1
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merangsang bidang keilmuan yang lain untuk ikut berkembang, tak terkecuali bidang ilmu pendidikan perkembangan dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari adanya perubahan yang ada di dalamnya seperti kualitas guru, kurikulum, proses pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dll. Perubahan yang dilakukan ini memiliki tujuan agar siswa mampu menguasai materi atau bahan ajar secara optimal. Sebagai dampaknya adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti: buku teks, lks, modul, video, dll (Santyasa, 2007:21).
Belajar dan pembelajaran adalah konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lain. “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran” (Husamah dan Setyaningrum, 2013:99). Dalam dunia pendidikan pembelajaran melibatkan guru, siswa, dan bahan ajar. Keterlibatan siswa secara aktif merupakan hal penting dalam proses pembelajaran. Untuk menarik minat dan meningkatkan hasil belajar siswa, guru perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang dimiliki oleh siswa. Apabila guru yang melaksanakan pembelajaran memiliki kompetensi guru sebagai mana mestinya maka pembelajaran akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan kurikulum.
dengan KTSP. Pasal 1 ayat (19), misalnya, menjelaskan definisi operasional kurikulum. Menurut Pasal 1 ayat (19), ”Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.” Definisi tersebut menegaskan bahwa kurikulum dipakai sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pembelajaran. Bukan buku teks yang sebenarnya lebih berperan sebagai salah satu sumber pembelajaran. KTSP merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dalam Standar Nasional Pendidikan Pasal 1, ayat 15 dikemukakan bahwa “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.” Kurikulum ini disusun dan dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan berdasarkan standar isi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006) dan standar kompetensi lulusan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006). Standar isi dan standar kompetensi lulusan merupakan pedoman pengembangan KTSP untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sedangkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Rumusan tentang kurikulum ini mengandung makna bahwa kurikulum meliputi rencana, isi, dan bahan pelajaran dan cara penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya, pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
“(a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya, (h) pendidikan jasmani dan olah raga, (i) keterampilan, dan (j) muatan lokal.”
menggunakan metode pembelajaran yang menarik, sehingga dapat untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan secara mandiri dan berkelompok.
Pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah mata pelajaran yang mempelajari ilmu alam untuk siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP). Namun berbeda pada istilah yang terdapat di sekolah menengah atas (SMA) dan perguruan tinggi, kata IPA lebih dikenal sebagai salah satu penjuruan kelas yang secara khusus lebih memfokuskan ilmu-ilmu eksata. Sementara itu, Trianto (2010) mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep.
Dimensi perencanaan atau pengaturan dalam KTSP salah satunya berisi bahan ajar. Depdiknas (2004: 13) Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh bahan ajar yang digunakan, termasuk didalamnya yaitu penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Proses pembelajaran. Rohman dan Amri (2013: 96) ‘Pemilihan materi pembelajaran itu menyediakan aktivitas-aktivitas yang berpusat pada siswa’. Pada dasarnya LKS berisi kegiatan pembelajaran yang menyediakan aktivitas yang berpusat pada siswa. Prastowo (2011: 204) menyatakan “Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.” Dengan demikian, LKS merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dan dikembangkan oleh guru harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Untuk memaksimalkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran, maka harus ada pembimbing yang mengarahkan dan membimbing siswa ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran.
Putro (2012:96) menyatakan “model inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan kepada suatu diskusi”. Pendekatan inkuiri terbimbing memerlukan alat bantu berupa LKS yang di dalamnya berisi tuntunan atau bimbingan untuk siswa melakukan kegiatan belajarnya agar mendapatkan pemahaman konseptualnya. Hal ini disebabkan, dalam inkuiri terbimbing siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif dan mandiri dengan mendapat bimbingan dan arahan dari guru. Sebagai seorang pengajar, guru berperan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru sebagai pembimbing dan fasilitator diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan dan juga dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswanya dalam pembelajaran (E Mulyasa, 2007:53).
pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing yang layak digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka peneliti mengembangkan sebuah produk dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing
Materi Sifat-sifat Cahaya Kelas V Sekolah Dasar.”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disampaikan maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan:
1. Apakah LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-sifat Cahaya layak untuk digunakan sebagai sumber belajar IPA kelas V di Sekolah Dasar?
2. Bagaimanakah mengembangkan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-sifat Cahaya untuk siswa kelas V Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-sifat Cahaya yang layak untuk digunakan sebagai sumber belajar IPA di Sekolah Dasar.
2. Mengetahui hasil pengembangan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-sifat Cahaya kelas V Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang diharapkan yaitu :
A. Manfaat Teoritis
B. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada siswa.
Memberikan alternatif bahan ajar yang dapat memfasilitasi pencapaian pemahaman konsep siswa.
2. Bagi Guru
Memberikan alternatif LKS dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
Menambah pengalaman guru dalam penggunaan LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing untuk mencapai kompetensi siswa yang diinginkan.
3. Bagi Sekolah
Menambah koleksi perpustakaan atas karya guru.
Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif.
Menyediakan reverensi kepustakaan yang memsupervisi guru yang sedang menyusun skripsi.
1.5 Spesifikasi Produk yang diharapkan
Spesifik produk yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Produk LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-sifat Cahaya sebagai bahan pembelajaran siswa Kelas V Sekolah Dasar.
a. Standar Kompetensi
1) Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu model / karya.
b. Kompetensi Dasar
1) Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
2. LKS Berbasis Model Inkuiri Terbimbing yang dihasilkan berisi: a. Halaman Judul
b. Kata Pengantar c. Daftar Isi
d. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator e. Petunjuk Penggunaan LKS
f. Kegiatan
1. Diskusi Kelompok 2. Eksperimen Kelompok 3. Demostrasi Kelompok g. Ringkasan Materi
h. Latihan Soal i. Glosarium j. Evaluasi k. Daftar Pustaka l. Kunci Jawaban
3. Dalam penyampaian materi, LKS ini menggunakan bahasa yang komunikatif dan memposisikan siswa sebagai subjek sehingga siswa menjadi lebih aktif. 4. Penjabaran materi dan petunjuk di dalam LKS dapat merangsang siswa untuk
mau menemukan jawaban dari pertanyaan ilmiah yang ada.
5. LKS ini dapat digunakan sebagai bahan belajar oleh siswa dan juga sebagai sumber oleh guru.