• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI TATA CARA SHALAT BERJAMAAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL HUDA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI TATA CARA SHALAT BERJAMAAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL HUDA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI TATA CARA SHALAT BERJAMAAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA

SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL HUDA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Oleh: MARHAMAH NIM : D57211130

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

SKRIPSI

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI TATA CARA SHALAT BERJAMAAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA

SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL HUDA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Sebagai salah satu persyaratanDalam Menyelesaikan

Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh: MARHAMAH NIM : D57211130

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

MARHAMAH. 2015. Peningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Materi Tata Cara Shalat Berjamaah Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

Kata Kunci : Metode demonstrasi, Prestasi belajar

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk benda sebenarnya atau dalam bentuk tiruan kepada peserta didik

Penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitas belajar mengajar tidak terjadi kejenuhan, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: a.Bagaimanakah penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih Konsep Tata Cara Shalat Berjamaah pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ? b. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih Konsep Tata Cara Shalat Berjamaah melalui metode Demonstrasi pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengetahui penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih Konsep tata cara Shalat Berjamaah pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto. b. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih Konsep Tata Cara Shalat Berjamaah melalui metode Demonstrasi pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto, agar dapat mencapai nilai SKBM secara klasikal.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)

sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelalajaran 2014/2015. Data yang diperoleh berupa hasil tes ujian akhir, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari data hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar siswa yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa prosentase ketuntasan hasil belajar 64,67% pada siklus I menjadi 93,33 % pada siklus kedua. Peningkatan ini menandakan bahwa penelitian ini dapat dikatakan berhasil.

(7)

DARTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………...………..... HALAMAN JUDUL ………...….....

HALAMAN MOTTO ………..

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN……… ABSTRAK ... c. Penegasan istilah ...

d. Tindakan yang Dipilih... ... . e. Tujuan Penelitian ... ... f. Lingkup Penelitian... ... g. Manfaat Penelitian ... ... h. Sistematika Pembahasan ... ... BAB. II KAJIAN PUSTAKA

a. Prestasi Belajar ... ... b. Kajian Mata Pelajaran Fiqih... ... c. Motode Demonstrasi... ... d. Penerapan Metode Demonstrsi ... ... . BAB. III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

a. Jenis Penelitian ... ... b. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian ... ... ...

(8)

42

43 62

65 66

70 71 72 c. Prosedur Penelitian ... ... d. Teknik Pengumpulan Data ... ... e. Indikator Keberhasilan.. ... ... BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Diskripsi Per siklus... ... b. Pembahasan ... BAB. V PENUTUP

a. Simpulan ... ... ... b. Saran ... ... DAFTAR PUSTAKA... ... 69 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ... RIWAYAT HIDUP ... ... LAMPIRAN-LAMPIRAN... ...

(9)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan

melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

keterampilan. Di antaranya adalah “keterampilan membelajarkan dan

keterampilan mengajar”.1 Namun dalam menciptakan pembelajaran yang

baik ini tentunya disesuaikan dengan budaya dan sumber-sumber yang

dimilikinya, dengan kreatifitas dari pendidik untuk menjadikannya sebagai

media/sumber belajar yang berdayaguna.

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar,

gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu

dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan

membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan

pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan

pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia

seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,

1

(10)

bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan

rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta

terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa

kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu

mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang membangun dirinya

sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Persoalan yang harus dihadapi sekarang adalah bagaimana guru

sebagai pendidik generasi muda bangsa menyukseskan program pemerintah di

bidang pendidikan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari

seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan

mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Hal ini merupakan tantangan yang

harus dihadapi guru setiap hari, untuk mengatasi hal tersebut guru hendaknya

memiliki wawasan yang luas, kritis,kreatif dan inovatif dalam proses

pembelajarannya.

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor

diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,

karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan

meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi

permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal,

peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar

yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai

(11)

Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam

Undang-undang Nomor 20 tahuan 2003 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab 2.

Tujuan pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat umum

sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan

dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi

tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci

menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran . Standart

Kompetensi dijabarkan menjadi Kompetensi Dasar dan kemudian dijabarkan

lagi menjadi Tujuan Pembelajaran .

Dalam mencapai prestasi belajar pada mata pelajaran Fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah (MI), khususnya di kelas II masih banyak mengalami

kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran Fiqih

dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya, mata pelajaran

Fiqih peringkat nilainya menempati urutan di bawah, berdasarkan dokumen

hasil belajar pada kegiatan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan hasil

sebagai berikut: dari 30 siswa yang mendapatkan nilai 80 sebanyak 4 siswa,

yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 10 anak, yang mendapatkan nilai 60

sebanyak 9 siswa dan 7 siswa mendapatkan nilai 50. Hasil ini disebabkan

karena dalam pembelajaran guru masih menggunakan cara yang konvensional

2

(12)

yang masih berpusat pada guru, siswa kurang dilibatkan sehingga siswa masih

pasif dalam pembelajarannya.

Bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan

tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar siswa dalam mempelajari

konsep-konsep Fiqih tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan

pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran Fiqih dapat tercapai

dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu

penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu

siswa dalam memahami mata pelajaran Fiqih .

Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki

kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik

atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh

guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.

Sedangkan penggunaan metode Demonstrasi diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam

proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru,

dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual

yang pada gilirannya diharapkan materi tata cara Shalat berjamaah yang

diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar

(13)

“Peningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Materi Tata Cara Shalat

Berjamaah Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih

materi tata cara Shalat berjamaah pada siswa kelas II MI Darul Huda

Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?

2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih materi

tata cara Shalat berjamaah melalui metode Demonstrasi pada siswa kelas

II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan persepsi diantara pembaca, maka perlu

dijelaskan maksud dari judul penelitian ini.

