Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK
SEBAGAI LANDASAN TEORI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oleh: Hamdanah1
ABSTRAK
Keberadaan administrasi Pendidikan sebagai disiplin ilmu tidak bisa dipisahkan dengan membahas Administrasi Publik. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas dalam administrasi pendidikan tergantung pada kemampuan semua yang terlibat dalam sistem yang ada dalam lembaga pendidikan dalam memenuhi harapan yang dilayani yakni, peserta didik, mahasiswa, wali peserta didik secara konsisten.
Key Word: Administrasi, Pendidikan, Kompetensi.
Pendahuluan
Membahas Administrasi Pendidikan sebagai disiplin ilmu tidak
bisa dipisahkan dengan membahas Administrasi Publik.2 Fokus ilmu
administrasi negara dari yang sebelumnya berfokus pada birokrasi pemerintah menjadi berfokus pada organisasi publik, yaitu birokrasi pemerintah, dan juga organisasi organisasi non pemerintah yang terlibat menjalankan fungsi pemerintahan, baik dalam hal penyelenggara pelayanan publik, pembangunan ekonomi sosial maupun biang pelayanan yang lain.
Pengertian Pelayanan Umum Administrasi Pendidikan dan Good Governance
Menurut Moenir3 pengertian pelayanan umum adalah setiap
kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak lain yang ditujukan memenuhi
kepentingan orang banyak.‛ Jika kita melihat definisi di atas, maka seorang guru yang memberikan pelayanan kepada murid, seorang dosen yang memberikan pelayanan kepada mahasiswa, seoarang kepala sekolah sebagai administrator sekaligus sebagai supervisor kepada para guru, para staf administrasi kesiswaan, administrasi kurikulum dan pengajaran,
1Dosen Tetap Fakultas Agama Islam Universitas Islam Jember. 2 Dwiyanto, 2011, 8
administrasi personalia, administrasi sarana dan prasarana, administrasi keuangan, administrasi hubungan sekolah dan masyarkat adalah merupakan, sebuah sistem pelayanan publik di sekitar pendidikan.
Sebagai sebuah sistem maka seluruh komponen sebaiknya mengetahui tupoksiwab (tugas pokok fungsi dan tanggung jawab)masing- masing. Jika salah satu komponen ada yang kurang berfungsi, kurang bertanggung jawab, kurang mengetahui tugas pokoknya, maka kualitas pelayanan dan visi misi dari sebuah lembaga pendidikan tidak mungkin bisa tercapai secara optimal.
Selanjutnya Munir4 menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu
proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang dilakukan
secara langsung. Demikian lingkungan yang diungkapkan oleh Boediono5
bahwa pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepada hubungan interpersonal agar
terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Monier6 menjelaskan pelayanan itu
timbul karena ada faktor penyebab yang bersifat ideal mendasar dan bersifat material, faktor yang bersifat mendasar ideal ada 3 jenis yaitu:
a. Adanya rasa cinta dan kasih sayang.
b. Adanya keyakinan untuk saling tolong menolong sesama.
c. Adanya keyakinan bahwa berbuat baik kepada orang lain adalah salah
satu bentuk amal sholeh.
Demikian lingkungan pelayanan terhadap masyarakat dalam bidang pendidikan adalah merupakan pelayanan yag paling penting. Sehingga siapapun yang berada didalam sistem lembaga pendidikan harus memenuhi apa yang telah tertuang dalam UU No.20 tahun 2003
Tentang sistem pendidikan nasional, UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. PP No.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, di dalam PP No.74 tahun 2008 tentang guru, ditegaskan tentang keharusan pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sisitem pendidikan nasional 2003,
pasal 12. Syarat – syarat tersebut diberikan karena tantangan yang dihadapi
guru dan dosen sebagai pelayan publik baik lokal maupun nasional sangatlah berat.
