• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PERPUSTAKAAN ANAK DI RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN PERPUSTAKAAN ANAK DI RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PERPUSTAKAAN ANAK

DI RUMAH SAKIT KANKER

“DHARMAIS”

JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

Oleh :

AZIZA NUR PERSIA

NIM. A2D009017

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aziza Nur Persia

NIM : A2D009017

Jurusan : S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peran Perpustakaan Anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta” adalah benar-benar karya ilmiah saya sendiri, bukanlah hasil plagiat karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, dan semua kutipan yang ada di skripsi ini telah saya sebutkan sumber aslinya berdasarkan tata cara penulisan kutipan yang lazim pada karya ilmiah.

Semarang, 1Agustus2013 Yang Menyatakan,

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

if you think its not enough, try again, and again, over and over again.

If you never try you’ll never know, just what you’re worth

Ikhlaslah, karena semua yang baik bermula dari keikhlasan.

PERSEMBAHAN

Degan terselesaikannya skripsi ini, maka penulis mempersembahkannya kepada :

1. Ayahanda Indra Prisma dan IbundaHalimah

sebagai orang tua, yang

selalumemberido’adanmemberikanmotivasi.

2. Adik-adikku, HenitaMahrunnisa,

FikriZainRamadhandanAyesaNajwa.

3. Semua sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan kepada penulis.

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi pada :

Hari :Kamis

Tanggal :1 Agustus 2013

Disetujui oleh, Dosen Pembimbing

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh Panitia Ujian Skripsi pada tanggal 29 Agustus2013

Ketua Penguji,

WijiSuwarno, S.IPI.,M.Hum. NIP. 197307142005011002

Anggota I,

EndangFatmawati, M.Si., M.A. NIP. 132314562

Anggota II,

(6)

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Shalawat serta semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Peran Perpustakaan Anak di Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta” ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Soedharto P. Hadi, MES. Ph. D, sebagai Rektor Universitas Diponegoro.

2. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang

3. Dra. Sri Ati, M.Si, selaku Ketua Jurusan S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya yang telah memberikan arahan kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

(7)

5. BapakWijiSuwarno, S.IPI.,M.Hum, IbuEndangFatmawati, M.Si., M.Aselakudosenpengujikomprehensifdanskripsi.

6. Bapak/Ibu Staf pengajar Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmu dan kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

7. dr. EdiSetiawanTehuteru, Sp.A selaku Pembimbingdari Rumah Sakit Kanker “Dharmais” yang telah memberikan arahan dan bimbingankepadapenulis.

8. Mas EdwinFauziselaku koordinator dari Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) yang telah membantu penulis di lapangan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

9. Kakakvolunteer yang telahmembantudalammengumpulkan data sehinggapenulisbisamenyelesaikanpenelitianini.

10. Anak-anak dan orangtua pasien yang telah menjadi narasumber, semoga selalu di beri kekuatan oleh Tuhan YME.

11. PerpustakaanFakultasIlmuBudayaUndip, PerpustakaanPusatUndip.

12. AyahIndraPrisma dan IbuHalimah tercinta yang selalu memberikan do’a, restu dan tak hentinya memotivasi penulis agar tak patah semangat dan terus berusaha.

13. Kakak-kakak dan adik-adikserta semua kerabat yang telah memberi do’a, semangat dan motivasi.

14. Dioba Ridho Rahman Do yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat dan hiburan.

(8)

16. Sahabat-sahabat seperjuangan, Ratih, Amanda, Laila, Yogi, Bayu, Jefri, Yanuar, Risang dan Teddy yang selalu memberi kejutan dengan kata-kata humor dan memberikan semangat kepada penulis.

17. Teman-teman Ilmu Perpustakaan 2009 yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

18. Teman-temanorganisasiRacanaDiponegoro, Riset Club danHimpunanMahasiswaJurusanIlmuperpustakaan.

19. Teman-teman KKN DesaGonoharjo, Kec.Limbangan, Kendal.

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca serta pengembangan Ilmu Perpustakaan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, Agustus 2013 Penulis,

(9)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Peran Perpustakaan Anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa peran perpustakaan bagi pasien anak.Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian inidi tentukan berdasarkan atas pertimbangan pemahaman dan penguasaan topik yang yang diteliti. Informan dalam penelitian diperoleh dari Dokter Spesialis AnakRumahSakitKanker “Dharmais”, KoordinatorYayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI), volunteer, pasien ruang anak dan orang tua pasien yang berjumlah 11 informan. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis Miles dan Huberman(Sugiyono, 2009:246-253)yaitu reduksi, penyajian data dan verifikasi.Keabsahan data yang digunakan melalui triangulasi.Dari hasil penelitian ditarik kesimpulan yakniperpustakaan anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” memiliki 4 peran. Pertama peran psikologi, yaitu membantu anak-anak dalam mengurangi rasa takut dan kejenuhan setelah melakukan terapi dan pengobatan.Keduaperan sosial, yaitu agar anak-anak tetap bisa bersosialisasi dan berkomunikasi dengan anak-anak lain atau pihak luar.Ketigaperan rekreasi, yaitu menjadikan perpustakaan sebagai sarana rekreasi yang menghibur.Keempat, peranedukasi,

yaitumenyediakandanmemfasilitasianakdalammendapatkanilmupengetahuanmelal uiberbagaimacamkoleksibuku.

Kata kunci: Perpustakaan Anak, Peran

(10)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 7

1.6 Kerangka Pikir... 8

1.7 Batasan Istilah ... 9

1.8 Penelitian Terdahulu ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan ... 10

2.2Fungsi dan Peran Perpustakaan... 11

2.3 Perpustakaan Khusus ... 14

2.4 Perpustakaan Rumah Sakit... 19

(11)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Jenis Penelitian ... 21

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 22

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

3.4 Sumber Data ... 22

3.5 Pengumpulan Data ... 24

3.5.1 Observasi... 24

3.5.2 Wawancara... 25

3.5.3 Dokumentasi ... 25

3.6 Teknik Analisis Data ... 26

3.6.1 Reduksi Data (Data reduction) ... 26

3.6.2 Penyajian Data (Data Display) ... 27

3.6.3 Verifikasi (Conclution Drawing) ... 27

3.7 Kredibilitas Data ... 27

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAANRUMAH SAKIT KANKER“DHARMAIS” 4.1Sejarah dan Profil Perpustakaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais”... 29

4.2 Struktur Organisasi ... 30

4.3 Tata Ruang ... 31

4.4Fasilitas Perpustakaan ... 31

4.5 Pelayanan ... 32

4.6 Jadwal KegiatanLayanan ... 33

4.7 Pengguna ... 35

4.8Koleksi ... 35

BAB V. PERAN PERPUSTAKAAN ANAK DI RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA 5.1Data Informan ... 38

5.2 Data Penelitian ... 41

(12)

