• Tidak ada hasil yang ditemukan

Globalisasi Budaya Penyebaran Subkultur doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Globalisasi Budaya Penyebaran Subkultur doc"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Akhir Mata Kuliah Globalisasi

Globalisasi Budaya: Penyebaran Subkultur

Hippies

dan

Pengaruhnya terhadap Amerika serta Budaya Global

Kendra Anastasia Benita Na’amin

1106085005

Ilmu Komunikasi

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Hippies merupakan subkultur yang bermula dari gerakan pemuda di Amerika Serikat pada pertengahan 1960an. Pada mulanya gerakan tersebut bertujuan untuk menentang pemerintahan Amerika, mengharapkan perubahan besar-besaran pada bidang sosial dan politik. Kaum hippies memang identik dengan anti kemapanan dan menuangkannya dalam bentuk protes. Gerakan revolusi sosial ini terjadi di Amerika Barat khususnya di kota San Fransisco, negara bagian California.

Hippies yang juga dikenal dengan sebutan flower generation pada mulanya berawal dari para seniman Bohemia yang tinggal dalam komunitas di San Francisco, Los Angeles, Venice West, dan Greenwich di New York. Gerakan ini berciri gerakan sosial dan sastra pada tahun 1950an dan mengaku sebagai ‘generasi beat’ yang kemudian dikenal sebagai ‘beatniks’.

Gerakan yang dipelopori generasi muda yang manoritas berusia 20 tahunan itu kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan revolusi sosial secara massal. Protes yang disampaikan mencakup antara lain gerakan untuk pembaharuan politik termasuk gerakan anti perang Vietnam, hak-hak azasi manusia, gerakan mahasiswa, gerakan perempuan, serta gerakan hak kaum homoseksual. Kaum hippies juga identik dengan persepsi mereka yang anti kekayaan dan sangat menjunjung tinggi pelestarian lingkungan hidup.

Kaum hippies merepresentasikan “fight with flower” atau lawanlah dengan bunga yang berarti hentikan kekerasan dan lawanlah dengan kelembutan. Kaum hippes melakukan kegiatan seperti melakukan aksi demo dengan membawa spanduk dan poster berisi ajakan penolakan perang salah satunya adalah perang Vietnam. Salah satu spanduk yang sangat dikenal adalah yang bertuliskan “Make Love Not War” yang juga digunakan oleh musisi legendaris pada masa itu, John Lennon.

(3)

modern. Mereka mempunyai jargon “Back to Nature” atau gerakan kembali ke alam. Gerakan ini sekarang kembali populer di abad 21. Mereka menjalankan gaya hidup terbuka, tinggal secara komunal sebagai bentuk pemberontakan dan perlawanan akan kondisi sosial dan politik Amerika pada masa itu.

I.2. Pertanyaan Permasalahan

Berdasarkan pemaparan di atas, maka pertanyaan permasalahan yang akan diajukan dalam makalah ini adalah:

Bagaimana penyebaran subkultur hippies dan pengaruhnya terhadap Amerika serta budaya global?

Secara lebih lanjut makalah ini akan membahas tentang subkultur hippies yang awalnya merupakan suatu bentuk counterculture terhadap pemerintahan Amerika, serta bagaimana subkultur hippies dapat diketahui oleh masyarakat dunia. Nilai apa yang terkikis seiring perkembangan zaman akan subkultur hippies itu sendiri? Apa saja yang masih diadopsi oleh masyarakat global secara umum dewasa ini?

1.3 Kerangka Konsep dan Teori

Globalisasi Budaya

Globalisasi budaya merupakan bentuk penyebaran budaya yang dikatakan Poster sebagai pembentukan global culture. Menurutnya, tokoh yang mengatur tentang global culture adalah para kosmopolitan. Ia juga menuliskan apa yang dikatakan Immanuel Kant di “Idea for a Universal History from a Cosmopolitan Point of View” pada tahun 1784, permasalahan dari global culture sangat dekat dengan istilah universal dan kosmopolitan.1

Terdapat tiga pandangan utama dalam globalisasi budaya. Pertama adalah

hyperglobalist, mereka berpendapat bahwa dunia akan terhomogenisasi menjadi budaya yang sama, dengan didominasi oleh budaya Barat. Kedua adalah pandangan

