• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pendidikan Ibn Khaldun dalam Kitab Muqaddimah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Pendidikan Ibn Khaldun dalam Kitab Muqaddimah"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENDIDIKAN

IBN KHALDUN DALAM

KITAB MUQADDIMAH

Oleh :

Dinar Dewi Kania

Kandidat Doktor Pendidikan Islam Direktur Operasional AIEMS

(2)

Pendahuluan

Kemunduran Peradaban =

Kemunduran Ilmu

Disintegrasi wawasan ilmu

akibat sistem pendidkan

sekuler-liberal

Ambivalensi

tujuan/orientasi pendidikan

Umat Islam tidak

(3)

Tujuan Penulisan

Menggali pemikiran Ibn Khaldun, seorang tokoh

intelektual Islam abad pertengahan dalam

karyanya yang fenomenal

Muqaddimah

. Ibn

Khaldun merupakan salah satu ilmuwan besar

yang lahir ketika peradaban Islam mengalami

ujian berat di Timur maupun di Barat.

(4)

Biograf Singkat

 Wali al-Din Abu Zaid ‘Abdur Rahman bin

Muhammad bin Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdur Rahman Ibn Khaldun.

 Lahir di Tunisia (1332 M/732 H)  Meninggal di Mesir (1406 /808 H)

 Berasal dari keluarga keturunan Yaman

yang hijrah ke Spanyol pada abad ke 8 M. Keluarga besar mereka tinggal Sevilla kemudian ketika ketika situasi Andalusia sedang goncang akibat pertempuran

(5)

Guru-guru Ibn Khaldun

 Bidang bahasa adalah Abu Abdillah Muhammad Ibnu

Al-‘Arabi Hasyayiri, Abu ‘Abbas Ahmad ibn al-Qassar, Abu ‘Abdillah Ibn Bahar. B

 Bidang keilmuan hadits, Syamsuddin Abu ‘Abdillah

al-Wadiyasi,

 Bidang fih, ia belajar pada sejumlah guru, di

antaranya Abu ‘Abdillah mUhammad al-Jiyani dan Abu Qahiri.

 Selain ilmu-ilmu keislaman, Ibn Khaldun juga belajar

(6)

Riwayat Pekerjaan

Pegawai kerajaan Tunis, walaupun tidak

bertahan lama, kemudian dilanjutkan dengan

menjadi

Tenaga sekretaris pada Abu Enam di Fez.

Beliau pernah juga tinggal selama dua tahun di

Istana Sultan Granada sebelum akhrinya pindah

ke Afrika dan mendapat kedudukan tinggi di

sana.

(7)

Karya-Karya Ibn Khaldun

 Al-I’bar (buku Al-’Ibar dan

rekaman asal usul dan peristiwa hari hari bangsa Arab, barbar dan orang yang sejaman dengan

mereka yang memiliki kekuasaan)

 Al –Muiaddimah

 Al-Ta’rif (otobiograf)

(8)

Kitab Muiaddimah

 Karya fenomenal berisi cara penyusunan sistematika

flsafat dan sejarah. Dalam buku ini dijelaskan pandangan-pandangan beliau mengenai hal-hal yang berkaitan dengan negara dan masyarakat, termasuk di dalamnya dibahas mengenai pendidikan

 Buku ini diterjemahkan sebagian dalam bahasa Turki

tahun 1730/1731 (1143H), bahasa Perancis, 1806, Jerman pada tahun 1812, dan bahasa Inggris tahun 1957.

 Sedangkan terjemahan yang cukup lengkap ke

(9)

Corak berpikir

 Di dalam Muiaddimah, tidak dijumpai kesan sebagai

seorang scientist konvensional yang memakai fakta-fakta empirik dan rasional yang kontradiktif dengan otoritas. Dalam setiap analisisnya yang tajam dan rasional, ia senantiasa mengkonsultasikan solusinya dengan wahyu. Wahyu tidaklah dia letakan sebagai premis minor dalam tata fkir yang dikembangkannya, tetaapi seabgai premis mayor yang menjadi referensi setiap pemecahan masalah.