Guru dan dosen sebagai pelayan publik harus memenuhi syarat –
syarat tertentu yang tercantum dalam UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Empat kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru
4 Ibid, 17.
5 Budiono, Pelayanan Prima Perpajakan, (Jakarta: PT Reinika Cipta, 2003),60.
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
dan dosen yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam dan mampu membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan akademik yang relevan dengan orentasi program studi, mampu menguasai materi ajar secara mendalam dan luas. Juga mampu merancang penelitian berbasis desain proposal, mampu melaksanakan dan menyusun laporan penelitian, mampu mengembangkan bidang keahlian untuk melakukan inovasi bidang ilmu pengetahuan yang ditekuni,dan mampu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis desain.
Sedangkan kompetensi peadagogik, seorang guru atau dosen harus mempunyai kemampuan merancang mata pelajaran mata kuliah dalam
bentuk silabu, SAP, RPP, out line dan hand out. Mempunyai kemampuan
pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pemahaman wawasan keilmuwan, mampu mengelola proses pembelajaran sesuai dengan tingkat kompetensi yang dikembangkan. Demikian juga harus mampu membuat perancangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dan dialogis, mampu mendesain kompleksi suatu mata kuliah dalam sebuah pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran baik proses produk secara obyektif dan fair.
Kompetensi kepribadian seorang dosen atau guru harus mempunyai kepribadian yang kokoh, karakter yang tangguh tulus ikhlas, berakhlak mulia, yang ramah, sabar, tidak mudah marah, berwibawa, berpenampilan rapi, sopan, jujur dan bersikap terbuka, dan menerima kritik dan saran, memberikan teladan dalam menanamkan nilai-nilai moral bagi peserta didik dan masyarakat. Juga mampu memaknai kehidupan
berdasarkan nilai Islam (living value), memiliki motivasi untuk berdedikasi
terhadap lembaga selain juga mampu menunjukan sikap leadership khususnya dalam konteks pendidikan tinggi.
memanfaatkan potensi sosial untuk mempresentasikan diri dan lembaga kepada instituti.
Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik dalam bidang pendidik, pemerintah telah menetapkan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Good Governance dianggap seperangkat harapan baru bagi masyarakat kepada pejabat publik termasuk dunia pendidikan yang implementasinya mengarah pada nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehendak dan keinginan peserta didik dan masyarakat. Oleh karena itu governance (meminjam istilah Miftah Thoha) sangat diperlukan yakni budaya baru untuk administrasi publik, dapat juga disebut memanusiakan administrasi publik. Empat dasar penting yang
mendorong adanya kebutuhan Human Governance7 ini antara lain,
1. Ingin menciptakan tatanan pelayanan yang lebih baik
2. Lebih banyak investment di bidang informasi dan teknologi
3. Menempatkan regulasi yang lebih baik.
4. Manajemen pelatihan yang sumberdaya manusia yang lebih terbuka dan
jujur
Kualitas Pelayanan Administrasi Pendidikan
Dari beberapa literatur dijumpai beberapa kualitas yang banyak dikutip, menurut Doming, kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sedangkan Rosby mempersepsikan kualitas
sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhaadap persyaratan8.
Agar bisa memberikan pelayanan terbaik, hendaknya semua yang terlibat dalam sistem sebuah lembaga pendidikan bisa melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas fungsi dan tanggung jawab masing- masing. Citra kualitas pelayanan yang baik bukanlah berdasarkan pada sudut pandang ataupun persepsi penyedia lagi atau lembaga pendidikan, melainkan pada persepsi dan sudut pandang masyarakat yang dilayani dibidang pendidikan. Dalam hal ini peserta didik, mahasiswa atau wali peserta didik.
Kondisi kualitas pelayanan pendidikan yang belum optimal dapat ditingkatkan dengan salah satu upaya pengembangan pegawai
sebagaimana diungkapkan oleh Edward9 menyatakan ‚pengembangan
pegawai menjadi salah satu faktor di dalam meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada pelanggan karena memberikan pelayanan
7 Miftah Thoha, Ilmu AdministrasiPublik Kontemporer, (Jakarta: Kencana Pranada, 2008), 155
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
yang berkualitas atau yang lebih baik merupakan daya penarik yang sangat
penting‛.
