• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIA BOOKLET DIBANDINGKAN AUDIOVISUAL TERHADAP Efektifitas Pendidikan Kesehatan Media Booklet Dibandingkan Audiovisual Terhadap Pengetahuan Orang Tua Tentang Karies Gigi Pada Anak Usia 5-9 Tahun Di Desa Makamhaji.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIA BOOKLET DIBANDINGKAN AUDIOVISUAL TERHADAP Efektifitas Pendidikan Kesehatan Media Booklet Dibandingkan Audiovisual Terhadap Pengetahuan Orang Tua Tentang Karies Gigi Pada Anak Usia 5-9 Tahun Di Desa Makamhaji."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KARIES GIGI

PADA ANAK USIA 5-9 TAHUN

DI DESA MAKAMHAJI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh:

MARIA AGUSTIN J210100007

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

USIA 5- 9 TAHUN DI DESA MAKAM HAJI Maria Agustin*, Irdawati **, Endang Zulaicha S. ***

ABSTRAK

Masalah kesehatan gigi yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah karies gigi. Upaya menurunkan insidensi dan akibat gangguan sangat penting pada masa kanak- kanak karena karies gigi, jika tidak ditangani, akan menyebabkan kerusakan total pada gigi yang sakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan dengan menggunakan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orang tua tentang karies gigi pada anak usia 5-9 tahun. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain penelitian Two Group Pretest Posttest Design. Sampel penelitian berjumlah 40 responden yang memiliki anak usia 5- 9 tahun dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 20 responden untuk tiap-tiap kelompok, dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Analisa data meliputi uji Paired t- test dan Independen t- test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan setelah pendidikan kesehatan karies gigi pada responden dengan media booklet (p- value= 0,000) dan media audiovisual (p- value= 0,000). Tidak terdapat perbedaan rata- rata antara kelompok booklet dengan audiovisual dengan (p- value= 0,273).

(4)

THE EFFECTIVENESS OF BOOKLET MEDIA HEALTH EDUCATION

COMPARE TO AUDIOVISUAL TOWARD PARENTS’ KNOWLEDGE OF

CARIES FOR CHILDREN IN YEAR 5-9 IN MAKAMHAJI REGION Maria Agustin*, Irdawati **, Endang Zulaicha S. ***

Tooth decay which often occurs to children is caries. Effort to decrease incident and disturbance-caused to children toward caries, if it is not handled, will cause total damaged to tooth decay. The objective of this research is to know the effectiveness of health education used booklet media compare to audiovisual

toward parents’ knowledge of caries for children in year 5-9. Type of research is quantitative used Quasi Experimental method with Two Group Pretest and Posttest design. Research sample is about 40 respondent who have children in year 5-9 and divided into two groups namely 20 respondent for each group, with Cluster Random Sampling technique. Data analysis consists of Paired t- test and Independent t- test. Resulted data shows that there is a difference of knowledge between before and after caries health education to respondent used booklet media (p- value= 0,000) and audiovisual media (p- value= 0,000). There is no average disparity between booklet group and audio visual (p- value= 0,273).

(5)

PENDAHULUAN Latar belakang

Masalah kesehatan gigi yang paling sering terjadi pada anak-anak

adalah karies gigi. Masalah

kesehatan gigi pada anak merupakan

masalah kesehatan yang terus

meningkat di pedesaan maupun di perkotaan. Pada wilayah perkotaan prevalensi penyakit periodontal pada anak meningkat dari 62%- 72% dan prevalensi karies meningkat dari 72%- 73%. Di daerah pedesaan prevalensi penyakit periodontal pada anak meningkat 68%- 89% dan prevalensi karies meningkat dari 66%- 71% (Isrofah dan Nonik, 2010).

Hal ini juga diperjelas dengan penelitian yang dilakukan pada tahun

2007 bertempat di Jakarta

menyebutkan 80% orang Indonesia mengidap gigi berlubang. Orang yang menderita gigi karies ini akan merasakan ngilu atau tidak nyaman bila lubangnya kemasukan makanan yang agak keras, atau pun terkena

rangsangan dingin seperti es

(Machfoedz & Zein, 2005).

Masalah kesehatan gigi

terutama pada anak di Indonesia

masih sangat memprihatinkan.