1 Poster, Mark. 2008. “Global Media and Culture”, New Literary History Vol. 39/No. 3, Literary

(4)

skeptis, mereka berpendapat bahwa budaya global memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap budaya lokal masing-masing negara. Ketiga adalah pandangan

transformationalist, mereka berpendapat budaya hibrida dan budaya global baru akan tercipta melalui bahwa percampuran budaya karena proses globalisasi.2

Didalam globalisasi budaya, terdapat dua dimensi yang mempengaruhi budaya itu sendiri. Pertama adalah dimensi spasial-temporal, konsep ini menjelaskan bahwa kemampuan manusia untuk berpindah tempat secara cepat serta berkomunikasi melalui jarak jauh melalui perkembangan teknologi transportasi dan telekomunikasi akan membuat adanya perpindahan budaya. Kedua adalah dimensi organisasi, konsep ini percaya bahwa dengan kemampuan organisasi yang tinggi melalui suatu institusi, maka penyebaran budaya baru dapat dilakukan.3

Terdapat enam faktor yang mempengaruhi penyebaran budaya melalui globalisasi. Pertama adalah faktor telekomunikasi dan bahasa, interaksi serta penyebaran budaya akan terjadi jika kedua belah pihak dapat melakukan proses komunikasi dengan lancar melalui bahasa dengan teknologi komunikasi untuk melengkapinya.4 Kedua adalah faktor perusahaan multinasional yang memiliki

jaringan internasional antar negara. Perusahaan multionasional yang dimaksud adalah perusahaan yang bergerak di industri media, baik media cetak sampai dengan media elektronik.5 Ketiga adalah radio, radio merupakan bentuk komunikasi nirkabel yang

murah dan mampu menembus batas-batas nasional sehingga menjadi alat penyebaran budaya yang efisien.6 Keempat adalah faktor dari industri perfilman yang

didistribusikan secara global walaupun tidak merata di seluruh bagian dunia. Namun industri film juga menampilkan budaya-budaya masyarakat tertentu yang akan diadopsi oleh para konsumen film seperti halnya yang terjadi dengan budaya Barat. Kelima adalah televisi, televisi merupakan medium dalam penyampaian pesan yang dapat menyebarkan budaya antar negara. Faktor atau hal terakhir yang mempengaruhi penyebaran budaya karena adanya globalisasi adalah turisme.7 Faktor turisme

merupakan pengalaman yang akan dirasakan secara langsung oleh seseorang karena

2Held, David, Anthony McGrew, David Goldblatt, and Jonathan Perraton. "Globalization, Culture, and

the Fate of Nations.", Global Transformations, (Padstow: Blackwell Publishers Ltd., 1999), hlm 327

3ibid. hlm 329-330

(5)

orang tersebut akan langsung bersentuhan dan melihat budaya lokal yang bersangkutan. Sebaliknya pula, budaya lokal juga akan menerima budaya asing dari bentuk turisme tersebut.

Agenda Setting8 (Teori Penentuan Agenda)

Teori komunikasi ini menyatakan bahwa media massa merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Dua asumsi dasar yang paling mendasari penelitian tentang penentuan agenda adalah pertama masyarakat pers dan media massa tidak mencerminkan kenyataan, mereka menyaring dan membentuk isu. Kedua, konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain.

Salah satu aspek yang paling penting dalam konsep penentuan agenda adalah peran fenomena komunikasi massa, berbagai media massa memiliki penentuan agenda yang potensial berbeda termasuk intervensi dari pemodal.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Hippies sebagai bentuk ‘Counterculture’

Kecirian hippies yang paling terlihat adalah ke-bohemian-an mereka yang memiliki ketertarikan terhadap apa yang dikatakan Ginsberg merupakan ide-ide yang aneh, memandang politik sebagai hal yang buruk, serta tidak memercayai kedaulatan negara. Pada mulanya di tahun 1950an generasi beat lah yang memulai akan adanya sub kultur hippies ini.9

8 West Richard L, T. L. H. 2009. Introducing Communication Theory. Europe: Mcgraw-Hill Education 9 Miller, Timothy. 1991. The Hippies and the American Values. United States of America: University of

(6)

Pada masa itu, tahun 1968, secara general warga Amerika terbagi menjadi 3 golongan usia, dibawah umur 30 tahun, 30-45 tahun, dan diatas 45 tahun. Generasi 30-45 tahun merupakan generasi ‘depresi’, tidak dapat beradaptasi akan kenyamanan psikologis mereka dengan keamanan saat kemakmuran kembali, serta tidak pernah menaruh perhatian dengan nilai-nilai kemanusiaan, dan putus asa. 10 Sehingga terjadi

kebuntuan akan hubungan antara generasi muda dan orangtua. Kebuntuan ini lah yang menyebabkan revolusi hippies terjadi dalam membentuk sebuah subkultur yang beroposisi dengan apa yang dipercayai oleh warga Amerika dewasa pada masa itu.

