SKRIPSI
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI TATA CARA SHALAT BERJAMAAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA
SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL HUDA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Oleh: MARHAMAH NIM : D57211130
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
SKRIPSI
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI TATA CARA SHALAT BERJAMAAH MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA
SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL HUDA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Sebagai salah satu persyaratanDalam Menyelesaikan
Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh: MARHAMAH NIM : D57211130
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
MARHAMAH. 2015. Peningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Materi Tata Cara Shalat Berjamaah Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelajaran 2014 / 2015.
Kata Kunci : Metode demonstrasi, Prestasi belajar
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk benda sebenarnya atau dalam bentuk tiruan kepada peserta didik
Penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitas belajar mengajar tidak terjadi kejenuhan, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: a.Bagaimanakah penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih Konsep Tata Cara Shalat Berjamaah pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ? b. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih Konsep Tata Cara Shalat Berjamaah melalui metode Demonstrasi pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengetahui penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih Konsep tata cara Shalat Berjamaah pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto. b. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih Konsep Tata Cara Shalat Berjamaah melalui metode Demonstrasi pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto, agar dapat mencapai nilai SKBM secara klasikal.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)
sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelalajaran 2014/2015. Data yang diperoleh berupa hasil tes ujian akhir, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari data hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar siswa yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa prosentase ketuntasan hasil belajar 64,67% pada siklus I menjadi 93,33 % pada siklus kedua. Peningkatan ini menandakan bahwa penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
DARTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………...………..... HALAMAN JUDUL ………...….....
HALAMAN MOTTO ………..
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN……… ABSTRAK ... c. Penegasan istilah ...
d. Tindakan yang Dipilih... ... . e. Tujuan Penelitian ... ... f. Lingkup Penelitian... ... g. Manfaat Penelitian ... ... h. Sistematika Pembahasan ... ... BAB. II KAJIAN PUSTAKA
a. Prestasi Belajar ... ... b. Kajian Mata Pelajaran Fiqih... ... c. Motode Demonstrasi... ... d. Penerapan Metode Demonstrsi ... ... . BAB. III METODE DAN RENCANA PENELITIAN
a. Jenis Penelitian ... ... b. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian ... ... ...
42
43 62
65 66
70 71 72 c. Prosedur Penelitian ... ... d. Teknik Pengumpulan Data ... ... e. Indikator Keberhasilan.. ... ... BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Diskripsi Per siklus... ... b. Pembahasan ... BAB. V PENUTUP
a. Simpulan ... ... ... b. Saran ... ... DAFTAR PUSTAKA... ... 69 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ... RIWAYAT HIDUP ... ... LAMPIRAN-LAMPIRAN... ...
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan
keterampilan. Di antaranya adalah “keterampilan membelajarkan dan
keterampilan mengajar”.1 Namun dalam menciptakan pembelajaran yang
baik ini tentunya disesuaikan dengan budaya dan sumber-sumber yang
dimilikinya, dengan kreatifitas dari pendidik untuk menjadikannya sebagai
media/sumber belajar yang berdayaguna.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar,
gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu
dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi
lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan
pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan
pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia
seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
1
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan
rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta
terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa
kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu
mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang membangun dirinya
sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Persoalan yang harus dihadapi sekarang adalah bagaimana guru
sebagai pendidik generasi muda bangsa menyukseskan program pemerintah di
bidang pendidikan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari
seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan
mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Hal ini merupakan tantangan yang
harus dihadapi guru setiap hari, untuk mengatasi hal tersebut guru hendaknya
memiliki wawasan yang luas, kritis,kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajarannya.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,
karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi
permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal,
peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar
yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam
Undang-undang Nomor 20 tahuan 2003 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab 2.
Tujuan pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat umum
sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan
dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi
tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci
menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran . Standart
Kompetensi dijabarkan menjadi Kompetensi Dasar dan kemudian dijabarkan
lagi menjadi Tujuan Pembelajaran .
Dalam mencapai prestasi belajar pada mata pelajaran Fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah (MI), khususnya di kelas II masih banyak mengalami
kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran Fiqih
dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya, mata pelajaran
Fiqih peringkat nilainya menempati urutan di bawah, berdasarkan dokumen
hasil belajar pada kegiatan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan hasil
sebagai berikut: dari 30 siswa yang mendapatkan nilai 80 sebanyak 4 siswa,
yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 10 anak, yang mendapatkan nilai 60
sebanyak 9 siswa dan 7 siswa mendapatkan nilai 50. Hasil ini disebabkan
karena dalam pembelajaran guru masih menggunakan cara yang konvensional
2
yang masih berpusat pada guru, siswa kurang dilibatkan sehingga siswa masih
pasif dalam pembelajarannya.
Bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar siswa dalam mempelajari
konsep-konsep Fiqih tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan
pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran Fiqih dapat tercapai
dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu
penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu
siswa dalam memahami mata pelajaran Fiqih .
Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki
kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik
atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh
guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.
Sedangkan penggunaan metode Demonstrasi diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam
proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru,
dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual
yang pada gilirannya diharapkan materi tata cara Shalat berjamaah yang
diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar
“Peningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Materi Tata Cara Shalat
Berjamaah Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelajaran 2014 / 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih
materi tata cara Shalat berjamaah pada siswa kelas II MI Darul Huda
Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?
