• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah - DOCRPIJM 2d9bd6bf07 BAB XIIBAB 12 ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah - DOCRPIJM 2d9bd6bf07 BAB XIIBAB 12 ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN1"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan

.

12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan Kota Pasuruan.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerahsekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

(2)

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan

Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umummerupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaanterhadap pemerintah Kota Pasuruan.PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besarkepada Pemerintah Kota Pasuruan untuk melaksanakanpembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dariPasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahanyang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsidan

pemerintahan daerah Kota Pasuruan, berkaitan denganpelayanan dasar. (2) Urusan wajib

sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umummerupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salahsatu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkanPemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah Kota Pasuruan.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentangOrganisasi Daerah

(3)

Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kota Pasuruan

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Perpres ini ,menjabarkan tentang upaya untukmeningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasidiperlukan adanya upaya penataan kelembagaan danketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusiaaparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, sertapengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahdan aparaturnya.Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telahditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan dilingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasidan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagaiinstansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja dilingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerahdiharapkan secara bertahap dalam memperbaiki system ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanismekerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upayapeningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang GrandDesign Reformasi Birokrasi

2010-2025

(4)

Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteriini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulaitahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutansesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen inimemberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme sertaprosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaanpelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat JenderalCipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yangdilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitukelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia(SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perludilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasipemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu : 1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunanstrategi manajemen perubahan dan

strategi komunikasi K/Ldan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemenperubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi penataan berbagai peraturan perundang-undangan yangdikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatanunit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayananpublik, kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOPpenyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan danpengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi:penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasijabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmenindividiu berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan SistemPengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatanperan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitaskinerja instansi pemerintah, pengembangan system manajemen kinerja organisasi dan penyusunan IndikatorKinerja Utama (IKU);

(5)

9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umumdapat dilihat pada gambar 12.2 berikut ini.

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentangPengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional

(6)

perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan programpembangunan nasional yang berperspektif gender sesuaidengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masingmasing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya padaumumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiapprogram/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalampengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untukmemasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalampengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010Tentang Standar Pelayanan

Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanandasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintahKota Pasuruan. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalamPermen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagiandari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menanganibidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yangdituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggungjawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidangPU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalampenyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi danpenyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum danPenataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggungjawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupunKota Pasuruan.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentangPetunjuk Teknis

Penataan Organisasi Perangkat Daerah

(7)

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman StandarPelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerahsebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagimasyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasanperkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaanmerupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnyajenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum,drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan airlimbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang PedomanPerhitungan Kebutuhan

Pegawai Berdasarkan Beban KerjaDalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai

Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansipemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkanbeban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalamperhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harusdiperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata,dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukanpembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkanWalikota Pasuruan melaksanakan dan memfasilitasi penyediaanpelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untukmengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan danpengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusanpemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentangurusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanyasuatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintahpada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerjapelayanan kelembagaan.

12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

(8)

12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dariSembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksuddalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintahdaerah yang menangani bidang Cipta Karya.

Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang Cipta Karya, informasiyang perlu

disajikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur OrganisasiPemerintah Kota

Pasuruan.

2. Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kota Pasuruan saat ini.

3. Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidangCipta Karya saat

ini.

4. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalamStruktur

Organisasi Pemerintah Kota Pasuruan.

12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksanamerupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitaskelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkanadalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalammelaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatanproduktifitas dan kinerja.

Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidangCipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuaidengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas,fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnyajuga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antarbidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupununtuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindaritumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansialdan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkatdaerah.

(9)

masing-masinginstansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelaspelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengantatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta StandarOperasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yangdapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

Dengan mengacu pada tabel 12.1, dapat dicantumkan penjabaran peranmasing-masing

instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang CiptaKarya. Selain itu, bagian ini juga

mengulas inventarisasi SOP Bidang CiptaKarya di daerah sesuai tabel 12.2.

Tabel 12.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

NO Instansi

Tabel 12.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

No Nama SOP Instansi yang Terlibat

(10)

1 Rekomendasi IMB Dinas Pekerjaan Umum, BPMPPT,BLH 2 Rekomendasi Reklame Dinas Pekerjaan Umum, BPMPPT

dst

12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari SembilanProgram Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya darisegi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDMdi keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yangdapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisipegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

Tabel 12.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang Pendidikan

(11)

12.3 Analisis Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkatdaerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaanPemerintah Kota Pasuruan yang menangani bidang Cipta Karya.

12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahankeorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerjaorganisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.Analisis deskriptif mengacu pada pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuaidengan peraturan perundangan yang berlaku?

2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudahsesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi?

3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi strukturorganisasi?

4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkatkerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

Cara yang dipergunakan untuk melakukan analisis iniadalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.

