TINJAUAN YURIDIS HAK PENGELOLAAN
PEMERINTAH KOTA BATAM ATAS TANAH HASIL
REKLAMASI (STUDI PADA HPL YANG DIKELOLA
PEMERINTAH KOTA BATAM)
TESIS
Oleh
MAHVIRA SIREGAR
117011008/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
TINJAUAN YURIDIS HAK PENGELOLAAN
PEMERINTAH KOTA BATAM ATAS TANAH HASIL
REKLAMASI (STUDI PADA HPL YANG DIKELOLA
PEMERINTAH KOTA BATAM)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MAHVIRA SIREGAR
117011008/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : TINJAUAN YURIDIS HAK PENGELOLAAN PEMERINTAH KOTA BATAM ATAS TANAH HASIL REKLAMASI (STUDI PADA HPL YANG DIKELOLA PEMERINTAH KOTA BATAM)
Nama Mahasiswa : MAHVIRA SIREGAR Nomor Pokok : 117011008
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, MHum) (Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada Tanggal : 31 Juli 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN Anggota : 1. Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, MHum
2. Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : MAHVIRA SIREGAR
Nim : 117011008
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : TINJAUAN YURIDIS HAK PENGELOLAAN
PEMERINTAH KOTA BATAM ATAS TANAH HASIL REKLAMASI (STUDI PADA HPL YANG DIKELOLA PEMERINTAH KOTA BATAM)
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
i ABSTRAK
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil menyebutkan pengertian dari Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. Perencanaan reklamasi harus diselaraskan dengan rencana tata ruang kota. Kewenangan Reklamasi pantai berada di wilayah kerja Walikota, Gubernur dan Menteri terkait. Hak Pengelolaan yang dipegang Oleh Pemerintah Kota Batam seluruhnya adalah berasal dari laut yang ditimbun (Reklamasi). Lahirnya HPL Pemko atas tanah hasil Reklamasi untuk Kawasan Pesisir Teluk Tering, Sertipikat HPL Nomor 86/Teluk Tering adalah pada tanggal 18 Oktober 2004. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Bebas dan Perdagangan Bebas Batam, dimana kawasan Batam yang menetapkan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas, dan Pelabuhan Bebas, diatur pula peralihan HPL Otorita Batam menjadi HPL Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, karena secara kelembagaan Otorita Batam juga dengan Peraturan Pemerintah tersebut mengalihkan Otorita Batam menjadi Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, termasuk HPL Pemerintah Kota Batam, saat itu juga “beralih” menjadi HPL Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, artinya, saat itu juga diresmikanlah adanya dualisme kewenangan pemerintahan. Hal inilah secara yuridis perlu diteliti.
Untuk mengkaji hal tersebut dilakukan penelitian bersifatdeskriptif kualitatif, dengan metode pendekatan yuridis normatif dan dianalisis dengan kenyataan di lapangan dengan mengumpulkan informasi melalui wawancara secara mendalam kepada pejabat pada Kantor Pemerintah Kota Batam, pejabat pada Kantor Otorita Batam dan Kantor Pertanahan Kota Batam.
Terhadap hal tersebut di atas, maka disarankan agar Pemerintah Kota Batam dan Otorita Batam membuat sebuah keputusan bersama sebagai keputusan yang paling tepat yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk mengelola bersama tanah hasil reklamasi tersebut. Karena keduanya berdasarkan peraturan perundanga-undangan seperti dalam Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 1953, Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973junctoKeputusan Presiden Nomor 94 tahun1998 dan Peraturan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 merupakan subjek HPL. Sehingga tidak perlu ada permasalahan. Disini ada kepentingan yang lebih besar yang perlu diperhatikan yaitu sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat (kepentingan masyarakat Kota Batam).
ii
ABSTRACT
Law No. 27/2007 on the Management of Coastal Area and Small Islands states that what it means by Reclamation is people’s activities to improve the use of land resources, viewed from environment and socio-economy by filling up the land with soil and drying the land or drainage. Reclamation planning should be in line with town interior design. The authority of coastal reclamation is under the Mayor, the Governor, and the related Ministers. The management rights, under the Batam city Administration, are from the sea which is filled (Reclamation). The issuance of HPL Certificate No. 86/Teluk Taring by the Batam city Administration on the reclaimed land was on October 18, 2004. The Government Regulation No. 46/2007 is on Batam Free Area and Free Trade in which the government stipulates that Batam is functioned as Free Trade Area and Free Port. It is also stipulated the transfer from HPL of Batam Authority to HPL of Exploiting Body of Batam Free Trade Area and Free Port because institutionally Batam Authority, with this government regulation, transfers Batam Authority to the Exploiting Body of Batam Free Trade and Free Port, including HPL of Batam city Administration which was “transferred” to HPL of the Exploiting Body of Batam Free Trade Area and Free Port. It means that at that time there was the establishment two dualism of the government authority. This case will be analyzed judicially.
