• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN JURNAL GCG TERHADAP KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN JURNAL GCG TERHADAP KINERJA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1. FENOMENA / BACKGROUND

A. JURNAL INTERNASIONAL

THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS

Banyak penelitian yang masih ada tentang efek Mekanisme pemerintahan terhadap kinerja yang memfokuskan secara eksklusif pada perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar, meninggalkan kekosongan pada pengetahuan empiris kita tentang tata kelola perusahaan perusahaan kecil. Di U.S., perusahaan kecil sangat erat kaitannya dengan kewirausahaan dan inovasi, dan pada saat yang sama, menjelaskan porsi yang cukup besar dari kegiatan ekonomi

Banyak argumen bahwa perusahaan small-cap (bermodal rendah) mungkin kurang rentan terhadap masalah pemerintahan yang relatif terjadi terhadap perusahaan besar, terutama jika small-cap dikendalikan dengan ketat. Hal ini bisa disebabkan oleh penyelarasan insentif pengusaha-manajer, yang memiliki kepemilikan saham yang signifkan, dengan para pemegang saham luar. Kewirausahaan penting bagi perusahaan-perusahaan tersebut mungkin juga kondusif untuk efsiensi operasional sehingga koordinasi lebih mudah sumber daya.

Pendekatan kami ialah hubungan antara interaksi mekanisme pemerintahan yang bersama-sama mempengaruhi kinerja perusahaan sampel. Tes alami hipotesis efsiensi dalam pemerintahan untuk perusahaan small-cap (bermodal rendah) adalah untuk mempertimbangkan pentingnya Mekanisme tata kelola secara eksternal dan internal terhadap kinerja setelah menghitung secara simultan interaksi antara variabel-variabel ini.

EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM PERFORMANCE

Tata kelola perusahaan terutama difokuskan untuk memastikan bahwa manajer bertindak untuk kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu, konsep ini telah muncul untuk meminimalkan konfik di perusahaan dan mencegah manajer untuk mengambil keputusan yang hanya meningkatkan keuntungan mereka sendiri, sehingga merugikan pemegang saham. Sejauh mana manajer dapat menyimpang dari perilaku optimal tergantung pada kekuatan tata kelola perusahaan. Oleh karena itu, kita dapat berhipotesis bahwa harus ada hubungan antara kinerja keuangan leverage perusahaan dan kualitas tata kelola perusahaan

THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE

(2)

harapan perusahaan yang melaporan keuangan perusahaan lebih jujur dan terbuka.

B. JURNAL NASIONAL

PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Manfaat yang diberikan dari penerapan GCG pada perusahaan adalah Pertama, perusahaan dapat membenahi faktor-faktor internal organisasinya yang belum sesuai dan belum mendukung terwujudnya GCG berdasarkan hasil temuan selama survei CGPI berlangsung. Kedua, peningkatan kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan karena adanya hasil publikasi IICG tentang pelaksanaan konsep CG yang dilakukan oleh perusahaan. Ketiga, peningkatan kesadaran bersama dikalangan internal perusahaan dan stakeholder terhadap pentingnya GCG dalam pengelolaan perusahaan kearah pertumbuhan yang berkelanjutan. Keempat, pemetaan masalah-masalah strategis yang terjadi di perusahaan dalam penerapan GCG sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan yang diperlukan. Kelima, CGPI dapat dijadikan sebagai indikator atau standar mutu yang ingin dicapai perusahaan dalam bentuk pengakuan dari masyarakat terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG. Terakhir, perwujudan komitmen dan tanggung jawab bersama serta upaya yang mendorong seluruh anggota organisasi perusahaan untuk menerapkan GCG.

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BANDUNG

Penerapan good corporate governance di Indonesia semakin marak

diperbincangkan setelah terjadinya krisis pada tahun 1998. Krisis moneter

tersebut berimbas kepada krisis kepercayaan dan krisis keuangan dunia

usaha. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas memungkinkan

terjadinya manipulasi informasi oleh perusahaan. Pelanggaran tentang

prinsip-prinsip good corporate governance dikalangan perusahaan

Indonesia terjadi karena sangat minimnya peraturan yang jelas akan hak

dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dengn kinerja perusahaan

sehingga kendali akan kinerja perusahaan menjadi longgar.