Kebanyakan orang tua menganggap bahwa pergantian dari gigi sulung ke permanen tidak perlu dirawat jika anak tidak mengeluh sakit, padahal banyak akibat yang ditimbulkan jika gigi sulung tidak dirawat dengan baik. Banyak upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan gigi pada anak, salah satunya yaitu melakukan perawatan ke dokter gigi atau ke puskesmas

setiap 6 bulan sekali (Susilo, 2005; Tampubolon, 2006).

Mengingat besarnya peran

orang tua dalam peningkatan

pengetahuan terhadap pencegahan kesehatan gigi pada anak maka perlu

melakukan pendekatan khusus

terhadap orang tua tentang kesehatan gigi pada anak. Pendidikan kesehatan gigi pada orang tua yang mempunyai anak usia 5-9 tahun sangat penting karena pada usia tersebut adalah

masa kritis, yaitu pada masa

pertumbuhan dan perkembangan

khususnya masa pertumbuhan gigi permanen, hal ini dilakukan agar karies gigi pada anak tidak terjadi (Isrofah dan Nonik, 2010).

Pendekatan pemecahan

masalah yang dilakukan adalah usaha

promotif dan prefentif. Tujuan

pencegahan karies gigi pada

hakikatnya adalah mempertahankan gigi geligi asli seumur hidup agar kesehatan gigi dengan fungsi optimal dapat dinikmati. Dengan melakukan pencegahan yaitu pembersihan plak

dengan sikat gigi teratur

(Tampubolon, 2006). Upaya

pencegahan kerusakan gigi anak dititik beratkan pada anak kelompok umur < 14 tahun (usia SD) karena anak-anak seusia tersebut mulai tumbuh gigi tetap sehingga rentan

terhadap penyakit karies gigi

(Alhamda, 2011).

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Kartasura merupakan pos kesehatan rawat jalan untuk berbagai macam penyakit di wilayah kecamatan Kartasura, diantaranya adalah penyakit yang sering terjadi pada anak. Penyakit yang sering

(6)

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

kartasura adalah gangguan

pertumbuhan gigi dan karies gigi. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

yang dilakukan oleh pihak

puskesmas Kartasura yaitu UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) sudah rutin dilakukan, namun pada kenyataan klien masalah kesehatan gigi terus meningkat.

Dari data di Puskesmas

Kartasura pada tahun 2012 gangguan karies gigi dan erupsi pada anak usia 5-9 tahun berada di urutan pertama Berdasarkan keterangan dari petugas Puskesmas Kartasura, pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi pada anak khususnya penyakit karies gigi dan erupsi pada anak usia 5-9 tahun masih kurang. Orang tua

beralasan apabila anak tidak

mengeluh sakit pada gigi, maka dianggap tidak ada permasalahan pada gigi anak tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan

di dalam bidang kesehatan

(Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses

belajar yang ditujukan kepada

individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi tingginya.

Menurut Maulana (2009)

Media atau alat peraga adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampikan bahan pendidikan atau pengajaran. (Suiraoka & Supariasa, 2012).

Audiovisual adalah alat bantu

pendidikan yang dalam

penggunaanya menstimulasi indera

penglihatan dan

pendengaran.Audiovisual adalah

media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang

dapat dilihat dan didengar

(Unohamzah, 2010).

Pengetahuan adalah

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca

indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Karies merupakan suatu

penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaingan keras gigi yang kemudian diikuti oleh

kerusakan bahan organiknya.

(7)

METODEPENENLITIAN

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan Metode

Quasi Experimentaldengan desain

penelitian Two Group Pretest

Posttest Design (Notoatmodjo, 2005).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang memiliki anak usia 5-9 tahun di wilayah Desa Makamhaji Kecamatan Kartasura sebanyak 719 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling (Area Sampling) dengan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan daerah secara

random, dan tahap berikutnya

menentukan orang- orangnya yang ada didaerah tersebut secara random juga (Sugiyono,2010). Berdasarkan teknik cluster random sampling dari 10 dukuh yang ada di desa Makamhaji di random dengan cara diundi dan didapatkan 2 dukuh yaitu

dukuh Sanggrahan dan dukuh

Gantungan. Kemudian diundi lagi untuk menentukan orang- orang atau responden yang akan digunakan sebagai sampel.

HASILPENELITIAN Karakteristik Responden

Tabel 1 karakteristik

responden menurut umur, pekerjaan, dan pendidikan yang berada di desa Makamhaji.