Kenyataan memang setiap solusi ilmiah yang tepat

(benar) senantiasa sejalan dengan wahyu. (Warul

(10)

Mengakui peran Intuisi di bidang intelektual dan

tidak menyandarkan sepenuhnya pada logika

formal dengan membiarkan kebenaran diilhamkan

ke dalam pikiran mereka oleh Allah swt sendiri.

“Allah telah mengungkapkannya kepada saya,

tanpa mempelajari dari Aristoteles atau informasi

lainnya dari guru Persia.” (Ibn Khaldun)

Ada perbedaan pendapat dari para penulis, Ibn

(11)

Konsep Ilmu

kemampuan fkir yang dimiliki manusia baru merupakan

potensi, dan akan menjadi aktual setelah sifat kebinatangannya mencapai kesempurnaan di dalam dirinya, dimulai dari kemampuan membedakan (tamyiz).

Setelah masa itu, pencapaian yang didapat oleh manusia

adalah akibat dari persepsi sensual dan kemampuan fkirnya.

Pikiran dan pandangan manusia kemudian akan dicurahkan

untuk mencari hakikat kebenaran. Selain itu, manusia juga akan memperhatikan peristiwa-peristiwa yang dialaminya yang bermanfaat bagi essensi dan eksistensinya. Akhirnya,

upaya mencari pengetahuan tentang hakikat sesuatu

menjadi suatu kebiasan dalam dirinya. Kebiasaan itu disebut

(12)

Konsep Ilmu

Ilmu pengetahuan timbul melalui

(13)

Ibn

Khaldun

berpandangan

bahwa

perbendaharaan ilmu manusia adalah jiwa

manusia itu sendiri. Di dalamnya Allah

menciptakan

persepsi

yang

bermanfaat

baginya untuk berpikir dan memperoleh

pengetahuan ilmiah.

Manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan

(14)

In order to understand his views on education, it is imperative

(15)

Ibn Khaldun memandang

kebenaran yang

(16)

Tujuan Pendidikan

Ibn Khaldun melihat pendidikan sebagai usaha

transformatif potensialitas (

attaqah al-quswa

)

manusia

yang

bertujuan

mengoptimalkan

pertumbuhkan dan perkembangannya.

Pendidikan harus diletakan sebagai bagian integral

dari peradaban (

al-umran

) karena peradaban

sendiri adalah isi pendidikan.

Pendidikan juga merupakan sarana bagi manusia

mengetahui hukum-hukum Allah SWT yang telah

disyariatkan atasnya dan menggapai ma’rifat

dengan menjalankan praktek-praktek ibadah

(17)

Persepsi

Supernatural-Ilahiah

 Ibn khaldun melihat ada kawasan lain selain akal dan indera

untuk memperoleh ilmu pengetahuan, yaitu Supernatural-Ilahiah.

 Di atas alam amanusia, ada alam spiritual yang dapat dibuktikan

dengan pengaruh-pengaruhnya terhadap manusia dengan kekuatan persepsi dan kehendak yang diberikan kepadanya.

 Esensi alam spiritual yang merupakan persepsi murni dan

pemikiran absolut disebut alam ruh/ malaikat. Untuk mencapai alam tersebut, jiwa manusia suatu waktu harus bisa melepaskan diri dari ikatan fsik/ kemanusiaannya agar bisa menjadi bagian dari malaikat dan pada saat yang sama sifat kemanusiaan pun akan kembali lagi.