2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih materi
tata cara Shalat berjamaah melalui metode Demonstrasi pada siswa kelas
II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan persepsi diantara pembaca, maka perlu
dijelaskan maksud dari judul penelitian ini.
1. Prestasi belajar fiqih
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan –
kesan yang melibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil
dari aktifitas dalam belajar.
Prestasi belajar fiqih merupakan hasil yang telah dicapai peserta didik
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan
menggunakan metode yang lebih kreatif yaitu metode demonstrasi.
2. Metode Demonstrasi
Adapun yang dimaksud metode demonstrasi disini cara
penyajian pelajaran dimana guru menunjukkan atau memperlihatkan
suatu proses. Dari pengertian kalimat judul diatas, dapat penulis
simpulkan judul penelitian secara keseluruhan adalah Peningkatan
Prestasi belajar Fiqih materi tata cara shalat berjama’ah melalui
metode demonstrasi pada siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman
Mojokerto.
D.Tindakan Yang Dipilih
Berdasarkan Rumusan masalah tersebut maka peneliti mengambil
tindakan berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunaka metode
demostrasi dengan alasan sebagai berikut : Berpijak dari analisis masalah
tersebut, peneliti berupaya memperbaiki metode demonstrasi dengan alasan
sebagai berikut :
1. Penggunaan metode demonstrasi yang baik akan membantu siswa
memperoleh pengalaman konkret
2. Memudahkan siswa memahami materi
3. Penggunaan metode demonstrasi yang baik diharapkan dapat melibatkan
semua ranah belajar anak (afektif, psikomotor, dan kognitif)
4. Dengan menggunakan metode demonstrasi yang benar, Proses belajar lebih
E.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran
Fiqih materi tata cara Shalat berjamaah pada siswa kelas II MI Darul
Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih
materi tata cara Shalat berjamaah melalui metode Demonstrasi pada
siswa kelas II MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto ?
F. Lingkup Penelitian
Melihat keluasannya dan kekomplekan masalah yang terurai pada
rumusan masalah dan untuk menghindari, terjadinya penyimpangan dari
pokok masalah, maka perlu dibatasi masalah yang diteliti. Masalah yang akan
dibahas dalam petelitian ini dibatasi :
1. Materi Fiqih yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tata Cara Shalat
berjamaah.
2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.
3. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas II MI Darul Huda Gayaman
Mojoanyar Mojokerto.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Melalui hasil penelitian tindakan ini dapat memberi
meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran fiqih
dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di MI Darul Huda Gayaman
Mojoanyar Mojokerto pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan ini, diharapkan
dapat memberi masukan dan wawasan kepada guru untuk lebih
mengetahui secara tepat, menghayati strategi pembelajaran dengan
pendekatan Interaktif pada pembelajaran fiqih
b. Bagi siswa
Siswa sebagai subyek langsung dari penelitian ini, yang
langsung dikenai tindakan, seharusnya melalui metode demonstrasi ada
perubahan dalam diri siswa baik dari aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor dan kebiasaan belajar efektif sehingga penelitian sangat
menguntungkan bagi siswa.
c. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif
meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran di madrasah. Khususnya
bagi guru mata pelajaran fiqih dalam menggunakan metode
H. Sistematika Pembahasan
Agar skripsi ini tersusun secara sistematis, mudah dipahami dan
menjadi satu kesaatuan yang utuh, maka skripsi ini disusun dalam tiga
bagian yang meliputi bagian muka, bagian isi, dan bagian akhir.
Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, perumusan
masalah, setting penelitian, dan sistematika pembahasan.
Kajian pustaka yang meliputi : Prestasi belajar, Kajian Mata
Pelajaran Fiqih, Metode Demonstrasi, dan Hipotesis Tindakan.
Metode Penelitian Tindakan Kelas, yang berisi Jenis penelitian,
Subyek penelitian, dan Karakteristik Obyek Penelitian, Prosedur
Penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan indikator
keberhasilan.
Pembahasan penelitian yang berisi Deskripsi persiklus, meliputi
Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan evaluasi, dan pembahasan
persiklus yang meliputi pembahasan siklus I dan pembahasan Siklus II.
Penutup yang berisikan tentang kesimpulan penelitian dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua
kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan
dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu,
sebelum mengulas lebih dalam tentang prestasi belajar, Menurut Djamarah
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
baik secara individu maupun kelompok1.
Sementara belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri
seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan
pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya,
baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosial.2
Menurut Sardiman A.M belajar sebagai rangkaian kegiatan
jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang
menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.3
Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi
menjadi kapabilitas baru.4
1
Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. (Surabaya : Usaha Nasional. 1994), hlm 8.
2
Hamalik. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi (Bandung : Sinar Baru.1991). hlm 16.
3
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Mengajar. (Jakarta : Raja Grafindo Persada.1994), hlm 22-23.
4
Setelah menelusuri definisi dari prestasi dan belajar, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang
diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang
mengakibatkan adanya perubahan dalan diri individu, yaitu perubahan
tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.5
Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka dapat didefinisikan
tentang prestasi belajar, yaitu tingkat keberhasilan yang dicapai siswa
berupa ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan hasil tes atau evaluasi
setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami
bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik
berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan
kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka
atau pernyataan.