Karakteristik Kelompok Booklet diketahui bahwa jumlah responden paling banyak pada umur 21- 30

yaitu sebanyak 19 responden

(47,5%). Tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 24 (60,0%), sedangkan status pekerjaan yang paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 31 responden (77,5%).

ANALISAUNIVARIAT

Pengetahuan Tentang Karies Gigi

Pretest pengetahuan tentang karies gigi

Tabel 2 pretest pengetahuan responden tentang karies gigi pada media booklet dan audiovisual.

Tingkat menunjukkan bahwa dari kedua

kelompok responden memiliki

(8)

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Posttest pengetahuan tentang karies gigi

Tabel 3 posttest pengetahuan responden tentang karies gigi pada media booklet dan audiovisual.

Tingkat pengetahuan

Booklet Audiovisual

Kurang menunjukkan bahwa dari kedua kelompok responden yang paling tinggi yaitu dalam kategori cukup

sebanyak 30 responden, 15

responden pada kelompok booklet dan 15 responden pada kelompok audiovisual.

ANALISA BIVARIAT

Uji homogenitas

Tabel 4 uji homogenitas data media booklet dan audiovisual.

Variabel Levene’s test

Berdasarkan tabel di atas data pengetahuan untuk masing masing kelompok adalah homogen, sebab didapatkan hasil p value lebih besar dari 0.05.

Analisis Uji Normalitas

Tabel 5 uji normalitas data media booklet dan audiovisual.

Variabel p-

value

Kesimp uan

Pretest pengetahuan booklet

Posttest pengetahuan booklet

Pretest pengetahuan audiovisual

Posttest pengetahuan audiovisual

Berdasarkan tabel di atas data

pengetahuan untuk kelompok

booklet maupun audiovisual masing- masing berdistribusi normal, karena

p value masing- masing kelompok lebih besar dari 0,05.

Analisis Uji Paired t Test (Uji Beda Rata- Rata Pretest- Posttest

Pengetahuan Kelompok Booklet)

Tabel 6 Hasil Uji Beda Rata- Rata Pretest- Posttest Pengetahuan Kelompok Booklet.

Pengetahuan Rata- rata didapatkan hasil t- test sebesar -9,853 dan nilai p value 0,000 sehingga kesimpulannya adalah Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan

sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan media booklet tentang karies gigi.

Analisis Uji Paired T- Test (Uji Beda Rata- Rata Pretest- Posttest

Pengetahuan Kelompok

Audiovisual)

Tabel 7 Hasil Uji Beda Rata- Rata Pretest- Posttest Pengetahuan Kelompok Audiovisual.

Pengetahuan Rata- rata

t- test p- value

(9)

Pretest artinya ada perbedaan pengetahuan

antara sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan

dengan media audiovisual tentang karies gigi.

Analisis Uji Independent T Test

(Uji Beda Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Karies Gigi Antara Kelompok Booklet dengan Kelompok Audiovisual.

Tabel 8 Hasil Uji Beda Rata- Rata Kelompok Booklet dengan

Kelompok Audiovisual Tentang

Karies Gigi. nilai p value sebesar 0,273, sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan antara kelompok booklet

dengan kelompok audiovisual.

Dengan kata lain kedua kelompok media tersebut tidak berbeda atau sama.

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Berdasarkan data hasil

penelitian dari 40 responden yaitu 20 responden untuk kelompok booklet dan 20 untuk kelompok audiovisual,

dapat diketahui karakteristik

responden menurut umur yaitu

responden yang paling banyak

berumur 21- 30 tahun untuk

kelompok booklet sejumlah 50,0% dan untuk kelompok audiovisual 45,0%.Pada usia tersebut diharapkan

orangtua mampu memberikan

perawatan terutama kesehatan gigi

yang optimal kepada anaknya

sehingga gigi anak tumbuh normal dan tidak terjadi masalah pada gigi anaknya. Seperti yang di ungkapkan oleh Wong (2004) bahwa usia

merupakan faktor yang

mempengaruhi orangtua untuk dapat menjalankan peran sebagai ibu. Dan usia yang paling baik untuk merawat dan membesarkan anak adalah usia 18- 35 tahun. Selama usia tersebut kesehatan dianggap masih optimal dengan perkiraan usia harapan hidup yang cukup dan memadai untuk membangun sebuah keluarga, untuk menjalankan peran perawatan dan pengasuhan yang optimal diperlukan kekuatan fisik dan psikososial untuk melakukannya.