5.2.2Peran Sosial... 43

5.2.3 Peran Rekreasi... 44

5.2.4PeranEdukasi... 47

5.2 Kendala yang DihadapiPerpustakaan... 49

BAB VI. PENUTUP 6.1 Simpulan ... 51

6.2 Saran... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Distribution of Childhood Cancer in “Dharmais” Cancer

Hospitalin2006–2012... 2

Tabel 2.1 PerpustakaanKhususdanUmum ... 15

Tabel 4.1Jadwal Kegiatan Anak Usia Dini ... 34

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Pedoman Wawancara ... 55

LAMPIRAN BTabelAnalisis Hasil Wawancara ... 56

LAMPIRAN CDokumentasi Penelitian... 59

LAMPIRAN DLembar KonsultasiSkripsi ... 64

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang menimbulkan kemampuan sel tumbuhtidak terkendali, menyerang jaringan biologis yang didekatnya dan bermigrasi ke jaringan tubuh lainnya (id.wikipedia.org).Kanker memiliki bermacam-macam jenis, mulai dari kanker leukimia, kanker mata, kanker kelenjar getah bening, kanker otak, kanker tulang, kanker ginjal, dan masih banyak jenis kanker lainnya. Kanker dapat dialami siapa saja, tidak hanya dialami oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak.

Berdasarkan data Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sepanjang

(16)

Tabel 1.1: Tabel Distribution of Childhood Cancer in

“Dharmais” Cancer Hospitalin 20062012

Sumber :Childhood Cancer Registry Dept. of Child Health, DCH, 2012.

(17)

menjadikan kecemasan, kekhawatiran dan terasa membosankan bagi pasien. Sehingga keberadaan perpustakaan memiliki arti penting bagi anak dalam melakukan berbagai aktifitas.

Berdasarkan Undang-Undang No.47tahun 2007 tentang Perpustakaan, salah satu fungsi perpustakaan ialah sebagai wahana rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Secara tidak langsung, perpustakaan memiliki peran penting dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana rekreasi bagi semua pengguna khususnya anak-anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Fungsi lain perpustakaan yakni dalam hal pendidikan, yakni dalam menunjang pendidikan bagi para pemustakanya.Perpustakaan tidak hanya berada di lingkungan lembaga pendidikan seperti sekolah maupun dinas pendidikan, perpustakaan juga penting berada di rumah sakit. Perpustakaan rumah sakit menurut Sulistyo-Basuki adalah perpustakaan yang ada di rumah sakit yang koleksinya dapat digunakan untuk staf medis seperti para dokter dan perawat untuk pasien (Sulistyo-Basuki. 1994:86). Dalam konteks perpustakaan anak yang berada di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” ini, koleksinya lebih dikhususkan untuk pasien.

Sejak diresmikannya ruang anak pada tanggal 16 Januari tahun 2006 oleh pihak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” yang bekerjasama

(18)

berbagai aktifitas yang diinginkannya, mulai dari membaca berbagai koleksi menarik, menggambar, bermain mainan edukatif, menulis, membuat kerajinan tangan, mading dan lain sebagainya.

Idealnya perpustakaan anak memiliki beberapa unsur. Secara umum unsur-unsur tersebut antara lain dari sarana fisik perpustakaan, kualitas pustakawan, dan program alternatif. Fisik perpustakaan maksudnya adalah gedung dari perpustakaan itu sendiri, apakah sudah representatif dan layak digunakan untuk perpustakaaan. Kualitas pustakawan disini juga sangat berperan penting, karena pustakawan adalah tonggak jalannya seluruh kegiatan yang ada di perpustakaan, baik melayani pemustaka secara langsung (tatap muka) maupun tidak secara langsung. Program alternatif juga demikian, tujuan penting diadakannya program alternatif agar dapat menarik perhatian pemustaka dan mencoba menghilangkan rasa bosan dengan pergantian suasana baru tergantung dengan program yang dijalankan.

(19)

kegiatan yang mereka sukai. Kegiatan pun tidak terbatas hanya di dalam perpustakaan, jika anak ingin membaca di ruang perawatan, koleksi bisa dibawa.

Peran perpustakaan dapat disesuaikan dengan jenis perpustakaan dan tujuan dari didirikannya perpustakaan tersebut. Beberapa perpustakaan memiliki tujuan didirikan perpustakaan adalah untuk menunjang kegiatan lembaga yang dinaunginya dalam hal pendidikan, penelitian maupun menjaga warisan kebudayaan, tetapi ada pula perpustakaan yang didirikan khusus untuk sarana hiburan bagi para penggunanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mencoba untuk meneliti adakah peran perpustakaan yang berada di ruang anak tersebut. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dengan judul“Peran Perpustakaan Anak di Rumah

Sakit Kanker Dharmais Jakarta”.

1.2

Rumusan dan Batasan Masalah

(20)

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui peran perpustakaan anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.

1.4

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Bagi Penulis

1. Memperoleh pengetahuan mengenai peran perpustakaan bagi anak khususnya di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.

2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Strata Satu (S1)

1.4.2 Manfaat bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengevaluasi sesuai peran dan fungsi perpustakaan anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.

1.4.3 Manfaat Bagi Pihak Lain

(21)

1.5

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian berlangsung pada bulan April-Juli 2013 dengan melakukan wawancara dan observasi untuk mendapatkan data yang relevan.

(22)

1.6

Kerangka Pikir

Menimbulkan ketakutan akibat pengobatan, kebosanan/ kejenuhan dan memiliki keterbatasan melakukan berbagai kegiatan

Perpustakaan dijalankan untuk memfasilitasi pasien anak-anak dalam melakukan berbagai aktivitas guna mengurangi rasa ketakutan akan pengobatan dan mengurangi rasa kebosanan

Peran perpustakaan bagi pasien ruang anak Rumah sakit Kanker

“Dharmais”

1. Mengurangi ketakutan dan kejenuhan

(23)

1.7

Batasan Istilah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi istilah dari peran perpustakaan anak, yaitu perpustakaan yang dikelola untuk pemustaka tingkat anak-anak.

1.8

Penelitian Terdahulu

Sebelum adanya penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, telah ada penelitian sebelumnya mengenai perpustakaan anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais yaitu oleh peneliti bernama Nirma Hasiana. Persamaan dari kedua penelitian ini adalah tempat penelitian sama-sama berada di Perpustakaan Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Perbedaan antara

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Perpustakaan

Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti: 1.kitab, buku-buku, 2. kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per dan an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti: 1. kumpulan buku-buku bacaan, 2. bibliotek, dan 3. buku-buku kesusastraan (Kamus Besar Bahasa Indonesia) (Sutarno, 2006:11). Menurut Undang-Undang No. 47 tahun 2007 tentang Perpustakaan, “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Menurut The American Heritage Dictionary salah satu pengertian perpustakaan adalah a place in which reading materials, such as books, periodicals, and newspapers, and often others materials such as

musical dan video recordings, are kept for use or leading.