1. Prestasi belajar fiqih

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan –

kesan yang melibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil

dari aktifitas dalam belajar.

Prestasi belajar fiqih merupakan hasil yang telah dicapai peserta didik

(14)

dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan

menggunakan metode yang lebih kreatif yaitu metode demonstrasi.

2. Metode Demonstrasi

Adapun yang dimaksud metode demonstrasi disini cara

penyajian pelajaran dimana guru menunjukkan atau memperlihatkan

suatu proses. Dari pengertian kalimat judul diatas, dapat penulis

simpulkan judul penelitian secara keseluruhan adalah Peningkatan

Prestasi belajar Fiqih materi tata cara shalat berjama’ah melalui

metode demonstrasi pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman

Mojokerto.

D.Tindakan Yang Dipilih

Berdasarkan Rumusan masalah tersebut maka peneliti mengambil

tindakan berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunaka metode

demostrasi dengan alasan sebagai berikut : Berpijak dari analisis masalah

tersebut, peneliti berupaya memperbaiki metode demonstrasi dengan alasan

sebagai berikut :

1. Penggunaan metode demonstrasi yang baik akan membantu siswa

memperoleh pengalaman konkret

2. Memudahkan siswa memahami materi

3. Penggunaan metode demonstrasi yang baik diharapkan dapat melibatkan

semua ranah belajar anak (afektif, psikomotor, dan kognitif)

4. Dengan menggunakan metode demonstrasi yang benar, Proses belajar lebih

(15)

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran

Fiqih materi tata cara Shalat berjamaah pada siswa kelas II MI Darul

Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih

materi tata cara Shalat berjamaah melalui metode Demonstrasi pada

siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?

F. Lingkup Penelitian

Melihat keluasannya dan kekomplekan masalah yang terurai pada

rumusan masalah dan untuk menghindari, terjadinya penyimpangan dari

pokok masalah, maka perlu dibatasi masalah yang diteliti. Masalah yang akan

dibahas dalam petelitian ini dibatasi :

1. Materi Fiqih yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tata Cara Shalat

berjamaah.

2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.

3. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas II MI Darul Huda Gayaman

Mojoanyar Mojokerto.

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Melalui hasil penelitian tindakan ini dapat memberi

(16)

meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran fiqih

dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di MI Darul Huda Gayaman

Mojoanyar Mojokerto pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan ini, diharapkan

dapat memberi masukan dan wawasan kepada guru untuk lebih

mengetahui secara tepat, menghayati strategi pembelajaran dengan

pendekatan Interaktif pada pembelajaran fiqih

b. Bagi siswa

Siswa sebagai subyek langsung dari penelitian ini, yang

langsung dikenai tindakan, seharusnya melalui metode demonstrasi ada

perubahan dalam diri siswa baik dari aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotor dan kebiasaan belajar efektif sehingga penelitian sangat

menguntungkan bagi siswa.

c. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif

meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran di madrasah. Khususnya

bagi guru mata pelajaran fiqih dalam menggunakan metode

(17)

H. Sistematika Pembahasan

Agar skripsi ini tersusun secara sistematis, mudah dipahami dan

menjadi satu kesaatuan yang utuh, maka skripsi ini disusun dalam tiga

bagian yang meliputi bagian muka, bagian isi, dan bagian akhir.

Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, perumusan

masalah, setting penelitian, dan sistematika pembahasan.

Kajian pustaka yang meliputi : Prestasi belajar, Kajian Mata

Pelajaran Fiqih, Metode Demonstrasi, dan Hipotesis Tindakan.

Metode Penelitian Tindakan Kelas, yang berisi Jenis penelitian,

Subyek penelitian, dan Karakteristik Obyek Penelitian, Prosedur

Penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan indikator

keberhasilan.

Pembahasan penelitian yang berisi Deskripsi persiklus, meliputi

Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan evaluasi, dan pembahasan

persiklus yang meliputi pembahasan siklus I dan pembahasan Siklus II.

Penutup yang berisikan tentang kesimpulan penelitian dan

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua

kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan

dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu,

sebelum mengulas lebih dalam tentang prestasi belajar, Menurut Djamarah

prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

baik secara individu maupun kelompok1.

Sementara belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri

seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan

pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya,

baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosial.2

Menurut Sardiman A.M belajar sebagai rangkaian kegiatan

jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.3

Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang

merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi

menjadi kapabilitas baru.4

1

Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. (Surabaya : Usaha Nasional. 1994), hlm 8.

2

Hamalik. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi (Bandung : Sinar Baru.1991). hlm 16.

3

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Mengajar. (Jakarta : Raja Grafindo Persada.1994), hlm 22-23.

4

(19)

Setelah menelusuri definisi dari prestasi dan belajar, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang

diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang

mengakibatkan adanya perubahan dalan diri individu, yaitu perubahan

tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.5

Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka dapat didefinisikan

tentang prestasi belajar, yaitu tingkat keberhasilan yang dicapai siswa

berupa ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan hasil tes atau evaluasi

setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami

bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai

siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik

berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan

kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka

atau pernyataan.

1. Prinsip-prinsip Prestasi Belajar

Pada dasarnya prestasi belajar itu dapat dicapai sesuai dengan

keinginan apabila seorang pendidik memahami dan mengetahui apa yang

menjadi prinsip-prinsip dalam prestasi belajar tersebut.

5

(20)

a. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti,

mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

b. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

c. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari

hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.6

2. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar ada beberapa faktor yang harus

dimiliki antara lain :

a. Faktor dari dalam diri siswa (intern)

1) Faktor kesehatan

Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa,

jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang

bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah

dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa

buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan

lain-lain .