Berdasarkan hasil di atas

bahwa kebanyakan responden

berpendidikan SMA. Peneliti

berharap semakin tinggi pendidikan responden semakin baik responden merawat anaknya. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2013) bahwa pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dan juga usaha

mendewasakan manusia melalui

(10)

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Berdasarkan hasil penelitian di atas kebanyakan responden adalah ibu rumah tangga, ibu rumah tangga

diharapkan mampu memberikan

perawatan pada anaknya lebih

optimal karena waktu yang

diluangkan responden di rumah bersama anak lebih banyak. Seorang ibu adalah perawat utama seorang anak, jika anak merasa disayangi dan dicintai ibunya , maka anak akan

merasa aman dan ada yang

memperhatikan (Indiarti, 2008).

Sejalan dengan Eviyati (2009) bahwa ibu rumah tangga akan lebih banyak meluangkan waktu dibandingkan

pekerja untuk memperhatikan

kondisi kesehatan anaknya,

khususnya kesehatan gigi.

Pengetahuan Tentang Karies Gigi pada kedua Kelompok Media Sebelum Pendidikan Kesehatan Karies Gigi

Berdasarkan data hasil pretest

pengetahuan tentang karies gigi pada kelompok booklet didapat nilai rata- rata skor pengetahuan sebesar 16,70 dengan standar deviasi sebesar 2,658

sedangkan pada kelompok

audiovisual didapat nilai rata- rata skor pengetahuan sebesar 16,90 dengan standar deviasi sebesar 2,426.

Data pretest kategori baik untuk media booklet sebanyak 3 orang dan kategori cukup 12 orang sedangkan kategori kurang ada 5 orang, untuk media audiovisual sebanyak 4 orang berkategori baik 13 orang berkategori cukup dan 3 orang berpengetahuan kurang.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan

terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan yng didapat melalui pancaindera manusia yaitu indera

penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Budiman, 2007).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nazarwin (2011) yang didapatkan nilai rata- rata skor

pengetahuan tahap awal pada

kelompok curah pendapat adalah 6,03 sedangkan rata- rata pada

kelompok ceramah dengan

audiovisual 6,25.

Pengetahuan Tentang Karies Gigi pada kedua Kelompok Media Setelah Pendidikan Kesehatan Karies Gigi

Hasil penelitian ini

menunjukkan nilai rata- rata

pengetahuan responden kedua

kelompok setelah dilakukan

pendidikan kesehatan tentang karies gigi. Data hasil posttest pengetahuan tentang karies gigi pada kelompok booklet di dapat nilai rata- rata skor pengetahuan sebesar 20,80 dengan standar deviasi 1,436, sedangkan pada kelompok audiovisual didapat nilai rata- rata skor pengetahuan sebesar 20,20 dengan standar deviasi 1,936. Sesuai data hasil posttest

didapatkan kategori pengetahuan

responden baik ada 2, dan kategori

cukup 15 sedangkan kategori

pengetahuan kurang 3 pada media booklet maupun audiovisual, pada kedua media tersebut dari kategori baik mengalami penurunan dan kategori kurang mengalami kenaikan yaitu ke kategori cukup. Hal tersebut

(11)

lingkungan yaitu mungkin terlalu dekat tempat duduk responden satu

dengan yang lain, suasana

lingkungan yang kurang kondusif

dan terlalu ramai sehingga

mengurangi konsentrasi responden dalam mengisi kuesioner. Menurut Budiman (2013), bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap pross masuknya pengetahuan ke dalam diri individu. Hal ini terjadi karena

adanya interaksi timbal balik

lingkungan dan proses masuknya

pengetahuan. Semakin kondusif

lingkungan semakin baik pula proses masuknya pengetahuan.

Berdasarkan penelitian

menunjukkan bahwa dari kedua kelompok responden yang paling tinggi yaitu dalam kategori cukup

sebanyak 30 responden, 15

responden pada kelompok booklet dan 15 responden pada kelompok audiovisual.

Penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh

Wibowo (2013) yang didapat hasil

post test sebesar 96,6 untuk

kelompok audiovisual dan sebesar 100,0 untuk kelompok buku saku.

