• Tidak ada hasil yang ditemukan

HADIS KEUTAMAAN SURAH YASIN; Membacanya seperti Membaca 10 Kali al-Quran MAKALAH Diajukan Untuk Memeneuhi Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tafsir dan Hadis DOSEN PEMBIMBING;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HADIS KEUTAMAAN SURAH YASIN; Membacanya seperti Membaca 10 Kali al-Quran MAKALAH Diajukan Untuk Memeneuhi Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tafsir dan Hadis DOSEN PEMBIMBING;"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HADIS KEUTAMAAN SURAH YASIN; Membacanya seperti Membaca 10 Kali al-Quran

MAKALAH

Diajukan Untuk Memeneuhi Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tafsir dan Hadis

DOSEN PEMBIMBING; DR. BUSTAMIN, M.SI

DISUSUN OLEH; HASRUL

(NIM: 21150340000010)

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN

(2)

2 A. Matan Hadis

Al-hamdulillah, satu kepuasaan tersendiri atas selesainya karya tulis ini. Tulisan ini memaparkan sebuah contoh Takhrij Hadis yang penelusurannya melalui pendekatan mu’jam (al-fazh).1 Walaupun demikian, dalam tataran aplikasinya kami juga menggunakan pendekatan Sanad dan Atraf demi meraih hasil yang lengkap dan sempurna. Metode yang digunakan dalam pembahasan ini ialah metode Mu’jam2 yaitu Mu’jam Mufahras li Alfazh Hadits al-Nabawiy3 dan metode Digital yaitu Maktabah al-Syamilah.

Penulis juga dalam memberikan syarah memadukan dari beberapa sumber untuk melengkapi keterangan yang bersangkutan dan penjelasan dalam beberapa bagian yang dibutuhkan. h. ini demi menunjukkan kualitas ilmiahnya dan memberikan pemahaman yang lebih serta pertimbangan studi komparatif dengan sumber lain yang sama. Hadis yang menjadi subjek pembahasan dalam makalah ini dapat dilihat dengan matan sebagai berikut:

َّنِإَو , اًبْلَ ق ٍءْيَش ِ لُكِل َّنِإ ﴿

سي ِنآْرُقْلا َبْلَ ق

َنآْرُقْلا َأَرَ ق اََّنََّأَكَف اَهَأَرَ ق ْنَم

﴾ ٍتاَّرَم َرْشَع

Hadis diatas mengabarkan setiap sesuatu memiliki hati dan hati al-Quran adalah Yasin. Pemahaman lain yang dapat dipetik dan inilah yang menjadi pokok kandungan hadis ini ialah fadhilah surah Yasin mengenai orang membacanya akan mendapatkan pahala seperti membaca al-Quran sepuluh kali. Mengenai keotentikan atau keabsahan hadis ini, penulisan semaksimal mungkin menyajikan penjelasannya dibawah ini.

B. Hasil Penelusuran (Takhrij)

Penelusuran matan hadis diatas sebagaimana yang kami telah sebutkan yaitu melalui al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy dan maktabah syamilah. Hasil penelusuran hadis di atas dengan menggunakan kedua metode ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Metode al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy

Melalui metode al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy yang dalam praktinya menggunakan pendekatan al-Fash, kami menemukan hadis diatas pada dua sumber dengan hasil penelusuran tercantum sebagai berikut:

]

ت نأرقلا باوت ٩

[ dan ]

يد نأرقلا لئاضف

۲۱

[

Hasil penelusuran di atas menunjukkan keterangan asalnya dalam kitab induknya yang dapat dirinci sebagai berikut:4

1 Pendekatan mu’jam, yaitu dengan cara mencari lafal kalimat tertentu yang tidak populer di

masyarakat. (dalam Makalah “Pengantar Ilmu Takhrij” karya“Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah” 24 Feb 2011) 2Metode Mu’jam ialah metode takhrij hadis yang mengandalkan buku-buku mu’jam (buku hadis yang secara sistematis ditulis berdasarkan urut-urutan huruf alfabet) dalam melakukan kerja takhrijnya. Metode

ini, sesuai dengan kebutuhannya, dibagi menjadi dua yaitu: mu’jami shakhsi dan mu’jami alfazi.

3 Buku karya seorang sarjana Belanda, Dr. A.J. Wensinck [w. 1939 M], karya ini menghimpun 9 kitab hadis yang termasyhur.

(3)

3

 [ ٩نأر قلا باو ث ت] yaitu: (ت) menunjukkan terdapat dalam kitab Sunan at-Tirmidzi, (نأر قلا باو ث) menunjukkan ada dalam kitab Keutamaan al-Quran, (٩) menunjukkan nomor urut bab ke-9.

 [ ۲۱ نأر قلا لئا ضفيد] yaitu: (يد) menunjukkan terdapat dalam kitab Sunan ad-Darimi, (نأر قلا لئا ضف) menunjukkan ada dalam kitab Fadhilah al-Quran, (۲۱) menunjukkan nomor urut bab ke-21.

Demikianlah beberapa hasil yang dapat kami paparkan melalui penelusuran metode al-Fashi dengan pendekatan Mu’jam.

2. Metode Digital (Maktabah as-Syamilah)

Melalui metode digital yaitu Maktabah syamilah yang merupaka sebuah software mutakhir yang memiliki kapasitas tinggi dalam search engine khususnya kumpulan hadis Nabawi. Software ini diterbitkan oleh jaringan Da'wah Islamiyah al-Misykat yang memuat kurang lebih 26.080 kitab pada versi barunya tahun 2012 serta dikelompokkan dalam 29 bidang keilmuwan Isalam.5

Penelusuran melalui metode digital ini sangat simple dan dapat memanfatkan semua pendekatan seperti pendekatan sanad, atraf, mu’jam, maudu’i maupun sifat atau hukum hadis. h. ini juga serupa pada praktik metodenya karena kitab ini memuat beragam kitab sesuai kebutuhan. Search engine ini memuat berbagai macam sistematika penyusunan kitab seperti kitab-kitab shahih, sunan, musnad, mu’jam, jami’i dan yang lainnya.