Pendapat diatas menunjukkan dengan pengembangan pegawai diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai yang instansi yang bersangkutan.
Kualitas pelayanan menurut wyckd tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengedalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi kepentingan yang dilayani. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dengan memuaskan, jika pelayanan diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka kualitas pelayanan diharapkan buruk.
Dengan demikian, baik tidaknya kualitas dalam administrasi pendidikan tergantung pada kemampuan semua yang terlibat dalam sistem yang ada dalam lembaga pendidikan dalam memenuhi harapan yang dilayani yakni, peserta didik, mahasiswa, wali peserta didik secara konsisten.
Prinsip Good Governance
Lembaga Admistrasi Negara good governance sebagai
penyelenggaraan pemerintah Negara yang solid dan bertanggung jawab serta effisien dan efektif, yaitu dengan menjaga kesinergisan interaksi konstruktif diantara domain-domain Negara, sektor swasta dan masyarakat. Adapun karakteristik good governance menurut rumusan
United Nation Development Program (UNDP) meliputi, (a)
artisipasi(participation), (b) supremasihukum (rule of law), (c)
transparansi(transparency), (d) cepat tanggap(rensponsivences), (e)
membangun consensus(consensus orientation), (f) kesetaraan(equiluty), (g)
bertanggung jawab (accuntability), (h) visi strategis (strategic vision).
Sedangkan prinsip- prinsip good governance yaitu (a) mengikut
sertakan semua transparansi (b) bertanggung jawab (c) efektif dan efesien (d) menjamin adanya supremasi hokum (e) menjamin bahwa prioritas- prioritas politik sosial dan ekonomi didasarkan pada consensus mastarakat, (f) memperhatikan kepentingan mereka yang miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumberdaya pembangunan.
Dibidang pendidikan tentunya prinsip - prinsip good governance
hendaknya memperhatikan kepentingan mereka yang miskin dan lemah ataupun cacat secara mental maupun fisik dalam proses pengambilan keputusan menyangkut kebijakan tentang pendidikan.
Konsep Good Governance
Adapun karakteristik good governance yangdiberikan UNDP adalah
meliputi:
a. Participation, keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan apresiasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.
b. Rule of law, kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu.
c. Transparency, transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh
onformasi – informasi yang berkaitan kepentingan publik secara
langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.
d. Responsiveness, lembaga- lembaga publik harus cepat tanggap dalam
melayani stakeholder.
e. Consensus orientation, berorientasi pada kepentingan masyarakat yang
lebih halus.
f. Equality, setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
memproleh kesejahteraan dan keadilan.
g. Efficiency and effectiviness, pengelolaan sumber daya publik dilakukan
secara berdayaguna (efisien) dan berhasilguna (efektif)
h. Accountability, pertanggung jawaban kepada publik atau setiap
aktivitas yang dilakukan.
i. Strategic vision, penyelenggaraan pemerintah dan masyarakat harus
memiliki visi jauh kedepan.
Administrasi Pendidikan Dan Pelayanan Publik
Kenyataan yang selama ini dijumpai adalah pelayanan yang kurang memuaskan disebabkan jauh dari kriteria prinsip pelayanan public sebuah
peneliti: Governance and Decentralization survey 2003 (www.
Bapenas.go.id, mengemukakan bahwa beberapa indikasi adanya pelayanan yang masih jauh dari kualitas yang baik adalah:
a. Belum adanya prinsip keadilan dan persyaratan dalam praktek
pelayanan publik yang masih ditandai oleh masih banyaknya diskriminasi menurut hubungan pertemanan afiliasi politik kesamaan etnis dan agama dalam praktek pelayanan masyarakat.
b. Rendahnya respon pemerintah dalam menanggapi kebijakan
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
c. Rendahnya effisiensi dan effektifitas pelayanan yang ditandai oleh
adanya pelayanan yang lambat, tidak cepat, tidak tepat waktu dan masih adanya biaya tambahan diluar biaya yang sebelumnya.