The research was descriptive qualitative with judicial normative approach. The data were analyzed by conducting field research and gathering information through in-depth interviews with the officials at Batam Administration Office, the officials at Batam authority Office, and officials at the Land Office, Batam.
It is recommended that the Batam city Administration and Batam Authority make correct joint regulation, agreed by both of them to manage the reclaimed land because both parties, according to the Government Regulation No. 8/1953, the Presidential Degree No. 41/1973, in conjunction with the Presidential Decree No. 94/1998, are HPL subjects. Therefore, there is no problem. Here, the most important thing is for the benefit if the people, particularly for Batam residents.
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “TINJAUAN YURIDIS HAK PENGELOLAAN PEMERINTAH KOTA BATAM ATAS TANAH HASIL REKLAMASI (Studi Pada HPL Yang Dikelola Pemerintah Kota Batam)”. Penulisan tesis ini merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Ilmu Kenotariatan (M.Kn) Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara. Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan secara khusus
kepada yang terhormat dan amat terpelajarBapakProf. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, Bapak Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, MHum dan Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan SH, MKnselaku Dosen Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Dalam
kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. BapakProf. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis
ini.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. MHum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini. 3. BapakProf. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi
iv
4. Bapak dan Ibu Guru Besar juga Dosen Pengajar pada Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik
dan membimbing penulis sampai kepada tingkat Magister Kenotariatan.
5. Sungguh rasanya suatu kebanggaan tersendiri dalam kesempatan ini penulis juga turut menghaturkan sembah sujud dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang teristimewa Ayahanda dan Ibunda tercintaUmar Harun Siregar & Hj. Suaidah Hajar orang yang paling penulis hormati dan cintai
yang telah banyak memberi penulis limpahan cinta, doa dan kasih sayang yang tak jemu-jemu memberi nasehat, semangat, motivasi, dan dorongan hingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Terimakasih juga kepada adik-adik saya tercinta, Akmaliah Siregar SE, MMP dan Suami (Dani Kartika), Shiddiq Umar Siregar, SPdi dan Habibie Umar Siregar, SHjuga untuk keponakanku
sibuah hati tercinta Ghaniyya. Juga kepada seluruh Keluarga besar penulis yaitu Keluarga H. Harun Abdul Kadir Siregar, H. Ibnu Hajar, H. Ibnu Arbi, Assaqinah dan Majelis Zikir Annisa Batam.
6. Sahabat-sahabat tercinta yaitu Mas Sudiyono dan Keluarga, Shania Ivanna
Barus SH, Zuliani, SH dan Keluarga, kakak Devi Septrianti, Amd dan Suami, Notaris Aryanti Artisari, SH, MKn (mba Yanti), Si kembar Defha Defhy, Elfitri, SE, Oktania Ariska, ST, Mba Yulinda, SH dan Keluarga, dr. Artha Falentin, Abang Tanjung Simanjuntak, SH dan adikku Ika Nora, SH terimakasih buat doa, suport dan semangatnya selama ini.
7. Teman-teman di SMU Negeri 1 Batam, Teman-teman di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Notaris/PPAT Nani Fitriyah, SH, SP1 dan Staff, Notaris/PPAT Agus Setyadi Hadisusilo, SH, MKn dan Staff, Ibu Abriana Kusumadewi, SH dan Keluarga besar Djou terimakasih buat doa, suport dan semangatnya kepada saya.
v
Kasubdit Alokasi Tanah Wilayah II BP Batam (Otorita Batam), Bapak Denny Tondano selaku Kasi Peralihan Hak Alokasi Tanah dan Penyelesaian Sengketa
BP Batam (Otorita Batam), Ibu Lita Noisen Ujung, Plt. Kasubsi Instansi Pemerintah Mayarakat Kantor Pertanahan Kota Batam dan Notaris/PPAT Agus Setyadi Hadisusilo, SH, MKn yang telah berkenan menjadi narasumber utama dalam penulisan tesis saya ini.