Selanjutnya dalam penelusuran metode digital ini, yaitu maktabah syamilah. Kami menemukan juga pada beberapa sumber lain serta mencakup juga dari sumber yang telah kami temukan melalui metode mu’jam al-Fash. Sebagaimana tema dalam hadis ini tentang “orang membaca Yasin akan mendaptkan pahala seperti membaca al-Quran sepuluh kali” namun, terdapat juga penelusuran yang menemukan hanya sekedar menyebutkan bahwa “Yasin adalah hati al-Quran” yang serupa diungkap diawal redaksi matan hadis ini. Untuk lebuh jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini.

3. Kesimpulan Hasil Penelusuran (Takhrij)

Secara detail, sanad dan matan serta sumber-sumber hadis diatas dari berbagai kitab hadis melalui penelusuran metode Mu’jam dan penelusuran metode digital dapat dilihat sebagai berikut:

a. Sunan at-Tirmidzi (يذمرتلاننس)

ِن َع س ي ِياَ رلا ِنَََّْر لا ِث ْبَع ُن َْ ُث ََُْْ اَاَ ََّث َح َنا َق س ٍ ِْقَو ُن َْ ُناَُْْ ُيَو س ُ َبْ َْ َُ ق اَاَ ََّث َح

ِن َْ ِن َسَلحا

َلاَق َلاَق س ٍسَنَأ ْنَع س َةَداَََ ق ْنَع س َناََّْح ِنَْ ِلِتاَقُم ْنَع س ٍثَّمَُمُ ِبَِأ َنوُراَه ْنَع س ٍحِلاَص

ىَّلَص ِبَِّالا

َ َّل َيَو ِِ َْْلَع َُّللَّا

ِ ل ُكِل َّنِإ

ٍءْي َش

ِنآْر ُقلا ُب ْلَ قَو س ا ًبْلَ ق

َأَر َ ق ْن َمَو س س ي

س ي

َب َََق

َُّللَّا

ُِ َل

اَِتَِءاَرِقَِ

َةَءاَرِق

ِنآْرُقلا

ٍتاَّرَم َرْشَع

.

هاور (

) يذمترلا

6

5 http://www.pesantrenvirtual.com/shamila

6 Imam Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi (Beirut : Dar al-Kitab al-Ilmiyah, 1424 H / 2003 M), Bab

اَم َءاَج ىِف ِلْضَف

(4)

4

Selanjutnya dalam penelusuran ini, kami menemukan juga beberapa hadis yang serupa yang letak persamaanya dalam redaksi yang menyatakan bahwa Yasin adalah hati al-Quran. Walaupun demikian, hadis ini hanya kami paparkan sebagai pertimbangan karena memiliki tema fadhilah yasin yang berbeda dengan tema pada pembahasan ini. Uraian hadis tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a. Sunan al-Kubra’ an-Nasa’i (يئاسنلاىربكلاننسلا)

(5)

5 dibacakan kepada orang-orang yang yang menghadapi sakaratul maut. Penafsiran lain mentebutkan bahwa yang dimaksud ( ْم كا َت ْوَم) ialah orang yang telah wafat sehingga maksudnya mengirimkan bacaan surah Yasin kepada si mayyit seperti pada umumnya dilakukan dalam tardisi umat Islam di Indonesia, Wallahu A’lam. Matan kedua hadis di atas adalah sama yang artinya dapat di lihat dibawah ini:

“Dan Yasin adalah hati al-Quran. Tidak ada seseorang yang membacanya

yang mengharapkan Ridha Alah dan pahala taman sorga kecuali ia akan diampuni, dan bacakanlah Yasin itu untuk mayit kalian”.

C. Perbandingan Redaksi Matan 1. Sunan at-Tirmidzi (يذمرتلاننس)

ِنآْر ُقلا َةَءاَر ِق ا َِتَِءاَرِقَِ ُِ َل َُّللَّا َب َََق س ي َأَر َ ق ْن َمَو س سي ِنآْرُقلا ُبْلَ قَو س اًبْلَ ق ٍءْيَش ِ لُكِل َّنِإ

َر ْشَع

ٍتاَّرَم

.

Artinya: “Sesungguhnya bagi setiap sesuatu memiliki hati dan hati al-Quran adalah Yasin. Barang siapa yang membaca Yasin maka Allah mencatat baginya untuk bacaannya dengan bacaan al-Quran sepuluh kali”.

2. Sunan ad-Da’rimi (يمرادلاننس)

Artinya:“Sesungguhnya bagi setiap sesuatu memiliki hati dan sesungguhnya hati al-Quran adalah Yasin. Barang siapa yang membacanya maka sesungguhnya ia seperti membaca al-Quran sepuluh kali”

3. Sya’bu al-Iman (ناميِلإابعش) untuk bacaannya dengan bacaan al-Quran sepuluh kali”

(6)

6 4. Mu’jam Ibnu al-Araby ( ِيبارعلأانبامجعم)

َبَُِق َخِيَيَ َأَرَ ق ْنَمَف س ُخِيَيَ ِنآْرُقْلا َبْلَ ق َّنِإَو س ٌبْلَ ق ٍءْيَش ِ لُكِل

ٍراَرِم َرْشَع ِنآْرُقْلا ُةَءاَرِق اَِبِ َُِل

.