Organisasi wajib menerapkan praktik good corporate governance, hal

ini diperkuat dengan diterbitkannya pedoman umum good corporate

governance oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang

mewajibkan setiap organisasi untuk menerapkan praktik good corporate

governance. Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik ini antara lain

adalah transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi,

kewajaran dan kesetaraan.

(3)

Penerapan Good Corporate Governance semakin gencar dilakukan semenjak munculnya skandal akuntansi seperti kasus Enron, dan Worldcom yang melibatkan akuntan. Di Indonesia juga telah tercatat beberapa kasus yang melibatkan persoalan laporan keuangan seperti PT. Lippo dan PT. Kimia Farma yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Boediono, 2005).

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada saat ini bukan lagi sekedar kewajiban, namun telah menjadi kebutuhan bagi setiap perusahaan dan organisasi. Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan, menjadikan perusahaan berumur panjang dan bisa dipercaya.

(4)

2. MASALAH A. JURNAL INTERNASIONAL

THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS

Apakah terdapat pengaruh antara mekanisme tata kelola perusahaan dengan kinerja perusahaan pada small cap frms di U.S ?

EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM PERFORMANCE

Apakah terdapat hubungan antara kinerja keuangan leverage perusahaan dan kualitas tata kelola perusahaan?

THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE.

Bagaimana dampak dari penerapan mekanisme tata kelola perusahaan terhadap kinerja perusahaan?

B. JURNAL NASIONAL

PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Apakah terdapat pengaruh antara praktek Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan?

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BANDUNG

Apakah terdapat pengaruh antara good corporate governance

terhadap kinerja keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di

Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung?

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)

1) Apakah komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan?

2) Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan?

3) Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan?

(5)

3. TEORI A. JURNAL INTERNASIONAL

THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS

Titik permulaan mekanisme kontrol perusahaan sebagai pengganti potensial, dan bersama-sama ditentukan dengan kinerja perusahaan, memperluas Agrawal dan Knoeber (1996) dan Switzer (2007). Mekanisme tata kelola endogen adalah: tingkat dewan pengurus, rasio leverage, kepemilikan saham CEO, dan sesitivitas kinerja pembayaran CEO. Hipotesis yang dipertahankan kami adalah bahwa endogen mekanisme pemerintahan adalah pengganti. Oleh karena itu untuk setiap persamaan mekanisme pemerintahan, dampak lain (endogen ditentukan) mekanisme harus negatif.

Selain itu, mekanisme tata kelola secara optimal digunakan dalam sistem ini ketika mereka tidak signifkan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dasar lima persamaan adalah:

Variabel didefnisikan sebagai berikut:

BIND merupakan tingkat dewan pengurus. Terdapat perkiraan dua versi sistem menggunakan kedua ukuran dewan pengurus: a) BINDA adalah jabatan direktur relatif terhadap CEO, diperkirakan sebagai persentase direksi terpilih untuk dewan pengurus sebelum CEO; b) BINDB adalah proporsi orang luar di dewan direksi, termasuk CEO.

DBVAL, rasio leverage, adalah sama dengan jumlah hutang jangka panjang dibagi dengan total aset.

PAY adalah sensitivitas pembayaran Jensen-Murphy, dilambangkan sebagai b, di mana b dihitung dari regresi: Δ (Total kompensasi CEO) = a + b Δ (return saham tahunan) + e. Total Keseluruhan

kompensasi didefnisikan sebagai gaji ditambah bonus dan nilai hibah opsi ditentukan dengan menggunakan Black-Scholes.

OWN , kepemilikan CEO dihitung sebagai jumlah saham yang dimiliki oleh CEO atau anggota keluarga dekat dibagi dengan jumlah saham yang beredar di fskal akhir tahun.

(6)

DUAL adalah variabel dummy sama dengan 1 jika CEO juga Ketua, dan 0 sebaliknya.