Counterculture merupakan gerakan sosial yang dikatakan oleh Miller ‘romantis’ pada era 60an dan diawal 1970an. Gerakan ini didominasi oleh anak muda pada usia awal 20 tahun yang mengekspresikan ketidaksukaan mereka dengan budaya mainstream Amerika. Counterculturist yang sebagian besar dibawah umur 30 tahun mengindikasikan adanya generation gap yang menyebabkan terjadinya gerakan sosial ini. Terdapat dua kelompok yakni kelompok dewasa dan muda yang saling berseberangan.

Terdapat pula pernyataan tentang kaum hippies yang diakui bahwa mereka memiliki kontribusi penting terhadap politik di Amerika pada masa itu. Kaum hippies sebagai counterculturist disebut sebagai “the only viable social revolution”, terlepas ketertarikan para hippies terhadap Marxism, mereka tetap menyumbang dampak-dampak bagi perpolitikan dan budaya Amerika akan sistem sosial yang represif.

“Rejected the junk they’re supposed to buy now, ... rejected the war, ... rejected the comptitive performances”11

II.1. Perkembangan dan Penyebaran Subkultur Hippies di Amerika

Gerakan revolusi sosial hippies salah satunya terjadi pada saat Hari Bumi pertama pada tanggal 22 April, 1970. Para hippies sangat terlibat secara dalam di acara ini dan juga terlibat pada gerakan NGO internasional di bidang lingkungan seperti Greenpeace, Sea Shepherd, dan Earth First!. Kesadaran akan lingkungan ini

10Miller, Timothy. 1991. The Hippies and the American Values. United States of America: University

of Tenesse Press/Knoxville, hlm xix

11 Miller, Timothy et al. 1991. “Marcuse on the Hippie Revolution”. Berkeley Barb. Aug 4-10. 1967, hlm

(7)

banyak dimotori dan berkembang sebagai efek dari counterculture itu sendiri. Sampai sekarang, para veteran counterculture masih aktif didalam NGO lingkungan untuk memperjuangkan degradasi lingkungan yang terjadi di bumi.12 Hari Bumi terus

berlangsung hingga sekarang dan sudah menjadi bagian dari budaya yang dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia. Salah satu kepedulian hippies memang kepedulian akan keberlangsungan lingkungan dan alam dengan jargon mereka “Back to Nature”.

Dampak lain pada ‘hip era’ adalah pertumbuhan perusahaan bisnis yang sadar sosial dan secara sengaja mencoba menerapkan visi kaum hippies ke tempat kerja. Contoh yang paling terkenal adalah perusahaan es krim Ben dan Jerry’s di Vermont.

Gambar disamping merupakan poster publikasi Chunk Fest pada Desember 2008 yang membuktikan bahwa hingga sekarang pengaruh seni flower generation masih terasa pada produk Ben and Jerry’s. Mulai dari seni psychedelic13 yang digunakan

dalam desain serta mengangkat tema kedamaian dengan tagline

‘Peace, Love, & Ice Cream’.

Karyawan Ben and Jerry’s dapat memilih pekerjaan yang ingin mereka lakukan, mendapatkan manfaat mulai dari bagi hasil untuk biaya kuliah sampai es krim gratis. Ben and Jerry’s sangat serius tentang tanggung jawab lingkungan dan menyumbangkan 7,5% dari laba sebelum pajak untuk gerakan sosial yang progresif. Banyak perusahaan lain yang berkembang pada masa hippies, terutama yang bergerak di bidang toko makanan yang terus mengoperasikan model bisnis yang sadar akan situasi sosial.14 Pada perkembangan usaha Ben and Jerry’s, tahun November 1981,

Ben mengirimkan siaran pers yang berjudul “Two Crazy Vermont Hippies Invade Boston with Their Ice Cream”15

12Miller, Timothy. 1991. The Hippies and the American Values. United States of America: University

of Tenesse Press/Knoxville, hlm 115

13 simbol-simbol seni yang diasosiakan dengan kaum hippies karena penggunaan spektrum warna 14 Miller, Timothy. 1991. The Hippies and the American Values. United States of America: University

(8)

Simbol-simbol yang digunakan oleh kaum hippies memiliki asosiasi dengan julukan mereka yang disebut sebagai flower generation. Simbol tersebut merepresentasikan bentuk-bentuk natural, liar, dan primitif. Seringkali digambarkan dengan bentuk seni yang memiliki spektrum warna yang disebut sebagai seni psychedelic.16 Sampai sekarang, seni psychedelic telah berkembang menjadi aliran

seni tersendiri yang digunakan oleh banyak seniman di seluruh Amerika dalam membuat karya seni mereka.