Artinya: “Bagi setiap sesuatu memiliki hati dan sesungguhnya hati al-Quran adalah Yasin. Maka barang siapa yang membaca Yasin maka dicatat baginya untuk bacaannya dengan bacaan al-Quran sepuluh kali”

(7)

7 D. Skema Sanad

Berdasarkan hasil penelusuran di atas dapat dibuat skema sanad sebagai berikut:

Mukharrij Hadis, at-Tirmidzi, ad-Darimi, Ibnu Arabi dan al-Baihaqi

َيْحَي ِنْب َليِعاَمْسِإ ُنْب ُدَمْحَأ ِلْضَفْلا وُبَأ ِنْب ى

يِدْزَ ْلْا ٍم ِزاَح ُدُواَد

ُنْب

ِنْيَسُحْلا ُدِهاَّزلا ِلْضَفْلا ُنْب ُدَّمَحُم ِالله ِدْبَع وُبَأ

اَّزلا َناَمْثُع يِبَأ ُنْب ِكِلَمْلا ُدْبَع ٍدْعَس وُبَأ ُدِه

ِنْيَسُحْلا ِنْب ِدَّمَحُم ُنْب ُدَمْحَأ ٍدِماَح وُبَأ يِدْر ِجْوَرْسُخْلا

وُبَأ ِدْبَع ِالل ُظِفاَحْلا

ِسَنَأ ِنَْ ٍنِلاَم

ِلِتاَقُم ِنَْ َناََّْح

َةَداَََ ق

َنوُراَه ِبَِأ ٍثَّمَُمُ

ِنَسَلحا ِنَْ ٍحِلاَص

ُثََُْْ ُنَْ ِثْبَع ِنَََّْرلا رلا يِياَ

ُناَُُْْي ُنَْ ٍ ِْقَو ُ َبْ َْ َُ ق

ُنَْ ٍثِْعَي ُثَّمَُمُ

ُنَْ ٍثِْعَي

ِثْبَع ُنَْ يِلَع

ْلا

،يِ،َع يمراثلا

يقهْبلا

يذمترلا

نبا ِيبارعلْا

اَثح ا

اَثح ا نع

نع

نع نع

نع لاق

اَثح ا اَثح

ا

(8)

8 E. Analisis Biografi Lengkap Para Periwayat

Berdasarkan skema sanad dari keempat hadis diatas, yang kami teliti sanadnya adalah hadis riwayat Imam al-Tirmidzi,dengan komposisi sanad; Anas bin Malik, Qatadah, Mukatil bin Hayyan, Harun Abi Muhammad, Hasan bin Shalih, Humaidi bin Abdirrahman ar-Rawasy, Qutaibah bin Said dan Sofyan bin Waki’.

1. Anas bin Malik (w. 93 H)

Anas bin Malik memiliki nama lengkap Anas bin Malik bin Nadhar Abu Hamzah al-Anshary al-Madny.12 Beliau termasuk urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits. Ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah Saw untuk berkhidmat. Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya “Dia adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah”.

Komentar Abu Hurairah tentang Anas “Aku belum pernah melihat orang lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)”. Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas pindah ke Basrah. Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa Anas bin Malik adalah sahabat terakhir yang meninggal di Basrah. Jika ada orang suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah mendenganr dari Rasululah Shallallahu alaihi wassalam”.

Anas bin Malik wafat pada tahun 93 H dalam usia melampaui seratus tahun. Mengingat posisinya sebagai sahabat, para ulama sepakat bahwa tidak perlu dikritik dan apalagi diragukan kredibilitasnya.13 Ulama telah sepakat bahwa seluruh sahabat adalah adil dan ini mendapat legitimasi dari banyak dalil, baik al-Quran maupun Hadis.14 Adapun guru-guru dan murid Anas bin Malik dapat dilihat pada tabel berikut:15

No Guru Murid

1 ملسوهيلعاللهىلصىبنلا ةماعدنبةداتق

2 بعكنبىبأ شايعىبأنبنابأ

3 ريضحنبديسأ ةرسيمنبميهاربإ

2. Qatadah (w. 100 H)

Nama lengkapnya adalah Qatadah bin Di’amah bin Qatadah. Sebagian juga mengatakan Qatadah bin Di’amah bin Akabah, as-Sudu’sy, Abu Khattab al -Bashary. Beliau termasuk dalam tabaqah ke-4 (نيعباتلاراا ص ة قبط) yang lahir pada tahun 60 H / 61 H dan wafat pada tahun 100 H.16

12 As-Suyuty, Thabaqah al-Huffash (Beirut : Darr al-Kitab al-Ilmiyah, 1414 H / 1994 M), Cet. I, h. 19 13 Rawah at-Tahzibain, 3/319

14

M. Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadis; Penerjemah, M. Nur Ahmad M (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 390

15

Rawah at-Tahzibain, h. 565

(9)

9

Berikut pendapat para ulama terhadap Qatadah:

No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

1 Ibnu Hajar - تبثةقث عيشتلابىمر

2 Al-Zahabi - ظفاحلا عيشتم

3 Muhammad bin Sirrin - ِساَّنلا ظَفْحَأ -

4 Sya’bi - - لْيَل بِطاَح

Berikut Guru-guru dan Murid-murid beliau:17

No Guru Murid

1 كِلاَم ِنْب ِسَنَأ نايحنبلتاقم

2 ىليقعلاةرسيمنبليدب ىلهابلاجاجحنبجاجح

3 ىرقنملاذئاعنبرشب ىميجهلازاربنبثعشأ

4 زفتحملانبرشب ىكملاملسمنبليعامسإ

Berikut mukharij hadis yang meriwatkan hadis dari beliau: Bukhari; Muslim; Abu Daud; Tirmidzi; Nasa’i dan Ibnu majah.

