• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN DATA Manajemen (data) adalah rangkaian kegiatan yang kait-mengkait yang terdiri atas perencanaan/perancangan, penjaringan dan pengorganisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN DATA Manajemen (data) adalah rangkaian kegiatan yang kait-mengkait yang terdiri atas perencanaan/perancangan, penjaringan dan pengorganisasi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

o

oleh

leh F.X.

F.X. Rahyono

Rahyono

(Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI)

(Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI)

Disampaikan dalam

Disampaikan dalam Pelatihan

Pelatihan

Disampaikan dalam

Disampaikan dalam Pelatihan

Pelatihan

Manajemen

Manajemen Data

Data Penelitian

Penelitian Tingkat

Tingkat Dasar

Dasar

Fakultas

Fakultas Ilmu

Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan Budaya

Budaya UI

UI

Tanggal

Tanggal 6, 7,

6, 7, dan

dan 14 November 2008

14 November 2008

d

(2)

MANAJEMEN DATA

MANAJEMEN DATA

Manajemen (data) adalah rangkaian

Manajemen (data) adalah rangkaian

kegiatan yang kait

kegiatan yang kait--mengkait yang terdiri

mengkait yang terdiri

atas perencanaan/perancangan,

atas perencanaan/perancangan,

penjaringan dan pengorganisasian,

penjaringan dan pengorganisasian,

penggerakan/pemaknaan, dan

penggerakan/pemaknaan, dan

penggerakan/pemaknaan, dan

penggerakan/pemaknaan, dan

pencermatan/pengecekan (data

pencermatan/pengecekan (data

penelitian) yang dilakukan untuk

penelitian) yang dilakukan untuk

mencapai tujuan (penelitian).

mencapai tujuan (penelitian).

(3)

PERENCANAAN

PERENCANAAN DATA

DATA

Manajemen data pada dasarnya merupakan Manajemen data pada dasarnya merupakan

kegiatan penelitian yang berkenaan dengan kegiatan penelitian yang berkenaan dengan tahap awal pengolahan data.

tahap awal pengolahan data.

Data kualitatif atau kuantitatif yang ditemukan Data kualitatif atau kuantitatif yang ditemukan

dalam tahap penjaringan data perlu dalam tahap penjaringan data perlu diklasifikasikan secara terencana. diklasifikasikan secara terencana. diklasifikasikan secara terencana. diklasifikasikan secara terencana.

Perencanaan itu menyangkut bagaimana dan Perencanaan itu menyangkut bagaimana dan

dalam satuan

dalam satuan--satuan yang mana data itu satuan yang mana data itu diklasifikasikan.

diklasifikasikan.

Perencanaan yang tidak tersusun secara Perencanaan yang tidak tersusun secara

menyeluruh dan lengkap sangat menyita waktu menyeluruh dan lengkap sangat menyita waktu dalam melakukan analisis.

(4)

PENGORGANISASIAN DATA

PENGORGANISASIAN DATA

Salah satu bentuk nyata dalam klasifikasi data Salah satu bentuk nyata dalam klasifikasi data

penelitian adalah penomoran satuan

penelitian adalah penomoran satuan--satuan satuan data.

data.

Setiap nomor data perlu mempertimbangkan Setiap nomor data perlu mempertimbangkan Setiap nomor data perlu mempertimbangkan Setiap nomor data perlu mempertimbangkan

aspek kebermaknaan

aspek kebermaknaan setiap komponen kode setiap komponen kode yang ada dalam nomor satuan data itu.

yang ada dalam nomor satuan data itu.

Revisi yang dilakukan dalam pencatatan data ini Revisi yang dilakukan dalam pencatatan data ini

juga merupakan tahapan yang tidak boleh lepas juga merupakan tahapan yang tidak boleh lepas dari pencatatan.

(5)

IDENTIFIKASI

IDENTIFIKASI DATA

DATA

Masalah penting yang berkenaan dengan Masalah penting yang berkenaan dengan

manajemen data adalah aspek kelengkapan manajemen data adalah aspek kelengkapan identitas data.

identitas data.

Identitas data adalah semua informasi yang Identitas data adalah semua informasi yang

menyangkut komponen data. menyangkut komponen data.

Tahap analisis/pamaknaan dilakukan dengan Tahap analisis/pamaknaan dilakukan dengan

Tahap analisis/pamaknaan dilakukan dengan Tahap analisis/pamaknaan dilakukan dengan

lebih cepat jika identitas data telah tersedia lebih cepat jika identitas data telah tersedia secara lengkap.

secara lengkap.