d. Masih adanya budaya rentebirokrasi dimana sering terjadi praktek suap
dan pertanyaan yang kadang- kadang melebihi kepentingan
dasar………Paraswams dkk.10
Mengidentifikasi 10 dimensi karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur atau mengevaluasi kualitas pelayanan yaitu:
a. Reabilitas, mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja dan
kemampuan untuk dipercaya (dependibility).
b. Responsivitas, kemauan untuk kesiapan para karyawan untuk
memberikan jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan.
c. Kompetensi setiap orang dalam suatu perusahaan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan pelanggan.
d. Akses mendapati kerendahan untuk ditemui dan di hubungi, hal ini
berarti ideal fasilitas lagi mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama.
e. Courtesy (kesopanan) mendapat sikap sopan santun, perhatian dan
keramahan yang dimiliki para contak person.
f. Komunikasi artinya mereka yang memberikan informasi kepada
pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami serta selalu mendengarkan suara pelanggan.
g. Kredibility
h. Security (keamanan), yaitu rasa aman dari bahaya, resiko atau keraguan,
aspek – aspek meliputi keamanan fisik (plysical safery), keamanan
financial (financial safery)
i. Understanding atau knowing the costumer, yaitu usaha untuk
memahami kebutuhan pelanggan.
j. Fungsibles yaitu bukti
Jenis – Jenis Pelayanan Publik
Surat edaran menteri pendaya gunaan dan aparatur Negara No. SE/10/M.PAN/7/2005 tentang daftar prioritas jenis pelayanan publik, dimana didalamnya terdapat 11 sektor pelayanan yang perlu mendapatkan prioritas peningkatan kualitas atas jenis-jenis pelayananya yang meliputi :
1. Adminstrsi kependidikan
2. Kepolisian
3. Perundustrian perdagangan dan koprasi
4. Bea cukai dan pajak
5. Kesehatan
6. Imigrasi
7. Perhubungan
8. Ketenagakerjaan
9. Pertanahan dan pemukiman
10.Pendidikan
11. Penanaman modal11
Berdasarkan table daftar prioritas tersebut di atas dapat disimpulkan (harus ada 11 sektor pelayanan publik dengan masing- masing jenis pelayanan salah satu diantaranya adalah sektor pendidikan yang mendapatkan prioritas untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya).
Inovasi dalam Administrasi Pendidikan
Pengembangan good governance memiliki kendala yang besar, oleh karena itu langkah-langkah strategis melakukan pembaharuan good governance. Pelayanan publik sebagai bentuk pelayanan umum khususnya dibidang pendidikan tentunya membutuhkan inovasi - inovasi baru sehingga dapat mendorong pengembangan good governance, sebagaimana
penjelasan mark moore and jean Hartley edited by Stephen P. Osborne.
Among prfesionals, innovation is seen as a critical for improving the pervormance of govermant and enhacing government’s legitimacy with citizen”. Inovasi itu dilihat sebagai metode yang paling baik untuk meningkatkan kinerja pemerintahan dan memperkuat legitimasi pemerintahan dengan
masyarakatnya‛. Menurut MarkMoore Nothing other than an innovation government can keep pace with citizen aspiration for a government that is both efficient and effective in it is core operations, and capapale of responding to the
diverse and changing needs of a modern society. Selain pemerintahan yang
inovatif tidak ada bentuk lain yang memenuhi aspirasi masyarakat atas kinerja pemerintah yang efisien dan efektif pada pelaksanaan dan kemampuan untuk merespon kebutuhan yang berbeda dan selalu berubah pada masyarakat yang modern.
Inovasi itu dilihat sebagai metode yang paling baik untuk meningkatkan kinerja pemerintah dan memperkuat legitimasi pemerintah
dengan masyarakat.
Bagaimana inovasi dilakukan dibidang Administrasi Pendidikan? Administrasi pendidikan merupakan sebuah sistem sehingga semua komponen harus diberdayakan baik melalui workshop, pelatihan seminar
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
dan lain sebagainya agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat. Thoha12 menjelaskan prinsip prinsip Human Governance:
1. Adanya akuntabilitas Sosial. Prinsip ini dipahami sebagai wujud dari
realisasi dan implementasi dari prilaku pertanggung jawaban sosial yang harus dilakukan oleh administrasi Publik termasuk administrasi Pendidikan. Prinsip ini harus dijadikan sebagai alat untuk dialog dengan stakeholder, terutama dilakukan ketika menyusun perencanaan dan evaluasi hasil yang dicapai.