6

(21)

3) Intelegensi

intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan

untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan

cepat efektif mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

4) Perhatian Menurut al-Ghazali dalam Slamet bahwa perhatian adalah

keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata

kepada suatu benda atau hal atau sekumpulan obyek. Untuk

menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran

tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga

ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan

buku pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.

5) Bakat

Menurut Hilgard dalam Slamet bahwa bakat adalah the capacity to

learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar.

Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata

sesudah belajar atau terlatih.7

6) Minat

Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana bahwa minat adalah

menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa

7

(22)

yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan

dan teknologi.

7) Motivasi

Menurut Slameto bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan

tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan

itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu

perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah

motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.

8) Kematangan

Menurut Slameto bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah atau

fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah

siap melaksanakan kecakapan baru.

9) Kesiapan

Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto

adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan

untuk memberikan respon atau reaksi.8

b Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)

Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dari luar antara

lain :

1) Faktor keluarga

Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat

mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik,

8

(23)

relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang

tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan

suasana rumah.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, alat-alat pelajaran,

metode pembelajaran , kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan

murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan.

3) Faktor Masyarakat

Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara

lain teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di

lingkungan keluarganya.9

Adapun semua faktor yang tersebut diatas baik dari dalam

maupun dari luar, pengaruhnya sangat besar sekali terhadap tercapai

tidaknya prestasi belajar itu sendiri.

B. Kajian Mata Pelajaran Fiqih

Penelitian ini diambilkan dari materi pelajaran Fiqih MI maka

pengertian Pelajaran fiqih yaitu :

1. Pengertian Pelajaran Fiqih

Fiqih menurut bahasa berarti paham atau tahu, atau pemehaman

yang mendalam, yang membeutuhkan pengerahan potensi akal.

Pengertian ini dapat di temukan dalam surah Thaha ayat 27-28 yang

berbunyi :

9

(24)

ل ق قفي ناسِل نِم قع للحا

Artinya : “ Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka

mengerti perkataanku. (Q.S Taha (20) : 27-28)10

Pengertian fiqih secara etimologi, juga ditemukan dalam sabda

Rosululloh SAW yang berbunyi :

Artinya : Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka ia

akan memberikan pemahaman agama (yang mendalam) (H.R. Bukhori, Muslim, Ahmad Ibn Hambal, Tirmidzi, dan Ibn Majah)

Menurut istilah sebagaimana dikemukakan oleh Sayyid

Al-Jurjaniy, bahwa fikih adalah Ilmu tentang hukum-hukum syara’

mengenai perbuatan dari dalil-dalil yang terperinci.11

Menurut Abdus Salam Al-Qabbani menyatakan bahwa : Fiqih

adalah suatu ilmu hukum yang menerangkan segala hukum syara’ yang

dipetik dari dalil-dalilnya yang jelas (tafshili). Maka ia melengkapi

hukum-hukum yang dipaham mujtahid dengan jalan ijtihad, seperti

hukum-hukum yang dinaskan dalam Al Khitab dan As Sunnah dan

masalah-masalah ijma’.12

Fiqih dalam syara’ ialah orang sudah mempunyai malakah

(pengetahuan yang menjadi tabi’at yang sudah menjadi darah daging,

10

Totok Jumantoro, Samsul Munir, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta :Amzah, 2005), hal.63.

11

Totok Jumantoro, Samsul Munir, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta :Amzah, 2005), hal.64.

12

(25)

sehingga seperti insting pada mahluk lain), dan juga dinamai faqih,

orang-orang yang mengetahui hukum-hukum syara’ yang menjadi obyek

fiqih.

Pada masa dahulu yang dinamai fiqih, hanyalah orang yang

mengetahui hukum dengan dapat mempergunakan dalil-dalilnya,

mengetahui nash-nash dan dalil-dalilnya, serta dapat mengembalikan

furu’ kepada usulnya.

Pada masa sekarang, kata fiqih itu dipakai untuk orang-orang

yang mengetahui hukum-hukum amaliyah yang mudah diketahui, atau

yang memerlukan ijtihad, dengan mengambil langsung dari nash, ataupun

dari pendapat-pendapat fuqoha.13

Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah

satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,

terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara

pelaksanaan rukun islam dan pembiasaannya dalam kehidupan

sehari-hari serta fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan

pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan

minuman yang halal dan yang haram, khitan, qurban serta tata cara

pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansi mata

pelajaran Fiqih memiliki konstribusi dalam memberikan motiIIasi

kepada peserta didik untuk mempraktikan dan menerapkan hukum

islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian,

13

(26)

keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT,

dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya,

ataupun lingkungannya.14

Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ), Standart

Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) mata pelajaran Fiqih

di Madrasah Ibtidaiyah ini dilakukan dengan mempertimbangkan dan

mereview peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun

2006 tentang standart Kompetensi Lulusan ( SKL ) untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, dan peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standart Isi ( SI ) untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, terutama pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam aspek Fiqih untuk SD/MI, serta

memperhatikan Surat edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor :

DJ.II..1/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006 tentang

Pelaksanaan Standart Isi, yang intinya bahwa madrasah dapat

meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum

dengan standart yang lebih tinggi.

2. Tujuan

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat :

14

(27)

a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam yang

menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk menjadikan

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan

ajaran islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,

dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia dan makhluk

lainnya maupun dengan lingkungannya.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi :

a. Fiqih Ibadah, yang menyangkut : pengenalan dan pemahaman

tentang cara pelaksanaan rukun islam yang benar dan baik seperti

: tata cara thaharah, Shalat, puasa, zakat dan ibadah Shalat

berjamaah.

b. Fiqih Muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal

dan yang haram, khitan, qurba, serta tata cara pelaksanaan jual

beli dan pinjam meminjam.