1. Prinsip-prinsip Prestasi Belajar
Pada dasarnya prestasi belajar itu dapat dicapai sesuai dengan
keinginan apabila seorang pendidik memahami dan mengetahui apa yang
menjadi prinsip-prinsip dalam prestasi belajar tersebut.
5
a. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti,
mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
b. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
c. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.6
2. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar ada beberapa faktor yang harus
dimiliki antara lain :
a. Faktor dari dalam diri siswa (intern)
1) Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa,
jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah
dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa
buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan
lain-lain .
6
3) Intelegensi
intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan
cepat efektif mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
4) Perhatian Menurut al-Ghazali dalam Slamet bahwa perhatian adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata
kepada suatu benda atau hal atau sekumpulan obyek. Untuk
menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga
ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan
buku pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.
5) Bakat
Menurut Hilgard dalam Slamet bahwa bakat adalah the capacity to
learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau terlatih.7
6) Minat
Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana bahwa minat adalah
menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu.
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa
7
yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan
dan teknologi.
7) Motivasi
Menurut Slameto bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan
tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan
itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu
perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah
motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
8) Kematangan
Menurut Slameto bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah atau
fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah
siap melaksanakan kecakapan baru.
9) Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto
adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan
untuk memberikan respon atau reaksi.8
b Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dari luar antara
lain :
1) Faktor keluarga
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat
mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik,
8
relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang
tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan
suasana rumah.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, alat-alat pelajaran,
metode pembelajaran , kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan
murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan.
3) Faktor Masyarakat
Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara
lain teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di
lingkungan keluarganya.9
Adapun semua faktor yang tersebut diatas baik dari dalam
maupun dari luar, pengaruhnya sangat besar sekali terhadap tercapai
tidaknya prestasi belajar itu sendiri.
B. Kajian Mata Pelajaran Fiqih
Penelitian ini diambilkan dari materi pelajaran Fiqih MI maka
pengertian Pelajaran fiqih yaitu :
1. Pengertian Pelajaran Fiqih
Fiqih menurut bahasa berarti paham atau tahu, atau pemehaman
yang mendalam, yang membeutuhkan pengerahan potensi akal.
Pengertian ini dapat di temukan dalam surah Thaha ayat 27-28 yang
berbunyi :
9
ل ق قفي ناسِل نِم قع للحا
Artinya : “ Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka
mengerti perkataanku. (Q.S Taha (20) : 27-28)10
Pengertian fiqih secara etimologi, juga ditemukan dalam sabda
Rosululloh SAW yang berbunyi :
ﻤ
Artinya : Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka ia
akan memberikan pemahaman agama (yang mendalam) (H.R. Bukhori, Muslim, Ahmad Ibn Hambal, Tirmidzi, dan Ibn Majah)
Menurut istilah sebagaimana dikemukakan oleh Sayyid
Al-Jurjaniy, bahwa fikih adalah Ilmu tentang hukum-hukum syara’
mengenai perbuatan dari dalil-dalil yang terperinci.11
Menurut Abdus Salam Al-Qabbani menyatakan bahwa : Fiqih
adalah suatu ilmu hukum yang menerangkan segala hukum syara’ yang
dipetik dari dalil-dalilnya yang jelas (tafshili). Maka ia melengkapi
hukum-hukum yang dipaham mujtahid dengan jalan ijtihad, seperti
hukum-hukum yang dinaskan dalam Al Khitab dan As Sunnah dan
masalah-masalah ijma’.12
Fiqih dalam syara’ ialah orang sudah mempunyai malakah
(pengetahuan yang menjadi tabi’at yang sudah menjadi darah daging,
10
Totok Jumantoro, Samsul Munir, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta :Amzah, 2005), hal.63.
11
Totok Jumantoro, Samsul Munir, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta :Amzah, 2005), hal.64.
12
sehingga seperti insting pada mahluk lain), dan juga dinamai faqih,
orang-orang yang mengetahui hukum-hukum syara’ yang menjadi obyek
fiqih.
Pada masa dahulu yang dinamai fiqih, hanyalah orang yang
mengetahui hukum dengan dapat mempergunakan dalil-dalilnya,
mengetahui nash-nash dan dalil-dalilnya, serta dapat mengembalikan
furu’ kepada usulnya.
Pada masa sekarang, kata fiqih itu dipakai untuk orang-orang
yang mengetahui hukum-hukum amaliyah yang mudah diketahui, atau
yang memerlukan ijtihad, dengan mengambil langsung dari nash, ataupun
dari pendapat-pendapat fuqoha.13
Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah
satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,
terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara
pelaksanaan rukun islam dan pembiasaannya dalam kehidupan
sehari-hari serta fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan
pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan
minuman yang halal dan yang haram, khitan, qurban serta tata cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansi mata
pelajaran Fiqih memiliki konstribusi dalam memberikan motiIIasi
kepada peserta didik untuk mempraktikan dan menerapkan hukum
islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian,
13
keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya,
ataupun lingkungannya.14
Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ), Standart
Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) mata pelajaran Fiqih
di Madrasah Ibtidaiyah ini dilakukan dengan mempertimbangkan dan
mereview peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun
2006 tentang standart Kompetensi Lulusan ( SKL ) untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standart Isi ( SI ) untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, terutama pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam aspek Fiqih untuk SD/MI, serta
memperhatikan Surat edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor :
DJ.II..1/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006 tentang
Pelaksanaan Standart Isi, yang intinya bahwa madrasah dapat
meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum
dengan standart yang lebih tinggi.