TOBINQ, variabel kinerja diperkirakan sebagai (nilai pasar umum saham + nilai buku saham preferen + nilai buku utang jangka panjang) / (nilai buku total aset).

ASET adalah proxy untuk ukuran perusahaan, diukur dengan total aset perusahaan pada akhir tahun fskal.

RISIKO adalah volatilitas bulanan harga saham.

PACQ adalah frekuensi kegiatan akuisisi dalam perusahaan yang sesuai industri, sebagai ukuran aktivitas pengambilalihan. Hal ini dihitung sebagai jumlah dari selesai pengambilalihan di SIC industri dua digit selama lima tahun terakhir dibagi dengan jumlah perusahaan dalam industri itu.

RD adalah bagian dari penelitian dan pengembangan biaya terhadap penjualan bersih;

CPTL adalah rasio belanja modal lebih dari penjualan bersih.

NYSE adalah variabel dummy sama dengan 1 jika perusahaan terdaftar di New York Stock Exchange, dan 0 sebaliknya.

SOX adalah variabel dummy sama dengan 1 untuk tahun fskal setelah pelaksanaan Sarbanes-Oxley Act, dan 0 sebaliknya.

Akhirnya, INDUSTRI adalah vektor variabel dummy untuk perusahaan 2 digit SIC industri untuk menangkap peluang yang mungkin kembali diferensial / pertumbuhan lainnya yang tidak terwakili dalam variabel eksogen dari model.

EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM PERFORMANCE

Corporate governance menjelaskan metode dan sistem yang digunakan untuk mengelola organisasi dari semua jenis dan ukuran, publik dan non-proft dan juga pribadi perusahaan dan kemitraan yang dibangun bentuk. Dalam hal ini, Sir Adrian Cadbury memiliki didefnisikan tata kelola perusahaan sebagai suatu sistem dimana perusahaan dipandu dan dikendalikan. Konsep ini datang ke literatur dan praktek yang baik di lapangan dalam dua dekade terakhir.

Tata kelola perusahaan dipandang sebagai demarkasi yang sebenarnya hak dan tanggung jawab setiap kelompok pemangku kepentingan dalam perusahaan. Transparansi merupakan indikator utama standar tata kelola dalam suatu perekonomian. Demikian mengembangkan serangkaian praktek yang direkomendasikan (ISA) yang berfokus pada manajer yang terpisah dari dewan dan keberadaan komite audit dan komite remunerasi. Saat ini, konsep yang digunakan untuk menggambarkan tindakan pemerintah, cara pengelolaan, administrasi, termasuk negara-negara, badan-badan dunia dan bisnis.

(7)

perilaku manajemen. Sebuah tingkat yang lebih tinggi dari pemantauan harus mengarah pada pencapaian batas atas kinerja yang dapat dicapai dengan tindakan yang disengaja manajer.

THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE.

Struktur dewan

Sebuah dewan direksi termasuk internal dan eksternal. Fama dan Jensen (1983) mendeteksi bahwa direksi internal berdasarkan posisi mereka, memiliki lebih banyak informasi, cenderung berkolusi dengan para manajer dan membuat keputusan terhadap pemegang saham. Sebagai perbandingan, direktur eksternal dalam posisi netral, bertindak sebagai pengawas, untuk menghilangkan masalah principal-agency.

Menurut Agency Theory, ketika ketua berperan CEO, yaitu bertindak sebagai pengambil keputusan dan pengawas pada saat yang sama, fungsi dewan untuk meminimalkan agency cost dapat melemahkan kinerja perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976; Fama dan Jensen, 1983; Patton dan Baker, 1987). Studi empiris oleh Daliy dan Dalton (1993) dan Dahya, Lonie dan Power (1996) mengungkap bahwa CEO dualitas bisa membawa dampak negatif bagi kinerja perusahaan. Namun demikian, menurut teori kepengurusan, tanggung jawab eksekutif dapat menetralisir perilaku kepentingan yang berasal dari CEO dualitas, dan mereka bahkan jauh lebih dikhususkan untuk memajukan kinerja perusahaan. Boyd (1995) setuju dengan CEO dualitas membawa efek positif bagi kinerja perusahaan.