4. Standar Kompetensi Lulusan

Mengenal dan melaksanakan hukum islam yang berkaitan

(28)

thaharah, Shalat, puasa, zakat dan ibadah Shalat berjamaah serta

ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan yang

haram, khitan, qurba, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan

pinjam meminjam.15

5. Materi Tata Cara Shalat Berjamaah A. Ketentuan Shalat berjamaah

1. Pengertian Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah adalah Shalat yang dilakukan secara bersama –

sama. Shalat berjamaah dilakukan paling sedikit oleh dua orang.

Shalat berjamaah dipimpin oleh seorang imam dan lainnya

menjadi makmum. Shalat berjamaah lebih utama daripada Shalat

sendirian ( mumfarid ). Oleh karena itu hukum Shalat berjamaah

adalah sunnah muakkad. Artinya sunnah yang dianjurkan.

Rasulullah saw. bersabda :

( جر ني ﺮشع ع سب فلا اص نم لضﻓا ع اﻤجلا اص

ها ر

ملسم ر ا لا )

Artinya :

Shalat berjamaah itu lebih utama daripada Shalat sendirian yaitu 27 derajat ( HR. Bukhari dan Muslim )

Shalat berjamah hendaknya selalu dilakukan atau

dikerjakan baik dirumah, di sekolah, maupun di masjid. Shalat

yang disunnahkan dilakukan berjamaah adalah :

15

(29)

a. Shalat Fardlu

b. Shalat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha

c. Shalat Tarawih

d. Shalat jenazah

e. Shalat istisqo’

f. Shalat Gerhana Matahari

g. Shalat Gerhana Bulan

h. Shalat witir pada bulan Ramadhan

2. Ketentuan Imam Shalat

Imam Shalat adalah orang yag memimpin Shalat berjamaah.

Pada saat Shalat, Ia berada didepan makmum.

Syarat – syarat menjadi imam sebagai berikut :

a. Laki – laki mengimami jamaah laki – laki dan

perempuan.

b. Perempuan mengimami jamaah perempuan.

c. Bacaan iman harus fasih dan tidak boleh riya’.

d. Mengetahui hukum Shalat.

e. Mengetahui syarat dan rukun Shalat.

f. Sanggup mengerjakan Shalat.

g. Paling tua umurnya dan mulia ahlaknya.

(30)

3. Tata cara menjadi imam

a. Merapikan dan meluruskan shof makmum

b. Mengimami dengan berdiri didepan makmum

c. Berniat menjadi imam Shalat

d. Memastikan gerakan dan bacaannya diketahui makmum

e. Melaksanakan Shalat sebagaimana tata cara yang berlaku

f. Pada waktu Shalat maghrib, isya’, dan subuh, imam

membaca surah Al-Fateha dan ayat Al-quran lainnya

dengan nyaring.

4. Ketentuan untuk makmum

Makmum adalah orang yang memngikuti imam dalam Shalat

berjamaah.Makmum berdiri di belakang imam.

a. Tata cara menjadi makmum adalah sebagai berikut.

1. Berniat mengikuti imam ketika takbirotul ihram

2. Mengetahui dan mengikuti perpindahan gerakan imam

3. Mendengar bacaan imam

4. Tidak bersamaan apalagi mendahului gerakan imam

5. Tidak mendahului imam dalam mengucapkan takbir

6. Jika makmumterlambat ( masbuk ) ia harus

menyempurnakan Shalatnya

7. Berada dalam satu tempat dengan imam

(31)

b. Cara memberitahu imam yang salah antara lain

1. Bagi makmum laki-laki cara mengingatkan imam yang

salah adalah dengan membaca kalimat tasbih (

Subhanallah ).

2. Bagi makmum perempuan cara mengingatkan imam yang

salah adalah dengan menepuk tangannya sendiri.

B. Tata cara Shalat berjamaah sebgai berikut :

a. Imam dan makmum berada di satu tempat

b. Seorang menjadi imam, sedangkan yang lain menjadi

makmum

c. Imam berdiri didepan dan berniat menjadi imam

d. Makmum berdiri dibelakang dan berniat menjadi makmum

e. Makmum mengikuti gerakan Shalat imam

f. Makmum tidak boleh mendahului gerakan Shalat imam

g. Shaf terdepan adalah laki-laki dewasa

h. Shaf berikutnya adalah shaf anak laki-laki

i. Shaf paling belakang adalah shaf perempuan

j. Shaf harus lurus dan rapat

k. Shaf perempuan paling depan adalah anak-anak perempuan.

l. Shaf perempuan paling belakang adalah shaf perempuan

dewasa.

Jadi shalat berjamaah merupakan shalat yang dilakukan

(32)

yaitu seorang menjadi imam dan yang lain menjadi

makmum. Untuk menjadi seorang imam ada

ketentuan-ketentuan yang arus di miliki seperti dia lebih tua, lebih

fasih dalam membaca ayat Al-quran dan sebagainya. Adapun

ketentuan menjadi seorang makmum ia tidak boleh

mendahului gerakan imam, dengan kata lain harus mengikuti

gerakan setelah imam.

C. Manfaat Shalat berjamaah

a. Saling mengingatkan apabila imam melakukan kesalahan

b. Melatih diri menjadi seorang pemimpin ( bagi imam )

c. Merasakan sebagai orang yang dipimpin ( bagi makmum )

d. Berlatih mengingatkan orang dengan cara yang terpuji

e. Memperkuat silaturrahmi antar kaum muislim

D. Keutamaan Shalat berjamaah

a. Memperkokoh semangat persaudaraan kaum muslimin

b. Merasa memiliki tanggung jawab sosial

c. Membina kedisiplinan rohani

d. Menghargai waktu

e. Bentuk ketaatan iman seseorang kepada Allah SWT.

f. Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab dalam

memakmurkan masjid

g. Memperoleh pahala Shalat berjamaah sebanyak 27 derajat

(33)

C.Metode Demonstrasi

1. Pengertian metode demonstrasi

Menurut Aminuddin Rasyad, Metode demonstrasi adalah cara

pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan

sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.

Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode

demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu

hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan

yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing

murid.

Pada dasarnya demontrasi dilakukan untuk mencari atau

membuktikan suatu teori yang menyimpulkan suatu masalah yang sudah

terbukti kebenarannya, namun untuk pembelajaran ke siswa kita harus

memperlihatkan kembali proses terjadinya teori tersebut dengan tujuan

agar siswa lebih paham dan mengerti tentang konsep-konsep pada

pembelajaran. Hal ini juga di maksudkan agar pembelajaran yang

dilakukan berjalan lebih aktif dan memotivasi keingin tahuan siswa

dengan demikian siswa akan lebih bersungguh-sungguh mengikuti

pembelajaran tersebut16

Jadi dalam metode demonstrasi perlu diperlihatkan bagaimana cara

sesuatu itu bekerja, bagaimana cara sesuatu itu dilaksanakan dengan benar.

Jika proses demonstrasi itu sedang berjalan atau dilaksanakan siswa yang

16

Marzuki, Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,

(34)

melihat demonstrasi harus bersungguh-sungguh melihat dan

memperhatikannya sehingga benar-benar nantinya dapat merupakan

bagaian dari miliknya.

2. Kebaikan metode demonstrasi

a. Perhatian murid akan terpusat kepada semua kegiatan demonstrasi

b. Kesalahan murid akan berkurang karena semua kegiatan demonstrasi

itu dilihatnya langsung

c. Siswa tidak memerlukan banyak keterangan karena mereka melihat

langsung suatu gerakan maupun prosesnya

d. Dapat menghilangkan verbalisme

e. Dengan metode demonstrasi sekaligus dapat menjawab

masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hati siswa selama ini.17

3. Kelemahan metode demonstrasi

a. Demonstrasi akan sia-sia jika peralatannya kurang, kadang-kadang alat

itu pun sukar diperoleh

b. Dalam mengamati demonstrasi diperlukan pemusatan perhatian namun

hal ini selalu diabaikan murid. Kosentrasi murid sering terpecah

c. Tidak semua masalah dapat didemonstrasikan

d. Ada kalanya proses demonstrasi tidak sama dengan kenyataan yang ada

e. Ketelitian dan kesabaran dalam melaksanakan demonstrasi selalu

diabaikan, sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana

mestinya

17

(35)

f. Waktu yang dipakai untuk demonstrasi sangat banyak namun hasilnya

sangat sedikit/minim.

4. Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi

a. Menetapkan tujuan terlebih dahulu sesuai dengan jam pelajaran yang

ada. Barulah dilakukan demonstrasi

b. Demonstrasi yang dilakukan harus benar-benar tepat sesuai dengan apa

yang diharapkan

c. Alat yang digunakan agar dipilih setepat-tepatnya

d. Materi pelajaran yang didemonstrasikan harus benar-benar bahan yang

bersifat praktis dan berguna buat diri anak.

e. Sebelum demonstrasi dimulai guru sebaikknya mengadakan try out

sehingga demonstrasi itu dapat berjalan dengan baik.18

D. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Shalat Berjamaah

Untuk melaksanakan metode demonstrsi yang baik atau efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan

digunakan oleh guru,yang terdiri dari perencanaan, uji coba, dan pelaksanaan oleh

guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adannya evaluasi adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang

diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.

18

(36)

b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar

digunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif utuk

mencapai tujuan yang dirumuskan.

c. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan

mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan

demonstrasi tidak gagal.

d. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.

e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan,

sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sesudah dicoba terlebih dahulu

supaya tidak gagal pada waktunya.

f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk

memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan

dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.

g. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.

2. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik.

3. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan

seperlunya.

Setelah perencanaan-perencanaan tersusun sebaiknya diadakan

ujicoba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan

efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan

(37)

secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan

menyempurnakannya.

Langkah selanjutnya dari metode ini dalam meningkatkan hasil

belajar adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau

mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi

yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau

mempertunjukkan kembali apa yang dilakukan oleh guru itu. Dengan

demikian unsur manusiawi dapat dilibatkan baik emosi intelegensi,

tingkahlaku serta indera mereka, pengalaman langsung itu memperjelas

pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya, mengetahui

apa yang dipelajarinya.

Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dari penggunaan

metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh

siswa mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru.

Pada hakikatnya, semua metode itu baik. tidak ada yang paling baik dan

paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan

penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling,

guru mengetahui kelebihan – kelebihan metode tersebut.

Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk :

Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis

penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari

verbalisme membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu

(38)

BAB III

JENIS DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bila ditinjau dari tujuannya tergolong penelitihan

Tindakan. Karena penelitian ini dipergunakan untuk perbaikan

pembelajaran maka penelitian ini dinamakan penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yaitu suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Classroom

action reaseach merupakan salah satu perspektif baru dalam penelitian pendidikan, yang mencoba menjembatani antara praktik dan teori dalam

bidang pendidikan. Classroom action reaseach merupakan penelitian

tentang realita sosial. Dalam model penelitian ini, si peneliti bertindak

sebagai pengamat ( observeer ) sekaligus sebagai partisipan.1

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa

prinsip sebagai berikut:

1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria yaitu

benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani

serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan

tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih

dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu dana dan tenaga.