(25)

mengatur tata cara, prosedur pelaksanaan agar kegiatan di perpustakaan berjalan dengan lancar.

2.2

Fungsi dan Peran Perpustakaan

Fungsi Perpustakaan berdasarkan Undang-Undang No.43 tahun 2007tentang Perpustakaan : Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu :

1. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi).

2. Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

3. Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan sarana untuk belajarbaik di lingkungan formal maupun non formal.

4. Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan, antara lain: novel, ensiklopedi, cerita dongeng, dan lain sebagainya.

5. Fungsi kultural, perpustakaan berfungsi untuk menyimpan dan melestarikan hasil kebudayaan masyarakat, seperti: benda-benda kuno, hasil kesenian, dan lain sebagainya.

(26)

Kegiatan utama di perpustakaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Pengadaan bahan pustaka, meliputi kegiatan

menghimpun/mengumpulkan, membeli, menerima

sumbangan/bantuan, tukar-menukar, menggandakan, menerbitkan dan kerjasama koleksi.

b. Pengolahan mencakup kegiatan registrasi, pengecapan, katalogisasi, klasifikasi, pengetikan kartu buku, pengetikan kartu katalog, pembuatan kode barcode, pembuatan perengkapan buku (label, slip, sampul, dan lain sebagainya), pembuatan lembar kerja (worksheet), penjajaran kartu, penyusunan koleksi pada tempat tertentu (rak), dan pemasukan data (entry data).

c. Layanan, mencakup kegiatan sirkulasi (peminjaman/pengembalian), keanggotaan, referensi, bimbingan pemakai, layanan baca, layanan unit perpustakaan kelililing (bagi perpustakaan tertentu), layanan ekstensi, penelitian, pendidikan pemakai, dan layanan yang memungkinkan untuk diadakan.

d. Sosialisasi, meliputi publikasi dan promosi.

e. Kerjasama perpustakaan dalam bidang pengolahan, katalog induk, pembinaan dan pengembangan profesi, membangun atau mengembangkan sistem jaringan antar perpustakaan.

(27)

(makalah, skripsi, tesis, disertasi, dll), artikel, kliping, dan lain sebagainya.

g. Pengembangan sumber daya manusia, mencakup seminar, loka karya, pendidikan dan pelatihan, program pendidikan formal, keanggoataan organisasi profesi dan lainnya.

h. Pembinaan dan pengembangan organisasi, yaitu: bidang penelitian dan pengembangan, pengelolaan/manajemen perpustakaan, studi banding, menjalin mitra kerja dan lain sebagainya.

i. Melakukan upaya preservasi koleksi antara lain, memelihara bahan pustaka, merawat bahan pustaka, melakukan penyiangan, melakukan fumigasi, menjaga temperatur/suhu agar stabil, mengatur ventilasi udara, menjaga koleksi supaya tetap baik, menjaga kebersihan perpustakaan, dan lain sebagainya.

j. Pembuatan peraturan/tata tertib meliputi, jadwal layanan, persyaratan anggota, peminjaman/pengembalian, penghargaan (reward) dan sanksi (punishment), apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan diperpustakaan, suasana tertib di perpustakaan.

k. Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk menyeleksi dan pengolahan koleksi, pengolahan, layanan, penelusuran, akses informasi, jaringan, komunikasi dan kerjasama, promosi dan publikasi, sosialisasi.

(28)

agar masyarakat tertarik, berminat dan tergugah untuk datang ke perpustakaan, meningkatkan jumlah pengunjung dan anggota perpustakaan, pengunjung merasakan dilayani dengan baik dan memuaskan, merasa nyaman (betah) di perpustakaan, ingin sering kembali ke perpustakaan, merasa mendapat perhatian dan bimbingan oleh petugas perpustakaan, mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya.

2.3

Perpustakaan Khusus

Menurut Sulistyo-Basuki (1993) dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan mengartikan perpustakaan khusus merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industri, maupun perpustakaan swasta. Pengertian lainnya, menurut Undang-Undang No.47 tahun 2007 tentang Perpustakaan, “perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperutukan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah atau organiasi lainnya.”

(29)

Tabel 2.1 Perpustakaan Khusus dan Umum

Perpustakaan Khusus Perpustakaan Umum

Kedudukan Bernaung di bawah

badan/instansi/lembaga/organisasi tertentu seperti organisasi profesi, perusahaan, pusat studi, departemen, dsb.

Bernaung di bawah lembaga/badan/organisasi publik seperti pemerintah, yayasan social, dsb.

Cakupan Subyek Berkaitan erat dengan bidang/subyek tertentu (khusus)

Mencakup bermacam

subyek/ bidang ilmu pengetahuan.

Koleksi Mempunyai jenis-jenis koleksi yang mempunyai informasi tertentu (bidang tertentu tergantung dari spesifikasi perpustakaan) dan termuat dalam berbagai media.

Biasanya koleksi berupa buku dan pamflet dengan cakupan bidang koleksi yang lebih luas dan umum.

Pemakai Mempunyai/Melayani pemakai

dalam kelompok tertentu.

Mempunyai/Melayani pemakai secara umum/luas

Fungsi Berfungsi untuk menyimpan,

menemukan, memberikan dan menyebarkan informasi secara cepat.

Berfungsi untuk

memberikan fasilitas baca dan pinjam untuk tujuan pendidikan, rekreasi dan penelitian.

Sumber : eprints.rclis.org (Sulistyo-Basuki, 2006)

Dan adapun ciri-ciri dari perpustakaan khusus lainnya ialah:

a. Jasa yang diberikan lebih mengarah pada minat anggota. b. Menitikberatkan kepada fungsi informasi.

c. Memiliki sifat khusus sesuai lembaga induknya.

(30)

Perpustakaan khusus seringkali disebut perpustakaan kedinasan, karena keberadaan perpustakaan tersebut ada pada lembaga pemerintahan atau lembaga swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak dengan instansi induknya. Oleh karena itu tugas dan fungsi perpustakaan khusus adalah menyediakan sumber-sumber informasi dan mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan tersebut. Pemakai perpustakaan biasanya terbatas pada para pegawai lembaga tersebut. Perpustakaan tersebut disebut perpustakaan khusus karena kekhususan koleksi, pemakai, tempatnya dan pengelolaannya.

Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan perpustakaan khusus, yakni:

1. Koleksi

(31)

Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam bentuk tercetak maupun media rekam lainnya.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Penanganan perpustakaan khusus memerlukan seorang “ahli” dalam bidang/subyek yang ditangani. Hal ini akan mempermudah perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan kebutuhan pemakainya. Untuk itu biasanya dalam perpustakaan khusus ini dibutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan paham akan bidang kerja/bidang yang ditangani oleh lembaga induknya, sehingga kebutuhan akan “pustakawan khusus” adalah penting.