 Keadaan seperti ini hanya dapat dicapai melalui latihan rohani

(18)

Klasifiasi Ilmu

(19)

Klasifkasi Ilmu

2. Ilmu-ilmu intelei/ rasional (al-‘ulum al-Aqliyah)

 Ilmu ailiyah adalah ilmu pengetahuan alami bagi

manusia melalui bimbingan pikirannya. Ibn Khaldun berpendapat manusia memiliki persepsi-persepsi yang akan membimbingnya kepada objek-objek dengan problema argumen dan metode pengajaran.

 Termasuk jenis ilmu ini yaitu ilmu-ilmu flsafat dan

(20)

Klasifkasi Ilmu

Ilmu-ilmu rasional ini mencakup :

Ilmu Logiia (manthii). Yaitu ilmu untuk menghindarkan

kesalahan pemikiran dalam penyusunan fakta-fakta yang ingin diketahui.

Ilmu Fisiia. Ilmu ini berguna untuk mempelajari

substansi elemental yang dapat dirasa dengan indera, seperti benda-benda tambang, tumbuh-tumbuhan, binatang yang diciptakan dari (substansi-substansi elemental), benda-benda angkasa, gerakan alami dan jiwa yang merupakan asal dari gerakan tersebut, dan lain-lain.

Ilmu Metafsiia. Mempelajari masalah-masalah

metafsika dan spiritual.

(21)

Menurut Ibn Khaldun,

astrologi

berbahaya

bagi peradaban manusia karena ditinjau

dari sudut pandang syariat dan kelemahan

persepsinya dari segi pemikiran rasional.

Begitu juga dengan

ilmu sihir

, dan

azimat-azimat. kedua ilmu tersebut dilarang oleh

syariat karena mengandung bahaya dan

mengharuskan

orang-orang

untuk

(22)

Teori Belajar

 Inti dari belajar menurut Ibnu Khaldun adalah usaha

untuk mencapai malakah. Tujuan belajar bukan sekedar untuk mendapatkan pemahaman, karena pemahaman (al-fahmu) dapat diperoleh siapa saja.

 Pemahaman dapat diperoleh seseorang sama

bagusnya dengan mereka yang mendalami disiplin ilmu itu. Tetapi malakah adalah ekslusif dimiliki sarjana atau orang yang benar-benar mendalami disiplin ilmu pengetahuan.

(23)

 Malakah didefnisikan sebagai sifat yang berurat-berakar

selaku hasil pengerjaan berulang-ulang, hingga bentuk perbuatan itu dengan kokoh tertanam (dalam pikiran). mencapai malakah hanya dimungkinkan melalui pembelajaran yang bertahap (tadrij) disertai pengulangan dan pembiasaan.

 Malakah tidak dimaknai sebagai pengetahuan atau

(24)

Metode

paling

mudah

untuk

memperoleh malakah adalah dengan

melalui

latihan

lidah

guna

mengungkapkan pikiran-pikiran dengan

jelas dan perdebatan masalah-masalah

ilmiah.

Inilah

cara

yang

mampu

menjernihkan

persoalan

dan

menumbuhkan pengertian dan bukan

(25)

 Pengetahuan yang didapat langsung dari pengalaman,

lebih efektif dari pada pengetahuan yang didapat secara tidak langsung melalui informasi.

 Kepandaian seseorang bukan ditentukan oleh

perbedaan kemampuan intelektual, tetapi terbentuk dari jiwa-jiwa mereka yang dipengaruhi oleh aktiftas ilmiah. Menurut Ibn Khaldun hal ini yang menjadikan orang-orang Timur menjadi lebih pandai.

 Malakah juga menjadi pembeda antara masyarakat

(26)

Metodologi Pengajaran

1. Penyajian Global (sabil al-ijmal)

 Pada tahap awal pengajaran sebuah disiplin ilmu/ aspek keterampilan, guru hendaknya

menyajikan hal-hal pokok, problem-problem yang prinsip dari setiap materi pembahasan dalam bab-bab yang dijelaskan. Keterangan atau penjelasan dari guru harus bersifat global (ijmal) serta memperhatikan potensi intelek (aql) dan kesiapan (isti’dad) dari masing-masing peserta didiknya untuk menangkap apa yang diajarkan kepadanya. Jika dengan penjelasan itu pelajar telah menguasai pembahasan pokoknya, maka dia telah menguasai malakah dalam cabang ilmu yang dipelajarinya walaupun masih bersifat parsial (juz’iyyat dan da’ifa). Malakah yang belum lengkap itu merupakan bekal untuk memahami seluk beluk/ detail dari pembahasan pokok tersebut.

