AUDIT OPERASIONAl ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA
PT.PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA WARU
SIDOARJO
Rafika Redhitawati W, Ali Rasyidi, Siti Rosyafah
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya
Rafika.redhita@gmail.com
ABSTRAK
PT. Panggung Electric Citrabuana adalah perusahaan dagang yang bergerak di bidang elektronik. Tujuan dari peneliti melakukan audit operasional atas fungsi persediaan adalah untuk mengetahui factor – factor yang menyebabkan terjadinya permasalahan pada audit operasional atas fungsi persediaan serta mengupayakan tindak perbaikan. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dimana dilakukan berdasarkan fakta – fakta yang telah terjadi di perusahaan. Sumber data primer berasal dari observarsi, wawancara, serta data sekunder yang brasal dari kepustakaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan kinerja operasional perusahaan atas fungsi persediaan secara keseluruhan cukup baik. Namun perusahaan perlu mengambil dan melakukan tindak perbaikan dalam beberapa hal atas permasalaan tersebut yang telah disarankan untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan atas fungsi persediaannya secara lebih, efektif, dan efisien.
Kata Kunci : Audit Operasional, fungsi persediaan, efektif dan efesiensi
ABSTRACT
PT. Stage Electric Citrabuana is a trading company engaged in the field of electronics. The purpose of the researcher conducted an operational audit of the inventory function is to determine the factors - factors that cause problems in the operational audit of inventory function and seek corrective action. The method used in doing this research is descriptive qualitative method which is done based on fact - facts that have happened in company. Primary data sources are derived from observations, interviews, as well as the secondary data that are literary from the literature. From the results of research conducted can be concluded the company's operational performance of the overall inventory function quite well. However, companies need to take and do remedial actions in some respects that have been suggested to improve the company's operational performance of its supply functions more effectively, and efficiently.
PENDAHULUAN
Persaingan dunia usaha memasuki masa yang sangat kompleks.
Munculnya perusahaan baru menyebabkan perusahaan lama segera membenahi
manajemen perusahaan agar dapat lebih efektif dan efisien dari sebelumnya.
Terjadi di bidang perindustrian maupun perdagangan, untuk itu perusahaan
memberdayakan seluruh sumberdaya yang dimiliki untuk menghadapi persaingan
yang semakin ketat. Agoes (2013:172) mendefinisikan bahwa Audit operasional
adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh
manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan
secara efektif, efisien, dan ekonomis.
PT Panggung Elektric Citrabuana yang merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang elektronik, perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam
elektronik termasuk smartphone, mesin cuci, TV, DVD dll dan setiap harinya
bagian gudang dalam melakukan penerimaan barang dari pemasok dan
pengiriman barang kepelanggan dalam jumlah yang besar dan dengan jenis yang
beragam. Kondisi saat ini pada PT. Panggung Elektric Citrabuana belum
sepenuhnya berjalan efisien dan efektif dikarenakan permasalahan di gudang yang
mengalami tidak ketelitian pada saat melakukan stock opname. Begitu juga
dengan material yang di pesan barang tidak selalu datang tepat waktu sehingga
kadang karyawan menunggu hingga beberapa hari dan material tersebut banyak
sekali yang mengalami barang cacat itu menyebabkan barang tersebut tidak dapat
dipergunakan dan dapat merugikan perusahaan. Maka dari itu , audit operasional
atas persediaan barang dagang sangat diperlukan untuk mengurangi resiko
terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan
dan memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik sehingga kemudian
dapat dibuatlah suatu usulan perbaikan.
Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan audit operasional atas fungsi persediaan pada PT.Panggung
Electric Citrabuana Sidoarjo?
Tujuan
Mendapatkan gambaran tentang pengelolaan persediaan barang pada PT.
Panggung Electric Citrabuana Sidoarjo
TINJAUAN PUSTAKA Audit Operasional
Definisi Audit Operasional
Bayangkara (2013:2) Audit operasional adalah rancangan secara sistematis
untuk mengaudit aktivitas – aktivitas, progam – progam yang diselenggarakan,
atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah
sumber daya dan dana telah digunakan secara efesien, serta tujuan dari progam
dan aktifitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar
ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.
