• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Produk - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Produk - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Produk

Kotler (2008: 231) mendefenisikan bahwa produk adalah suatu sifat yang

kompleks dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi perusahaan dan

pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan. Batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan

dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ), kegiatan ( acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki

keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.

Kotler dan Amstrong (2008:266) menyatakan bahwa produk adalah semua

hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi,

penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen

untuk diperhatikan,diminta,dicari,dibeli dan digunakan, atau dikonsumsi pasar

sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan Tjiptono (

2008:95)

2.1.2 Atribut Produk

Kotler (2008: 152) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu

komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk

(2)

Atribut yang melekat pada suatu produk, digunakan konsumen untuk menilai

dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan.

Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa

mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk

mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.

Tjiptono (2008:103), menyatakan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan. Atribut produk meliputi :

2.1.2.1 Merek

Menurut Keller dalam buku Sadat (2009:18) menyatakan bahwa istilah

brand berasal dari kata brandryang berarti “to brand”, yaitu aktivitas yang sering dilakukan para peternak sapi di Amerika dengan member tanda pada ternak-ternak

mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual kepasar.

Sedangkan menurut Afiff dalam buku Sadat (2009:18) menyatakan bahwa kata

merek yang digunakan sebagai terjemahan kata brand berasal dari bahasa Belanda yang diadopsi dan digunakan secara luas dalam bahasa pemasaran.

Dalam perkembangannya merek memiliki banyak defenisi. Menurut Kotler

dan Armstrong (2004:349) menyatakan bahwa merek adalah suatu nama, kata,

tanda, simbol, atau desain atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi

pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Menurut Keegan et al. dalam Ferrinadewi (2008:137) berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan

pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang

(3)

Keller (2009:258) menyatakan bahwa merek adalah produk atau jasa yang

dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk

atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.

Menurut Kotler dan Keller (2009:259) merek mengidentifikasi sumber atau

pembuat produk dan memungkinkan konsumen, atau organisasi untuk menuntut

tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu.

Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada

bagaimana pemerekan produk tersebut. Mereka belajar tentang merek melalui

pengalaman masa lalu dengan produk tersebut dan program pemasarannya,

menemukan merek mana yang memuaskan kebutuhan mereka dan mana yang

tidak.

Merek, merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna,

gerak atau kombinasi atribut produk lain yang diharapkan dapat memberikan

identitas dan differensiasi terhadap produk lainnya yang diharapkan dapat

memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Agar suatu

merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan maka ada

beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Merek harus khas atau unik

b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk

dan pemakaiannya.

c. Merek harus menggambarkan kualitas produk.

(4)

e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan

dalam bahasa lain.

f. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk-produk.

2.1.2.1.1 Manfaat Merek

Menurut Sadat (2009:21) merek-merek yang kuat akan memberikan jaminan

kualitas dan nilai yang tinggi kepada pelanggan, yang akhirnya juga berdampak

luas terhadap perusahaan. Perusahaan yang mampu membangun mereknya

dengan baik akan mampu menangkal setiap serangan pesaing sehingga dapat terus

mempertahankan pelanggannya. Melalui merek, perusahaan dapat memberikan

berbagai sentuhan emosional atau eksperensial yang tidak dapat diberikan oleh

produk. Berikut ini terdapat beberapa manfaat merek yang dapat diperoleh

pelanggan dan perusahaan:

Tabel 2.1

Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan

Pelanggan Perusahaan

a. Merek sebagai sinyal kualitas b. Mempermudah proses/memandu

pembelian

b. Alat proteksi dai para imitator c. Memiliki segmen pelanggan

yang loyal

d. Membedakan produk pesaing e. Mengurangi perbandingan harga

sehingga dapat dijual premium f. Memudahkan penawaran produk

baru

g. Bernilai financial tinggi h. Senjata dalam kompetisi

(5)

2.1.2.1.2 Elemen Merek

Kotler dan Keller (2009:269) menyatakan elemen merek adalah alat pemberi

nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Menurut

Sadat (2009:49) menyatakan bahwa elemen dari identitas suatu merek terdiri dari

nama, logo, warna, desain dan kemasan, slogan dan tagline, endorser merek, karakter, situs web dan URL. Kotler dan Keller (2009:269) menyatakan dalam memilih elemen merek, ada enam kriteria utama, yaitu :

a. Dapat diingat

Yaitu seberapa mudah elemen merek itu diingat dan dikenali. Nama-nama

pendek adalah elemen merek yang mudah diingat.

b. Berarti

Yaitu elemen merek kredibel dan mengindikasikan kategori yang

berhubungan dengannya. Elemen merek menyiratkan sesuatu tentang

bahan produk atau tipe orang yang mungkin menggunakan merek.

c. Dapat disukai

Yaitu berkaitan dengan seberapa menarik estetika elemen merek. Dan

elemen merek dapat disukai secara visual, verbal dan cara lain.

d. Dapat ditransfer

Yaitu elemen merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru

dalam kategori yang sama atau berbeda. Elemen merek menambah ekuitas

merek melintasi batas geografis dan segmen pasar.

e. Dapat disesuaikan

(6)

f. Dapat dilindungi

Yaitu kemudahan elemen merek untuk dapat dilindungi secara hukum dan

secara kompeten.