3. Mukatil bin Hayyan (w. 150 H)18

Mukatil bin Hayyan memiliki nama Mukatil bin Hayyan bin Dawa’la Du’ra Abu Bistham al-Nabty. Beliau tergolong dalam tabaqah ke-6 (نيعباتلاراا ص ). Ia wafat pada tahun 150 di kabul, sekarang wilayah Afganistan.19 Berikut pendapat para ulama terhadap Mukatil bin Hayyan:

No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

1 Ibnu Hajar

أطخأ ىدزلأا ىف

همعز نأ اعيكو هبذك

و امنإ بذك ىذلا

هدعب لضافقودص

-

2 Az-Zahabi - حلاص -ملاع -ةقث -

3 Yahya bin Ma’in - ةقث -

4 Abu daud - ةقث -

5 Abdul Salam bin Atiq - ةقث -

Adapun guru-guru dan murid-murid Mukatil bin Hayyan dapat dilihat sebagai berikut:20

No Guru Murid

1 ةماعدنبةداتق دمحموبأنوراه

2 ىرصبلانسحلا مهدأنبميهاربإ

3 بيسملانبديعس ىروباسينلاثايغنبمرصأ

Berikut Imam hadis yang meriwatkan hadis dari beliau: Muslim; Abu Daud; Tirmidzi; Nasa’i dan Ibnu majah.

17 Rawah at-Tahzibain, h. 5518

18 Sebagian berkata bahwa Mukatil di sini ialah Mukatil bin Sulaiman (Ibnu Abi Hatim dalam al-‘Ilal). 19 Ibid, h. 6867

(10)

10 4. Harun Abi Muhammad

Harun Abi Muhammad memliki identitas yang kurang diketahui. Ia termasuk dalam thabaqah ke-7 (نيعبا تلا ا بتأرا بكن م). Perawi hadis yang mengambil hadis darinya hanya Imam at-Tirmidzi.21 Untuk kritikus ulama terhadap beliau dapat dilihat dibawah ini:

No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

1 Ibnu Hajar لوهجم - -

2 Az-Zahabi لوهجم - -

3 Abu Isa لوهجم - -

Untuk jarh Harun Abu Muhammad diatas pada nomor 3, dinukil dari syarah Sunan at-Tirmidsi yang dikemukakan oleh Abu Isa. Di dalam rawah at-Tahzibain halaman 7249 dicatumkan hanya ada satu guru Harun, yaitu Mukati bin Hayyan dan juga hanya memiliki satu murid, yaitu Hasan bi Shalih bin Hayyin.

5. Hasan bin Shalih

Nama lengkapnya adalah Hasan bin Shalih bin Shalih bin hayyin. Beliau termasuk dalam tabaqah ke-7 (نيعبا تلا ا بتأ را بك ن م ) yang lahir pada tahun 100 H dan wafat pada tahun 169 H.

Berikut pendapat para ulama terhadap Hasan bin Shalih:22

No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

1 Ibnu Hajar - دباع -هيقف -ةقث عيشتلابىمر

2 Al-Zahabi - -ملاعلأادحأ

قودص -

دباع عيشتم

3 Ahmad bin Hanbal - ةَقِث -

4 Yahya bin Main - هَقَّث َو -

Adapun guru-guru dan murid-murid Hasan bin Shalih bin Hayyin diantaranya seperti dibawah ini:

No Guru Murid

1 دمحموبأنوراه ىساؤرلانمحرلادبعنبديمح

2 ىدنكلااللهدبعنبحلجلأا ىشرقلاةيطعنبنسحلا

3 ىدسلانمحرلادبعنبليعامسإ سنوينباللهدبعنبدمحأ

6. Humaidi bin Abdirrahman ar-Rawasy

Nama lengkapnya adalah Humaidi bin Abdurrahman bin Humaidi bin Abdurrahman ar-Rawasy. Beliau termasuk dalam tabaqah ke-8 ( ا بتأن مىط سولان م

نيعبا تلا) dan wafat pada tahun 189 H atau 190 H dan atau setelahnya. Diantara imam hadis yang meriwaytkannya hadisnya ialah Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu majah.

21 Ibid. 5518

(11)

11

Berikut pendapat para ulama terhadap Humaidi bin Abdirrahman ar-Rawasy:23

No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

1 Ibnu Hajar - ةقث -

2 Ibnu Abi Syaibah - ؟هلثمتيأرنملق -

3 Yahya bin Ma’in - ةقث -

4 Ibnu Sa’ad - ريثكثيدحلاةقثناك ل كسانلاهدنعبتكيام مل

5 ‘Ajaly - كسا نلقاعتبثةقث -

Adapun guru-guru dan murid-murid Humaidi bin Abdirrahman ar-Rawasy diantaranya seperti dibawah ini:

No Guru Murid

1 نبحلاصنبنسحلا حارجلانبعيكونبنايفس

2 دلاخىبأنبليعامسإ ديعسنبةبيتق

3 رحلانبنسحلا برحنبريهزةمثيخوبأ

Berikut Imam hadis yang meriwatkan hadis dari beliau: Bukhari; Muslim; Abu Daud; Tirmidzi; Nasa’i dan Ibnu majah.24

7. Qutaibah bin Said

Nama lengkapnya Qutaibah bin Said Jamil bin Tharif al-Sakafy. Ia juga memiliki nama lakab “Abu Raja’ al-Balhy al-Baglany” dan namanya juga biasa dipanggil “Yahya”. Beliau termasuk dalam tabaqah ke-10 ( ا بتلأا ع بت ن ع نيذ خلآارابك) yang lahir pada tahun 150 dan wafat pada tahun 240. Berikut mukharij hadis yang meriwatkan hadis dari beliau: Bukhari; Muslim; Abu Daud; Tirmidzi; Nasa’i dan Ibnu majah.25