Langkah – langkah Audit Operasional
Bayangkara (2015:11-13) tahap-tahap dari audit operasional sebagai
berikut:
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang
terhadap objek yang diaudit. Pada samping itu, audit ini juga dilakukan
penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan
dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang
telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung
kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dari informasi latar belakang ini,
auditor dapat menentukan tujuan audit sementara (tentative audit objective).
Dalam tahap audit ini auditor dapat menentukan beberapa tujuan audit
sementara.
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan menilai efektivitas
pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini
juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan dengan
tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan dan kompeten dalam tahapan ini
disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan
audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal
ini penting untuk menyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang
keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk
melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.
5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut
(perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Pengertian Persediaan
Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi obyek pokok
aktivitas perusahaan yang tersedia untuk diolah dalam proses produksi atau dijual,
pada perusahaan dagang tentu saja barang – barang yang menjadi obyek
pokoknya adalah barang – barang yang diadakan (dibeli) untuk dijual kembali.
Barang – barang demikian ini disebut persediaan barang dagangan (merchandise
inventory), sedangkan pada perusahaan manufaktur di mana aktivitas pokok
perusahaan adalah meningkatkan nilai guna benda melalui proses produksi –
proses untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi – terdapat 3 (tiga)
macam barang yang menjadi obyek pokok perusahaan, yaitu :
2. Persediaan barang dalam proses (work in proses inventory)
3. Persediaan barang jadi (finished good inventory)
Pengendalian Intern Atas Persediaan
Pentingnya pengendalian terhadap persediaan pada prinsipnya
pengendalian persediaan di dalam suatu perusahaan dapat mempermudah atau
memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara
berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan.
Adapun manfaat persediaan bagi perusahaan adalah :
1. Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya sesuai permintaan
pasar pada saat itu Dengan adanya persediaan, maka jika terjadi permintaan
yang berlebih dari para pelanggan, maka perusahaan dapat menutupi
permintaan tersebut dengan persediaan yang tersedia digudang, sehingga para
pelanggan akan merasa dihargai karena kita selalu memenuhi permintaan yang
mereka butuhkan, sehingga kita dapat membuat mereka loyal pada perusahaan
kita.
2. Meminimalkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang
dibutuhkan perusahaan. Dengan adanya persediaan yang mencukupi, apabila
ada permintaan yang berfluaktuasi dari para konsumen, perusahaan masih
tetap dapat melakukan operasi sebagaimana biasanya, karena persediaanya
yang ada digudang masih bisa digunakan walau barang-barang yang untuk
melakukan operasi mengalami keterlambatan, sehingga dengan adanya
persediaan tidak akan menganggu jalannya operasi.
3. Mengontrol stok persediaan digudang dengan baik
4. Mempertahankan stabilitas atau kelancaran kegiatan operasi perusahaan.
Dengan adanya persediaan yang mencukupi, maka apabila ada masalah
dengan proses pengiriman bahan dari supplier dengan perusahaan, maka
dengan adanya persediaan ini dapat mempertahankan stabilitas dan kelancaran
proses operasi perusahaan, sehingga perusahaan masih dapat memenuhi
5. Untuk menciptakan persediaan yang efektif dan efisien yang mampu
memenuhi permintaan pasar saat keadaan biasa ataupun permintaan disaat
berfluktuasi maka dalam mengelola persediaan tersebut sangat diperlukan
perencanaan dan pengendalian persediaan itu sendiri, sehingga pemanfaatan
dan penggunaan serta memenuhi permintaan pasar dapat dilakukan secara
optimal. Dengan memanfaatkan teknologi informasi saat ini yang sangat
bervariatif pengusaha dapat memanfaat kan teknologi informasi tersebut untuk
dapat mengontrol perusahaannya dengan baik, bukan hanya pada persediaan
saja melainkan semua unsur yang ada dalam perusahaannya dapat dikontrol
dengan baik.
Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan
Ada 2 (dua) metode pencacatan untuk persediaan yaitu :
1. Metode pencatatan persediaan perpektual
Metode pencatatan persediaan adalah di mana pencatatan yang up-to-date
terhadap barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan nilai
persediaan.
2. Metode pencatatan persediaan periodic
Metode pencatatan persediaan adalah di mana kuantitas persediaan ditentukan
secara periodik yaitu hanya pada saat perhitungan fisik yang biasanya
dilakukan secara stock opaname.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan pendekatan kualitatif
deskriptif yaitu suatu metode penelitian untuk mempelajari dan memperoleh
gambaran mengenai situasi dan kejadian. Karena pendekatan kualitatif deskriptif
mampu mengumpulkan informasi status gejala yang ada, menggambarkan
keadaan dan kondisi apa adanya dalam perusahaan tersebut pada saat penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Survey pendahuluan
Yaitu dengan mengadakan survai langsung pada perusahaan dengan tujuan
untuk memperoleh gambaran umum tentang situasi dan kondisi perusahaan
yang berkaitan dengan latar belakang perusahaan untuk dianalisis lebih lanjut.
2. Studi kepustakaan
Yaitu megumpulkan data dan mempelajari buku – buku teori yang berisi
konsep dasar tentang audit operasional yang akan dijadikan dasar penerapan
yang akan dijadikan dasar penerapan audit operasional yang akan dijadikan
dasar penerapan audit operasional dalam menilai fungsi persediaan.
3. Survey lapangan
Merupakan kelanjutan dari survey pendahuluan dengan menggunakan
beberapa cara antara lain :
a. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas fungsi
persediaan dalam perusahaan sehingga diperoleh informasi bagaimana
system dan prosedur penilaian kinerja yang digunakan selama ini, apakah
sesuai dengan teori yang telah ada atau terjadi penyimpangan.
b. Wawancara,
Yaitu mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan
untuk memperoleh informasi yang berkenaan dengan job description yang
diterapkan serta wawancara dengan bagian gudang tentang bagaimana
penilaian kerja yang telah dijalankan selama ini.
c. Dokumentasi
Yaitu salah satu cara untuk mendapatkan data yang diinginkan dengan cara
Teknik Analisas Data
Analisis data adalah kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan dari
hasil penelitian atau pustaka. Adapun teknik analisis data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Semua hasil dari proses pengumpulan data akan dikumpulkan, baik yang
berupa dokumen – dokumen yaitu kartu persediaan , kartu gudang, surat
permintaan pembelian, surat order pembelian dan yang berhubungan dengan
persediaan maupun dari hasil observasi dan wawancara. Hasil tersebut akan
didokumentasikan dalam bentuk tulisan terlebih dahulu sebelum dilakukan
analisis.
2. Dari semua bukti data dokumentasi, hasil pengamatan, serta wawancara
dengan internal audit, kemudian dilakukan pemahaman dan analisis dengan
mempelajari hubungan – hubungan yang ada dan diadakan perbandingan
dengan kriteria pemeriksaan yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam
penelitian ini.
3. Dari hasil perbandingan, apabila ditemukan kelemahan – kelemahan dalam
Audit operasional atas fungsi persediaan maka diberikan saran dan
rekomendasi untuk perbaikan.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan audit yang saya peroleh selama audit yang saya lakukan,
saya dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Pemesanan barang tidak selalu datang pada tepat waktu
a. Kondisi:
Sering kali pemesanan bahan baku tersebut tidak selalu datang sesuai dengan
yang kita harapkan, ini akan mengakibatkan keterlambatan pada proses
produksi.
Seharusnya pemesanan bahan baku dilakukan di hari-hari sebelumnya agar
dapat menjangkau keterlambatan bahan baku yang akan diproses dan kita
tidak akan menunggu terlalu lama.
c. Akibat:
Jika bahan mbaku datang terlambat maka banyak sekali yang kita rugikan
terutama pada pemesanan konsumen jika lama barang tersebut dikirim terlalu
lama maka permintaan konsumen akan semakin menurun.
b. Sebab:
Perusahaan akan merasa rugi jika permintaan konsumen menurun, oleh karena
itu kita harus lebih efektif dalam pemesanan bahan baku yang akan diproses.