1

(39)

4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap

langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang

berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis

dan pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang

berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan

terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi

tantangan sepanjang waktu.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian

tindakan Kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian

tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus yang

satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),

action (tindakan), observasion (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,

tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan

tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral

dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat di lihat pada gambar

(40)

Gambar 3.1 Alur PTK model Kemmis dan Taggart

Penjelasan alur diatas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di

dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan meliputi pembelajaran yang dilakukan oleh

peneliti mulai dari penjelasan, peragaan, dan mempraktekkan sebagai upaya

membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak

dari diterapkannya strategi pembelajaran eksperimen

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

Putaran 1 Rencana

awal/rancangan Refleksi

Putaran 2 Tindakan/

Observasi

Rencana yang direaIisasi Refleksi

(41)

B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek yang diamati.

Penelitian ini dilakukan di MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar

Mojokerto, karena di MI ini prestasi belajar mata pelajaran fiqih belum begitu

memuaskan dan dalam pembelajaran masih menggunakan cara yang

konvensional, di mana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru pengajar

sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kelas II MI Darul Huda Gayaman

Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 30

anak, mata pelajaran yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah mata

pelajaran Fiqih Kelas II semester II (genap) dengan Materi Tata Cara Shalat

berjamaah. Dengan menggunakan dua siklus

Subyek penelitian ini dilakukan di kelas II MI Darul Huda Gayaman

Mojoanyar Mojokerto tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 30

anak, mata pelajaran yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah Fiqih

kelas II semester II (genap) dengan materi tata cara shalat berjamaah. MI

Darul Huda Gayaaman Mojoanyar Mojokerto ini terletak di desa, dimana

sebagian besar siswanya berasal dari masyarakat menengah ke bawah maka

kondisi ini yang menyebabkan motivasi belajar siswa rendah dan kurang

dukungan dari orang tua. Hasil pengamatan sementara menunjukkan 40%

siswa yang mampu mengikuti pembelajaran Fiqih walaupun belum begitu

mahir Ketidak mampuan siswa dalam memahami tata cara Shalat berjamaah

ini ternyata disebabkan oleh kurangnya latihan dan kurangnya perhatian siswa

(42)

sendiri tanpa memperhatikan apa yang sedang diterangkan oleh guru.

Berdasarkan kenyataan yang seperti itu, maka dalam proses pembelajaran guru

perlu memilih metode pembelajaran yang membuat siswa senang atau dalam

arti mereka belajar sambil bermain, sehingga mereka tidak merasa terbebani

pada saat proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu penggunaan

metode demonstrasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam

belajar mata pelajaran Fiqih siswa kelas II di MI Darul Huda Gayaman

Mojoanyar Mojokerto.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada hari kamis

tanggal 9 April 2015 dilaksanakan siklus pertama, dan untuk siklus kedua

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 April 2015.

SIKLUS I

1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan.

Kegiatan pada tahap ini adalah :

a. Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan

dalam PTK.

b. Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan

indikator pembelajaran yang ingin dicapai

c. Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil

(43)

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama

pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar fiqih secara kooperatif

learning dengan menggunakan motode Demonstrasi . Adapun langkah

- langkah yang dilakukan sesuaikan dengan skenario pembelajarannya.

b. Kegiatan penutup

Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan

test

secara tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan

hendaknya pengamat didampingi dengan guru pendamping dalam

pelaksanaannya.

4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Refleksi

dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum

terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu

dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan

langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan pada

(44)

SIKLUS II

Berdasarkan hasil dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada

siklus I, peneliti menemukan suatu masalah. Maka dari itu peneliti

mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Perbaikan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Perbaikan

Pada siklus kedua tujuan perbaikannya masih sama dengan

siklus pertama, yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II

dengan menggunakan metode demonstrasi, namun pada siklus kedua

ditambah dengan alat peraga kertas manila sebagai satuan Ukuran.

Pada perbaikan siklus rupa gambar, peneliti mengawali dengan

menanyakan kepada siswa tentang tata cara Shalat berjamaah yang

telah diketahuinya, yang sudah pernah disampaikan oleh peneliti,

sekedar untuk mengembalikan ingatan siswa tentang materi tersebut.

Hal ini disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Pada siklus kedua ini

banyak difokuskan pada demonstrasi dengan rincian rencana perbaikan

tersebut, diharapkan tujuan perbaikan dapat tercapai.

2. Rencana Perbaikan

Peneliti menyiapkan peralatan yang diperlukan antara lain :

mulai dari menyiapkan alat peraga, materi pembelajaran, lembar kerja

siswa, lembar pengamatan, lembar evaluasi, lembar hasil evaluasi dan

(45)

3 Pelaksanaan Perbaikan

Pada hari Senin tanggal 30 April 2015 jam pertama

dilaksanakan perbaikan dari siklus pertama. Kegiatan pembelajaran

menggunakan waktu selama 70 menit. Sesuai dengan alokasi waktu

untuk kelas II yaitu 2 jam pelajaran 70 menit. Kegiatan awal dilakukan

kurang lebih selama 10 menit, peneliti membuka pelajaran dengan

mengabsen siswa, memasang alat peraga, kemudia menginformasikan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Kegiatan inti dilakukan kurang lebih selama 40 menit, peneliti

menanyakan kembali materi yang pernah terimanya kepada siswa

sekedar untuk mengingatkan kembali. Kemudian peneliti membentuk

kelompok sekaligus membagikan lembar kerja siswa. Setelah lembar

kerja dikumpulkan, peneliti meminta beberapa siswa untuk maju

mempresentasikan di depan kelas.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan siswa mengerjakan

soal-soal evaluasi. Dan ditutup dengan memberikan motivasi kepada siswa

agar siswa lebih giat belajar.

4. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen

Peneliti bersama teman sejawat mengamati dan memperhatikan

data hasil tes, lembar pengamatan dan catatan yang terjadi ketika

proses pembelajaran berlangsung. Instrumen pengumpulan data

disiapkan lembar tes, lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan

(46)

5. Refleksi

Peneliti bersama dengan teman sejawat mengamati,

mendiskusikan hasil tes dan hasil pengamatan ketika proses

pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui gagal atau tidaknya dari

tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil

pengamatan teman sejawat pada siklus kedua peneliti dapat merasakan

perubahan, ini terbukti dari hasil evaluasi siswa dan dengan metode

demonstrasi serta menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil

belajar atau prestasi siswa secara maksimal.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan

sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

Masing-masing RPP berisi standart kompetensi, kompetensi dasar,

indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran , materi

pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar.

b. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu

proses pengumpulan data hasil eksperimen.

(47)

Lembar observasi pengolahan pembelajaran, untuk mengamati

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran.

d. Tes akhir

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Tes akhir ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang

diberikan adalah isian singkat.

2. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengelolahan pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi, dengan menggunakan :

a. Metode Observasi

Yang dimaksud metode observasi adalah pengamatan

pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena – fenomena yang

diselidiki. Dalam arti yang luas observasi tidak hanya terbatas pada

pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak

langsung, misalnya melalui tes .2

Observasi ini peneliti lankukan pada siswa kelas II MI

Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto, untuk mengetahui

kegiatan pembelajaran secara langsung.

2

(48)

b. Tes

Untuk mengukur hasil belajar siswa maka diadakan tes

hasil belajar . Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab,

atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau

tugas-tugas yang harus dilakukan orang yang dites dengan tujuan untuk

mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang dites3. Pada penelitian

ini tes yang dipakai adalah tes kemampuan yaitu tes yang disusun

untuk mengukur prestasi belajar siswa. Data yang dihasilkan

merupakan data kuantitatif.

3. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi

belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya

dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis

3

(49)

pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan

statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut

sehingga diperoleh rata-rata tes akhir dapat dirumuskan:

N X X

Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individu) dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Dimana KB = ketuntasan belajar

T = Jumlah Skor yang diperoleh siswa

Tt = Jumlah skor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketentuan individu)

jika prosentase jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan

T

(50)

tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥

85% siswa telah tuntas belajarnya. Tetapi berdasarka ketentuan

KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh

masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria ketuntasan

Minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu

kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap

sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda4. Di MI

Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokertonilai KKM untuk mata

pelajaran Fiqih ditetapkan sebesar 70.

E.Indikator Keberhasilan

Berdasarkan Judul penelitian (Peningkatan prestasi Fiqih konsep Tata

Cara Shalat berjamaah Melalui Demonstrasi Pada Siswa Kelas II Madrasah

Ibtidaiyah Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelajaran 2014

/ 2015) keberhasilan alternatif ditandai oleh indikator Sebagai berikut:

1. Keterksanaan langkah pembelajaran diatas 90 % dan mencapai 93% pada

siklus terakhir;

2. 85% nilai prestasi belajar mencapai ketuntasan belajar

4

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I

1.1Data Tentang Rencana

1.1.1. Tujuan Perbaikan

Tujuan perbaikan pembelajaran yang dilakukan adalah

meningkatkan prestasi belajar Fiqih siswa kelas II MI Darul

Huda Gayaman dengan menggunakan metode demonstrasi

1.1.2. Rencana Perbaikan Pembelajaran.

Pada tahap rencana ini peneliti sudah menyiapkan

ren-cana perbaikan pembelajaran siklus I. Alat peraga yang

disiapkan berupa potongan kartu urutan, selain itu peneliti juga

sudah menyiapkan lembar kerja siswa, maupun soal-soal

evaluasi. Jadi secara umum perencanaan perbaikan

pembelajaran sudah disiapkan secara efektif dan efisien.

1.2 Pelaksanaan.

Kegiatan perbaikan pembelajaran I ini dilaksanakan pada

hari kamis 9 April 2015 jam pertama. Kegiatan pembelajaran

menggunakan waktu selama 70 menit. Sesuai dengan alokasi

waktu untuk Kelas II adalah 2 jam pelajaran 70 menit. Kegiatan

(52)

pelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai

apersepsi untuk memfokuskan siswa pada materi pelajaran yang

akan dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah :

1. Bagaimanakah tata cara pelaksanaan Ibadah Shalat berjamaah ?

2. Apakah anak-anak mengetahui urutan pelaksanaan ibadah Shalat

berjamaah?

Dari pertanyaan tersebut banyak anak yang menjawab tidak tahu.

Selanjut guru menginformasikan materi yang akan disampaikan dalam

pembelajaran, yaitu tentang Tata Cara Ibadah Shalat berjamaah, dan

tujuan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran yaitu :

1. Kalian bisa menjelaskan tata cara ibadah Shalat berjamaah

2. Apa anak-anak dapat menyebutkan urutan Ibadah Shalat berjamaah

Kegiatan inti dilaksanakan kurang lebih selama 40 menit, dimulai

dengan guru memasang alat peraga di papan tulis dilanjutkan guru

melakukan demonstrasi/peragaan sesuai dengan materi pembelajaran.

Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.

b. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap

siswa dapat melihat dengan jelas.

c. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan

(53)

Selanjutnya Guru menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.

Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau

siswa mencoba melakukan demonstrasi

Dan dilanjutkan dengan membagikan LKS kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu.setelah selesai guru meminta beberapa

siswa untuk membacakan hasilnya depan kelas, sedangkan yang lain

menanggapi. Kegiatan ini diakhiri dengan tanggapan sekaligus

tambahan dari guru.

Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih selama 25 menit.

Diawali dengan bersama-sama menyimpulkan materi yang telah

dibahas, Selanjutnya siswa diberikan soal-soal evaluasi untuk

dikerjakan. Sebagai penutup kemudian guru memberikan motivasi

kepada siswa agar lebih giat belajar.

Untuk RPP berada di halaman lampiran.

Foto kegiatan pembelajaran Siklus I

a b c

a. Siswa sedang sedang mengerjakan soal – soal lembar kegiatan

b. Siswa puteri sedang membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas

(54)

1.3. Data Hasil Pengamatan

Data Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Dari teman sejawat mendapatkan beberapa masukan berupa saran dan kritik, sebagai berikut :

1.3.1 Data Pengamatan Siswa Siklus 1.

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan menghasilkan data

sebagai berikut :

1.3.2 Tabel Pembobotan Nilai Siklus I

No

1.3.3 Tabel Pengamatan Siswa Siklus I

(55)

M. Azza Ainul Azizi

M. Fahrudin

Putri Amalia Nur M

(56)

Tabel 4.2 Lembar pengamatan guru siklus 1

Lembar data pengamatan guru disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

No. Komponen Observasi Ya Tidak Komentar

1. Guru menanyakan kehadiran siswa 

2. Guru membangkitkan motivasi siswa 

3. Guru menggali pengetahuan awal dengan

mengajukan pertanyaan- pertanyaan 

4. Guru menginformasikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai 

5. Guru menggunakan alat

peraga/media/sumber belajar 

6. Guru memberi penjelasan tentang materi

yang telah diajarkan 

7. Perhatian guru merata 

8. Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya 

9. Guru membagikan LKS 

10. Guru membimbing siswa berdiskusi 

11. Guru menyuruh masing-masing kelompok

mengumpulkan hasil diskusi 

12. Guru dan siswa membahas soal-soal pada

lembar kerja 

13. Guru memberikan nilai berupa pujian 

14. Guru mengarahkan membuat kesimpulan 

(57)

1.2.1. Komentar dan saran :

Arah dan urutan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana

perbaikan pembelajaran, hanya ada beberapa hal yang perlu mendapat

perhatian, antara lain :

1. Metode yang digunakan kurang maksimal, sehingga siswa nampak

kurang aktif dan kurang dilibatkan.

2. Siswa kurang terbiasa dengan alat peraga, masih asing bagi siswa

yang hidup di daerah pedesaan, sehingga siswa kurang perhatian.

Saran :

3. Pembelajaran akan lebih menarik jika guru dalam menjelaskan

materi menggunakan metode secara maksimal, agar siswa merasa

terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

4. Pembelajaran akan lebih menarik dan membantu pemahaman

siswa jika siswa benar-benar dilibatkan.

1.4 Data Hasil Evaluasi Siklus 1

Setelah pembelajaran selesai penulis memberikan siswa

soal-soal evaluasi untuk melihat pencapaian hasil belajar siswa. Hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

1.4.1 Data Hasil Evaluasi Siswa

Data hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I

disajikan dalam bentuk tabel berikut.

No.

Urut Nama Siswa Skor

Keterangan

T TT

1 Andrian Mahesa Anom 80 √

(58)

Jumlah Skor Maksimal Ideal 3000 Rata-Rata Skor Tercapai 64,67

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 18

Jumlah siswa yang belum tuntas : 12

(59)

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

64,67

18

60 %

Dari data tersebut di atas tampak bahwa perbaikan pembelajaran yang

dilaksanakan masih belum menunjukkan adanya peningkatan yang

berarti, hal ini tampak dari hasil evaluasi belajar siswa yang masih

rendah, yaitu hanya 18 anak yang mendapatkan nilai diatas 70, dan

sisanya 12 anak mendapatkan nilai 60 ke bawah. Data nilai tersebut

jika direkap dalam bentuk prosentase adalah sebagai berikut :

1.4.2. DIAGRAM HASIL BELAJAR SISWA I

Nilai terendah dan tertinggi dari banyaknya siswa siklus I

0-12 Adalah banyaknya siswa

0-100 Skor penilaian hasil belajar siswa

0 2 4 6 8 10 12

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK model Kemmis dan Taggart
Tabel 4.4  Rekapitulasi Hasil Penilaian Pada Siklus I
Tabel 4.6   Lembar pengamatan guru siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Uji korelasi digunakan untuk melihat seberapa erat hubungan antara variabel pertama dan variabel kedua dan dalam penelitian ini adalah untuk melihat seberapa erat hubungan

Pada dasarnya faktor-faktor yang memengaruhi siswa dalam memilih perguruan tinggi sebagai tempat kuliah dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi serta

Perbedaan  kerumunan  data  domba  yang  diamati  pada  Gambar  1,  menunjukkan  bahwa  tipe  pedaging  pada  umumnya  memiliki  skor  ukuran  yang  lebih 

penambahan jamur Rhizopus oligosporus pada fermentasi tepung isi rumen dengan perlakuan P0 (0%) tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap kandungan serat kasar

Setiap penutur memiliki peluang untuk memanfaatkan Setiap penutur memiliki peluang untuk memanfaatkan sebuah kata secara kontekstual menurut maksud yang sebuah kata

Kelompok yang anti Ahmadiyah menyerukan untuk melakukan tindakan takfir, tetapi kelompok yang lain lebih memilih mempertahankan sikap NU, sebagaimana dalam Rapat Pleno

17.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam Daftar Pendek (short list), untuk Seleksi Umum paling kurang 5 (lima) dan

Penelitian ini termasuk dalam penelitian di bidang gizi klinik yang mengkaji “Efektifitas pemberian daun salam(Eugenia Polianta) Dibandingkan Obat Statin dalam