12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidangcipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruhterhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM BidangCipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yangperlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:

1. Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telahmenguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada?

2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansiterkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini?

(12)

minum,pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman,dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalamkeorganisasian yang dibentuk?

4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaanperangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya?

5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhiketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkaitdengan bidang cipta karya?

12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahuipermasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadapkinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang CiptaKarya.Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci adalah sebagai berikut :

1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik darisegi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya dibidang Cipta Karya?

2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDMperangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya?

3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhikualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkaitdengan bidang cipta karya?

Tabel 12.4 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

(13)

S2/S3 ……….. Orang ……….. Orang

2 Dinas PU

SMA/Sederajat ……….. Orang ……….. Orang Diploma ……….. Orang ……….. Orang D3 Teknik ……….. Orang ……….. Orang D3 Sekretaris ……….. Orang ……….. Orang dst ……….. Orang ……….. Orang S1/sederajat ……….. Orang ……….. Orang S1 Teknik ……….. Orang ……….. Orang S1 Ekonomi ……….. Orang ……….. Orang dst ……….. Orang ……….. Orang S2/S3 ……….. Orang ……….. Orang

3 Dinas ……….

4 Dinas ……….

12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaanstrategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman(threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkandengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yangmempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalammatriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksistingkelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dalamanalisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOTkelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksanadan sumber daya manusia.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampumengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O);bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungandari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampumenghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalahbagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuatancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru(strategi W-T).

(14)

Matriks AnalisisSWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaanberdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalamrencana pengembangan kelembagaan.

Untuk menyusun tabel SWOT, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan(internal), kelemahan

(internal), peluang (eksternal) dan ancaman(eksternal) kelembagaan organisasi perangkat kerja daerah,khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya

b. Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari factor-faktoranalisis SWOT, yaitu sebagai berikut.

- Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agarkekuatan yang dimiliki organisasi mampu mengambil keuntungandari peluang yang ada

- Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatanyang dimiliki organisasi, dapat dirumuskan strategi untukmengurangi dampak dari pengaruh eksternal yangmempengaruhi kinerja organisasi.

- Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaikikelemahan-kelemahan organisasi yang ada denganmemanfaatkan peluang yang ada.

- Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi inimaka diperlukan upaya yang sangat besar karena selainmemperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harusmelakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancamanyang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.

Tabel 12.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

Faktor

External Peluang (O) Ancaman (T) Faktor

Kelemahan (W) Strategi WO (Kuadran 3)

Strategi WT (Kuadran 4)

(15)

b. c. 327

12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan PemerintahKota Pasuruan yang menangani bidang Cipta Karya.Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOTsebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputistrategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tatalaksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia.Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencanapengembangan kelembagaan di daerah.

12.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, denganmengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas danefisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dantupoksinya.Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacupada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasukperumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional dilingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerjadalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitaskelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja dilingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

12.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, denganmengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukanevaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur,

serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansiataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya dibidang Cipta Karya.

12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

(16)

kompetensi individudan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanankepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu padaanalisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan denganpeningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitaspegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidangCipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapatbeberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta KaryaKementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada table 12.6

Tabel 12.6 Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata

Persuratan

10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN 14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

(17)

Tabel 12.7

Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

(1) (2) (3)

Organisasi

Tata Laksana

Sumber Daya

Gambar

Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kota Pasuruan
Tabel 12.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Tabel 12.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Tabel 12.4 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia
+4

Referensi

Dokumen terkait

C. Kegiatan akhir : evaluasi, merapikan alat praktek, menutup pelajaran. Kegiatan awal : Membuka pelajaran, absen siswa, pretest pelajaran sebelumnya. Kegiatan inti :

garis B), profil B’ (hilangnya lung sliding dengan garis B), profil C (konsolidasi paru yang ekuivalen dengan gambaran garis pleura yang tebal dan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kasubag Hukum Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad Provinsi Riau mengenai upaya yang perlu dilakukan dalam

[r]

Berdasarkan kesimpulan dengan melihat beberapa kriteria kelayakan yang menunjukan angka positif atau lebih dari nol, Net B/C lebih dari satu, dan IRR lebih besar dari

Ayu Silvani Putri. Peran Guru Agama dalam membina Pemahaman Relationship Siswa di MTs. Darul Ulum Waru Sidoarjo. Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

dengan kelengkapan fasilitas yang memadai, namun jika tidak ada motivasi untuk melakukan pekerjaan tersebut maka pekerjaan itu tidak akan berjalan sebagaimana yang

Menjelaskan pengertian Ahlussunnah waljamaah Men u nj ukan ajaran-ajaran ahlussunnah waljamaah Menunjukan strategi pengamalan ajaran ahlussunnah waljamaah Menerapkan