Selanjutnya, dampak lain yang terjadi di Amerika karena subkultur hippies adalah dari segi musik. Musik dari era hip tentu saja masih terasa sampai sekarang dan menjadi musik populer. Populer tidak hanya di kalangan hippies tahun 60-70an tetapi juga pada generasi sekarang.17 Musik rock menjadi bagian dari kehidupan

generasi bunga ini. Grup band yang terkenal pada masa itu adalah The Beatles dengan albumnya ‘Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club band’ pada tahun 1967 dan Rolling Stone. Selain itu ada juga musisi-musisi terkenal lainnya seperti The Doors, Janis Joplin, Led Zeppelin, dan Jimi Hendrix. Semua musisi ini menjadi medium dalam menyebarkan ‘ideologi’ hippies ke seantero Amerika.

Penyebaran revolusioner melalui musik rock telah mendapatkan banyak sekali pengikut mulai dari masa-masa keemasan hippies di era 60an sampai sekarang di abad 21 ini. Musik yang diproduksi oleh para musisi counterculturist tetap didengarkan dan dijadikan panutan oleh banyak orang hingga sekarang, terbukti dari musisi-musisi yang masih melakukan tur sekarang ini seperti Rolling Stones, Paul McCartney, dan Bob Dylan.

Industri musik memang menjadi penyebaran suatu pemikiran yang dapat tersebar secara global, dilangsir dalam film dokumenter The U.S vs John Lennon bahwa penyebaran subkultur hippies melalui musik diintervensi oleh pemerintah Amerika melalui deportasi Lennon oleh pemerintah Amerika untuk kembali ke Inggris karena selalu mengatasnamakan dirinya sebagai ‘anti-war activist’. Kampanye

15 Lager, Fred. 1994. Ben & Jerry’s: The Inside Scoop: How Two Real Guys Built a Business with a

Social Conscience and a Sense of Humor. New York: Crown Publishers.

16 Gray, Ann., Campbell, Jan., Erickson, Mark., Hanson, Stuart., Wood, Helen. 2007. CCCS Selected

Working Papers. Oxon: Routledge, hlm 155

17Miller, Timothy. 1991. The Hippies and the American Values. United States of America: University

(9)

Lennon serta Yoko Ono yang condong kepada gaya hidup bohemian lainnya adalah ‘Bed Peace’.18

Nilai-hilai hippies lainnya yang sampai sekarang terus menarik banyak pengikut adalah kepedulian mereka akan apa itu konsep kultus tubuh yang menarik sebagian besar warga Amerika. Mereka melakukan kegiatan berlari dan berenang, datang ke berbagai institusi kesehatan, serta jutaan yang membeli video workout.

Memakan makanan yang sehat juga telah menjadi suatu fanatisme oleh jutaan warga Amerika karena industri organik merupakan industri yang tumbuh paling cepat diantara industri makanan lain di Amerika, bahan makanan yang bebas kontaminasi kimia menyebar ke setiap supermarket di negeri itu.19

MOFGA (Maine Organic Farmers and Gardeners Association) yang didirikan pada tahun 1971 pada mulanya didirikan oleh 50 sampai 60 orang yang disebut sebagai hippies. Sekarang, MOFGA merupakan industri organik terbesar dan tertua di Amerika. Memiliki lebih dari 6.500 anggota, dan 2.000 relawan aktif. Industri ini menghasilkan $ 36.600.000 output total pada tahun 2007, serta menyediakan 1.596 pekerjaan. Selain itu, tambahan pemasukan $ 55.000.000 yang dihasilkan secara tidak langsung melalui peralatan dan pasokan pembelian. MOFGA sekarang mengusung suatu kampanye yang berbunyi “Support Your Local Farmer-It’s Not Just for Hippies Anymore”.20