2. Lokasi gudang perusahaan sering dimasuki oleh orang lain sehingga dinilai
pengawasan terhadap persediaan di gudang kurang memadai.
a. Kondisi:
Setiap orang yang tidak mempunyai otorisasi dari pihak wewenang tanggung
jawab atas gudang diperbolehkan masuk ke dalam gudang. Hal ini
memperlihatkan bahwa gudang kurang mendapatkan pengawasan yang ketat
dari kepala gudang.
b. Kriteria:
Gudang hanya diperbolehkan untuk dimasuki oleh dari bagian gudang saja.
Apabila ada staff dari fungsi lain yang berkepentingan untuk masuk ke gudang
maka diotorisasi dari kepala gudang dan pengawasan dari petugas gudang
yang bersangkutan.
c. Akibat:
Semua orang dapat dengan bebas masuk ke dalam gudang tanpa ada
pengawasan, sehingga akan mempermudah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan seperti terjadi kehilangan persediaan yang dapat merugikan
persediaan.
d. Sebab:
Lokasi gudang dekat dengan lokasi pabrik dan untuk mempermudah arus
3. Barang jadi yang telah siap untuk dikirim ke konsumen menumpuk di
gudang.
a. Kondisi:
Perusahaan memproduksi barang terlalu banyak, tidak sesuai dengan pesanan
pelanggan. Dan bagian produksi sering kali memproduksi berbagai macam
tipe smartphone ini mengakibatkan akan menumpuknya barang jadi di
gudang.
b. Kriteria:
Seharusnya barang yang sudah jadi diharapkan dikirim terlebih dahulu agar
proses pengiriman dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang ada.
c. Sebab:
Perusahaan merasa bahwa smrtphone yang diproduksi ini bisa laku dipasaran
dan harus dibuatkan stock agar bila permintaan banyak, perusahaan bisa
langsung mengirimkan kepada pelanggan sehingga pelanggan tidak perlu
menunggu lama untuk mendaptakan barang tersebut. Perusahan juga kurang
memperhatikan ko9ndisi pasar yang lemah, menurut perusahaan jika barang
bagus akan segera laku dipasaran.
d. Akibat:
Perusahaan akan mengalami kerugian karena barang digudang menumpuk
dan lama kelamaan akan menjadi rusak.
4. Kurangnya pengawasan pemeriksaan kualitas terhadap barang material pada
proses produksi.
a. Kondisi:
Barang yang akan diproduksi terutama smartphone akan mengalami dampak
kerugian jika material tersebut banyak sekali yang mengalami kerusakan pada
bagian materialnya. Untuk itu diharapkan bagian produksi dilakukan cek
visual sebelum melakukan tahap proses yang lebih lanjut.
b. Kriteria:
Bagian produksi seharusnya selain memeriksa kuantitasnya juga harus
memeriksa kualitas barang yang diterima, apakah sudah benar-benar tidak
produksi maka segera di tindaklanjuti ke bagian repair dan segera membuat
laporan.
c. Sebab:
Barang yang diterima cukup banyak sehingga perlu memakan banyak waktu
untuk diperiksa kualitasnya. Dan sering kali terjadi kelolosan pada proses cek
visual karena kurangnya ketelitian dan kecermatan pada pemeriksaannya.
Maka pemeriksaan kualitas tersebut harus ada beberapa orang yang
membantu dalam cek visual. Kualiatas tersebut harus sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh konsumen, agar tidak terjadi komplain dan tidak akan
merugikan perusahaan. Bagian IQC tetap melakukan pengecekan ulang agar
tidak ada yang kelolosan pada saat berakhirnya tahap pengiriman.
d. Akibat:
Perusahaan akan menerima retur dari pelanggan, ini dikarenakan pelanggan
merasa kecewa dengan kualitas barang perusahaan. Jika pemeriksaan ini tetap
berlanjut sesuai dengan apa yang dilakukan sebelumnya pada akhirnya
perusahaan akan kalah bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
Perusahaan juga akan kehilangan pelanggan yang berakibat pada penurunan
penjualan perusahaan.