Berikut pendapat para ulama terhadap Qutaibah bin Said:

No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

1 Ibnu Hajar - تبثةقث -

2 Al-Zahabi - - اهركذيمل

3 Yahya bin Ma’in - ةقث -

4 Ibnu Harisy - قودص -

23 Rawah at-Tahzibain, h. 1551 24 Ibid, h. 1551

(12)

12

Adapun guru-gurunya dan murid-muridnya sebagai berikut:26

No Guru Murid

1 ىساؤرلانمحرلادبعنبديمح ىذمرتلا

2 ىندملاديعسنبميهاربإ ىراخبلا

3 ىريشقلاىسيعنبقاحسإ ملسم

8. Sofyan bin Waki’

Nama sebenarnya adalah Sufyan bin Waki’ bin Jarrah ar-Rua’asi, Abu Muhammad al-Ku’fy. Ia seorang ulama dari tabaqah ke 10 ( ا بتلأاع بتن عنيذ خلآارابك ) yang wafat pada tahun 247 H. Imam hadis yang meriwayatkan hadisnya ialah at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.27 Berikut pendapat para kritikus terhadap beliau:

No Kritikus Jarh Ta’dil Keterangan

1 Ibnu Hajar

لاإ ه نأ ى لتبا ه قاروب ، ل خدأف

هيلع ام سيل نم هثيدح حصنف

ملف لبقي طقسف

هثيدح اقودصناك

-

2 Al-Zahabi فيعض - -

3 Ibnu Hibban هقاروبىلتبأهنألاإ لاضافاخيش

اقودص -

4 Abu Zaru’ah مَهَّت ي َناَك - هِب لَاَتْش ي َلا - - Adapun guru-guru dan murid-murid beliau sebagai berikut:28

No Guru Murid

1 ىساؤرلانمحرلادبعنبديمح ىذمرتلا

2 ديمحلادبعنبريرج هجام نبا

3 نمحرلادبعنبرمعنبعيمج

ىلجعلا ىدادابلادعجلانبنسحلانبدمحأرفعجوبأ

4 ثايغنبصفح ىزورملاديعسنبىلعنبدمحأركبوبأ

ىضاقلا

5 ةماسأنبدامحةماسأىبأ نيزرنبىلعنبدمحمنبدمحأىلعوبأ

ىناشابلا ىورهلا

9. Imam at-Tirmidzi

Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli hadits kenamaan dan pengarang berbagai kitab yang masyur. Beliau tergolong dalam thabaqah ke-12 ( ا بتلأاع بتن عنيذخلآاراا ص) yang lahir pada tahun 210 H di kota Tirmiz, Iran.29

26 Rawah at-Tahzibain, h. 5522.

27 Adz-Zahabi, Sirah I’alamu an-Nubla’i (T.Tp: Muassasah ar-Risalah, 1405 H / 1985 M), Cet. III, Juz 11, h. 152-153.

28 Rawah at-Tahzibain, h. 2456.

(13)

13

Semenjak kecilnya Abu Isa sudah gemar mempelajari ilmu dan mencari hadits. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri: Hijaz, Irak, Khurasan dan lain-lain. Ia wafat di Tirmiz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H dalam usia 70 tahun.30 Diantara guru beliau ialah Imam bukhari, Imam muslim dan Abu Daud bahkan Tirmidzi belajar pula hadits dari sebagian guru mereka.Guru lainnya ialah Qutaibah bin Saudi Arabia’id, Ishaq bin Musa, Mahmud bin Gailan, Said bin ‘Abdur Rahman, Muhammad bin Basysyar dan lainnya.

Abu ‘Isa at-Tirmidzi diakui oleh para ulama keahliannya dalam hadits, kesalehan dan ketakwaannya. Al-Hafiz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban, kritikus hadits, menggolangkan Tirmidzi ke dalam kelompok “Siqah”. Abu Ya’la al-Khalili dalam kitabnya ‘Ulumul Hadits menerangkan bahwa Muhammad bin ‘Isa at-Tirmidzi adalah seorang penghafal dan ahli hadits yang baik yang telah diakui oleh para ulama. Ia terkenal sebagai seorang yang dapat dipercaya dan imam yang menjadi ikutan banyak orang.

F. Analisa Ketersambungan Sanad

Ketersambungan sanad hadis di atas, dapat dillihat dengan beberapa pendekatan dibawah ini:

1. Pendekatan Redaksi Periwayatan

Hadis yang diteliti ialah hadis riwayat al-Tirmidzi yang dapat diamati redaksi periwayatannya pada haikal sebelumnya di atas, dan dapat digambarkan dalam bagan seperti berikut:

غيص ءادلآا

لمحتلاو يوارلا مقر

نايبلا ( مكحلا

) لمحتلاةقيرط ءادلآاغيص

لصتم 31 امسلا لاق كِلاَم ِنْب ِسَنَأ ۱

ليصفتلا

/

صتم

ل امسلا/ةزاجلإا 32نع َةَداَتَق ۲

ليصفتلا

/

صتم

ل امسلا/ةزاجلإا نع َناَّيَح ِنْب ِلِتاَق م ٣

ليصفتلا

/

صتم

ل امسلا/ةزاجلإا نع دَّمَح ميِبَأ َنو راَه ٤

ليصفتلا

/

صتم

ل امسلا/ةزاجلإا نع حِلاَص ِنْب ِنَسَحلا ٥

ليصفتلا

/

صتم

ل امسلا/ةزاجلإا نع ِنَمْحَّرلا ُّيِساَؤ ُّرلا ِدْبَع نْب دْيَم ح ٦

لصتم نألمتحيوةءارقنوكت امسلا انثدح نْب نا َيْف س و ديِعَس نْب ةَبْيَت ق

عيِك َو ٧

لصتم نألمتحيوةءارقنوكت امسلا انثدح يذمرتلا ٨

Melalui pendekatan redaksi periwayatan Hadis di atas, nampak bahwa ada kemungkinan antara satu rawi dengan rawi lainnya pernah saling bertemu.

