STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIJB, SUDAH TEPATKAH ?
Saat ini tingkat mobilitas penduduk di Tanah Air sangatlah tinggi, sehingga sudah tidak dapat dielakkan lagi bahwa kebutuhan akan infrastruktur penunjang mobilitas tersebut sangat dibutuhkan. Infrastruktur penunjang mobilitas yang dimaksud selain jalan umum adalah seperti Jalan Tol, Bandara, Terminal, dan lain-lain. Infrastruktur seperti yang disebutkan diatas dapat disebut sebagai Toll Goods, karena untuk menggunakannya masyarakat harus membayar terlebih dahulu (excludable) dan tidak ada persaingan untuk dapat menggunakannya (non rival). Disebut non rival karena seseorang yang menggunakan barang (infrastruktur) tersebut tidak dapat menghalangi orang lain untuk menggunakannya juga.
Maintenance and Service Contract; Prinsip BOT; Prinsip Concesion; Prinsip Joint menurut SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi / Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 15 Tahun 1994 pasal 8 ayat 1 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing, bidang usaha yang wajib mendirikan perusahaan Joint Venture adalah salah satunya yaitu penerbangan. Joint Venture adalah kerjasama yang bertujuan untuk memadukan keunggulan serta perihal finansial dari pihak Pemerintah dan Swasta.
Pembangunan BIJB Kertajati merupakan salah satu proyek nasional yang sudah masuk dalam pelaksanaan program Master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Rencana awal, proyek pembangunan bandara dan “Aerocity” akan dibangun di atas lahan seluas lima ribu hektare, dengan rincian 3.200 hektare untuk “Aerocity” sementara 1.800 untuk bandara. Pembangunan BIJB dititikberatkan pada pembangunan dan tata ruang “Aerocity” yang diharapkan di sekeliling bandara akan ada kota yang mendukung semua sarana dan prasarananya.
pengerjaan landas pacu oleh Kemenhub menjadikan Bandara Kertajati mempunyai panjang 3.000 meter (m) dan lebar 60 m sehingga bisa menjadi landasan terlebar di dunia. Adapun, Kemenhub telah mengucurkan dana Rp 375 miliar untuk pembangunan sisi udara Kertajati pada kurun 2013-2015.
Komposisi pembiayaan equity adalah 70 persen oleh PT BIJB melalui penyertaan modal dari APBD provinsi serta mencari investor swasta lain, dan 30 persen dari pinjaman sindikasi perbankan. Empat perbankan yang sudah menjajaki pembicaraan adalah Bank Mandiri, Bank Mandiri Syariah, Bank bjb, dan bjb Syariah. Direktur PT BIJB, Yon Sugiono Kahfie, pihaknya memandang perlu menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor yang ingin ambil bagian dalam proses pembangunan BIJB. Di antaranya BPJS Ketenagakerjaan melalui Danareksa, serta Taspen yang berminat investasi di bandara yang diproyeksi menjadi yang terbesar di Jawa Barat itu. Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat H Pepep Saeful Hidayat mengatakan tahun ini dianggarkan sekitar Rp 200 miliar untuk penyertaan modal ke BUMD milik pemprov, termasuk di antaranya ke PT BIJB guna pelaksanaan pembangunan BIJB.
Kendala lain yang terjadi adalah penolakan pembebasan lahan oleh sebagian warga dengna alasan harga yang tidak sesuai. Dan beberapa akhir ini terjadi pula penolakan saat pengukuran lahan, khususnya di Desa Sukamulya. Sejauh ini sudah 318 titik lahan yang sudah dibebaskan.
berinvestasi untuk pembangunan ini maka secara tidak langsung berarti pembangunan ini mendapat biaya dari pemerintah pusat. Karena BUMN notabenenya mendapat kucuran dari APBN.