2.1.2.2 Kemasan

Kemasan, merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan

pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain :

Menurut Sastradipoera (2003:127) kemasan adalah:

1. Sebuah barang atau seperangkat produk yang dibungkus atau ditutup

seragam untuk dijual di pasar.

2. Setiap jenis pembungkus atau wadah yang terbuat dari bahan-bahan

tertentu yang menutup sesuatu

3. Paket yang berukuran kecil atau sedang yang terbuat dari kardus atau

bahan-bahan lainnya.

2.1.2.2.1 Fungsi Kemasan

Secara tradisional, fungsi primer kemasan adalah untuk memuat dan

melindungi produk. Namun beberapa waktu terakhir ini banyak faktor-faktor yang

membuat pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting. Pengemasan yang

inovatif dapat memberikan keunggulan kepada sebuah perusahaan terhadap para

pesaingnya. Menurut Shimp (2003: 307), selain sebagai pelindung dan

pembungkus produk, kemasan juga berguna untuk:

(7)

2. Memisahkan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin

pembelian.

3. Menyesuaikan harga/nilai bagi konsumen

4. Menandakan/mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek

5. Memotivasi pilihan merek.

2.1.2.2.2 Strategi Kemasan

Strategi pengemasan menurut Satradipoera (2003: 129) adalah strategi

pengemasan yang meliputi rencana dan metode yang cermat untuk melindungi

dan memberikan kemudahan penggunaan produk dan memberikan kemasan yang

tepat pada produk tersebut bagi kepentingan penjualan.

Usaha untuk menentukan penampilan produk lebih baik memiliki

beberapa strategi kemasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan, antara lain :

1. Mengubah kemasan

Menyadari kemasan yang ditampilkan tidak memiliki daya tarik yang

begitu baik lagi dari konsumen, sehingga manajemen dihadapkan

untuk mengambil tindakan mengubah kemasan dengan alasan:

a. Menangkal menurunnya omset penjualan

b. Memperluas pasar dengan menarik kelompok baru pada konsumen

c. Memanfaatkan bahan kemasan baru

d. Membantu program promosi menjadi daya utama dalam iklan

(8)

Suatu perusahaan harus memutuskan apakah mengembangkan

kemasan yang sama untuk beberapa produk atau kemasan yang

berbeda untuk masing-masing produk

3. Kemasan yang dipakai ulang

Strategi dalam kebijakan kemasan adalah pemakaian ulang kemasan

dari produk yang telah laku

4. Kemasan aneka ragam

Terdapat kecenderungan dari berbagai perusahaan yang mengarah

kepada penggunaan kemasan yang beranekaa ragam. Hal ini

disebabkan aneka ragam dapat meningkatakan penjualan.

2.1.2.2.3 Struktur Kemasan

Suatu kemasan mengkomunikasikan makna tentang merek melalui berbagai

komponen simbolik yaitu warna, desain, bentuk, ukuran, material fisik, serta

informasi dalam label. Berbagai komponen tersebut bersama-sama diupayakan

untuk mewakili apa yang bertindak sebagai struktur kemasan (Shimp, 2003:307)

yaitu:

1. Pemanfaatan warna dalam kemasan

Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal

pada para pembeli perspektif termasuk kualitas, rasa serta kemampuan

produk untuk merumuskan beragam kebutuhan psikologis. Strategi

pemanfaatan warna dalam kemasan cukup efektif karena warna

(9)

2. Desain

Desain merujuk pada pengorganisasian berbagai elemen dalam

kemasan. Desain kemasan yang efektif adalah salah satu yang

memungkinkan arus mata yang seha dan menyediakan poin fokus bagi

konsumen.

3. Bentuk

Bentuk yang unik dan memudahkan identifikasi konsumen terhadap

suatu produk yang nantinya akan memperkuat identifikasi merek

tersebut.

4. Ukuran kemasan

Para produsen menawarkan wadah yang berbeda ukuran untuk

memuaskan kenutuhan yang unik dari beragam segmen pasar, untuk

mewakili situasi pemanfaatan yang berbeda, dan juga untuk

memperoleh ruang pajang di gerai-gerai eceran (retail).

5. Material fisik dalam kemasan

Material-material kemasan dapat membangkitkan emosi konsumen,

khususnya emosi bawah sadar. Berbagai kemasan dikonstruksi dari

bahan yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dibenak konsumen.