30 Dr. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: AMZAH, 2009), h.262-263

31 Menurut al-Qodhi Iyyat, proses tahamul dengan cara mendengarkan ( امسلا), boleh saja perowi menggunakan kata: ينثدح,انثدح,انعمس,تعمس ,انل ركذ ,انل لاق,انربخأ

32Hadits mu’an’an untuk bisa dikategorikn sebagai hadits muttasil, harus memenuhi beberapa syarat,

(14)

14 2. Pendekatan Tahun

Tahun Lahir/Selisih/Wafat يوار مقر

Ket. ةدلاولا توافتلا ةافولا

Dari tabel di atas, nampak bahwa terdapat satu rawi yang majhul, yaitu Harun Abu Muhammad. Sehingga tidak dapat diketahui dan diteliti akan informasi kelahiran, begitupun tahun wafatnya. Dengan demikian, pendekatan tahun dalam sanad Hadis di atas dapat disimpulkan bahwa sanadnya terputus.

3. Pendekatan Tempat (Geografis)

(15)

15

نكمم

ءاقللا Afganistan Baghlan,

Khurasan > > Ray > Nishapur [Iran] > Bukhara > Tirmiz

[Uzbekistan]

Tirmiz,

Uzbekistan يذمرتلا

Berdasarkan pendekatan wilayah dari setiap rawi di atas, terdapat beberapa rawi yang sulit diketahui perjalanan hidupnya, termasuk terdapat satu rawi yang majhul sehingga masih sulit diidentifikasi akan ketersambungannya antara satu rawi dengan rawi yang lain. Walaupun demikian, pada beberapa rawi telah menunjukkan bahwa mereka sangat mungkin pernah ketemu dalam suatu daerah. Dari gambaran skema di atas, dapat dilihat bahwa pertemuan antara satu rawi-dengan rawi lainnya banyak terjadi di Basrah, Irak kemudian di Tirmiz, Uzbekistan, dan mungkin juga di Suriah. Dari skema di atas, semua rawi dapat dipastikan pernah ketemu sehingga sanadnya muttashil, kecuali Harun Abu Muhammad karena majhul, serta Hasan bin Shalih dan Humaid bin Abdurrahman yang masih dimungkinkan karena kurangnya informasi mengenai rihlah keduanya.

Melalui ilustrasi pendekatan geografis di atas, nampak bahwa hadis ini berasal dari Madinah, yaitu dibawah oleh Anas bin Malik ke Irak, tepatnya di Bashrah. Di sanalah hadis ini kemudian menjadi popular dan terus tersebar, termasuk sampai ke wilayah Khurasan, di antaranya di Tirmiz, kini wilayah Uzbekistan. Dengan demikian, hadis ini pertama kali popular di dua wilayah Islam, yaitu di Basrah dan di Tirmiz.

4. Pendekatan Hubungan Guru dan murid (Akademis)

(16)

16

Melalui pendekatan guru-murid pada di atas, menunjukkan bahwa antara murid dan guru pernah terjalin pertemuan. Ini ditunjukkan bahwa setiap murid daru guru dalam sanad di atas, menjadi guru pada sanad selanjutnya. Begitu seterusnya hingga sampai pada mukharrij Hadis, yaitu Imam Tirmidzi. Dengan demikian, melalaui pendekatan ini, sanad Hadis di atas melalui pendekatan ini nampak bersambung (لصتم).

G. Ringkasan Hasil Analisis Sanad

Menganalisa berbagai rawi yang telah diuraikan diatas, sebagian besarnya adalah memenuhi standar seorang rawi dan dapat diterima hadisnya. Adapun kriteria yang lainnya, diantaranya ada satu rawi yang majhul. Jati diri dan identitasnya tidak diketahui sehingga sifat-sifat keadilan dan kedhabitannya tidak dapat dipastikan. Melalui analisa kami, hadis ini termasuk Majhul A’yn karena perawi (Harun Abi Muhammad) tidak ada yang mengambil periwayatannya selain satu orang, yaitu Hasan bin Shalih. Hal ini dilandaskan dengan kutipan dalam kitab “Rawah at-Tahzibain” yang hanya menyebutkan satu murid dari Harun Abi Muhammad.

Pada sanad yang lain, ada juga riwayat yang dihukumi dha’if, yaitu Sofyan bin

Waki’ namun masih dapat ditolerir melalui jalur Qutaibah bin Said karena Imam

Tirmidzi meriwayatkan hadis ini dari keduanya. Dengan demikian, cacat hadis ini terletak pada salah satu sanadnya yang tidak diketahui identitasnya (majhul).

H. Kesimpulan Kuantitas Dan Kualitas Sanad

Berdasarkan data diatas, terdapat rawi yang majhul, ada juga yang dha’if serta terdapat pula rawi yang kadang tersalah dalam pendapatnya, yaitu Mukatil bin Hayyan sehingga Imam Bukhari tidak meriwaytkan hadisnya. Namun, dua cacat terakhir

(dha’if dan Khata’) masih dapat dimaklumi dengan adanya keterangan-keterangan

(17)

17

hadis ini terletak pada jalur yang tunggal dari sanadnya sehingga tidak ada kemungkinan mendapat legitimasi dari jalur lain. Walaupun demikian, analisa kami menganggap hadis ini tidak terlalu dha’if karena sebab kedhaifannya terjadi karena catat keadilan. Pada sisi lain, kasus Rawi yang majhul ada hadisnya yang diriwayatkan oleh seorang yang Tsiqah dan bahkan Imam bukhari meriwayatkan hadisnya dan meletakkan dalam sebuah kitabnya yaitu در فملابدلأاdan begitu juga Imam hadis yang lain. Imam yang kami maksud di sini ialah Hasan bin Shalih yang meriwayatkan hadis ini dari Harun Abi Muhammad.

