• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Medan Tahun 2013 Terhadap Tingkat Konsumsi Buruh di Kawasan Industri Medan (KIM) Persero

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Medan Tahun 2013 Terhadap Tingkat Konsumsi Buruh di Kawasan Industri Medan (KIM) Persero"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Tujuan dari pembangunan nasional untuk mengembangkan manusia seutuhnya tidak terlepas dari pengertian bahwa manusia selain merupakan pemegang peranan dalam pembangunan nasional, juga sekaligus merupakan sasaran strategi pembangunan itu sendiri.

Pembangunan nasional yang baik ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dimana faktor ekonomi untuk mencapai hal tersebut antara lain adalah kualitas input tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), permodalan, dan tenaga manajerial, yang kesemuanya itu disebut sebagai faktor-faktor produksi. (Rustian Kamaluddin, 1999).

(2)

Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digunakan kedalam dua kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk bukan makanan (Dumairy, 1997:117).

Prinsip dasar konsumsi adalah bagaimana memperoleh kepuasan maksimum dengan mengoptimalkan penggunaan pendapatan. Atau dengan kata lain, pendapatan itu digunakan untuk memenuhi minimal kebutuhan hidupnya secara layak. Sementara untuk memperoleh pendapatan seseorang itu harus mempunyai pekerjaan. Kesempatan bekerja bagi penduduk atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Todaro, 2000). Karena dengan bekerja seseorang akan menerima imbalan jasa atau yang biasa disebut dengan upah.

Pada dasarnya, upah merupakan sumber utama penghasilan seseorang. Sebab itu, upah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dengan wajar. Kewajaran dapat dinilai dan diukur dengan melihat kecukupan buruh dalam memenuhi Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) nya yang kemudian ditingkatkan dan berganti nama menjadi Kebutuhan Hidup Minimum (KHM).

(3)

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pengusaha akan selalu berusaha untuk mempertahankan keuntungannya, dan para pengusaha biasanya menyiasatinya dengan cara :

1. Mengurangi penggunaan tenaga kerja dengan menurunkan produksi. 2. Menggunakan teknologi yang lebih padat modal.

3. Menaikkan harga jual barang yang kemudian justru akan mendorong inflasi. (Sumarsono, 2003).

Hal inilah yang sering menimbulkan konflik antara buruh/pekerja/karyawan terhadap para pemilik modal/pengusaha. Sering terdengar dalam pemberitaan di media massa, kelompok buruh yang melakukan aksi unjuk rasa bahkan mogok kerja di beberapa tempat terkait dalam penerapan upah yang dirasa kurang atau tidak cukup dalam pemenuhan kebutuhan hidup layak. Fenomena ini menunjukkan bahwa persoalan upah merupakan masalah yang serius dan bersifat substansial yang harus segera diselesaikan agar konflik tidak terus menerus terjadi yang bisa berdampak negatif bagi perekonomian di Indonesia.

(4)

Penetapan upah minimum dimaksudkan sebagai jaring pengaman (safety net) agar upah tidak terus turun semakin rendah karena rendahnya posisi tawar tenaga kerja di pasar kerja.

Setelah ditetapkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pada Bab X bagian Kedua mengenai Pengupahan, diatur ketentuan mengenai penetapan upah minimum. Dalam pasal 88 ayat (4) diatur bahwa Pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Kemudian dalam pasal 89 ayat (2) ditegaskan bahwa penetapan upah minimum diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak. Hal ini menunjukkan bahwa KHL buruh/pekerja/karyawan merupakan pedoman dalam menetapkan upah minimum dengan mempertimbangkan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi upah.

Sebagai tindak lanjut dari amanat Undang-Undang No.13 Tahun 2003 seperti tersebut diatas, maka diterbitkanlah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permennakertrans) No.13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak, yang memuat 60 komponen KHL dan pedoman survey harga penetapan nilai KHL sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan upah minimum.

(5)

Tabel 1.1 Pembagian Komponen KHL

NO Kelompok Komponen Jenis Kebutuhan

1 Makanan dan Minuman 11 jenis

2 Sandang 13 jenis

3 Perumahan dan fasilitasnya 26 jenis

4 Pendidikan 2 jenis

5 Kesehatan 5 jenis

6 Transportasi 1 jenis

7 Rekreasi dan Tabungan 2 jenis

JUMLAH 60 jenis

Sumber : Permenakertrans No.13 Tahun 2012

Di Indonesia, upah minimum ditetapkan di tingkat Propinsi (di Indonesia sebagai pengganti wilayah adalah propinsi). Berdasarkan Pasal 89 UU 13/2003, setiap wilayah diberikan hak untuk menetapkan kebijakan Upah minimum mereka sendiri baik di tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten/kotamadya.