3. Pengolahan

Proses pengolahan dalam perpustakaan khusus pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan perpustakaan pada umumnya. Hanya biasanya dalam proses pengolahan dituntut untuk lebih memberhatikan kecepatan dalam temu kembali informasi dan penyajian. Sehingga terkadang dalam klasifikasi contohnya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter perpustakaan tersebut.

4. Pengguna

(32)

terutama apabila dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan dan pengembangan perpustakaan itu sendiri. Tidak sedikit pengguna akan ikut andil dalam menentukan pola pengelolaan dan juga penentuan koleksi/informasi yang perlu disediakan oleh perpustakaan. Pengguna mempunyai arti penting karena pengguna merupakan faktor penting mengapa perpustakaan khusus itu ada.

5. Layanan

Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih kepada pengguna dan organisasi/badan induk yang membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat dan terbaru selalu ada.

(33)

2.4

Perpustakaan Rumah Sakit

Rumah Sakit dibagi 2 berdasarkan pelayanannya, yaitu:

1. Rumah Sakit Umum

Pelayanan dan perawatan terhadap para pasien yang menderita segala macam penyakit.

2. Rumah Sakit Khusus

Membatasi pasien kepada suatu golongan pasien yang menderita suatu jenis penyakit tertentu. (Hasiana, 2009:5)

Perpustakaan rumah sakit menurut Sulistyo-Basuki adalah perpustakaan yang ada di rumah sakit yang koleksinya dapat digunakan untuk staf medis seperti para dokter dan perawat untuk pasien. (Sulistyo-Basuki. 1994:86). Perpustakaan rumah sakit termasuk dalam jenis perpustakaan khusus, karena perpustakaan rumah sakit masuk dalam kriteria jenis perpustakaan khusus. Kriteria atau ciri dari perpustakaan rumah sakit adalah:

1. Koleksi bahan pustaka mencakup bidang kesehatan (satu disiplin ilmu).

2. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada kalangan rumah sakit.

(34)

4. Memberikan jasa layanan pada masyarakat tertentu.

Dalam hal ini perpustakaan rumah sakit memfasilitasi penggunanya di lingkup rumah sakit untuk dapat memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustaka tersebut.

2.5

Perpustakaan Anak

Perpustakaan Anak adalah suatu perpustakaan yang dikelola untuk pemakai tingkat anak-anak (Sutarno, 2008:163). Perpustakaan anak merupakan perpustakaan yang rancang khusus untuk pengguna anak-anak, oleh karena itu koleksi, tata letak dan desain perpustakaan ini di sesuaikan dengan anak-anak. Koleksi yang disediakan antara lain buku-buku anak, seperti buku dongeng, komik, ensiklopedi anak dan majalah. Selain buku, ada juga jenis koleksi lainnya, yaitu permainan edukasi, perlengkapan menggambar dan mewarnai, perlengkapan membuat kliping dan lain sebagainya tergantung dari pengelola perpustakaan tersebut.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis peran perpustakaan bagi pasien ruang anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, maupun tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata (Moleong, 2011:6). Sulistyo-Basuki (1996:78) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau suatu kepercayaan yang diyakini oleh orang yang diteliti.

(36)

3.1

SubjekdanObjekPenelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peran perpustakaan anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Sedangkan objek dari penelitian ini

adalah pasien ruang anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.

3.2

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Perpustakaan Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, beralamat di Jalan Jend. S.Parman Kav. 84-86 Slipi, Jakarta Barat. Waktu penelitian berlangsung bulan April-Juli 2013 dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi.

3.3

Pemilihan Informan

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam mengumpulkan data adalah pemilihan informan. Dalam hal pemilihan informan ini, peneliti dapat menggunakan TeknikSamplingBola Salju (Snowballing Sampling). Snowbaling Samplingadalah teknik untuk memperoleh beberapa informan dalam organisasi atau kelompok yang terbatas dan yang dikenal sebagai teman dekat atau kerabat, kemudian informan tersebut bersedia menunjukkan teman-teman atau kerabat lain, sampai peneliti menemukan konstelasi persahabatan yang berubah menjadi suatu pola-pola sosial yang lengkap (Bungin, 2009:138).

(37)

informan kunci, Dokter Edi akan mengarahkan penulis untuk menemui informan-informan lain untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan peneliti. Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan informan kunci ini : 1. mengetahui dengan persis latar belakang pendirian perpustakaan dan tujuan didirikannya perpustakaan anak. 2. mengetahui perkembangan dan kegiatan yang ada di perpustakaan. 3. pencetus berdirinyaYayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) yang selanjutnya menjalankan kegiatan teknis di perpustakaan anak.

3.4

Sumber Data

Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan 2 data, yakni:

a. Data Primer

(38)

b. Data Sekunder

Merupakan data yang bersumber dari bentuk-bentuk dokumen lain, seperti literatur, artikel dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu juga, dokumen sekunder yang digunakan adalah dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat teori dan mengandung penjelasan yang secara tersirat dapat digunakan sebangai bukti penelitian. Bentuk dari dokumentasi ini yaitu foto kegiatan yang merekam peristiwa di lapangan.

3.5

Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data ini digunakan karena peneliti mengacu pada jenis metode penelitian yang digunakan, yakni kualitatif.

a. Observasi

(39)

anak dan kegiatan yang dilakukan agar peneliti mengetahui gambaran secara luas mengenai keadaan lapangan.

b. Wawancara

Wawancara adalah semacam dialog atau tanya jawab antara pewawancara dengan responden dengan tujuan memperoleh jawaban-jawaban yang dikehendaki (Sudjarwo dan Baswori, 2009:165). Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985 : 266) sebagaimana dikutip Moleong, (2011 : 135), antara lain : mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara (interview) terhadap beberapa narasumber atau informan, yakni Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, pihak Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI), volunteer, pasien anak-anak dan orang tua dari pasien.

c. Dokumentasi

(40)

3.6

Teknik Analisis Data

Analisis data maksudnya adalah menetapkan tahap-tahap, langkah-langkah, kegiatan terhadap data yang sedang dan sudah dikumpulkan, dengan tujuan untuk menarik kesimpulan (Hamidi, 2008:96).Analisis data menurut Bodgan dan Biklen dalam Moleong (2011:248) adalah “upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola. Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan mengadaptasi konsep yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009:246-253), yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam analisis data tersebut, yaitu : 3.6.1 Reduksi Data (Data Reduction)

(41)

3.6.2 Penyajian Data (Data Display)

Setelah data di reduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Penyajian data, berfungsi untuk

memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3.6.3 Verifikasi(Conclusion Drawing)

Langkah ketiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan awal tersebut didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada, dapat berupa deskripsi atau gambaran obyek, dapat berupa hubungan kausal, hipotesis, atau teori.

