pada

Alasan mengapa penulis memilih tayangan program Are You Smarter Than 5th Grade di Global TV sebagai bahan penelitian adalah sebagai acuan untuk mendapatkan data tentang opini

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis indeks kekeringan meteorologis lahan gambut di pulau Bengkalis dengan menggunakan data hujan satelit TRMM berbasis

Falsafah hidup Juluk Adok yang terdapat pada atribut Siger seperti telah menjadi isyarat istimewa bahwa Lampung akan menjadi wilayah yang ditempati oleh beragam suku..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan di DKI Jakarta secara harian dan kecenderungan tingkat kenyamanan dari tahun ke tahun menggunakan

Rumah Sakit Kasih Ibu mewajibkan tenaga kerja harus memakai alat pelindung diri yang telah disediakan sesuai pekerjaannya. Tetapi penyedian alat pelindung diri yang

triage, hal ini karena sebagian besar perawat yang bertugas di IGD memiliki keyakinan yang dimiliki responden akan kemampuannya dalam pelaksanaan triage dimana

a) Memilih tari suku dayak dari 5 suku dayak besar di Kalimantan timur yang masing- masing Dayak mewakili 3 tarian yaitu Dayak kenyah tari perang, tari leleng,