2. Pengembangan (al-syarh wa al-bayan)

 Pengetahuan atau keterampilan yang disajikan harus diangkat ketingkat yang lebih

tinggi. Guru harus menyertakan ulasan tetang berbagai aspek yang menjadi kontradiksi

di dalamnya dan ragam pandangan (teori) yang terdapat pada materi tersebut. Keahlian pelajar pada tahap ini harus lebih disempurnakan.

3. Penyimpulan (takhallus)

 Pokok pembahasan harus disampaikan dengan lebih mendalam dan lebih rinci dalam

(27)

Guru

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang

pendidik menurutnya adalah lemah lembut,

menjadikan dirinya sebagai Uswah al-Hasanah,

memperhatikan kondisi peserta didik, mampu

mengelola waktunya dan profesional.

Sebisa mungkin guru harus bersikap lembut

(28)

Problematiia Pendidiian

 Banyaknya buku yang ditulis.

 Berbeda-bedanya istilah-istilah yang diperlukan dan

dipakai untuk pengajaran.

 Beragamnya metode yang dipergunakan di dalamnya,

sehingga menyebabkan pelajar menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menguasai berbagai metode yang maknanya satu dan sama.

 Adanya ringkasan-ringkasan.

 kecendrungan berlebih-lebihan dalam mepelajari ilmu

alat.

 kebiasaan guru yang berbahaya bagi pelajar, khusunya

(29)

Kesimpulan

1. Malakah merupakan teori sentral dalam konsep pendidikan Ibn Khaldun

2. Ibn Khaldun juga berhasil mendudukan secara proporsional ilmu-ilmu nailiah dengan ailiah. Hal itu dikarenakan beliau adalah seorang flosof yang orisinil dalam flsafat Islam, dan mampu menyingkirkan pengaruh-pengaruh flsafat yunani dalam pemikirannya.

3. Kitab Muiaddimah, mengungkapkan berbagai problematika pendidikan pada jamannya yang masih relevan dengan kondisi pada masa sekarang.

Referensi

Dokumen terkait

Lebih dari itu, KUKERTA dilaksanakan untuk menggerakkan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan atau penyelesaian suatu permasalahan nyata yang dihadapi masyarkat

Salah satu contoh kasus persekongkolan adalah pelaksanaan tender pengadaan alat kedokteran Polysomnograph di Rumah Sakit Duren Sawit Dinas Kesehatan Propinsi DKI

1. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum atau pihak lain yang memberikan jasa Audit, jasa non Audit dan atau.. jasa konsultasi lain

Penelitian pendekatan komunikasi lintas budaya dalam Pre Deployment Training Satuan Tugas garuda XXIII-J/UNIFIL di Lebanon Selatan ini diharapkan akan bermanfaat

Sanaky, Dinamika Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2016), hlm.. Sosok figur Ibnu Khaldun sebagai sarjana dan ulama besar. Ibnu

Sedangkan menurut pandangan John Dewey, perencanaan pendidikan adalah perangkat bahan pembelajaran yang berpusat pada pengalaman kehidupan peserta didik yang menjadi pusat acuan

Faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan konsumen civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap kantin unit usaha Dharma Wanita UIN Syarif Hidayatullah

Dengan teknik !&eraging Emas >> yang saya ajarkan ini , maka semestinya !nda TID!4 PE#<3 <!$I mengikuti program+program $adai Emas yang beresiko,