3.7

Kredibilitas Data

(42)
(43)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN ANAK

RUMAH SAKIT KANKER

“DHARMAIS”

4.1

Sejarah dan Profil Perpustakaan Rumah Sakit Kanker

“Dharmais”

Perpustakaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” beralamat di jalan

Jend. S.Parman Kav.84-86 Slipi, Jakarta Barat. Tepatnya berada di lantai 4 rumah sakit yakni di ruang perawatan khusus anak-anak yang di sebut dengan ruang anak. Awal berdirinya perpustakaan adalah hasil kerjasama antara pihak rumah sakit dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).

Pada mulanya, sebelum perpustakaan di bangun, ruang anak semula berada di lantai 5 rumah sakit. Karena di rasa perlu untuk menambah fasilitas, pihak rumah sakit dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) pada tahun 2005 sepakat untuk mendesain ruang anak. Ruang anak yang semula berada di lantai 5 kemudian pindah ke lantai 4. Ketika mendesain ulang tersebut bersamaan pula dengan membangun sebuah perpustakaan anak-anak yang letaknya di dalam ruang anak.

(44)

berbagai macam aktifitas walaupun dalam keadaaan sakit. Sekembalinya dari Belanda, beliau kemudian menerapkan teknik yang bernama clinical-psychology-social tersebut.Pengertian dari teknik ini adalah perawatan anak-anak tidak hanya dengan tindakan medis juga psikologi dan sosial pun mempengaruhi keinginan anak untuk sembuh atau tidak. Teknik klinikal adalah tindakan medis yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, sedangkan teknik psikologi sosial adalah tindakan yang berasal dari luar. Faktor luar ini yakni dari psikolog maupun volunteer yang melalui sarana perpustakaan.

Setelah selesai membangun dan mendesain ulang ruang anak termasuk juga perpustakaan anak, pada tanggal 16 Januari 2006 diresmikan ruang anak dan perpustakaan yang kemudian di hibahkan kepada pihak rumah sakit. Selanjutnya pengelolaan dan pelayanan perpustakaan secara teknis dijalankan oleh Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI). Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) adalah Yayasan yang mendukung kegiatan di perpustakaan, merupakan partner dari bagian anak rumah sakit. YPKAI bersinergi dengan peran yang ada di rumah sakit khususnya di bagian anak. Anggota dari YPKAI ini bisa disebut denganvolunteer.

4.2

Struktur Organisasi

Perpustakaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” belum memiliki

(45)

Kanker “Dharmais” bekerjasama dengan Yayasan Onkologi Anak

Indonesia, secarateknis perpustakaan di jalankan oleh Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI). Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia merupakan hasil inisiatif dr. Edi Setiwan Teheteru, Sp.A yang juga sebagai Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” yang

pada awalnya institusi ini dibentuk untuk menjalankan treatment clinical services.

4.3

Tata Ruang

Luas dari perpustakaan kurang lebih 7x4m persegi. Dengan sirkulasi udara yang baik dan pencahayaan yang cukup. Dinding perpustakaan berdasar kuning di keempat sisinya, tetapi disisi sebelah kanan ditambahkan gambar-gambar. Pewarnaan dan visualisasi gambar ini bertujuan untuk mendukung suasana perpustakaan menyenangkan dan nyaman dan tentunya menarik perhatian anak untuk mengunjungi perpustakaan.

4.4

Fasilitas Perpustakaan

Perpustakaan menyediakan fasilitas yang cukup baik antara lain : 1. Meja dan kursi bacaan jika anak-anak ingin membaca di perpustakaan 2. Rak untuk koleksi buku

(46)

5. Meja besar untuk penempatan koleksi lainnya seperti globe, foto-foto, boneka dan lain sebagainya

6. Karpet jika anak-anak ingin duduk di lantai,

7. Mading sebagai media tambahan untuk anak-anak mendisplay hasil karya mereka seperti menulis puisi, mereview buku bacaan, mewarnai dan menggambar.

4.5

Pelayanan

Secara umum, layanan yg tersedia di perpustakaan ada beberapa, yakni:

1. layanan peminjaman buku bacaan, 2. layanan peminjaman permainan edukasi,

3. peminjaman alat-alat menggambar dan mewarnai, 4. layanan mendongeng.

(47)

menggunakan alat bantu biasanya datang bersama orangtua mereka, sampai di perpustakaan anak-anak dibantu oleh volunteer atau orangtua mereka mencari koleksi yang diinginkan. Total care, adalah kondisi dimana pasien anak tidak dapat beranjak dari tempat tidur sehingga para volunteer lah yang datang ke kamar pasien, atau orangtua dapat datang langsung ke perpustakaan meminjam koleksi.

4.6

Jadwal Kegiatan Layanan

Jadwal kegiatan layanan di perpustakaan biasanya pagi hari mulai pukul 09.00 pagi sampai siang pukul 12.00 siang, karena diatas pukul 12.00 sampai sore anak-anak dianjurkan untuk beristirahat dikamar. Akan tetapi tidak dilarang bila anak-anak ingin tetap membaca atau meminjam buku ataupun menggunakan layanan lain seperti menggambar dan mewarnai jika dia menginginkannya. Anak-anak ataupun orang tua bebas untuk meminjam buku maupun barang lain yang ada di perpustakaan kapanpun mereka mau atau membutuhkannya, karena perpustakaan selalu dibuka selama 24 jam tanpa dikunci. Kebijakan perpustakaan untuk tidak mengunci perpustakaan ini untuk membebaskan anak-anak menggunakan koleksi perpustakaan dan tidak membatasi keinginan untuk berkreasi setiap saat.

(48)

perpustakaan, antara lain yaitu menggambar, musik, fun english, membuat kerajinan tangan, ilmu pengetahuan alam, dan lain sebagainya.

Tabel 2.1 : Jadwal Kegiatan Anak Usia Dini

Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia

FUN & ACTIVE LEARNING HOPITAL SCHOOLING

Activity schedule for early childhood ( 3-6 years)

10.00-11.00

Mon Tues Wed Thu Fri Sat Sun

Math Religion Art

(49)

Berdasarkan data diatas, Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia menjalankan berbagai macam kegiatan yang di khususkan untuk anak usia dini yang berumur 3-6 tahun. Dimulai dari pukul 10.00-12.00 setiap hari senin hingga minggu dengan paravolunteeryang berbeda-beda.

4.7

Pengguna

Pengguna (user) dari Perpustakaan Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” ini adalah pasien ruang anak. Umumnya berkisarusia 3 - 17 tahun.Tidak ada data statistik dari perpustakaan tentang identitas pengguna perpustakaan (nama, umur, jenis kelamin) karena perpustakaan belum memiliki catatan mengenai daftar pemustaka dan daftar kunjung perpustakaan. Data ini diambil dari hasil pengamatan peneliti, hasil wawancara kepada informan dan juga berdasarkan karakteristik anak yang menjadi pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

4.8

Koleksi

(50)

Koleksi yang ada di perpustakaan antara lain : 1. Buku

Buku yang ada di perpustakaan terdiri dari dua jenis buku, buku fiksi dan nonfiksi. Buku-buku tersebut di bagi ke dalam beberapa kelompok dan di susun di rak-rak sesuai dengan tema bacaan buku. Jenis buku fiksi antara lain, yaitu: buku cerita rakyat, dongeng dunia, cerita binatang, komik. Jenis buku non fiksi antara lain, yaitu : buku pelajaran SD hingga SMP, buku berbagai aktivitas, ensiklopedia, kamus, buku agama, etika dan moral.