Tolok ukur kelengkapan identitas data adalah Tolok ukur kelengkapan identitas data adalah

tercakupnya masalah dan tujuan penelitian pada tercakupnya masalah dan tujuan penelitian pada data.

(6)

KEBERMAKNAAN DATA

KEBERMAKNAAN DATA

Masalah dan tujuan penelitian menuntut Masalah dan tujuan penelitian menuntut

kelengkapan identitas data. kelengkapan identitas data.

PPengelolaan data harus mampu menyediakan engelolaan data harus mampu menyediakan

kebermaknaan yang diwujudkan melalui kebermaknaan yang diwujudkan melalui kelengkapan informasi tentang data yang kelengkapan informasi tentang data yang kelengkapan informasi tentang data yang kelengkapan informasi tentang data yang

mengarahkan ke pencapaian tujuan penelitian. mengarahkan ke pencapaian tujuan penelitian.

Ketaklengkapan identitas data membuat peneliti Ketaklengkapan identitas data membuat peneliti

kesulitan dalam penelusuran

kesulitan dalam penelusuran kebermaknaan kebermaknaan data, bahkan peneliti berkemungkinan untuk data, bahkan peneliti berkemungkinan untuk kembali mengulang dari awal.

(7)

PENCERMATAN/PENGECEKAN DATA

PENCERMATAN/PENGECEKAN DATA

Organisasi data dan kelengkapan identitas

Organisasi data dan kelengkapan identitas

data menjadi instrumen koreksi dan/atau

data menjadi instrumen koreksi dan/atau

validasi secara bersamaan.

validasi secara bersamaan.

k

kekeliruan atau ketidaksahihan dapat

ekeliruan atau ketidaksahihan dapat

k

kekeliruan atau ketidaksahihan dapat

ekeliruan atau ketidaksahihan dapat

ditemukan dengan sendirinya jika

ditemukan dengan sendirinya jika

organisasi dan komponen data itu telah

organisasi dan komponen data itu telah

diolah sesuai dengan tujuan penelitian.

diolah sesuai dengan tujuan penelitian.

(8)

TAHAP PERENCANAAN

TAHAP PERENCANAAN

A. Penetapan Tujuan Penelitian

A. Penetapan Tujuan Penelitian

1)

1) tujuan utama

tujuan utama

diperlukan data: 1)

diperlukan data: 1)

2)

2) tujuan kedua

tujuan kedua

diperlukan data: 2)

diperlukan data: 2)

3)

3) tujuan ketiga

tujuan ketiga

diperlukan data: 3)

diperlukan data: 3)

Data yang diperlukan harus seiring dengan

Data yang diperlukan harus seiring dengan

kerangka konseptual yang telah

kerangka konseptual yang telah

ditetapkan.

ditetapkan.

(9)

B.

B. Penetapan Kerangka konseptual/teoretis

Penetapan Kerangka konseptual/teoretis

alur pikir

alur pikir

gambaran umum tentang topik penelitian

gambaran umum tentang topik penelitian

objek penelitian

objek penelitian

definisi operasional ttg objek penelitian

definisi operasional ttg objek penelitian

teori

teori

memberikan pemahaman

memberikan pemahaman

teori

teori

memberikan pemahaman

memberikan pemahaman

terhadap data dan jenis

terhadap data dan jenis--jenis data yang

jenis data yang

diperlukan

diperlukan

teknik analisis

teknik analisis

temuan

temuan--temuan jawaban permasalahan

temuan jawaban permasalahan

penelitian.

penelitian.

(10)

C.

C. Penetapan jenis dan sumber data

Penetapan jenis dan sumber data

tuturan

tuturan

teks

teks

artefak

artefak

lingkungan alam

lingkungan alam

lingkungan alam

lingkungan alam

(11)

D.

D. Penetapan instrumen/teknik penjaringan

Penetapan instrumen/teknik penjaringan

data

data

daftar tanyaan/kuesioner

daftar tanyaan/kuesioner

data yang diperoleh...?

data yang diperoleh...?

daftar pemancingan tuturan

daftar pemancingan tuturan

data yang diperoleh...?

data yang diperoleh...?

data yang diperoleh...?

data yang diperoleh...?

penyimakan kepustakaan atau tuturan

penyimakan kepustakaan atau tuturan

data yang diperoleh...?

data yang diperoleh...?

pemilihan informan dan/atau responden

pemilihan informan dan/atau responden

(12)

E.