2. Tujuan
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat :
14
a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk menjadikan
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan
ajaran islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia dan makhluk
lainnya maupun dengan lingkungannya.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi :
a. Fiqih Ibadah, yang menyangkut : pengenalan dan pemahaman
tentang cara pelaksanaan rukun islam yang benar dan baik seperti
: tata cara thaharah, Shalat, puasa, zakat dan ibadah Shalat
berjamaah.
b. Fiqih Muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal
dan yang haram, khitan, qurba, serta tata cara pelaksanaan jual
beli dan pinjam meminjam.
4. Standar Kompetensi Lulusan
Mengenal dan melaksanakan hukum islam yang berkaitan
thaharah, Shalat, puasa, zakat dan ibadah Shalat berjamaah serta
ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan yang
haram, khitan, qurba, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam.15
5. Materi Tata Cara Shalat Berjamaah A. Ketentuan Shalat berjamaah
1. Pengertian Shalat Berjamaah
Shalat berjamaah adalah Shalat yang dilakukan secara bersama –
sama. Shalat berjamaah dilakukan paling sedikit oleh dua orang.
Shalat berjamaah dipimpin oleh seorang imam dan lainnya
menjadi makmum. Shalat berjamaah lebih utama daripada Shalat
sendirian ( mumfarid ). Oleh karena itu hukum Shalat berjamaah
adalah sunnah muakkad. Artinya sunnah yang dianjurkan.
Rasulullah saw. bersabda :
( جر ني ﺮشع ع سب فلا اص نم لضﻓا ع اﻤجلا اص
ها ر
ملسم ر ا لا )
Artinya :
Shalat berjamaah itu lebih utama daripada Shalat sendirian yaitu 27 derajat ( HR. Bukhari dan Muslim )
Shalat berjamah hendaknya selalu dilakukan atau
dikerjakan baik dirumah, di sekolah, maupun di masjid. Shalat
yang disunnahkan dilakukan berjamaah adalah :
15
a. Shalat Fardlu
b. Shalat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha
c. Shalat Tarawih
d. Shalat jenazah
e. Shalat istisqo’
f. Shalat Gerhana Matahari
g. Shalat Gerhana Bulan
h. Shalat witir pada bulan Ramadhan
2. Ketentuan Imam Shalat
Imam Shalat adalah orang yag memimpin Shalat berjamaah.
Pada saat Shalat, Ia berada didepan makmum.
Syarat – syarat menjadi imam sebagai berikut :
a. Laki – laki mengimami jamaah laki – laki dan
perempuan.
b. Perempuan mengimami jamaah perempuan.
c. Bacaan iman harus fasih dan tidak boleh riya’.
d. Mengetahui hukum Shalat.
e. Mengetahui syarat dan rukun Shalat.
f. Sanggup mengerjakan Shalat.
g. Paling tua umurnya dan mulia ahlaknya.
3. Tata cara menjadi imam
a. Merapikan dan meluruskan shof makmum
b. Mengimami dengan berdiri didepan makmum
c. Berniat menjadi imam Shalat
d. Memastikan gerakan dan bacaannya diketahui makmum
e. Melaksanakan Shalat sebagaimana tata cara yang berlaku
f. Pada waktu Shalat maghrib, isya’, dan subuh, imam
membaca surah Al-Fateha dan ayat Al-quran lainnya
dengan nyaring.
4. Ketentuan untuk makmum
Makmum adalah orang yang memngikuti imam dalam Shalat
berjamaah.Makmum berdiri di belakang imam.
a. Tata cara menjadi makmum adalah sebagai berikut.
1. Berniat mengikuti imam ketika takbirotul ihram
2. Mengetahui dan mengikuti perpindahan gerakan imam
3. Mendengar bacaan imam
4. Tidak bersamaan apalagi mendahului gerakan imam
5. Tidak mendahului imam dalam mengucapkan takbir
6. Jika makmumterlambat ( masbuk ) ia harus
menyempurnakan Shalatnya
7. Berada dalam satu tempat dengan imam
b. Cara memberitahu imam yang salah antara lain
1. Bagi makmum laki-laki cara mengingatkan imam yang
salah adalah dengan membaca kalimat tasbih (
Subhanallah ).
2. Bagi makmum perempuan cara mengingatkan imam yang
salah adalah dengan menepuk tangannya sendiri.
B. Tata cara Shalat berjamaah sebgai berikut :
a. Imam dan makmum berada di satu tempat
b. Seorang menjadi imam, sedangkan yang lain menjadi
makmum
c. Imam berdiri didepan dan berniat menjadi imam
d. Makmum berdiri dibelakang dan berniat menjadi makmum
e. Makmum mengikuti gerakan Shalat imam
f. Makmum tidak boleh mendahului gerakan Shalat imam
g. Shaf terdepan adalah laki-laki dewasa
h. Shaf berikutnya adalah shaf anak laki-laki
i. Shaf paling belakang adalah shaf perempuan
j. Shaf harus lurus dan rapat
k. Shaf perempuan paling depan adalah anak-anak perempuan.
l. Shaf perempuan paling belakang adalah shaf perempuan
dewasa.