6. Informasi produk pada kemasan

Informasi merujuk pada kata-kata kunci pada kemasan, informasi

pada panel/ permukaan dibagian belakang, bahan-bahan, peringatan,

(10)

2.1.3 Sikap Konsumen

Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan

tanggapan terhadap suatu objek, baik disenangi ataupun tidak disenangi secara

konsisten (Setiadi 2003:214). Menurut Ferrinadewi, (2008: 94), sikap adalah

proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi, kognitif yang bersifat jangka

panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya. Sikap adalah inti

dari perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap obyek tertentu (Sangadji

dan Sopiah, 2013:178).

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:176) sikap adalah

menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari

seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Sifat yang penting dari sikap adalah

kepercayaan dalam memegang sikap tersebut dimana tingkat kepercayaan yang

dihubungkan dengan sikap adalah karena dapat mempengaruhi kekuatan

hubungan di antara sikap dan perilaku, kepercayaan dapat mempengaruhi

kerentanan sikap terhadap perubahan. Sikap bersifat dinamis, banyak sikap akan

berubah bersama waktu.

Sikap positif konsumen terhadap merek akan menjadi asset berharga bagi

perusahaan karena sikap positif yang sangat mendalam membantu konsumen

melupakan berbagai kesalahan yang mungkin saja dilakukan oleh merek secara

tidak sengaja. Sikap positif pada merek hanya dapat ditumbuhkan jika konsumen

yakin bahwa merek memiliki atribut dan manfaat yang mampu memuaskan

(11)

2.1.3.1 Komponen Sikap

Menurut Suryani (2008:162), struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang

saling menunjang yaitu:

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan

stereotipeyang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan

penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau

problem yang kontroversial.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap

seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan

cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah

logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan

(12)

2.1.3.2 Fungsi Sikap

Sikap menurut Loudon dan Della Bitta dalam Harsya (2013:49) mempunyai

empat fungsi:

a. Fungsi Penyesuaian

Fungsi ini mengarahkan manusia menuju objek yang menyenangkan atau

menjauhi objek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep

utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi

hukuman.

b. Fungsi Pertahanan Diri

Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman

serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan

diri.

c. Fungsi Ekspresi

Nilai Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha

untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih

nyata dan lebih mudah ditampakkan.

d. Fungsi Pengetahuan

Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur

rapi,oleh karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi, dan

pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap

(13)

2.1.3.3 Faktor-Faktor Pembentukan Sikap

Terbentuknya sikap tidak terlepas dari lingkungan dimana konsumen

melakukan pembelajaran. Faktor-faktor yang berperan penting dalam

pembentukan sikap, yaitu (Suryani,2008:174):

1. Pengalaman Langsung

Pengalam individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan

membentuk sikap tertentu pada individu. Karena itu, sikap akan lebih

mudahterbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh Keluarga

Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sikap maupun

perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena

konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan

lingkungan yang lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap

konsumen terhadap produk tertentu memiliki hubungan yang kuat dengan

sikap orangtuanya terhadap produk tersebut.

3. Teman Sebaya

Tidak hanya pengaruh keluarga terhadap pembentukan sikap, teman

sebaya juga juga punya peran yang cukup besar terutama bagi anak-anak

remaja dalam pembentuka sikap. Adanya kecenderungan untuk

mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya, mendorong para

anak muda mudah dipengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan

(14)

4. Pemasaran Langsung

Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas

produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam

pembentukan sikap konsumen.Dalam pemberitaan surat kabar maupun

radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

2.1.4 Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:158), konsumen membuat banyak

keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti

keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan

tentang apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, dan mengapa mereka

membeli.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181), keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama

adalah sikap orang lain, dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak

diharapkan. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu

menghasilkan pembelian yang aktual.

Menurut Morissan (2010:111), keputusan pembelian (purchase decision) adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun

(15)

purchase). Ketika konsumen memilih untuk membeli suatu merek, ia masih harus melaksanakan keputusan dan melakukan pembelian yang sebenarnya.

Menurut Nugroho (2010:331), mendefinisikan suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku.

Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

Inti dari pengambilan keputusan konsumen (cunsumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi

dua alternatif, dan memilih satu diantaranya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian

merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam

pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan

dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih

dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.

2.1.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179), proses keputusan pembelian

terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian, perilaku pascapembelian. Adapun penjelasan dari

tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Proses Keputusan Pembelian Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:179)

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

(16)

1. Pengenalan kebutuhan (need recognition) yaitu tahap pertama proses keputusan pembeli, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau

kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal dan

rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi (information search) yaitu tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen ingin mencari informasi lebih

banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau

melakukan pencarian informasi secara aktif.