E. Penetapan ciri

Penetapan ciri--ciri/

ciri/

karakterisasi/parameter/penanda data

karakterisasi/parameter/penanda data

Hal

Hal--hal yang perlu diperhatikan dalam

hal yang perlu diperhatikan dalam

penetapan “korpus” data

penetapan “korpus” data

kata

kata--kata kunci penanda objek penelitian,

kata

kata--kata kunci penanda objek penelitian,

kata kunci penanda objek penelitian,

kata kunci penanda objek penelitian,

konteks yang terkait dengan objek

konteks yang terkait dengan objek

penelitian,

penelitian,

fungsi

fungsi--fungsi yang terkait dengan objek

fungsi yang terkait dengan objek

penelitian,

penelitian,

(13)

F.

F. Penetapan Jadwal dan Anggaran

Penetapan Jadwal dan Anggaran

kapan mulai dan kapan berakhir (berapa

kapan mulai dan kapan berakhir (berapa

lama waktu yang diperlukan),

lama waktu yang diperlukan),

berapa anggaran/dana yang diperlukan,

berapa anggaran/dana yang diperlukan,

berapa tenaga yang diperlukan,

berapa tenaga yang diperlukan,

(14)

PENJARINGAN DAN

PENJARINGAN DAN

PENGORGANISASIAN DATA

PENGORGANISASIAN DATA

A Klasifikasi/pengelompokan (korpus,

A Klasifikasi/pengelompokan (korpus,

satuan) data

satuan) data

kelompokkan jenis data sesuai dengan

kelompokkan jenis data sesuai dengan

jenis informasi yang diperlukan untuk

jenis informasi yang diperlukan untuk

jenis informasi yang diperlukan untuk

jenis informasi yang diperlukan untuk

mencapai tujuan

mencapai tujuan..

B. Identitas (korpus, satuan) data:

B. Identitas (korpus, satuan) data:

(15)

Setiap korpus data diberi nomor kode data

Setiap korpus data diberi nomor kode data

seperti berikut

seperti berikut

Digit IDigit I :: jenis data (1: tulis: 2: lisan)jenis data (1: tulis: 2: lisan)

Digit IIDigit II :: jenis mediajenis media (1: majalah, 2: koran, 3: radio)(1: majalah, 2: koran, 3: radio)

Digit IIIDigit III :: nama medianama media (1: Tempo, 2: Kompas, (1: Tempo, 2: Kompas,

3: Media Indonesia, 4: Rakyat Merdeka, 3: Media Indonesia, 4: Rakyat Merdeka, 5: Elshinta, 6: JakNews FM)

5: Elshinta, 6: JakNews FM) Digit IV

Digit IV--VV :: tahun (00, 01, 02, 03)tahun (00, 01, 02, 03)

Digit IVDigit IV--VV :: tahun (00, 01, 02, 03)tahun (00, 01, 02, 03)

Digit VIDigit VI——VIIIVIII :: nomor korpusnomor korpus

Contoh: Nomor 11100

Contoh: Nomor 11100--001 adalah data tulis majalah001 adalah data tulis majalah Tempo tahun 2000 nomor data 1.

Tempo tahun 2000 nomor data 1.

1

(16)

PENGGERAKAN/PEMAKNAAN DATA

PENGGERAKAN/PEMAKNAAN DATA

Dalam penelitian Data merupakan “alat bukti Dalam penelitian Data merupakan “alat bukti

material” dalam menarik kesimpulan/temuan material” dalam menarik kesimpulan/temuan penelitian;

penelitian;

(“Korpus”) data yang telah terolah merupakan (“Korpus”) data yang telah terolah merupakan

sumber informasi tentang objek penelitian yang sumber informasi tentang objek penelitian yang diteliti;

diteliti; diteliti; diteliti;

Teori yang ditetapkan sebagai landasan analisis Teori yang ditetapkan sebagai landasan analisis

merupakan wahana pemaknaan data untuk merupakan wahana pemaknaan data untuk menghasilkan temuan

menghasilkan temuan--temuan;temuan;

Letakkan setiap (“Korpus”) data pada analisis Letakkan setiap (“Korpus”) data pada analisis

masing

masing--masing sesuai dengan kerangka masing sesuai dengan kerangka

konseptual yang telah ditetapkan (pada subbab konseptual yang telah ditetapkan (pada subbab yang mana sebuah data ditempatkan?)