2. Majalah

Koleksi majalah yang ada di perpustakaan anakantara lain majalah bobo, donald bebek dan geografi kids. Majalah-majalah ini tidak terlalu banyak jumlahnya dan kebanyakan majalah lama sudah usang termakan usia.

3. Perlengkapan menggambar dan mewarnai

Perlengkapan menggambar juga lengkap, mulai dari buku/kertas gambar, pensil, penghapus, krayon, pensil warna, spidol dan lain-lain. 4. Beragam koleksi permainan edukasi

Contoh permainan edukasi seperti menggunting, menempel dan memasang puzzle, permainan monopoli, origami, dan lain sebagainya. 5. Foto-foto

(51)

datang untuk berkunjung dan memberikan pengetahuan atau sekadar hiburan kepada anak-anak. Foto-foto tersebut di pajang di meja dan di mading perpustakaan.

6. Lukisan, gambar,reviewbuku dan cerpen.

(52)

BAB V

PERAN PERPUSTAKAAN ANAK

DI RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA

Bab ini membahas tentang peran perpustakaan bagi pasien ruang anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan menghimpun semua informasi dari kesebelas informan, maka peneliti membagi peran perpustakaan menjadi empat peranan penting. Peranan tersebut yakni peran psikologi, sosial, rekreasi, dan edukasi.

Berikut adalah data mengenai informan dan penjelasan dari hasil penelitian tentang peranan perpustakaan secara terperinci.

5.1

Data Informan

a.

Karakteristik Informan

(53)

Karakteristik yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah

1. Anak-anak yang menjadi pasien Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

2. Orang tua pasien anak di Rumah sakit Kanker Dhamais 3. Pihak Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) 4. DokterSpesialis Anak di Rumah Sakit kanker “Dharmais”

b.

Identitas Informan

(54)

Tabel 5.1: Data Informan di Perpustakaan Rumah sakit

“Dharmais”

No. Nama Keterangan

1. dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A

Dokter Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

2. Erwin Fauzi Koordinator dari Yayasan Pita

Kuning Anak Indonesia (YPKAI)

3. Tini Volunteer

4. Mario Pasien ruang anak

5. Felisia Pasien ruang anak

6. Ridho Pasien ruang anak

7. Yola Pasien ruang anak

8. Septo Pasien ruang anak

9. Kakek dari Mario Orang TuaPasien

10. Ibu .dari Felisia Orang TuaPasien

11. Ibu dari Yola Orang TuaPasien

Sumber: Hasil Penelitian di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

(55)

Berdasarkan data diatas, diketahui ada satu Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, satu koordinator Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI)dan satuvolunteer, lima pasien ruang anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dan tiga orang tua pasien. Pemilihan informan ini berdasarkan hasil karakteristik informan yang dibutuhkan yakni orang-orang yang berkaitan langsung dengan perpustakaan.

5.2

Data Penelitian

Perpustakaan anak di Rumah sakit Kanker Dharmais memiliki peranan penting sebagai sarana untuk membantu anak-anak dari segi psikologi, sosial, rekreasi, dan edukasi.

5.2.1 Peran Psikologi

Peran perpustakaan salah satunya adalah memperkuat psikologi anak dalam menghadapi hari-hari di rumah sakit. Pada saat di rumah sakit dengan pengobatan yang lama, anak terus-menerus diberikan pengobatan sehingga menimbulkan rasa ketakutan dan kebosanan. Disinilah kemudian muncul peran perpustakaan untuk membantu anak-anak dalam mengurangi rasa ketakutan dan kebosanan tersebut.

(56)

membosankan akibat terapi yang memakan waktu bertahun-tahun dan beristirahat berhari-hari di rumah sakit.

“Yang harus kitatau satu hal yang penting bagi anak, anak ini masih dalam proses tumbuh dan berkembang, bukan berarti mereka sakit mereka tidak memiliki hak untuk belajar bukan berarti mereka sakit mereka tidak memiliki hak untuk bermain” (Edwin Fauzi, 11 Juli 2013)

Salah satu pasien bernama Felishia bersama ibunya beberapa kali mengunjungi perpustakaan. Karena felishia bosan terus-menerus berada di kamar perawatan rumah sakit, sesekali ia bersama ibunya pergi ke perpustakaan atau pergi berjalan-jalan di sekitar area ruang anak.

Perpustakaan membebaskan pemustakanya bereksplorasi dalam melakukan berbagai kegiatan di perpustakaan skaligus memberikan kenyamanan sehingga mengurangi beban psikologis anak-anak dalam proses penyembuhan.

“Bagaimana membuat mereka nyaman, mereka enjoy, mereka fun, sehingga hak mereka sebagai anak terpenuhi sehingga tumbuh kembang anak berjalan dengan baik” (Edwin Fauzi, 11 Juli 2013)

(57)

5.2.2 Peran Sosial

Peran perpustakaan lainnya adalah merupakan salah satu pendekatan sosial. Pendekatan sosial ini maksudnya adalah anak-anak dapat bersosialiasi dengan pihak luar tanpa merasa takut atau minder. Anak-anak dapat berkomunikasi langsung dan bermain maupun belajar bersama-sama dengan sesama pasien atau dengan para volunteer. Ridho salah satunya, saat itu ia pergi ke perpustakaan bersama felishia dan mamanya, di perpustakaan mereka duduk di satu meja belajar bersama.

(58)

Kesimpulannya adalah perpustakaan memiliki peran lainnya yaitu peran sosial, yakni tempat atau sarana bersososialisasi dan berkomunikasi dengan anak-anak lainnya dan juga dengan kakak-kakakvolunteer.

5.2.3 Peran Rekreasi

Peran perpustakaan yang ketigaadalah peran rekreasi. Peran rekreasi maksudnya adalah perpustakaan menjadi tempat untuk rekreasi yang menyenangkan bagi para pasien. Pasien dapat mengunjungi perpustakaan kapan pun ia menginginkannya. Pengobatan yang terus-menerus menimbulkan rasa jenuh, sehingga anak-anak butuhrefreshing dan hiburan.Sarana rekreatif ini antara lain bermain, menggambar, mewarnai, membuat prakarya, menempel, menggunting, menulis cerita, meriview buku bacaan dan lain sebagainya. Perpustakaan memfasilitasi dan menyediakan alat-alat tersebut lengkap, gunting, lem, kertas, pena, spidol, krayon dan masih banyak lagi. Tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengerjakannya di kamar jika dirasakan kurang mampu pergi ke perpustakaan. Orang tua atau perawat dapat mengambilkan alat-alat tersebut dan dibawakan ke kamar perawatan.