“There were about 50 to 60 people, we called them hippies in those days. Many were excited because they believed they were at the beginning of something very important” – Charlie Gould, founder of MOFGA

Tidak hanya industri pangan organik, industri pakaian yang menggunakan bahan baku organik yang diprakarsai oleh kaum hippies juga mengalami pertumbuhan yang progresif hingga sekarang. NBCNews.com pada tahun 2007 menerbitkan sebuah artikel yang berjudul ‘Organic clothing not just for hippies anymore’. Kapas organik merupakan tren yang sedang terjadi di industri pakaian. Penjualan kapas organik meningkat 119% dari $245 juta ke $583 juta pada tahun 2001 hingga 2005. 18The U.S vs John Lennon. Dir. Scheinfeld, John., Leaf, David. DVD. Lionsgate, 2006.

19Miller, Timothy. 1991. The Hippies and the American Values. United States of America: University

of Tenesse Press/Knoxville, hlm 114

20 Mack, Sharon Kiley. MOFGA 40 Years Later: ‘Organic farming isn’t just for hippies anymore’

(10)

Penjualan ini dinilai akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai lebih dari $2 miliar pada akhir 2008, menurut Organic Exchange, sebuah sosiasi perdagangan nonprofit yang bekerja untuk memperluas penggunaan kapas organik. Bahkan Wal-Mart serta Victoria’s Secret merupakan dua produk mendunia yang menggunakan kapas organik.21

II.2 Perkembangan Subkultur Hippies menjadi Global Culture

Selanjutnya, data-data diatas yang menjelaskan pengaruh subkultur hippies di Amerika, dengan kekuatan teknologi analog dan media, menyebar ke seluruh dunia dan sampai sekarang menjadi bagian dari budaya global. Seiring dengan perkembangan zaman serta peran media dalam globalisasi budaya, masyarakat global melakukan seleksi akan subkultur hippies yang masih diadposi hingga sekarang ini. Banyak sekali unsur-sunsur dari subkultur hippies yang mendunia, mulai dari kesadaran akan lingkungan, praktik bisnis yang sadar sosial, gaya hidup, seni musik, seni rupa (psychedelic), sampai dengan seni berbusana.

Budaya makanan organik juga sekarang sudah merupakan budaya global yang

mainstream, banyak negara maupun MNC yang mengkampanyekan pentingnya hidup sehat dengan tren organik. Nilai-nilai Ben and Jerry’s yang telah dijelaskan diatas hingga sekarang telah menjadi sebuah isu global bahwa sangat penting bagi perusahaan untuk mementingkan kesejahteraan pegawai dan memiliki kepedulian sosial. Seiring dengan perkembangan zaman, budaya hidup hijau dan organik tidak lagi hanya dianut oleh para kaum Hippies dan warga Amerika, namun juga warga dunia.

Gaya berbusana kaum hippies juga memiliki pengaruh besar pada budaya masyarakat global, serta memengaruhi musik populer, televisi, film, sastra, dan seni. Biasanya kaum hippies menggunakan pakaian yang berwarna-warni dengan warna mencolok, serta celana baggy atau cut bray. Baik pria maupun wanita sama-sama menggunakan bandana serta baju tye dye. Gaya berbusana ini yang sampai sekarang

21 Associated Press. 2007. Organic clothing not just for hippies anymore: mainstream retailers buying

(11)

masih diadopsi oleh masyarakat global juga oleh produk-produk kelas atas yang mendunia.

Keterlibatan banyak musisi-musisi yang menyebarkan nilai-nilai hippies secara global membuat peninggalan hippies sampai sekarang masih berada di tengah-tengah masyarakat global. Belum lagi dengan globalisasi budaya yang melahirkan produksi-produksi analog yang terpublikasi secara mendunia.

Film dokumenter seperti The U.S vs John Lennon yang disutradarai oleh John Scheinfeld dan David Leaf merupakan salah satu bentuk penyebaran sub kultur

hippies yang tanpa disadari diadopsi oleh masyarakat global. Pada film ini terlihat bahwa gerakan sosial yang awalnya merupakan bentuk counterculture dari generasi tua yang lahir pada tahun 1940an dan 1950an menjadi suatu gerakan masiv dan menarik banyak ‘anti-war

activist’ serta relawan yang mengangkat nilai-nilai kedamaian didalamnya dengan melawan pemerintahan dan segala bentuk kemapanan.22 Lennon, didalam

dokumenter ini dikatakan sebagai ‘Artist, Humanitarian, National Threat’. Hal tersebut secara jelas membuktikan bahwa negara Amerika mengambil langkah untuk membisukan teriakan-teriakan para anti-war activist yang pada saat itu semakin banyak menarik simpatisan untuk ikut serta.