Perbedaan Pengetahuan Tentang Karies Gigi antara Sebelum Dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Media Booklet

Bedasarkan data hasil

penelitian diketahui nilai rata- rata

pre test dan nilai post test

pengetahuan kelompok booklet

dengan diberikan pendidikan

kesehatan yaitu nilai rata- rata pre test 16,70 dengan standar deviasi 2,658 dan rata- rata post test 20,80

dengan standar deviasi 1,436

sedangkan didapatkan nilai t test sebesar -9,853 dan nilai p value

0,000.

Dilihat dari nilai rata- rata tersebut terjadi kenaikan nilai rata- rata pada kelompok booklet setelah

diberikan pendidikan kesehatan.

Berdasarakan analisa sebelum dan

sesudah perlakuan menggunakan

media booklet terhadap pengetahuan responden tentang karies gigi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pengetahuan kesehatan setelah

dilakukan pendidikan kesehatan

menggunakan media booklet.

Media atau alat peraga

adalah alat yang digunakan oleh

pendidik untuk membantu dan

menerangkan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Media

bermanfaat menimbulkan minat

sasaran, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain,

dan memudahkan penyampaian

informasi (Maulana, 2009). Media booklet adalah buku yang tipis dan

lengkap informasinya, yang

memudahkan media tersebut untuk

dibawa (Satmoko dkk, 2006).

Booklet berisi informasi yang jelas, tegas dan mudah dimengerti selain itu juga berisi tulisan dan gambar (Suiraoka & Supariasa, 2012).

Hal tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh

Wibowo (2013) bahwa ada pengaruh

pengetahuan responden setelah

dilakukan pendidikan kesehatan

dengan metode buku saku.

(12)

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Hasil nilai pre test dan post test pengetahuan pada kelompok

audiovisual dengan diberikan

pendidikan kesehatan yaitu nilai rata- rata pre test 16,90 dan rata- rata post test 20,20 sedangkan didapatkan hasil t test sebesar -8,157 serta p value 0,000. Dilihat dari nilai rata- rata tersebut diketahui bahwa terjadi kenaikan nilai rata- rata setelah

dilakukan pendidikan kesehatan.

Terdapat perbedaan rerata

pengetahuan responden antara

sebelum dan sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan media

audiovisual sebesar 3,30. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan

pengetahuan responden tentang

karies gigi sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan dengan

media atau alat peraga dapat

mengubah pengetahuan melalui

pancaindera yang ditangkap oleh seseorang (Maulana, 2009). Media

audiovisual adalah alat bantu

pendidikan yang dalam

penggunaannya menstimulasi indera

penglihtan dan pendengaran

(Unohamzah, 2010). Sedangkan

menurut Arsyad (2011) media

audiovisual merupakan alat bantu pendidikan yang memiliki unsur suara dan gambar, yang sifatnya

mampu meningkatkan persepsi,

mampu meningkatkan pengertian dan meningkatkan ingatan.

Hasil penelitian ini

sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Nazarwin (2011) bahwa ada pengaruh pengetahuan

setelah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan media audiovisual.

Pada penelitian yang

dilakaukan Hastuti (2010)

mengatakan bahwa ada pengaruh

pendidikan kesehatan gigi

menggunakan metode ceramah

dengan lembar balik dalam

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi.

Perbedaan Peningkatan

Pengetahuan Tentang Karies Gigi antara Kelompok Booklet dan Kelompok Audiovisual

Berdasarkan data hasil

penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara peningkatan pengetahuan karies gigi orangtua (selisih skor pengetahuan karies gigi sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan) pada orangtua

yang mendapatkan pendidikan

kesehatan menggunakan media

booklet maupun audiovisual, karena didapatka nilai p value sebesar 0,273.

Nilai rata- rata pada

kelompok booklet adalah 20,80

sedangkan pada kelompok

audiovisual 20,20 didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,273 (0,273 > 0,05) maka Ha ditolak dan Ho

diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok pendidikan kesehatan dengan media booklet dan

kelompok pendidikan kesehatan

dengan media audiovisual.