Jadi shalat berjamaah merupakan shalat yang dilakukan
yaitu seorang menjadi imam dan yang lain menjadi
makmum. Untuk menjadi seorang imam ada
ketentuan-ketentuan yang arus di miliki seperti dia lebih tua, lebih
fasih dalam membaca ayat Al-quran dan sebagainya. Adapun
ketentuan menjadi seorang makmum ia tidak boleh
mendahului gerakan imam, dengan kata lain harus mengikuti
gerakan setelah imam.
C. Manfaat Shalat berjamaah
a. Saling mengingatkan apabila imam melakukan kesalahan
b. Melatih diri menjadi seorang pemimpin ( bagi imam )
c. Merasakan sebagai orang yang dipimpin ( bagi makmum )
d. Berlatih mengingatkan orang dengan cara yang terpuji
e. Memperkuat silaturrahmi antar kaum muislim
D. Keutamaan Shalat berjamaah
a. Memperkokoh semangat persaudaraan kaum muslimin
b. Merasa memiliki tanggung jawab sosial
c. Membina kedisiplinan rohani
d. Menghargai waktu
e. Bentuk ketaatan iman seseorang kepada Allah SWT.
f. Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab dalam
memakmurkan masjid
g. Memperoleh pahala Shalat berjamaah sebanyak 27 derajat
C.Metode Demonstrasi
1. Pengertian metode demonstrasi
Menurut Aminuddin Rasyad, Metode demonstrasi adalah cara
pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan
sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.
Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode
demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu
hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan
yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing
murid.
Pada dasarnya demontrasi dilakukan untuk mencari atau
membuktikan suatu teori yang menyimpulkan suatu masalah yang sudah
terbukti kebenarannya, namun untuk pembelajaran ke siswa kita harus
memperlihatkan kembali proses terjadinya teori tersebut dengan tujuan
agar siswa lebih paham dan mengerti tentang konsep-konsep pada
pembelajaran. Hal ini juga di maksudkan agar pembelajaran yang
dilakukan berjalan lebih aktif dan memotivasi keingin tahuan siswa
dengan demikian siswa akan lebih bersungguh-sungguh mengikuti
pembelajaran tersebut16
Jadi dalam metode demonstrasi perlu diperlihatkan bagaimana cara
sesuatu itu bekerja, bagaimana cara sesuatu itu dilaksanakan dengan benar.
Jika proses demonstrasi itu sedang berjalan atau dilaksanakan siswa yang
16
Marzuki, Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
melihat demonstrasi harus bersungguh-sungguh melihat dan
memperhatikannya sehingga benar-benar nantinya dapat merupakan
bagaian dari miliknya.
2. Kebaikan metode demonstrasi
a. Perhatian murid akan terpusat kepada semua kegiatan demonstrasi
b. Kesalahan murid akan berkurang karena semua kegiatan demonstrasi
itu dilihatnya langsung
c. Siswa tidak memerlukan banyak keterangan karena mereka melihat
langsung suatu gerakan maupun prosesnya
d. Dapat menghilangkan verbalisme
e. Dengan metode demonstrasi sekaligus dapat menjawab
masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hati siswa selama ini.17
3. Kelemahan metode demonstrasi
a. Demonstrasi akan sia-sia jika peralatannya kurang, kadang-kadang alat
itu pun sukar diperoleh
b. Dalam mengamati demonstrasi diperlukan pemusatan perhatian namun
hal ini selalu diabaikan murid. Kosentrasi murid sering terpecah
c. Tidak semua masalah dapat didemonstrasikan
d. Ada kalanya proses demonstrasi tidak sama dengan kenyataan yang ada
e. Ketelitian dan kesabaran dalam melaksanakan demonstrasi selalu
diabaikan, sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana
mestinya
17
f. Waktu yang dipakai untuk demonstrasi sangat banyak namun hasilnya
sangat sedikit/minim.
4. Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi
a. Menetapkan tujuan terlebih dahulu sesuai dengan jam pelajaran yang
ada. Barulah dilakukan demonstrasi
b. Demonstrasi yang dilakukan harus benar-benar tepat sesuai dengan apa
yang diharapkan
c. Alat yang digunakan agar dipilih setepat-tepatnya
d. Materi pelajaran yang didemonstrasikan harus benar-benar bahan yang
bersifat praktis dan berguna buat diri anak.
e. Sebelum demonstrasi dimulai guru sebaikknya mengadakan try out
sehingga demonstrasi itu dapat berjalan dengan baik.18
D. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Shalat Berjamaah
Untuk melaksanakan metode demonstrsi yang baik atau efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan
digunakan oleh guru,yang terdiri dari perencanaan, uji coba, dan pelaksanaan oleh
guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adannya evaluasi adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang
diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
18
b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar
digunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif utuk
mencapai tujuan yang dirumuskan.
c. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan
mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan
demonstrasi tidak gagal.
d. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan,
sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sesudah dicoba terlebih dahulu
supaya tidak gagal pada waktunya.
f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk
memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
g. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
2. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik.
3. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan
seperlunya.
Setelah perencanaan-perencanaan tersusun sebaiknya diadakan
ujicoba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan
efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan
secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan
menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode ini dalam meningkatkan hasil
belajar adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau
mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi
yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau
mempertunjukkan kembali apa yang dilakukan oleh guru itu. Dengan
demikian unsur manusiawi dapat dilibatkan baik emosi intelegensi,
tingkahlaku serta indera mereka, pengalaman langsung itu memperjelas
pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya, mengetahui
apa yang dipelajarinya.
Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dari penggunaan
metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh
siswa mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru.
Pada hakikatnya, semua metode itu baik. tidak ada yang paling baik dan
paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan
penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling,
guru mengetahui kelebihan – kelebihan metode tersebut.
Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk :
Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis
penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari
verbalisme membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu
BAB III
JENIS DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bila ditinjau dari tujuannya tergolong penelitihan
Tindakan. Karena penelitian ini dipergunakan untuk perbaikan
pembelajaran maka penelitian ini dinamakan penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yaitu suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Classroom
action reaseach merupakan salah satu perspektif baru dalam penelitian pendidikan, yang mencoba menjembatani antara praktik dan teori dalam
bidang pendidikan. Classroom action reaseach merupakan penelitian
tentang realita sosial. Dalam model penelitian ini, si peneliti bertindak
sebagai pengamat ( observeer ) sekaligus sebagai partisipan.1
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria yaitu
benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani
serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu dana dan tenaga.
1
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap
langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang
berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis
dan pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi
tantangan sepanjang waktu.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian
tindakan Kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus yang
satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),
action (tindakan), observasion (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral
dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat di lihat pada gambar
Gambar 3.1 Alur PTK model Kemmis dan Taggart
Penjelasan alur diatas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di
dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan meliputi pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti mulai dari penjelasan, peragaan, dan mempraktekkan sebagai upaya
membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak
dari diterapkannya strategi pembelajaran eksperimen
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
4. rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Putaran 1 Rencana
awal/rancangan Refleksi
Putaran 2 Tindakan/
Observasi
Rencana yang direaIisasi Refleksi
B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek yang diamati.
Penelitian ini dilakukan di MI Darul Huda Gayaman Mojoanyar
Mojokerto, karena di MI ini prestasi belajar mata pelajaran fiqih belum begitu
memuaskan dan dalam pembelajaran masih menggunakan cara yang
konvensional, di mana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru pengajar
sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Kelas II MI Darul Huda Gayaman
Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 30
anak, mata pelajaran yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah mata
pelajaran Fiqih Kelas II semester II (genap) dengan Materi Tata Cara Shalat
berjamaah. Dengan menggunakan dua siklus
Subyek penelitian ini dilakukan di kelas II MI Darul Huda Gayaman
Mojoanyar Mojokerto tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 30
anak, mata pelajaran yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah Fiqih
kelas II semester II (genap) dengan materi tata cara shalat berjamaah. MI
Darul Huda Gayaaman Mojoanyar Mojokerto ini terletak di desa, dimana
sebagian besar siswanya berasal dari masyarakat menengah ke bawah maka
kondisi ini yang menyebabkan motivasi belajar siswa rendah dan kurang
dukungan dari orang tua. Hasil pengamatan sementara menunjukkan 40%
siswa yang mampu mengikuti pembelajaran Fiqih walaupun belum begitu
mahir Ketidak mampuan siswa dalam memahami tata cara Shalat berjamaah
ini ternyata disebabkan oleh kurangnya latihan dan kurangnya perhatian siswa
sendiri tanpa memperhatikan apa yang sedang diterangkan oleh guru.
Berdasarkan kenyataan yang seperti itu, maka dalam proses pembelajaran guru
perlu memilih metode pembelajaran yang membuat siswa senang atau dalam
arti mereka belajar sambil bermain, sehingga mereka tidak merasa terbebani
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu penggunaan
metode demonstrasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam
belajar mata pelajaran Fiqih siswa kelas II di MI Darul Huda Gayaman
Mojoanyar Mojokerto.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada hari kamis
tanggal 9 April 2015 dilaksanakan siklus pertama, dan untuk siklus kedua
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 April 2015.
SIKLUS I
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan.
Kegiatan pada tahap ini adalah :
a. Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan
dalam PTK.
b. Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan
indikator pembelajaran yang ingin dicapai
c. Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama
pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar fiqih secara kooperatif
learning dengan menggunakan motode Demonstrasi . Adapun langkah
- langkah yang dilakukan sesuaikan dengan skenario pembelajarannya.
b. Kegiatan penutup
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan
test
secara tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan
hendaknya pengamat didampingi dengan guru pendamping dalam
pelaksanaannya.
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Refleksi
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum
terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu
dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan
langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan pada
SIKLUS II
Berdasarkan hasil dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada
siklus I, peneliti menemukan suatu masalah. Maka dari itu peneliti
mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Perbaikan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Perbaikan
Pada siklus kedua tujuan perbaikannya masih sama dengan
siklus pertama, yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II
dengan menggunakan metode demonstrasi, namun pada siklus kedua
ditambah dengan alat peraga kertas manila sebagai satuan Ukuran.
Pada perbaikan siklus rupa gambar, peneliti mengawali dengan
menanyakan kepada siswa tentang tata cara Shalat berjamaah yang
telah diketahuinya, yang sudah pernah disampaikan oleh peneliti,
sekedar untuk mengembalikan ingatan siswa tentang materi tersebut.
Hal ini disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Pada siklus kedua ini
banyak difokuskan pada demonstrasi dengan rincian rencana perbaikan
tersebut, diharapkan tujuan perbaikan dapat tercapai.