ANALISIS

Globalisasi budaya telah menyebabkan subkultur hippies menjadi bagian dari budaya global yang telah terintegrasi dengan budaya lokal pada berbagai belahan dunia. Penyebaran subkultur hippies sekarang bukan merupakan bentuk penyebaran dimana terdapat komunitas-komunitas hippies yang secara harafiah ada di berbagai belahan dunia dengan cara hidup secara komunal, dan tidak memiliki tempat tinggal. Namun lebih kepada nilai-nilai serta peninggalan yang dijunjung tinggi oleh kaum hippies yang masih bertahan sampai sekarang, diantaranya kesadaran sosial akan

(12)

lingkungan, makanan organik, serta praktik bisnis yang peduli terhadap lingkungan, maupun musik rock era 1960-1970an sudah menjadi budaya global yang mainstream.

Bentuk-bentuk penyebaran subkultur hippies yang awalnya diadopsi oleh para musisi dan pebisnis Amerika telah tersebar kelingkup yang lebih besar lagi yaitu lingkup global melalui medium-medium yang digunakan. Media memiliki peran besar dalam menyebarkan subkultur hippies ke penjuru dunia, disini media memiliki kuasa untuk membatasi nilai-nilai substansial dari hippies apa yang akan disebarkan dan yang tidak. Sesuai dengan teori komunikasi yaitu teori agenda setting, seleksi akan nilai-nilai hippies yang masih bertahan hingga sekarang sesungguhnya bukanlah nilai yang paling esensial yang ingin kaum hippies tonjolkan pada masa itu.

Seiring dengan perkembangan zaman, media melakukan seleksi sesuai dengan tren global yang berjalan dari tahun 1960an hingga sekarang. Maka dari itu, peninggalan kaum hippies yang terasa hingga sekarang bukan merupakan euphoria

counterculture yang mereka bangun pada masa itu, bukan merupakan pemberontakan terhadap pemerintahan dan protes anti kemapanan yang kita rasakan, bukan merupakan sikap apatis terhadap politik dan tidak memercayai kekuatan negara. Namun lebih condong kepada gaya hidup mereka yang hijau dan organik serta bentuk-bentuk seni seperti musik rock, psychedelic, maupun seni berbusana yang mendunia.

Kembali lagi pada era 1960-1970an, terjadinya fenomena kaum hippies di Amerika pada mulanya tercipta sebagai bentuk oposisi politik sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 2 yaitu bentuk dari counterculture akan keadaan sosial politik serta perang pada masa itu. Pada masa itu pula, perkembangan teknologi masih sampai pada tahap teknologi analog belum digital seperti masa sekarang. Sesuai dengan jurnal Poster yang berjudul Global Media and Culture, Walter Benjamin berpendapat bahwa teknologi analog telah dapat membuka bentuk baru dari oposisi politik karena masyarakat akan berpikir secara kritis melalui media-media dalam teknologi analog seperti film dengan medium pesan. Poster juga mengatakan bahwa adanya fixed cultural objects pada teknologi analog terdapat pada teks, gambar, suara yang dapat disebarluaskan dan disimpan namun tidak mudah diubah oleh para konsumen budaya.23 Fixed cultural objects dari subkultur hippies inilah yang 23Poster, Mark. 2008. “Global Media and Culture”, New Literary History Vol. 39/No. 3, Literary

(13)

membuat tren hippies dari banyak bidang dapat dikonsumsi dan menjadi budaya global.

Poster juga menuliskan bahwa mungkin polemik tentang global culture

merupakan prospek dari homogenisasi yang tidak diinginkan yaitu dunia dengan hanya satu budaya, satu tipe suara, satu visi akan realitas. Namun menurutnya posisi ini tidak mempertimbangkan beberapa faktor yaitu keragaman bahasa yang bertahan dan bahasa baru muncul, bahwa budaya asing terintegrasi dengan budaya lokal dalam hibrida inventif, bahwa budaya lokal baru muncul antara subkelompok, meningkatkan keragaman bukan homogenitas, bahwa tesis homogenitas mengabaikan masalah penerjemahan dan transcoding, bahwa campuran budaya di tingkat global jauh bervariasi.24

Pernyataan Poster diatas memiliki kaitan dengan subkultur hippies sebagai budaya global. Nilai-nilai dari generasi hippies telah terintegrasi dengan budaya lokal yang beragam di seluruh penjuru dunia. Hingga saat ini masih banyak musik rock, seni psychedelic, serta gaya hidup hijau dan organik yang dilakukan oleh masyarakat luas. Karena keseragaman itu, maka hal-hal diatas menjadi suatu budaya global yang telah melekat di masyarakat dunia.