(17)

PENCERMATAN/VALIDASI

PENCERMATAN/VALIDASI

DATA

DATA

Pemeriksaan kembali kesahihan data

Pemeriksaan kembali kesahihan data

(sumber, teknik penjaringan/pemerolehan,

(sumber, teknik penjaringan/pemerolehan,

indentifikasi, kecermatan pengutipan, dsb;

indentifikasi, kecermatan pengutipan, dsb;

Lakukan reduksi data, yakni proses

Lakukan reduksi data, yakni proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada

pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan

penyederhanaan, pengabstrakan, dan

transformasi data “kasar” yang muncul

transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan

(18)

CONTOH KASUS

CONTOH KASUS

Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan dalam Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan dalam

Bahasa Bahasa

Bahasa merupakan sistem tanda yang digunakan Bahasa merupakan sistem tanda yang digunakan

manusia sebagai sarana komunikasi. Sebagai sistem manusia sebagai sarana komunikasi. Sebagai sistem tanda, bahasa merupakan manifestasi verbal dari ide tanda, bahasa merupakan manifestasi verbal dari ide atau gagasan si penutur yang digunakan untuk

atau gagasan si penutur yang digunakan untuk

menyampaikan informasi ide atau gagasan itu kepada menyampaikan informasi ide atau gagasan itu kepada kawan tutur. Sebagai sarana komunikasi verbal, bahasa kawan tutur. Sebagai sarana komunikasi verbal, bahasa kawan tutur. Sebagai sarana komunikasi verbal, bahasa kawan tutur. Sebagai sarana komunikasi verbal, bahasa yang dituturkan oleh seorang penutur harus

yang dituturkan oleh seorang penutur harus

mengandung makna. Makna yang dikandung dalam mengandung makna. Makna yang dikandung dalam

bahasa itu merupakan ide atau gagasan si penutur yang bahasa itu merupakan ide atau gagasan si penutur yang dipahami bersama oleh penutur dan kawan tutur. Jika si dipahami bersama oleh penutur dan kawan tutur. Jika si penutur bertujuan menyampaikan makna kearifan,

penutur bertujuan menyampaikan makna kearifan,

kawan tutur pun akan memaknai tuturan yang diujarkan kawan tutur pun akan memaknai tuturan yang diujarkan oleh si penutur sebagai tuturan kearifan.

(19)

CONTOH KASUS

CONTOH KASUS

Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan dalam Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan dalam

Bahasa Bahasa

Manusia mampu berbicara dan memahami bahasa, Manusia mampu berbicara dan memahami bahasa,

mereka pasti memiliki representasi pengetahuan mereka pasti memiliki representasi pengetahuan linguistis yang mengarahkan mereka menampilkan linguistis yang mengarahkan mereka menampilkan perilaku tertentu. Manusia mampu menguasai,

perilaku tertentu. Manusia mampu menguasai,

menyimpan dan mengirimkan informasi tentang dunia menyimpan dan mengirimkan informasi tentang dunia menyimpan dan mengirimkan informasi tentang dunia menyimpan dan mengirimkan informasi tentang dunia melalui bahasa dan juga melalui perilaku (Pederson dan melalui bahasa dan juga melalui perilaku (Pederson dan Nuyts,1999:1). Dalam komunikasi verbal, tidak ada

Nuyts,1999:1). Dalam komunikasi verbal, tidak ada penyampaian informasi yang tidak disertai dengan penyampaian informasi yang tidak disertai dengan maksud yang bertujuan mengarahkan partisipan maksud yang bertujuan mengarahkan partisipan komunikasi untuk menampilkan perilaku tertentu komunikasi untuk menampilkan perilaku tertentu..

(20)

CONTOH KASUS

CONTOH KASUS

Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan dalam Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan dalam

Bahasa Bahasa

Setiap satuan struktural bahasa (kata, frasa, kalimat, Setiap satuan struktural bahasa (kata, frasa, kalimat,

atau wacana) dalam sebuah bahasa memiliki makna atau wacana) dalam sebuah bahasa memiliki makna yang dibentuk secara referensial maupun secara

yang dibentuk secara referensial maupun secara kontekstual. Sebuah kata yang secara referensial kontekstual. Sebuah kata yang secara referensial menampilkan makna tertentu berkemungkinan menampilkan makna tertentu berkemungkinan

menampilkan makna yang berbeda secara kontekstual. menampilkan makna yang berbeda secara kontekstual. menampilkan makna yang berbeda secara kontekstual. menampilkan makna yang berbeda secara kontekstual. Setiap penutur memiliki peluang untuk memanfaatkan Setiap penutur memiliki peluang untuk memanfaatkan sebuah kata secara kontekstual menurut maksud yang sebuah kata secara kontekstual menurut maksud yang ingin disampaikan dalam wacana. Makna sebuah

ingin disampaikan dalam wacana. Makna sebuah wacana yang disampaikan oleh si penutur dapat wacana yang disampaikan oleh si penutur dapat dipahami bersama dengan kawan tutur jika kedua dipahami bersama dengan kawan tutur jika kedua partisipan itu mengacu kepada referen, konteks, dan partisipan itu mengacu kepada referen, konteks, dan maksud yang sama.