Berdasarakan besar nilai selisih yang begitu kecil dan didapat kesimpulan bahwa Ho diterima menunjukkan bahwa kedua media tersebut yaitu booklet dan audiovisual sama- sama

efektif dapat meningkatkan

pengetahuan tentang karies gigi. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat

(13)

dilakukan, baik menggunakan media

booklet maupun audiovisual

dilakukan diskusi atau tanya jawab sehingga dapat mempengaruhi hasil

pengisian pertanyaan kuesioner,

selain itu pengaruh lingkungan atau kondisi ketika responden duduk atau bisa berinteraksi dengan yang lain

sehingga mampu mengurangi

konsentrasi dan membuat kondisi

tidak kondusif pada pengisian

kuesioner baik untuk kedua media tersebut dan bisa jadi membuat nilai rata- rata kedua media tersebut hampir ada persamaan rata- rata pengetahuan terhadap responden. Yang membuat media pendidikan

kesehatan tersebut memiliki

keefektifan yang hampir sama.

Menurut Budiman (2013)

menjelaskan bahwa informasi dan

pengalaman pribadi merupakan

faktor yang mempengaruhi

pengetahuan orangtua. Informasi

adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan

informasi sebagai transfer

pengetahuan. Berkembangnya

teknologi akan menyediakan

bermacam- macam media yang dapat

mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang inovasi baru, dan adanya inovasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal baru tersebut. Selain informasi yang didapat, adanya

pengalaman pribadi juga dapat

sebagai sumber pengetahuan dengan

cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu (Notoatmodjo, 2007). Hal ini sesuai dengan pernyataan Rogers dalam buku Efendi (2009) yang

mengatakan bahwa penerimaan

perilaku yang didasari oleh

pengetahuan dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bertahan lama. Tetapi sebaliknya, jika perilaku

yang tidak didasari dengan

pengetahuan dan sikap yang positif maka perilaku tersebut tidak bertahan lama.

Sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wibowo (2013) yang mendapatkan hasil yaitu tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok yang telah diberi promosi kesehatan metode audiovisual dan kelompok yang telah diberi promosi

kesehatan metode buku saku

terhadap peningkatan pengetahuan penggunaan monosodium, namun kedua media tersebut sama- sama

memberikan pengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan pengguna monosodium.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nazarwin (2011)

mengatakan bahwa tidak ada

perbedaan pengaruh pendidikan

kesehatan metode curah pendapat dan ceramah dengan audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan HIV AIDS.

SIMPULAN

Berdasarkan data hasil

penelitian dan pembahasan dari judul

efektifitas pendidikan kesehatan

media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa

Makamhaji dapat disimpulkan

(14)

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

1. Ada pengaruh pendidikan

kesehatan gigi media booklet

terhadap peningkatan

pengetahuan tentang karies gigi pada orangtua yang memiliki anak

usia 5- 9 tahun di desa

Makamhaji.

2. Ada pengaruh pendidikan

kesehatan media audiovisual

terhadap peningkatan

pengetahuan tentang karies gigi pada orangtua yang memiliki anak

usia 5- 9 tahun di desa

Makamhaji.

3. Tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok yang telah diberi

pendidikan kesehatan

menggunakan media booklet dan kelompok yang diberi pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa Makamhaji.

SARAN

1. Bagi Puskesmas Kartasura

hendaknya melakukan pembinaan

dalam bentuk pendidikan

kesehatan secara rutin dan akan

lebih maksimal apabila

menggunakan media agar para orangtua lebih menjaga kesehatan gigi anak- anaknya terutama masalah karies gigi yang masih

banyak terjadi dan mampu

merawat dengan baik.

2. Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan untuk dapat meneliti sejauh mana pengaruh pendidikan kesehatan media booklet dan

pendidikan kesehatan media

audiovisual terhadap sikap dan perilaku orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun.

Kedokteran Masyarakat, 108-

115, Vol. 27, No. 2.

Http://lib.unpad.ac.id.

Diakses 2 Oktober 2014.

Budiman dan Agus, Riyanto. ( 2013).

Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Eviyati, Sariningrum. (2009).

Hubungan Tingkat

Pendidikan , Sikap dan

Pengetahuan Orang tua

Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Anak Balita 3- 5

tahun Dengan Tingkat

Kejadian Karies Di PAUD

Jatipurno. Berita Ilmu

Kesehatan ISSN: 1979- 2697,

Vol. 2, No. 3.

Htp://lib.ums.ac.id. Diakses tanggal 2 Oktober 2014. Hastuti, Sri dan Andriyani, A.