3. Evaluasi alternatif (alternative evaluation) yaitu tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk

mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.

4. Keputusan pembelian (purchase decision) yaitu keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli.

5. Perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yaitu tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan

selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau

ketidakpuasan mereka.

2.1.4.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 177), perilaku pembelian sangat

berbeda untuk berbagai produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya

melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak.

(17)

Tabel 2.2

Empat Tipe Perilaku Pembelian

Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah Banyak Perbedaan

Sumber : Kotler dan Armstrong (2008: 177)

1. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behavior) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin

sangat terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli, dan

sangat memperlihatkan ekspresi diri.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance-reducing buying behavior) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya

melihat sedikit perbedaan antar merek.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit

perbedaan merek. Konsumen memiliki keterlibatan rendah dengan

sebagian besar produk murah yang sering dibeli.

4. Perilaku Pembelian Mencari Keberagaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keberagaman

(18)
(19)

Lanjutan Tabel 2.3

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk

yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

yang diterapkan oleh pembeli. Atribut yang melekat pada suatu produk digunakan

oleh konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk yang

digunakan untuk memutuskan dalam melakukan pembelian. Dengan mengetahui

atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka

perusahaan dapat menentukan strategi untuk mengembangkan dan

menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.

Keberadaan merek memiliki sifat yang khas pada suatu produk sifat yang

khas inilah yang membedakan produk yang satu dengan yang lainnya. Merek

adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau lambang, desain, warna, atau

kombinasi atribut produk lain yang diharapkan dapat memberikan identitas dan

(20)

Seiring berkembangnya waktu, kegunaan dari kemasan semakin berkembang.

Kegunaan kemasan sebagai pelindung dan pembungkus suatu produk berubah

menajadi posisi penting dalam memasarkan suatu produk. Selain sebagai

pengemas produk, kemasan juga merupakan penampilan pertama dari citra

pemasaran suatu produk. Kemasan harus menyampaikan informasi atau pesan

yang jelas dan singkat untuk meraih perhatian konsumen dan tertarik dalam

memutuskan pembelian.

Unsur lain yang terdapat di atribut produk yang berpengaruh terhadap

keputusan pembelian adalah layanan pelengkap. Layanan pelengkap berguna bagi

konsumen dalam memutuskan pembelian. Dengan adanya layanan pelengkap,

konsumen dapat mengetahui informasi dari suatu produknya. Sehingga konsumen

tidak hanya membeli produk yang dapat memenuhi kebutuhannya saja, tetapi juga

membeli produk yang menawarkan atribut produk yang terbaik salah satunya

layanan pelengkap.

Sikap yang dikembangkan terhadap suatu merek produk akan disesuaikan

dengan kebutuhan ekspresi dan aktualisasi dirinya. Konsumen memiliki sikap

dalam memutuskan pembelian bergantung pada kemampuan produk

mengekspresikan dirinya dengan baik untuk dibeli. Keputusan pembelian

(purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Jika

atribut-atribut produk mampu mengekspresikan nilai-nilai dirinya, maka

konsumen akan membeli produk itu, dan akan bersikap positif terhadap produk itu

(21)

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka konseptual dalam penulisan

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Luwak White Koffie pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Merek (X1)

Kemasan (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

Sikap Konsumen (X4)

(22)

4. Merek, kemasan, sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan

Gambar

Gambar 2.1 : Proses Keputusan Pembelian
Tabel 2.2     Empat Tipe Perilaku Pembelian
Tabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Di perangkat yang dibuat pada penelitian ini terdapat pompa air motor dc yang digunakan untuk proses mengairi lahan pertanian dan 2 Little box yang berisi sensor kelembaban

Narkotika atau juga bisa disebut dengan Narkoba di Indonesia telah dikenal sejak masa Hindia Belanda yang dipergunakan untuk mengikat buruh-buruh yaitu orang cina yang dipekerjakan

No Nomor Peserta Nama Asal Sekolah

Tabel 4.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Responden dalam Menghadapi Menopause di Dusun Gulon Srihardono Pundong Bantul Yogyakarta Berdasarkan

Objek dari karya tulis ini adalah salah satu energi alternatif berupa energi matahari yang akan diubah menjadi bahan bakar berupa hidrogen melalui proses fotosintesis buatan.. Dan

Pityarisis versicolor atau yang disebut penyakit panu adalah suatu infeksi superfisialis pada kulit yang disebabkan oleh jamur Malassezia furfur yang menyerang

Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang manfaat pijat bayi.Tujuan penelitian adalah untuk Mengetahui Pengaruh penyuluhan terhadap minat ibu dalam

Dalam sistem ketatanegaraan, keberadaan lembaga-lembaga independen tersebut pelembagaannya harus disertai dengan kedudukan dan peranan ( role ) serta mekanisme