9. Rekan-Rekan Mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2011 khususnya GRUP A yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan pendidikan dan pelatihan, semoga sukses untuk kita semua. Serta seluruh teman-teman penulis yang nama-namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
10. Para pegawai/karyawan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara, yang selalu membantu kelancaran dalam hal manajemen administrasi yang dibutuhkan.
11. Dan tidak lupa juga seluruh staf dan pegawai di Fakultas Hukum, Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum, Perpustakaan Pusat USU, dan juga staf di pusat
dokumen dan informasi hukum atas segala bantuannya
Penulis berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan dan rezeki yang melimpah kepada kita semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna,namun tak ada salahnya jika
penulis berharap kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Medan, July 2013 Hormat Penulis,
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Mahvira Siregar
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 22 Maret 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan Ranai No. 45 Bengkong Asrama Polisi Kota Batam, Propinsi Kepulauan Riau
II. KELUARGA
Nama Ayah : Umar Harun Siregar
Nama Ibu : Suaidah Hajar
Nama Saudara : 1. Akmaliah Siregar SE, MMP 2. Shiddiq Umar Siregar, SPdi 3. Habibie Umar Siregar, SH
III. PENDIDIKAN
1990 - 1996 : SD Negeri 023 Batam
1996 - 1999 : SLTP Islam Ibnu Sina Batam
1999 - 2002 : SMU Negeri 1 Batam
2002 - 2006 : Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
DAFTAR ISTILAH ASING... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 17
C. Tujuan Penelitian ... 17
D. Manfaat Penelitian ... 18
E. Keaslian Penelitian ... 18
F. Kerangka Teori dan Konsepsi... 20
1. Kerangka Teori... 20
2. Konsepsi... 23
G. Metode Penelitian ... 28
BAB II DASAR HUKUM PENGATURAN DALAM PENYELENGGARAAN REKLAMASI PANTAI DI KOTA BATAM ... 31
A. Reklamasi Pantai ... 31
viii
C. Penataan Ruang Wilayah Kota Batam Dan Kaitannya
Dengan Reklamasi Pantai ... 51
D. Dasar Hukum Pengaturan Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan di Kota Batam... 63
BAB III HUBUNGAN HUKUM DAN KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA BATAM SEBAGAI PEMEGANG HAK PENGELOLAAN ATAS TANAH HASIL REKLAMASI YANG DIPERLAKUKAN SEBAGAI KAWASAN HPL BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM (OTORITA BATAM) ... .. 77
A. Hubungan Hukum dan Kewenangan antara Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (Otorita Batam) dalam Bidang Pertanahan ... 77
B. Hak Pengelolaan ... 95
C. Lahirnya Hak Pengelolaan Pemerintah Kota Batam atas Tanah Hasil Reklamasi di Kawasan Pesisir Teluk Tering Kota Batam (Sertipikat HPL Nomor 86/Teluk Tering) ... 109
BAB IV KENDALA-KENDALA PEMERINTAH KOTA BATAM SEBAGAI PEMEGANG HAK PENGELOLAAN DALAM PENYELENGGARAAN REKLAMASI PANTAI DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA ... 114
A. Kendala-Kendala Pemerintah Kota Batam Sebagai Pemegang Hak Pengelolaan Dalam Penyelenggaraan Reklamasi Pantai ... 114
B. Upaya-Upaya Penanggulangan ... 123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 129
A. Kesimpulan ... 129
B. Saran ... 131
ix
DAFTAR SINGKATAN
AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
BOB Badan Otorita Batam
B3 Bahan Berbahaya dan Beracun
BPD Badan Pertanahan Daerah
BPN Badan Pertanahan Nasional
DAS Daerah Aliran Sungai
FTZ Free Trade Zone
GSB Garis Sempadan Bangunan
HGB Hak Guna Bangunan
HMN Hak Menguasai Negara
HP Hak Pakai
HPL Hak Pengelolaan
IMB Izin Mendirikan Bangunan
KDB Koefisien Dasar Bangunan
KLB Koefisien Lantai Bangunan
PAD Pendapatan Asli Daerah
PBB Pajak Bumi Bangunan
PL Penetapan Lokasi
RDTR Rencana Detail Tata Ruang
RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah
RTRWN Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
RZWP-3-K Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
SPJ Surat Perjanjian
UUPA Undang-Undang Pokok Agraria
UWTO Uang Wajib Tahunan Otorita