Selain terdapat rawi yang majhul (Harun Abu Muhammad, dan Khata’ (Mukatil bin Hayyan), serta Dha’if (Sofyan bin Waki’), terdapat juga rawi yang dianggap memiliki pendapat yang bid’ah yaitu Hasan bin Shalih. Namun, dia termasuk orang yang shaleh menurut kesaksian ulama. Al-Dzahabi berkata: “Orang ini berpandangan bolehnya memberontak para penguasa di zamannya, karena kezaliman dan kejahatan penguasa.Hanya saja selama-lamanya dia tidak pernah melakukan pemberontakan”. Ia juga berkata: “Orang ini termasuk dari para imam Islam kalau seandainya ia tidak

berlumuran dengan kebid’ahan”. Pendapat Hasan bin Shalih yang dianggap bid’ah

ialah bahwa bolehnya memberontak terhadap penguasa yang zalim.33

Kesimpulan akhir yang dapat dipetik terkait sanad hadis ini ialah termasuk hadis Ahad dari tinjauan kuantitas sanad dan termasuk hadis dha’if dari tinjauan kualitas sanad. Kedhaifannya karena ada rawi yang majhul yang berdasarkan berbagai analisa diatas masuk dalam kategori cacat keadilan, bukan cacat kedhabitan sehingga derajat kedhaifannya tidak tergolong dha’if tingkat rendah. Kemudian yang terakhir, hadis ini dapat disebut hadis majhul dalam kategori majhul al-‘Ayn.34

I. Hukum Sanad Hadis

Uraian sanad diatas dapat kami simpulakan bahwa sanad hadis ini dha’if karena ada rawi yang Majhul tetapi tidak sampai pada derajat yang paling rendah. Tingkatan dhaifnya disebabkan cacat keadilan pada salah satu rawinya, bukan cacat kedhabitan seperti Hadis Mungkar yang menempati hadis dha’if paling rendah. Dengan demikian, hadis ini dapat diamalkan dalam batasan-batasan tertentu dengan tetap berlandaskan pada sumber-sumber hukum syariat yang lebih qat’i. Keterangan lebih lanjut mengenai pengamalan hadis dha’if, akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini. J. Fiqhul Hadis

Setelah menguraikan secara rinci dari uraian sanad di atas, berikut ulasan mengenai matan hadis ini. Ada dua informasi penting yang terkandung dalam hadis ini, yaitu mengabarkan bahwa yasin adalah hati al-Quran dan keutamaan membaca Yasin seperti membaca al-Quran sepuluh kali. Pada hadis lain dengan sanad dan matan yang berbeda, ada juga yang menyebutkan bahwa “Yasin adalah Hati al-Quran” yang dihubungkan dengan fadhilahnya ketika dibacakan kepada orang yang sakarat (masa naza’) atau orang mati (Yasin Fadhilah).

33

www.bayenahsalaf.com, dinukil dari akun asy-Syaikh Fawwaz al-Madkhali

(18)

18

Oleh karena itu, sisi keutamaan Yasin sebagai salah satu surah al-Quran adalah sebagai pusat atau inti al-Quran sebagaimana peranan hati dalam diri manusia. Hadis ini banyak disebutkan dalam kitab-kitab tafsir seperti, Tafsir Haqqi 422 (h.) /11 (Juz); Assirajul Munir; Tafsir Ibnu Katsir 257 / 13; Ruhul Ma’ani 103/1, Tafsir Manar 234/8 serta tafsir-tafsir lainnya.35 Seperti disebutkan di dalam Tafsir yang serupa dengan pernyataan Imam Ghazali menyebutkan:

Yasin di katakan sebagai hati al Qur`an karena maksud al-Quran di turunkan untuk menjelaskan bahwa manusia akan di kumpulkan di mahsyar , lalu mereka yang patuh akan mendapatkan balasan yang layak dan mereka yang suka dengan perbuatan kemaksiatan tidak akan lepas dari sangsi dan adzab”.36

Analisa kami terhadap keterangan di atas menunjukkan bahwa yang disebutkan dalam hadis mengenai keutamaan surah Yasin yaitu, membacanya seperti membaca al-Quran sepuluh kali, baik untuk bacaan Yasin fadhilah atau untuk orang yang sakarat. Selain itu, Surah ini dapat diamalkan dari berbagai segi kehidupan seperti yang telah menjadi tradisi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dipahami dari redaksi kedua hadis yang telah kami sebutkan di atas menunjukkan (1) “Yasin adalah Hati al-Quran” teks ini berlaku secara umum”; (2) “Membacanya Yasin dituliskan pahala seperti membaca al-Quran sepuluh kali

adalah teks yang khusus sebagai penjabaran makana dari teks umum, yaitu “Yasin adalah Hati al-Quran”. Poin kedua ini serupa dengan teks “bacalah Yasin pada orang yang sakarat atau orang yang telah mati”. Dengan demikian, Surah Yasin dapat diamalkan sebagai washilah atau do’a untuk mengharap Ridha Ilahi sesuai dengan niat niat masing-masing. Terakhir, diantara kita jangan sampai muncul persepsi adanya perbedaan antara satu surah dengan surah lainnya karena hakikatnya adalah sama sebagai bahagian dari kitab suci al-Quran.