(59)

Hari itu ia bermain puzzle, di bantu ibunya dan Tini dari Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia yang saat itu sedang berjaga. Dengan hati-hati ia menempelkan puzzle-puzzle terebut menjadi satu, ia tampak senang.

“felishiakloke perpustakaan seringnya belajar baca, hitung sama menempel gambar puzzle”

(Ibu dariFelishia, 11 Juli 2013)

Lemari penyimpanan dibuat dengan sistem dikunci ketika volunteer pulang, ini salah satu kekurangannya. Orang tua atau anak-anak yang ini meminjam mainan tidak bisa meminjam. Harusnya lemari penyimpanan mainan tidak perlu di kunci agar memudahkan anak-anak untuk meminjam mainan. Salah satu nenek dari pasien pernah datang ke perpustakaan ingin meminjam penghapus untuk cucunya yang sedang menggambar yang tersimpan di lemari penyimpanan mainan terkunci sehingga ia tidak dapat mengambil, “seharusnya lemari jangan di kunci biar gampang ambil barangnya”Hal tersebut bisa menjadi masukan untuk pihak perpustakaan.

(60)

Diruang yang sama, Ridho sedang asik mewarnai gambarnya. Ia menggambar seekor unta dan mewarnai untanya dengan warna coklat. Setelah selesai, ia meletakkan semua alat menggambarnya dan kembali ke kamar untuk beristirahat. Di meja sebelah Ridho ada Felishia yang sedang menempel gambar di buku setelah ia selesai menghitung, bersama ibunya dengan hati-hati menempel gambar. Setelah selesai ia lalu kembali ke kamar.

Edwin menjelaskan, hasil prakarya yang telah di buat anak-anak tersebut selanjutnya di tempel di dinding lorong pintu masuk perpustakaan.

“Kamu bisa lihat di sini hasil karya anak-anak, setelah mereka selesai menggambar, mewarnai, membuat cerpen, meriview buku bacaan, kemudian di tempel”

(Edwin Fauzi, 11 Juli 2013)

Terlihat bahwa perpustakaan memberikan dampak positif dan membawa anak-anak menuju keceriaan layaknya seperti anak-anak sehat lainnya, dan juga menggali potensi yang terdapat pada anak-anak tersebut.

(61)

5.2.4 Peran Edukasi

Perpustakaan menjadi sarana belajar yang efektif bagi anak-anak. Perpustakaan menyiapkan berbagai buku pelajaran maupun buku bacaan fiksi anak. Perpustakaan memiliki koleksi buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi anak bermacam-macam, antara lain buku cerita binatang, cerita rakyat, dongeng dunia, cerita binatang, berbagai komik dan lain sebagainya. Yang termasuk buku nonfiksi antara lain buku pelajaran mulai dari tingkat SD sampai SMP, ensiklopedi, kamus, buku etika dan moral, buku agama, dan buku tentang aktivitas.

Tini kemudian menjelaskan ada banyak koleki buku yang ada di perpustakaan, diantaranya buku pelajaran dan buku bacaan fiksi, buku-buku tersebut berasal dari hibahan ketika membangun perpustakaan maupun hibahan dari orang-orang yang menyumbang. Jenis buku yang dihibahkan kebanyakan buku cerita anak-anak, akan tetapi buku-buku tersebut kebanyakan udah tidak layak di pergunakan karena sudah usang karena termasuk buku-buka lama.

“mestinya orang-orang yang mau menyumbang idealis lah ya, tepat guna, bukan tempat pembuangan. Memang mungkin dia mau buang ada rasa sayangnya, ah mending kasih dharmais tapikan ya liatsikonnya”

(62)

ini lebih lanjut menjelaskan seharusnya masyarakat yang ingin menyumbangkan buku harusnya melihat kondisi, ia tahu mungkin orang-orang yang menyumbangkan buku tersebut merasa sayang untuk membuang, sehingga di sumbangkan ke rumah sakit, tetapi mungkin caranya kurang tepat.

Perpustakaan menyediakan tempat untuk membaca, bisa di kursi bacaan atau di karpet, anak-anak bebasmemilih dimana mereka ingin belajar. Akan tetapi jika anak kesulitan untuk belajar di perpustakaan, maka mereka bisa belajar di kamar dengan dibantu oleh orang tua maupun perawat rumah sakit untuk mengambilkan buku di perpustakaan dan dibantu dalam proses belajarnya

Salah seorang anak yang bernama Yola, suka sekali membaca. Bacaannya cerita fiksi tentang binatang maupun cerita rakyat. Biasanya ia suka membaca di perpustakaan, tetapi hari itu kurang enak badan ia di temani ibunya meminjam beberapa buku di perpustakaan membaca buku-bukunya di ruang perawatan. Menurut ibu dari Yola, secara kelengkapan, perpustakaan cukup lengkap.

“alhamdulillah tercukupi, ya namanya tiap orang kan relatiflah, biar banyakpun kurang cukup, yang penting apa yang anak inginkan itu ada.”

(63)

Tidak berbeda dengan Yola, Felishia juga suka mengunjungi perpustakaan, ia suka membaca dan menghitung, walaupun ia belum lancar tetapi ia tetap bersemangat untuk belajar, hari itu ia di temani oleh ibu nya dan seorang volunteer yaitu Tini. Dengan perlahan-lahan Tini mengajarkan felishia membaca dan menghitung angka yang ada di buku.

Perpustakaan sangatwelcome kepada anak-anak yang ingin belajar di perpustakaan, dengan fasilitas yang di sediakan yang di dukung dengan lingkungan perpustakaan yang nyaman di harapkan mampu membantu anak dalam proses belajar.

5.2

Kendala yang Dihadapi Perpustakaan

Selama penelitian di Perpustakaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” peneliti menemukan beberapa kendala yang ada di

perpustakaan. Kendala yang dihadapi oleh perpustakaan ini antara lain yakni : perpustakaan belum memiliki pustakawan untuk mengelola perpustakaan, baik mengelola koleksi yang ada di perpustakaan maupun dalam membantu melayankan koleksi kepada pengguna. Karena belum adanya pustakawan, maka pengguna mencari koleksi masih secara mandiri atau meminta bantuan kepada orang tua atauvolunteer.