2. Rencana Perbaikan
Peneliti menyiapkan peralatan yang diperlukan antara lain :
mulai dari menyiapkan alat peraga, materi pembelajaran, lembar kerja
siswa, lembar pengamatan, lembar evaluasi, lembar hasil evaluasi dan
3 Pelaksanaan Perbaikan
Pada hari Senin tanggal 30 April 2015 jam pertama
dilaksanakan perbaikan dari siklus pertama. Kegiatan pembelajaran
menggunakan waktu selama 70 menit. Sesuai dengan alokasi waktu
untuk kelas II yaitu 2 jam pelajaran 70 menit. Kegiatan awal dilakukan
kurang lebih selama 10 menit, peneliti membuka pelajaran dengan
mengabsen siswa, memasang alat peraga, kemudia menginformasikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Kegiatan inti dilakukan kurang lebih selama 40 menit, peneliti
menanyakan kembali materi yang pernah terimanya kepada siswa
sekedar untuk mengingatkan kembali. Kemudian peneliti membentuk
kelompok sekaligus membagikan lembar kerja siswa. Setelah lembar
kerja dikumpulkan, peneliti meminta beberapa siswa untuk maju
mempresentasikan di depan kelas.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan siswa mengerjakan
soal-soal evaluasi. Dan ditutup dengan memberikan motivasi kepada siswa
agar siswa lebih giat belajar.
4. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Peneliti bersama teman sejawat mengamati dan memperhatikan
data hasil tes, lembar pengamatan dan catatan yang terjadi ketika
proses pembelajaran berlangsung. Instrumen pengumpulan data
disiapkan lembar tes, lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan
5. Refleksi
Peneliti bersama dengan teman sejawat mengamati,
mendiskusikan hasil tes dan hasil pengamatan ketika proses
pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui gagal atau tidaknya dari
tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil
pengamatan teman sejawat pada siklus kedua peneliti dapat merasakan
perubahan, ini terbukti dari hasil evaluasi siswa dan dengan metode
demonstrasi serta menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil
belajar atau prestasi siswa secara maksimal.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RPP berisi standart kompetensi, kompetensi dasar,
indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran , materi
pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar.
b. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil eksperimen.
Lembar observasi pengolahan pembelajaran, untuk mengamati
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran.
d. Tes akhir
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tes akhir ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang
diberikan adalah isian singkat.
2. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengelolahan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi, dengan menggunakan :
a. Metode Observasi
Yang dimaksud metode observasi adalah pengamatan
pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena – fenomena yang
diselidiki. Dalam arti yang luas observasi tidak hanya terbatas pada
pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung, misalnya melalui tes .2
Observasi ini peneliti lankukan pada siswa kelas II MI
Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto, untuk mengetahui
kegiatan pembelajaran secara langsung.
2
b. Tes
Untuk mengukur hasil belajar siswa maka diadakan tes
hasil belajar . Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab,
atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau
tugas-tugas yang harus dilakukan orang yang dites dengan tujuan untuk
mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang dites3. Pada penelitian
ini tes yang dipakai adalah tes kemampuan yaitu tes yang disusun
untuk mengukur prestasi belajar siswa. Data yang dihasilkan
merupakan data kuantitatif.
3. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
3
pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan
statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes akhir dapat dirumuskan:
N X X
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individu) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dimana KB = ketuntasan belajar
T = Jumlah Skor yang diperoleh siswa
Tt = Jumlah skor total
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketentuan individu)
jika prosentase jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan
T
tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥
85% siswa telah tuntas belajarnya. Tetapi berdasarka ketentuan
KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh
masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria ketuntasan
Minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu
kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap
sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda4. Di MI
Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokertonilai KKM untuk mata
pelajaran Fiqih ditetapkan sebesar 70.
E.Indikator Keberhasilan
Berdasarkan Judul penelitian (Peningkatan prestasi Fiqih konsep Tata
Cara Shalat berjamaah Melalui Demonstrasi Pada Siswa Kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Darul Huda Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tahun Pelajaran 2014
/ 2015) keberhasilan alternatif ditandai oleh indikator Sebagai berikut:
1. Keterksanaan langkah pembelajaran diatas 90 % dan mencapai 93% pada
siklus terakhir;
2. 85% nilai prestasi belajar mencapai ketuntasan belajar
4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I
1.1Data Tentang Rencana
1.1.1. Tujuan Perbaikan
Tujuan perbaikan pembelajaran yang dilakukan adalah
meningkatkan prestasi belajar Fiqih siswa kelas II MI Darul
Huda Gayaman dengan menggunakan metode demonstrasi
1.1.2. Rencana Perbaikan Pembelajaran.
Pada tahap rencana ini peneliti sudah menyiapkan
ren-cana perbaikan pembelajaran siklus I. Alat peraga yang
disiapkan berupa potongan kartu urutan, selain itu peneliti juga
sudah menyiapkan lembar kerja siswa, maupun soal-soal
evaluasi. Jadi secara umum perencanaan perbaikan
pembelajaran sudah disiapkan secara efektif dan efisien.