5. Sering terjadi pengerjaan ulang, pemborosan bahan baku dan kegagalan
produk dalam memenuhi spesifikasi standart produk yang harus dicapai.
a. Kondisi :
Setiap produk yang akan diproduksi memiliki standart spesifikasi produk
masing – masing yang harus dicapai atau telah dinyatakan lulus uji akhir
sehingga produk tersebut siap dijual dipasaran. Ternyata ada beberapa produk
yang gagal atau tidak memenuhi standart kualitas produk sehingga harus
dilakukan pengerjaan ulang yang mengakibatkan adanya pemborosan bahan
baku dan waktu.
b. Kriteria :
Seharusnya tidak ada terjadinya kegagalan produk dalam memenuhi standart
spesifikasi dalam pengerjaan ulang sehingga mengakibatkan pemborosan
c. Sebab :
Terjadinya kegagalan produk yang dihasilkan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi sehingga dilakukan pengerjaan ulang terhadap produk gagal
tersebut. Sering kali produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan ukuran atau
terjadi kerusakan yang mengakibatkan produk tersebut mengalami NG.
d. Akibat :
Pada saat akan dilakukan pemeriksaan sebelum produk dipasarkan ditemukan
adanya beberapa produk yang tidak sesuai atau tidak memenuhi standart
kualitas produk. Hal ini mengakibatkan produk smratphone tidak dapat dijual
kepasaran sehingga adanya pengerjaan ulang terhadap produk tersebut.
Perngejaan ulang terhadap produk gagal akan berdampak adanya pemborosan
bahan baku dan waktu
Rekomendasi
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi
sebagai koreksi atau langkah yang bisa diambil untuk memperbaiki kelemahan
tersebu
1. Judul permasalahan : Pemesanan barang tidak selalu datang pada tepat waktu
Saran :
Maka dari itu perusahaan harus dapat memesan bahan baku sebelum waktu
yang telah ditentukan agar tidak sampai memperlambat waktu proses
produksi.
2. Judul permasalahan: Lokasi gudang perusahaan sering dimasuki oleh orang lain sehingga dinilai pengawasan terhadap persediaan di gudang kurang memadai.
Saran :
Maka perusahaan harus lebih lagi memperketat tempat gudang dengan cara
disiap kan security untuk menjaga area gudang. Dan setiap orang yang
3. Judul permasalahan :Barang jadi yang telah siap untuk dikirim ke
konsumen menumpuk di gudang. Saran :
Perusahaan seharusnya tidak menstock barang terlalu banyak
tetapisecukupnya saja, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila
pelanggan tiba – tiba memerlukan produk tersebut dalam waktu dekat.
4. Judul permasalahan :Kurangnya pengawasan pemeriksaan kualitas
terhadap barang material pada proses produksi. Saran :
Perusahaan seharusnya melakukan pengawasan material terlebih dahulu,
sebelum material tersebut diproduksi. Karena akan memerlukan waktu yang
banyak untuk dilakukan cek visual tersebut. Dan jika banyak barang material
yang cacat perusahaan harus komplien ke suppliyer tersebut.
5. Judul permasalahan : Sering terjadi pengerjaan ulang, pemborosan bahan baku dan kegagalan produk dalam memenuhi spesifikasi standart produk yang harus dicapai.
Saran:
Sebaiknya peralatan yang ada harus dimaksimalkan penggunaannya atau ada
beberapa peralatan yang harus diperbaiki yang seringkali membuat
kemacetan.
SIMPULAN
Dari hasil analisis antara teori dan data – data yang terdapat pada
perusahaan, maka penulis akan menarik suatu kesimpulan sebagai hasil
pembahasan yang dilakukan penulis terhadap PT. Panggung Electric Citrabuana
Waru Sidoarjo adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian, ternyata sistem pengendalian manajemen yang
diterapkan oleh perusahaan cukup memadai, hal ini dapat dilihat bahwa dalam
pelaksanaan persediaan sudah dilaksanaakan dengan baik dan sesuai dengan
kebijakan manajemen perusahaan, sehingga operasional perusahaan dapat
2. Pengelolahan persediaan mulai dari pembelian bahan baku, penerimaan bahan
baku, sampai proses produksi untuk menghasilkan barang jadi berupa
smartphone telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, sehingga pengelolahan persediaan sudah sesuai
efesiensi perusahaan.