(64)
(65)

BAB VI

PENUTUP

6.1

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran perpustakaan bagi pasien ruang anak di perpustakaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

perpustakaan anak Rumah sakit Kanker “Dharmais” memiliki 4 peran, yaitu peran psikologi, sosial, rekreasi dan edukasi. Pertama peran psikologi, yaitu membantu anak-anak dalam mengurangi rasa takut dan kejenuhan setelah berhari-hari melakukan terapi dan pengobatan. Kedua peran sosial, yaitu agar anak-anak tetap bisa bersosialisasi dan berkomunikasi dengan anak-anak lain atau pihak luar. Ketiga peran rekreasi, yaitu menjadikan perpustakaan sebagai sarana rekreasi yang menghibur.Keempat, peran edukasi, yaitu menyediakan dan memfasilitasi anak dalam mendapatkan ilmu pengetahuan melalui koleksi berbagai macam buku.

6. 2

Saran

(66)

hasil pengamatan peneliti yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan anak, yaitu:

1. Menyediakan petugas sirkulasi yang standby untuk melayani anak-anak maupun orang tua yang ingin meminjam koleksi di perpustakaan.

2. Memiliki kelengkapan perpustakaan, seperti buku induk untuk pencatatan inventaris perpustakaan, sebagai informasi mengenai jumlah dan jenis barang apa saja yang ada di perpustakaan.

3. Melengkapi kelengkapan buku-buku, seperti pemberian nomor buku menurut klasifikasi perpustakaan, memiliki katalog dan menyusunnya teratur sesuai dengan pengelompokan buku.

4. Menyusun buku harus mempertimbangkan ketinggian dalam penempatan buku, sebaiknya menyusun buku jangan terlalu tinggi sehingga anak-anak sulit menjangkaunya, maksimal ketinggian adalah 1,5 meter.

5. Melakukan penyiangan terhadap koleksi yang sudah tidak terpakai agar tidak menumpuk di perpustakaan.

6. Membuat daftar kunjungan untuk mendata pengunjung yang datang ke perpustakaan yang berguna untuk bahan evaluasi.

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Adityo. 2013.Mengunjungi Bangsal Anak Khusus Kanker Terbesar di Indonesia.Indopos.http://www.indopos.co.id/index.php/berita- jakarta-raya/46-banner-jakarta-raya/1935-mengunjungi-bangsal-anak-khusus-kanker-terbesar-di-indonesia [22 april 2013]

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebiajakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif : Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang : UMM Press Hs, Lasa. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia.Yogyakarta : Pustaka

Book Publisher

Id.wikipedia.org/wiki/kanker. Kanker [28 Juli 2013]

Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007. www.pu.go/satminkal/itjen/peraturan/UU_43_2007_PERPUSTAK

Ningtyas, Arya.2007.[Dr. Edi S. Tehuteru, Spa, MHA, IBCLC] Si Pemilik

Ide Bangsal Bersahabat RS

Dharmais.Sosok.kompasiana.com/2011/05/19/dr-edi-s-tehuteru- spa-mha-ibclc-si-pemilik-ide-bangsal-bersahabat-rs-dharmais-36549.html. [24 April 2013]

(68)

Repository USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28204/3/Chapter% 20II .pdf. [3 Mei 2013]

Sudjarwo dan Baswori. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung : Mandar Maju

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: GramediaPustaka Utama

____________. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta. Wedatama Widya Sastra.

Surachman, Arief.2005.Pengelolaan Perpustakaan Khusus. http://eprints.rclis.org/8633/1/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.P Pd.[30 Juli 2013]

(69)

LAMPIRAN A

Pedoman Pertanyaan Wawancara

1. Sejarah dan profil perpustakaan anak Rumah Sakit Kanker“Dharmais”? 2. Struktur organisasi?

3. Fungsi perpustakaan bagi anak?

4. Jenis Koleksi yang ada di perpustakaan?

5. Apakah anak mengetahui keberadaan dan berminat untuk berkunjung ke perpustakaan?

6. Layanan yg dilayankan oleh perpustakaan?

(70)

LAMPIRAN B

Analisis Hasil Wawancara

Tabel 5.1 : Hasil Reduksi Wawancara dengan Koordinator danVolunteer

Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) tentang Peran Perpustakaan

No. Nama Tanggal dan

Tempat Wawancara

Wawancara Interpretasi

1. Erwin Tanggal: 11 Juli 2013 jiwa sosial. Selain itu juga, perpustakaan dapat

menjadi sarana belajar dan bermain bagi anak-anak. 2. Tini Tanggal: 11 Juli

(71)

Tabel 5.2 : Hasil Reduksi Wawancara dengan Pasien Anak Rumah

SakitKanker “Dharmais” tentang Faktor Penarik Anak Datang ke

Perpustakaan dan Kegiatan di Perpustakaan

No. Nama Tanggal dan

Tempat Wawancara

Wawancara Interpretasi

1. Mario Tanggal: 11 Juli 2013

2. Felishia Tanggal: 11 Juli 2013 3. Ridho Tanggal: 11 Juli

2013

(72)

Perpustakaan

5. Septo Tanggal: 15 Juli 2013 karena ia suka mewarnai. Ini berarti peran perpustakaan yaitu sebagai sarana untuk belajar dan bermain.

(73)

LAMPIRAN C

Dokumentasi Penelitian

(74)

Keterangan : foto lemari koleksi di perpustakaan anak (diambil pada tanggal 9 Juli 2013)

(75)

Keterangan : foto meja berisi bermacam-macam koleksi yang ada di perpustakaan anak (diambil pada tanggal 9 juli 2013)

(76)

Keterangan : foto salah satu jenis koleksi, yaitu komik yang ada di perpustakaan anak (diambil pada tanggal 9 Juli 2013)

(77)

Gambar

Tabel 1.1: TabelDistribution of Childhood Cancer in
Tabel 2.1 Perpustakaan Khusus dan Umum
Tabel 2.1 : Jadwal Kegiatan Anak Usia Dini
Tabel 5.1: Data Informan di Perpustakaan Rumah sakit
+2

Referensi

Dokumen terkait

Brownies dengan campuran tepung kacang tolo yang memiliki tingkat kesukaan paling tinggi dari segi warna, rasa, aroma dan tekstur yaitu pada brownies dengan campuran

Perlu dingatkan dan dipertegas kembali, bahwa ketidakhadiran / hadir tetapi tidak membawa surat kuasa / hadir tidak membawa dokumen asli dan/atau dokumen salinan yang

Sosial yang berkaitan dengan dampak suatu pembangunan

Hasil penelitian mengatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin rendah pula daya lekatnya, hal ini berhubungan dengan viskositas yang semakin rendah

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pengawasan Muatan Angkutan Barang Di Jalan Di Provinsi Jawa

Aturan yang demikian itulah, yang kemudian menjadi salah satu faktor yang menurut penulis adalah bagian dari kompleksitas pranata sosial yang berlaku di

Proses pencucian tidak selalu dilakukan setiap produksi, terkadang bahan baku setelah disortasi langsung dimasukkan dalam bak perendaman dengan garam dan baru

DPRD, menunjukan pengaruh positif dari pemberian pinjaman yang dilakukan oleh Bank Lampung,. sedangkan pemilihan yang dilakukan secara langsung menunjukan pengaruh yang