Selanjutnya, penyebaran nilai-nilai hippies merujuk kepada pandangan kaum

transformationalist, sebagai proses globalisasi budaya yang telah membentuk sebuah budaya hibrid dan membentuk jaringan budaya global baru. Hal ini bisa terlihat dari produk Ben and Jerry’s yang sudah mendunia dan dijadikan panutan oleh banyak konsep-konsep usaha menengah dewasa ini yang dipasarkan melalui media sosial yaitu Instagram yang memiliki kepedulian sosial, belum lagi perkembangan CSR yang sudah disepakati oleh negara-negara di dunia. Selain itu, tren makanan organik juga sudah menjadi jaringan budaya global dan telah membentuk pola pikir masyarakat luas bahwa makanan organik memiliki nilai tambah dibanding makanan lainnya.

Penyebaran subkultur hippies sebagai salah satu fenomena globalisasi budaya dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan pembagian dimensi spasial temporal dan organisatoris. Jika diamati secara geografis, penyebaran subkultur hippies dari waktu ke waktu semakin meluas. Dimulai dari gerakan revolusi sosial di Amerika Barat

(14)

khususnya di kota San Fransisco negara bagian California, menyebar ke seluruh Amerika, sampai ke tingkat internasional. Namun, konsep organisatoris yang merujuk kepada kekuatan kekaisaran dalam menyebarkan subkultur hippies bukan faktor utama dalam penyebaran budaya ini. Hal ini dikarenakan dari sisi historis pembentukan hippies didasari oleh kebencian akan pemerintah dan kedambaan akan adanya perubahan sosial politik. Bukan merupakan bentuk gerakan yang dimotori oleh pemerintah Amerika pada masa itu.

Penyebaran budaya melalui globalisasi tergantung pada infrastruktur global seperti telekomunikasi dan bahasa, perusahaan multinasional dalam bidang budaya, radio dan industri musik, perfilman, acara televisi dan turisme. Dalam hal bahasa, proses persebarannya tentu dapat lebih mudah diserap oleh masyarakat global dari karena budaya ini berasal dari Amerika yang merupakan negara yang menggunakan bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional.

Selain itu, perusahaan-perusahaan multinasional Amerika Serikat yang menguasai media di dunia mulai dari industri musik hingga film juga menjadi faktor pendorong terjadinya globalisasi budaya dari gaya hidup hippies ini. Semakin sering masyarakat terkena paparan akan budaya hippies dari Amerika yang direpresentasikan oleh banyak musisi serta produk terkenal pada zaman itu, maka pengetahuan masyarakat akan budaya hippies juga semakin berkembang. Pada tahap selanjutnya, jika masyarakat memiliki kesamaan nilai yaitu kecocokan dengan budaya hippies maka budaya hippies akan diadopsi dan terasimilasi dengan budaya lokal.

Radio sebagai medium yang digunakan oleh masyarakat dunia dan bentuk komunikasi nirkbel yang murah juga memiliki pengaruh terhadap penyebaran budaya hippies. Hal ini merujuk kembali kepada besarnya peran-peran musisi kelas dunia yang menjadi anti-war activist seperti John Lennon, Led Zeppelin, Janis Joplin, Jimi Hendrix yang menuangkan segala pikiran mereka kedalam lagu mereka yang disebarkan ke seluruh dunia.

(15)

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyebaran subkultur hippies merupakan bentuk dari globalisasi budaya. Munculnya subkultur hippies sebagai bentuk counterculture dari kondisi sosial dan politik Amerika pada masa itu berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Nilai-nilai yang tersebar dari generasi bunga yang lahir pada tahun 1960an itu merupakan nilai-nilai gaya hidup kaum hippies yang organik dan hijau, musik rock, kesadaran sosial, konsep kultus tubuh, dan melalui bentuk seni.