3. Perusahaan telah mempunyai struktur organisasi dengan pembagian tugas ,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas, sehingga pelaksanaan dan
pengendalian perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Hal ini untuk
menunjang pengelolahan persediaan yang efesien dan efektif.
SARAN
Berdasarkan kelemahan – kelemahan yang ditemukan selama dilakukan
penelitian audit operasional atas fungsi persediaan, maka saran – saran yang
mungkin berguna bagi perusahaan dalam memperbaiki kelemahan – kelemahan
atas fungsi persediaan yaitu sebagai berikut :
1. Dengan datangnya barang yang terlambat, maka karyawan juga akan tidak
dapat bekerja dengan jam operasionalnya. Dikarenakan karyawan tetsebut juga
merasa bingung apa yang harus dikerjakan. Maka dari itu perusahaan harus
dapat memesan bahan baku sebelum waktu yang telah ditentukan agar tidak
sampai memperlambat waktu proses produksi.
2. Lokasi gudang banyak sekali dimasuki oleh orang yang tidak berkepentigan di
area gudang ini disebabkan akan terjadinya pencurian atau kehilangan barang
tersebut. Maka perusahaan harus lebih lagi memperketat tempat gudang dengan
cara disiap kan security untuk menjaga area gudang. Dan setiap orang yang
memasuki area gudang dapat bisa dilakukan cek body agar tidak terjadi hal –
hal yang mencurigakan.
3. Perusahaan seharusnya tidak menstock barang terlalu banyak tetapi
yang sedang lemah, pelanggan juga akan pasti ragu dalam melakukan
permintaan barang sehingga perusahaan sebaiknya memproduksi secukupnya.
4. Perusahaan seharusnya melakukan pengawasan material terlebih dahulu,
sebelum material tersebut diproduksi. Karena akan memerlukan waktu yang
banyak untuk dilakukan cek visual tersebut. Dan jika banyak barang material
yang cacat perusahaan harus komplien ke suppliyer. Agar barang tersebut
dapat bisa diperbaiki lebih baik sebelum dikirim ke perusahaan untuk
diproduksi.
5. Sebaiknya peralatan yang ada harus dimaksimalkan penggunaannya atau ada
beberapa peralatan yang harus diperbaiki yang seringkali membuat kemacetan.
Dengan memiliki peralatan yang bekerja secara efesien dan efektif akan
menghasilkan produk smartphone dengan kualitas yang terbaik. Dengan
demikian diharapkan mengurangi kemungkinan adanya kegagalan produk
yang berujung pada pengerjaan ulang produk.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno 2012, Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Agoes, Sukrisno 2013, Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Agoes, Sukrisno 2014, Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Akbar, Rusdi. 2004. Pengantar Akuntansi, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Bhayangkara, IBK, 2015. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi , Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.
Iswara, Dewi. 2015. Penerapan audit operasional dalam menilai efisien, dan efektifitas fungsi penjualan pada CV Anugerah Jaya Sidoarjo. Skripsi, Universitas Bhayangkara Surabaya.
Kristianti, TE. 2010. Audit Persediaan Berdasar Standart Pekerjaan Lapangan Menurut SPAP . http://e-journal.uajy.ac.id/1699/3/2EA15427.pdf.
Miranda, Widjaja, Tunggal, 2003. Istilah Penting Manajemen Mutu, Jakarta: Penerbit Harvarindo.
Syakur, Ahmad Syafi’I. 2015. Intermediate Accounting, Edisi Revisi, Av Publisher Cakrawala, Jakarta.
Purnomo, Hari 2004, Pengantar Teknik Industri, Yogyakarta: Graha Ilmu
Wahyuningsih, Dewi. 2014. Analisis Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi Genteng pada PT Varia Usaha Beton Sidoarjo. E-journal,