K. Hukum Mengamalkan Hadis Dha’if

Ada tiga pendapat dikalangan ulama mengenai pengamalan hadis dha’if: 37 1. Hadis dha’if tidak bisa diamalkan secara mutlak, baik mengenai fadha’il maupun

ahkam. Ini diceritakan oleh Yahya ibnu Ma’in dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu al-‘Araby. Tampaknya ini juga merupakan pendapat imam Bukhari dan imam Muslim serta Ibnu Hazm.

2. Hadis Dha’if bisa diamalkan secara mutlak menurut Abu Daud dan Imam Ahmad. Keduanya berpendapat bahwa hadis dha’if lebih kuat dari pada ra’yu perseorangan. 3. Hadis Dha’if bisa digunakan dalam maslah fadha’il amal, mawa’idz atau yang

sejenis bila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

a. Kedhaifannya tidak terlalu sehingga tidak tercakup di dalamnya seorang pendusta atau tertuduh berdusta.

b. Ruang lingkupnya bukan dalam ruang lingkup Aqidah dan hakum syariat

35 Lihat (Maktabah Syamilah)

36 Imam Haqqi, Tafsir Haqqi, Juz 11, h. 422

(19)

19

c. Mengamalkannya tidak menyakini bahwa ia berstatus kuat dan juga tetap dinaugi oleh dasar hukum islam lainnya. Contoh:

Seorang ayah berkata kepada anaknya: Nak : belajar dan berdo’alah agar bisa mencapai cita-cita mejadi Sarjana al-Quran? Ketika Anak tersebut mengamalkannya karena takut kepada orang tuanya dan semata-mata agar dapat menggapai cita-citanya, maka perbuatannya telah keluar dari ajaran syariat. Tetapi, Setidaknya anak tersebut menjalankan perintah orang tuanya untuk berbakti karena perintah ini telah disebutkan di dalam al-Quran.

Begitupun belajar dan berdo’a, banyak nash-nash yang qat’i untuk mengerjakan

keduanya. Jadi, poin ketiga ini menuntut pengamalan hadis dha’if agar tidak bertentangan dengan nash-nash Syariat.

Analisa terakhir, M. Ajaj al-Khatib dalam kitabnya Ushul al-Hadis menyebutkan bahwa pendapat pertamalah yang yang paling selamat. Menurut beliau, banyak hadis-hadis Nabi yang shahih tentang fadha’il, targhib, dan tarhib yang sudah cukup agar kita tidak perlu meriwayatkan hadis-hadis dha’if mengenai masalah fadha’il dan sejenisnya. Untuk kesimpulan kami mengenai pengamalan hadis dha’if ini, tidak ada larangan bagi ahli ilmu. Adapun bagi orang awam, sebaiknya tidak mengamalkannya demi kehati-hatian.38

Wallahu A’lam bi as-Shawab !!!

(20)

20

DAFTAR PUSTAKA

‘Arabi, Ibnul, Mu’jam Ibnu al-Araby. _____ : Dar Ibnu al-Jawazi, 1418 H / 1997 M, Cet. I

‘Ubaydi, Ahmad Hasbillah. Pengantar Ilmu Takhrij, makalah disampaikan pada mata kuliah Takhrij Hadits, (Ciputat, 2011)

Adz-Zahabi, Sirah I’alamu an-Nubla’i. ______ : Muassasah ar-Risalah, 1405 H / 1985 M, Cet. III

Asqalani, Ibnu Hajar. Tahdzibut Tahdzib, Bairut, Lebanon, 1993

As-Suyuty, Thabaqah al-Huffash. (Beirut : Darr al-Kitab al-Ilmiyah, 1414 H / 1994 M), Cet. I, h. 19

Az-Dzahabi, Jarah wa at-Ta’dil

Baihaqi, Sya’bul Iman. Riyadh : Dar al-Salaf, 1423 H / 2003 M, Cet I

Darimi, Sunan ad-Daraimi. Kairo : Dar al-Hadis, 1420 H / 2000 M, Cet. I

Haqqi. Tafsir Haqqi (Maktabah Syamilah)

Khatib, M. Ajaj, Ushul al-Hadis; Penerjemah, h.M. Nur Ahmad. M. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007

Khon, Dr. Abdul Majid, Ulumul Hadis. Jakarta: AMZAH, 2009

Nasa’i, Sunan al-Kubra an-Nasa’i. Beirut : Dar al-Kitab al-Ilmiyah, 1411 H / 1991 M Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi. Beirut : Dar al-Kitab al-Ilmiyah, 1424 H / 2003 M), Cet I

Referensi

Dokumen terkait

Semakin besar jumlah kredit yang diberikan bank akan kepada masyarakat semakin kecil tingkat likuiditas bank, semakin rendah tingkat kecukupan modal bank dan

Hal ini berarti variabel inde- penden yang terdiri dari PDRB Awal (Yn), alokasi investasi (PMTDB), jumlah penduduk bekerja (BK), dan tingkat pendidikan (SLTA) berpengaruh secara

Dari hasil penelitian yang diperoleh disimpulkan bahwa sintesis membran komposit hidroksiapatit tulang sapi-kitosan-poli(vinil alkohol) dengan metode film casting dan penguapan

Demikian pula bila kita mengkaji ajaran agama tentang upaya untuk mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup serta membina hubungan harmonis antara

Dalam rangka memenuhi tugas skripsi saya, maka dengan segala kerendahan hati saya sangat mengharapkan tanggapan Bapak/ibu terhadap beberapa pernyataan yang tersedia

U Ch Nani Wuryaningsih S.Pd Yogyakarta SDN 20 Alang Lawas. Pastrimayarni AMa.Pd Siberambang Kabupaten Solok SDN 20

KINERJA PENDAPATAN ASLI DAERAH, BELANJA MODAL, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris pada

Apabila menggunakan sarana internet dengan cara mengakses pada salah satu situs internet, kemajuan teknologi ini semakin bisia memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat yang