(21)

Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan

Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan

dalam Bahasa

dalam Bahasa

Bahasa merupakan sistem tanda yang Bahasa merupakan sistem tanda yang

digunakan manusia sebagai sarana komunikasi. digunakan manusia sebagai sarana komunikasi.

Bahasa merupakan manifestasi verbal dari ide Bahasa merupakan manifestasi verbal dari ide

atau gagasan si penutur yang disampai-kan atau gagasan si penutur yang disampai-kan atau gagasan si penutur yang disampai-kan atau gagasan si penutur yang disampai-kan kepada kawan tutur.

kepada kawan tutur.

Jika si penutur bertujuan menyam-paikan makna Jika si penutur bertujuan menyam-paikan makna

kearifan, kawan tutur akan memaknai tuturan kearifan, kawan tutur akan memaknai tuturan tersebut sebagai tuturan kearifan.

(22)

Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan

Kerangka Konseptual pada penelitian Kearifan

dalam Bahasa

dalam Bahasa

Setiap satuan struktural bahasa (kata, frasa, Setiap satuan struktural bahasa (kata, frasa,

atau kalimat) memiliki makna yang dibentuk atau kalimat) memiliki makna yang dibentuk secara referensial maupun secara kontekstual. secara referensial maupun secara kontekstual. Setiap penutur memiliki peluang untuk

Setiap penutur memiliki peluang untuk

Setiap penutur memiliki peluang untuk Setiap penutur memiliki peluang untuk

meman-faatkan kata secara kontekstual meman-faatkan kata secara kontekstual menurut maksud yang ingin disampaikan. menurut maksud yang ingin disampaikan.

Makna sebuah wacana dapat dipahami bersama Makna sebuah wacana dapat dipahami bersama

jika partisipan komunikasi mengacu kepada jika partisipan komunikasi mengacu kepada referen, konteks, dan maksud yang sama. referen, konteks, dan maksud yang sama.

(23)

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

Basuki, Sulistyo. 2006. Basuki, Sulistyo. 2006. Metode PenelitianMetode Penelitian. Jakarta: . Jakarta:

Wedatama Widya Sastra. Wedatama Widya Sastra.

Manullang, M. DasarManullang, M. Dasar--Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia

Indonesia. Indonesia.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992.

Analisis Data Kualitatif.

Analisis Data Kualitatif. Terjemahan: Tjetjep Rohendi Terjemahan: Tjetjep Rohendi

Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI--Press).

Press).

Samarin, William J. 1988. Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa LapanganIlmu Bahasa Lapangan

(diterjemahkan oleh J. S. Badudu). Yogyakarta

(diterjemahkan oleh J. S. Badudu). Yogyakarta : :

Penerbit Kanisius. Penerbit Kanisius.

(24)

Terima kasih

Terima kasih

Semoga Bermanfaat

Semoga Bermanfaat

Referensi

Dokumen terkait

Apabila oleh divisi pelaksana dinyatakan lolos atau bukan plagiat maka ketua Umum Komisi Etik dan Pelaksana Deteksi Plagiasi Karya Tulis Ilmiah akan memberikan

Penarikan hibah secara sepihak yang dilakukan oleh Sri yang mana ia sendiri status sebenarnya bukanlah sebagai wahib, tidak sesuai dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Fenomena Koebner (juga dikenal sebagai respon isomorfik) adalah induksi traumatik pada psoriasis pada kulit yang tidak terdapat lesi, yang terjadi lebih sering selama

Double Stop: membunyikan dua nada yang berbeda atau lebih secara bersamaan dalam satu gesekan pada dua senar yang berbeda baik kedua senar ditekan, salah satu

Menurut Kartika Nuringsih (2005) dan Anggie Noor Rachmad dan Dul Muid (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

tempat kerja yang aman, bersih dan sehat Sebagian besar Rumah Sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat Preventif dan Promotif Isu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

Dalam praktiknya, penambak-pendatang “Selatan” ini lebih banyak mengunakan “jasa penghubung” lokal, yakni melalui orang setempat yang tingkat pengaruhnya terbilang