Penyebaran budaya hippies ke seluruh dunia yang terjadi karena keterlibatan media didalamnya yakni media televisi, surat kabar, dan radio pada masa itu berkembang hingga sekarang dengan teknologi digital sebagai mediumnya. Peran media juga sangat terasa dalam paparan akan musisi pada masa itu yang menjadi aktivis-aktivis anti perang hingga karya mereka masih diperhitungkan sebagai karya yang legendaris hingga sekarang.

Tren hippies yang kembali menjadi tren diabad 21 ini dan berkembang secara progresif adalah industri pangan organik, industri pakaian organik, serta tanggung jawab sosial perusahaan. Belum lagi dari sisi seni bahwa kesenian hippies juga menjadi salah satu bentuk budaya seni global yang menjadi aliran tersendiri pada masyarakat global.

Subkultur hippies dapat menjadi salah satu budaya global karena globalisasi budaya membuat nilai-nilai generasi bunga itu terintegrasi dengan budaya lokal di setiap bagian di dunia. Banyak sekali warisan-warisan dari budaya hippies yang berkembang secara progresif pada bidangnya masing-masing. Mulai dari industri pangan organik, industri busana organik, aliran musik rock, seni psychedelia, konsep kultus tubuh, hingga konsernitas perusahaan akan situasi sosial dan kesejahteraan pegawainya. Tidak disangka bahwa gerakan revolusi sosial yang bertaraf nasional dapat menjadi suatu fenomena globalisasi budaya yang melekat pada masyarakat global dan masih terasa dampaknya hingga 50 tahun setelahnya.

(16)

Gray, Ann., Campbell, Jan., Erickson, Mark., Hanson, Stuart., Wood, Helen. 2007. CCCS Selected Working Papers. Oxon: Routledge.

Grunenberg, Christoph., Harris, Jonathan. 2005. Summer of love: Psychedelic Art, Social Crisis, and Counteculture in the 1960s. Liverpool: Liverpool University Press.

Sartika et al. Held, David, Anthony McGrew, David Goldblatt, and Jonathan Perraton. "Globalization, Culture, and the Fate of Nations.", Global Transformations, (Padstow: Blackwell Publishers Ltd., 1999)

Lager, Fred. 1994. Ben & Jerry’s: The Inside Scoop: How Two Real Guys Built a Business with a Social Conscience and a Sense of Humor. New York: Crown Publishers.

Miller, Timothy. 1991. The Hippies and the American Values. United States of America: University of Tenesse Press/Knoxville

Jurnal

Poster, Mark. 2008. “Global Media and Culture”, New Literary History Vol. 39/No. 3, Literary History in the Global Age.

Film Dokumenter

The U.S vs John Lennon. Dir. Scheinfeld, John., Leaf, David. DVD. Lionsgate, 2006.

Website

Mack, Sharon Kiley. MOFGA 40 Years Later: ‘Organic farming isn’t just for hippies anymore’

http://bangordailynews.com/2011/09/02/business/mofga-40-years-later-‘organic-farming-isn’t-just-for-hippies-anymore’/ pada 31 Mei 2014 pukul 18.46

Associated Press. 2007. Organic clothing not just for hippies anymore: mainstream retailers buying into eco-friendly fashion.

Gambar

Gambar disamping merupakan poster publikasi Chunk Fest pada Desember 2008

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, motivasi kerja dan kinerja di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Binjai.. Penelitian ini merupakan

Information on RTE species protected territories, nesting sites and habitats (recognized and protected by relevant legislation) is cross checked during the processing for issuing

Struktur umum sel prokariotik terdiri dari kapsul, dinding sel (membran luar dan peptidoglikan merupakan anggota karbohidrat), membran plasma, sitoplasma yang

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pada bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas Palangka Raya teridentifikasi ada 9 (sembilan) macam kerusakan yang terjadi, yaitu: Kebocoran

Gambar 30 Activity diagram registrasi dan lihat pilih sekolah.. Activity

bahan limbah organik, hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran dari karya. Tidak semua karya kerajinan dapat dibuat kemasan. Terkadang karena ukurannya sangat besar, karya

Ret ur n On Equit y adalah sal ah satu rasio yang menggambar kan seber apa besar sebuah per usahaan dapat menghasi lkan laba dengan modal nya sendi r i, hal ini

Multimedia that can be used is Information and Technology (IT). By utilizing any advantages of )T, it can improve students’ ability in absorbing concepts, procedures, and