2. Pendidikan bagi Warga Negara. Prinsip ini sebagai proses ‘learning’ dan
dapat diketahui melelui sistem pendidikan, pada kegiatan pelatihan, pada informasi yang tersedia pada kreatifitas rasa tanggung jawab yang semakin besar dan keterlibatan warga dalam realisasi tercapainya tujuan Pendidikan Nasional. Selain itu juga melaksanakan kempanye yang mendorong timbulnya kepekaan bagi warga terhadap program Pendidikan.
3. Kesamaan dan kebebasan [ Equality and Freedom]. Prinsip ini sebagai keharusan untuk menjamin adanyakesamaan dan kebebasan bagi semuanya.
4. Partisipasi Prinsip ini dipergunakan sebagai upaya untuk menilai peningkatan kwalitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, dan jaminan terhadap hak warga Negara untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan.
5. Sustanebilitas Prinsip ini menjamin kelangsungan program kegiatan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat
6. Bantuan subsidi.
7. Kompetisi ditingkat global. Prinsip upaya untuk melakukan transparansi sistem perundangan dan sebagai upaya untuk menyempurnakan kwalitas administrasi.
8. Kinerja administrasi pemerintahan yang adaptif. Hal ini diperlukan agar bisa menjamin kreatifitas warga.
9. Reabilitas Prinsip ini bisa dipahami sebagai keseimbangan hubungan antara Negara, Institusi dan Negara. Keseimbangan ini sebagai wujud adanya dialog dan terciptanya iklim yang saling menghargai antara rakyat warga dan pemerintah.
Berbeda dengan Thoha Bery menjelaskan beberapa hal yang sebaiknya dimiliki dan dilakukan oleh para pelayan publik termasuk
pelayan pendidikan yaitu ‘
1. Tangibles, yang berkenaan dengan daya tarik fasilitas perlengkapan dan material yang digunakan serta penampilan karyawan.
2. Reliability [keandalan] Yaitu berkenaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertamakali tanpa membuat kesalahan.
3. Responsiveness [daya tanggap] Keinginan para staf dan karyawan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance [ jaminan] yaitu mencakup pengetahuan dan kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf. 5. Empaty yang meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan dan
komunikasi yang baik.
Penutup
Hamdanah, Paradigma Administrasi Publik Sebagai Landasan Teori Administrasi Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, 2003. Pelayanan Prima Perpajakan, Jakarta PT Reinika Cipta.
Barata A.A 2004, Dasar dasar Pelayanan Prima; Jakarta PT Alex Media
Kompotindo
Frederickson H George 1997, The Spirit Of Publik Administration. California,
Jossebass San Francisco.
Gasperz. Vincent 1997. Manajamen Kwalitas dalam Industry Jasa, Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama
Moenir, 2002 , Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta PT Bumi
Aksara
Osborne, P.Stepheen [ ed ] 2010, The New Public Governnce ? Emerging
Perspectives On the theory and practice of Public Governance,
Simultaneosly Published in USA and Canadaby Reoledge 270 Medison New York.
Levine, Charles.H.B,Guy , Peters Frank.J Thomas, 1990, Public
Administration Challenges Choise Consequences, London,
ScottForesmanlittle
Sekretariat Negara RI 2003 Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta 8 Juli
Sekretariat Negara RI tahun 2005 Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ,Jakarta 16 Mei
Tjiptono F Chandra 2005 , Service Quality and Satisvaction,Yogyakarta Ani Ofsit
Tjiptono, Diana 2003 Total Quality Managemen, edisi revisi Yogyakarta
Yamit .Zullan 2001, Manajemen Kwalitas produksi dan Jasa, Jakarta, Ekonesia.
Dokumen
Surat Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63 tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggara Pelayanan Publik.