(6)

berdasarkan masukan Dewan Pengupahan Kabupaten/Kotamadya dan atau Bupati/Walikota untuk Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

(7)

Tabel 1.2 Daftar Upah Minimum Kota (UMK) Medan 2006 - 2013

Tahun Upah Minimum Kota Persentase kenaikan

2006 Rp. 750.000 -

2007 Rp. 820.000 9,23%

2008 Rp. 918.000 11,9%

2009 Rp.1.020.000 8%

2010 Rp.1.100.000 7,8%

2011 Rp.1.197.000 8,8%

2012 Rp.1.285.000 7,3%

2013 Rp.1.650.000 28,4%

Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan

Berdasarkan data diatas tersebut, dapat dilihat persentase kenaikan UMK yang cukup tinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 28,4% dari tahun 2012. Meski kenaikan tersebut juga akan berdampak terjadinya kenaikan inflasi, karena kenaikan Upah Minimum juga akan mengakibatkan harga barang-barang ikut naik.

(8)

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian tentang pengaruh kenaikan UMK pada tahun 2013 terhadap tingkat konsumsi buruh yang berada di Kawasan Industri Medan (KIM) Persero yang terletak di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Medan, Sumatera Utara . Oleh karena itu, penulis mengangkat judul skripsi ini adalah “Analisis Pengaruh Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Medan Tahun 2013 terhadap Tingkat Konsumsi Buruh di Kawasan Industri Medan (KIM) Persero”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kenaikan Upah Minimum Kota Medan tahun 2013 terhadap tingkat konsumsi buruh yang ada di Kawasan Industri Medan (Persero)?

2. Bagaimana kecenderungan mengonsumsi (MPC) buruh di Kawasan Industri Medan?

3. Bagaimana kecenderungan menabung buruh (MPS) buruh di Kawasan Industri Medan?

(9)

1.3 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan di atas, maka untuk keperluan penelitian dibuat suatu hipotesis, adapun yang menjadi hipotesis dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Medan tahun 2013 berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi buruh di Kawasan Industri Medan.

b. Sebagian kecil pendapatan yang diterima buruh di Kawasan Industri Medan digunakan untuk pertambahan konsumsi.

c. Sebagian besar pendapatan yang diterima buruh di Kawasan Industri Medan digunakan untuk pertambahan tabungan.

d. Proporsi pengeluaran yang dilakukan buruh di Kawasan Industri Medan lebih banyak dialokasikan pada konsumsi pangan (makanan dan minuman).

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan yang sangat penting, antara lain:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kenaikan Upah Minimum Kota Medan tahun 2013 terhadap tingkat konsumsi buruh di PT. Kawasan Industri Medan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar kecenderungan mengonsumsi pada buruh yang berada di PT. Kawasan Industri Medan.

(10)

4. Untuk mengetahui berapa besar pengeluaran yang dilakukan buruh di PT. Kawasan Industri Medan untuk konsumsi masing-masing pos komponen KHL.

1.5 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terutama bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

2. Sebagai masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang tertarik membahas tentang Upah Minimum di Kota Medan.

Gambar

Tabel 1.2 Daftar Upah Minimum Kota (UMK) Medan 2006 - 2013

Referensi

Dokumen terkait

Disinilah diperlukan kecermatan pengolahan data mengenai pembeli, persediaan barang, perhitungan jumlah barang yang terjual dan perhitungan biaya yang dikenakan pada pembeli

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Nayu Barat I Surakarta dengan penerapan penggunaan media lagu pada pembelajaran

Maka dari itu penulis ingin meneliti tentang apa dan bagaimana pemikiran Abdul Malik Fajar dalam pembaharuan kelembagaan perguruan tinggi agama Islam

Hasil uji Chi Square secara statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan nilai p<0,05 (p=0,045) artinya terdapat hubungan yang bermakna

Martias : Analisis Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biodiesel Terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Ernisi Gas Buang Pada Motor Diesel Peningkatan jumlah kendaraan yang

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka secara lebih rinci masalah yang diteliti dalam penelitian dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh ROI (Return On Investment),

Information and communication technology (ICT) becomes a very important need for human in the present. The access of ICT in every island in Indonesia has

BIDANG DATA, INFORMASI PELAYANAN UMUM, & PENGADUAN DAN BIDANG PENGOLAHAN & PENERBITAN PERIZINAN & NON PERIZINAN NAMA SOP : Pelayanan Izin Pemasangan Warung Internet