x
DAFTAR ISTILAH ASING
Absentee Pemilik tanah pertanian yang bertempat tinggal di luar kecamatan tempat letak tanahnya
Autos sendiri
Batimetri Kontur kedalaman dasar perairan
Beheer Hak penguasaan
Biogeofisik Rangkaian keterkaitan seluruh komponen ekologis yang kesemuanya berjalan seimbang dan selaras dengan menekankan pada fungsinya masing-masing
dalam menunjang ketercapaian ekologis yang dinamis
Bonafide Jujur; dapat dipercaya
Bonded zone Wilayah usaha kawasan berikat
Conditio sine qua non Keadaan yang harus dipenuhi, tidak boleh tidak
Coastal road Jalan utama
Content analysis Analisa yang menggunakan metode yang dipakai untuk mengetahui isi dokumen
Demand Permintaan
Domein Daerah kekuasaan; wilayah; kawasan
Depth interview Wawancara dilakukan secara mendalam
Deskriptif Penelitian yang bertujuan untuk melukiskan keadaan
obyek atau peristiwanya
xi
Drainase Pengeringan lahan
Dredging Pengerukan
Dual functions Dua kegunaan
Estate management Panduan pengembangan dan pengelolaan kawasan
Enterport Pintu masuk pelabuhan
Guide line Garis Pedoman
Genealogis berkaitan dengan garis keturunan manusia dalam
hubungan keluarga sedarah
Geomorfologi meliputi bentuk dan tipologi pantai
Geoteknik meliputi sifat-sifat fisis dan mekanis lapisan tanah
Geotextile lembaran sintesis yang tipis, fleksibel yang digunakan
untuk stabilisasi dan perbaikan tanah untuk menguatkan timbunan tanah
High water level di atas muka air laut tinggi
Hidro-oceanografi meliputi pasang surut, arus, gelombang, dan sedimen
dasar laut.
Hidrologi meliputi curah hujan, air tanah, debit air
sungai/saluran, dan air limpasan.
Hill cut and refill Izin pemotongan bukit
Hidrodinamika perubahan air (dinamika air)
Hiterland Pulau-pulau kecil
Hydraulic fill Pemompaan secara hidrolis
Intervensi Campur tangan
Industrial estate Kawasan Industri
Kualitatif Kegiatan menganalisis data secara komprehenship,
xii
perundangan, disertasi, tesis dan hasil penelitian lainnya maupun informasi dari media massa.
Landreform suatu perubahan sistem pemilikan dan penguasaan atas
tanah yang lampau ke arah sistem pemilikan dan penguasaan atas tanah yang baru yang disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan masyarakat yang sedang giat melaksanakan pembangunan ekonomi
sesuai dengan cita-cita Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
Liquid Dicairkan
Mainland Pulau-pulau Besar
Makro-spasial Posisi secara makro
Mud explosion Semburan lumpur
Mud wave Gelombang lumpur
Multi Plier effect Pengaruh ganda
Nomos Peraturan
Normal base line Garis pangkal biasa
Originair Hak atas tanah primer yaitu hak atas tanah yang langsung diberikan oleh negara kepada subyek hak
Operational definition Definisi operasional
Overlap Saling meliputi
Polder yaitu reklamasi dilakukan dengan cara mengeringkan
perairan yang akan direklamasi dengan memompa air yang berada didalam tanggul kedap air untuk dibuang keluar dari daerah lahan reklamasi
Pro job pembukaan lapangan kerja
Pro growth pengembangan wilayah
xiii
Public easement Wilayah pantai dapat dinikmati publik
Public beach Ruang publik di pinggir pantai
Reclamation yang berasal dari kata kerja reclaim yang berarti mengambil kembali, dengan penekanan pada kata “kembali”
Ride and park system Sistem parkir dan perjalanan dengan kendaraan
Right to use hak untuk menggunakan tanah untuk kepentingan
pelaksanaan tugasnya
Right of dispossal hak untuk mengalihkan
Rules and behavior peraturan dan perilaku
Run-off kehabisan
Site specific Tempat khusus
Siteplan Perencanaan tempat
Safety keamanan
Sustain development Pembangunan nasional yang berkelanjutan
Supply Ketersediaan
Stakeholders Semua pemangku kepentingan
Straight base lines Garis pangkal lurus
Sand bag kantong pasir
Silt barricade Penghalang endapan lumpur
Topografi meliputi kontur permukaan daratan.
Trend Kecenderungan
Urban design guideline Panduan desain perkotaan
Vereniging Theory Teori tentang keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum
xiv
Walking land posisi garis pantai bersifat tidak tetap dan dapat berpindah