1.2 Pelaksanaan.
Kegiatan perbaikan pembelajaran I ini dilaksanakan pada
hari kamis 9 April 2015 jam pertama. Kegiatan pembelajaran
menggunakan waktu selama 70 menit. Sesuai dengan alokasi
waktu untuk Kelas II adalah 2 jam pelajaran 70 menit. Kegiatan
pelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai
apersepsi untuk memfokuskan siswa pada materi pelajaran yang
akan dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah :
1. Bagaimanakah tata cara pelaksanaan Ibadah Shalat berjamaah ?
2. Apakah anak-anak mengetahui urutan pelaksanaan ibadah Shalat
berjamaah?
Dari pertanyaan tersebut banyak anak yang menjawab tidak tahu.
Selanjut guru menginformasikan materi yang akan disampaikan dalam
pembelajaran, yaitu tentang Tata Cara Ibadah Shalat berjamaah, dan
tujuan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran yaitu :
1. Kalian bisa menjelaskan tata cara ibadah Shalat berjamaah
2. Apa anak-anak dapat menyebutkan urutan Ibadah Shalat berjamaah
Kegiatan inti dilaksanakan kurang lebih selama 40 menit, dimulai
dengan guru memasang alat peraga di papan tulis dilanjutkan guru
melakukan demonstrasi/peragaan sesuai dengan materi pembelajaran.
Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
b. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap
siswa dapat melihat dengan jelas.
c. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan
Selanjutnya Guru menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau
siswa mencoba melakukan demonstrasi
Dan dilanjutkan dengan membagikan LKS kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.setelah selesai guru meminta beberapa
siswa untuk membacakan hasilnya depan kelas, sedangkan yang lain
menanggapi. Kegiatan ini diakhiri dengan tanggapan sekaligus
tambahan dari guru.
Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih selama 25 menit.
Diawali dengan bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dibahas, Selanjutnya siswa diberikan soal-soal evaluasi untuk
dikerjakan. Sebagai penutup kemudian guru memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih giat belajar.
Untuk RPP berada di halaman lampiran.
Foto kegiatan pembelajaran Siklus I
a b c
a. Siswa sedang sedang mengerjakan soal – soal lembar kegiatan
b. Siswa puteri sedang membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas
1.3. Data Hasil Pengamatan
Data Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Dari teman sejawat mendapatkan beberapa masukan berupa saran dan kritik, sebagai berikut :
1.3.1 Data Pengamatan Siswa Siklus 1.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan menghasilkan data
sebagai berikut :
1.3.2 Tabel Pembobotan Nilai Siklus I
No
1.3.3 Tabel Pengamatan Siswa Siklus I
M. Azza Ainul Azizi
M. Fahrudin
Putri Amalia Nur M
Tabel 4.2 Lembar pengamatan guru siklus 1
Lembar data pengamatan guru disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
No. Komponen Observasi Ya Tidak Komentar
1. Guru menanyakan kehadiran siswa
2. Guru membangkitkan motivasi siswa
3. Guru menggali pengetahuan awal dengan
mengajukan pertanyaan- pertanyaan
4. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
5. Guru menggunakan alat
peraga/media/sumber belajar
6. Guru memberi penjelasan tentang materi
yang telah diajarkan
7. Perhatian guru merata
8. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
9. Guru membagikan LKS
10. Guru membimbing siswa berdiskusi
11. Guru menyuruh masing-masing kelompok
mengumpulkan hasil diskusi
12. Guru dan siswa membahas soal-soal pada
lembar kerja
13. Guru memberikan nilai berupa pujian
14. Guru mengarahkan membuat kesimpulan
1.2.1. Komentar dan saran :
Arah dan urutan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran, hanya ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian, antara lain :
1. Metode yang digunakan kurang maksimal, sehingga siswa nampak
kurang aktif dan kurang dilibatkan.
2. Siswa kurang terbiasa dengan alat peraga, masih asing bagi siswa
yang hidup di daerah pedesaan, sehingga siswa kurang perhatian.
Saran :
3. Pembelajaran akan lebih menarik jika guru dalam menjelaskan
materi menggunakan metode secara maksimal, agar siswa merasa
terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
4. Pembelajaran akan lebih menarik dan membantu pemahaman
siswa jika siswa benar-benar dilibatkan.
1.4 Data Hasil Evaluasi Siklus 1
Setelah pembelajaran selesai penulis memberikan siswa
soal-soal evaluasi untuk melihat pencapaian hasil belajar siswa. Hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1.4.1 Data Hasil Evaluasi Siswa
Data hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I
disajikan dalam bentuk tabel berikut.
No.
Urut Nama Siswa Skor
Keterangan
T TT
1 Andrian Mahesa Anom 80 √
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3000 Rata-Rata Skor Tercapai 64,67
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 18
Jumlah siswa yang belum tuntas : 12
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
64,67
18
60 %
Dari data tersebut di atas tampak bahwa perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan masih belum menunjukkan adanya peningkatan yang
berarti, hal ini tampak dari hasil evaluasi belajar siswa yang masih
rendah, yaitu hanya 18 anak yang mendapatkan nilai diatas 70, dan
sisanya 12 anak mendapatkan nilai 60 ke bawah. Data nilai tersebut
jika direkap dalam bentuk prosentase adalah sebagai berikut :
1.4.2. DIAGRAM HASIL BELAJAR SISWA I
Nilai terendah dan tertinggi dari banyaknya siswa siklus I
0-12 Adalah banyaknya siswa
0-100 Skor penilaian hasil belajar siswa
0 2 4 6 8 10 12
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100