(2010). Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi

Dalam Meningkatkan

Pengetahuan Tentang

Kesehatan Gigi Pada Anak Di

SD Negeri 2 Sambi

Kecamatan Sambi Kabupaten

Boyolali. Thesis.

http://library.stikes.ac.id. Diakses tanggal 10 Oktober 2014.

(15)

Isrofah & Nonik, Eka. (2010).

Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Gigi Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD Boto

Kembang Kulonprogo

Yogyakarta.Skripsi.

http://lib.unpad.ac.id. Diakses

tanggal 4 Agustus 2014.

Kidd, Edwina A. M & Bechal, Sally

J. (2013). Dasar- Dasar

Karies Penyakit dan Penanggulangan (Narlan

Suwaminata & Safrida

Faruk). Jakarta: EGC.

Machfoedz & Zein. (2005). Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak- Anak Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Nazarwin, Saputra. (2011).

Perbedaan Pengaruh

Pendidikan Kesehatan HIV AIDS Dengan Metode Curah

Pendapat dan Ceramah

Menggunakan Media

Audiovisual Terhadap

Pengetahuan Siswa SMAN 4

Tangerang. Thesis.

http://lib.syarif.ac.id. Diakses

5 Oktober 2014.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi

Penelitian Kesehatan Jilid 2. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2007). Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2007). Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2013). Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Satmoko, Sriroso & dan Astuti,

Harini T. (2006). Pengaruh

Bahasa Booklet Pada

Peningkatan Pengetahuan

Peternak Sapi Perah tentang

Inseminasi Buatan di

Kelurahan Nongkosawit,

Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang. Jurnal

Penyuluhan ISSN: 1858- 2664, vol. 2. No.2.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suiraoka, I Putu., & Supariasa, I

Dewa Nyoman. (2012).

Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supartini, Y. (2004). Buku Ajar

Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Susilo, D., Santoso, R. E., & Diyatri, I. (2005). Peranan Sorbitol

Dalam Mempertahankan

Kestabilan pH Saliva pada Proses Pencegahan Karies.

Majalah Kedokteran Gigi, 25- 28, Vol. 38, No. 1.

Penyakit Periodontal

Terhadap Kualitas Hidup.

Pidato pengukuhan. http://USU Repository, 5- 6. Diakses tanggal 4 Agustus 2014

Uno, Hamzah B., & Lamatenggo, N.

(2010). Teknologi

Komunikasi Dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, Surya & Suryani, Dyah. (2013). Pengaruh Promosi

Kesehtan Metode

(16)

Efektifitas pendidikan kesehatan media booklet dibandingkan dengan audiovisual terhadap pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak usia 5- 9 tahun di desa makamhaji (Maria Agustin)

Buku Saku Terhadap

Peningkatan Pengetahuan

Penggunaan Monosodium

Glutamat (MSG) Pada Ibu

Rumah Tangga. Jurnal

Kesmas ISSN: 1978-0575,

Vol.7 No.2.

Http://lib.ugm.ac.id. Diakses

tanggal 2 bulan November 2013.

Wong, D. L. (2004). Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

* Mahasiswi Program Studi

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos 1 Surakarta.

** Dosen Program Studi

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos 1 Surakarta.

*** Dosen Program Studi

Gambar

Tabel 2 pretest pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet dengan booklet terhadap tingkat pengetahuan

Hasil : Pendidikan kesehatan gigi dengan menggunakan media audiovisual lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa SD dibandingkan dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pendidikan kesehatan yang menggunakan media audiovisual lebih efektif dibandingkan dengan pendidikan kesehatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi dengan menggunakan media booklet terhadap self care management pasien penyakit ginjal kronik di unit

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pendidikan kesehatan yang menggunakan media audiovisual lebih efektif dibandingkan dengan pendidikan kesehatan

Sesudah diberikan pendidikan kesehatan tanpa menggunakan media audiovisual didapatkan rata-rata pengetahuan tentang cara merawat bayi baru lahir adalah 10,00 dengan

Terjadinya peningkatan pengetahuan sesudah diberi pendidikan kesehatan disebabkan karena dalam diri responden terjadi proses belajar yang terbantu dengan

Pengetahuan Ibu Primipara Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Dengan Media Booklet tentang Postpartum Blues Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu primipara di RS Kasih Ibu