Struktur kepemilikan

La Porta et al. (1999) dan Claessens et al. (2000) mendefnisikan kepemilikan perusahaan sebagai hak suara, menggali bahwa banyak pemegang saham pengendali perusahaan yang terdaftar mendominasi perusahaan dengan cara struktur piramida dan lintas holding, yang dapat mengakibatkan masalah lembaga pusat.

Kao, Chiou dan Chen (2004) mengungkapkan bahwa perusahaan dalam kesulitan keuangan berkaitan erat dengan rasio tinggi dari saham yang dijaminkan oleh direksi, menyebabkan keprihatinan tentang masalah agensi yang dihasilkan dari gadai saham perusahaan. Chiou, Hsiung dan Kao (2002) menunjukkan bahwa, direksi dan pengawas bisa didanai oleh saham jaminan dan selanjutnya membeli saham lebih untuk memanipulasi harga saham atau meningkatkan kekuatan mereka. Direksi dan pengawas merasakan tekanan keuangan, karena saham yang dijaminkan, berkaitan erat dengan harga saham

B.

JURNAL NASIONAL

(8)

sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu”. Dengan kata kinerja keuangan perusahaan disebut juga suatu penentuan yang mengukur mengenai baik buruknya perusahaan dalam prestasi kerja dapat dilihat dari kondisi keuangannya pada periode tertentu. Kondisi keuangan dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan. Pengukuran kinerja keuangan dalam perusahaan dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan perencanaan. Dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan berarti perusahaan dapat mencapai tujuan dari didirikannya perusahaan tersebut. Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan Return On Equity (ROE) dan Net Proft Margin (NPM). Menurut Dani dan Hasan (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan antara lain Good Corporate Governance

(GCG). Karena prinsip-prinsip dasar dari GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja keuangan pada suatu perusahaan. Semakin baik corporate governance yang dimiliki suatu perusahaan maka diharapkan semakin baik pula kinerja dari suatu perusahaan tersebut. Good Corporate Governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efsiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham, dan stakeholders lainnya.

Menurut Muh (2009: 2) “Good Corporate Governance diartikan sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan. Hal ini disebabkan karena Good Corporate Governance dapat mendorong terbentuknya pola kerja manajemen yang bersih, transparan, dan profesional. Menurut Muh (2009: 3) Prinsip-prinsip Good Corporate

Governance yang dikembangkan oleh

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)

mencakup lima hal, yaitu: perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham, perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham, peranan pemangkukepentingan berkaitan dengan perusahaan, pengungkapan dan transparansi, serta tanggungjawab dengan dewan komisaris atau direksi.

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BANDUNG

(9)

LPD merupakan lembaga keuangan milik desa yang bertempat di

desa. Kepemilikan LPD didominasi oleh krama desa. Krama desa

merupakan masyarakat desa yang berada dalam satu wilayah desa

tertentu dan terikat oleh adat istiadat dan budaya desa tersebut. LPD

dikelola secara terpisah dengan krama desa sehingga memungkinkan

terjadinya konfik keagenan. Selain itu LPD menggunakan pinjaman dari

Bank Pembangunan Daerah.

Brigham dan Houston (2010:146) menjelaskan untuk mengukur

proftabilitas bank, biasanya menggunakan rasio proftabilitas karena

rasio proftabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio aktivitas maupun

rasio likuiditas. Keuntungan menggunakan ROA adalah pengukuran yang

komprehensif dimana semua yang mempengaruhi laporan keuangan

dapat tercermin. Salah satu tujuan LPD adalah untuk mendapatkan laba

sehingga semakin baik dan konsisten LPD menerapkan prinsip Good

Corporate Governance maka akan semakin mudah LPD mencapai

tujuannya yaitu laba.

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)

1) Teori Agensi

Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Teori agensi merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principal (pemilik) dan agent (manajer). Dalam hubungan keagenan ini, pihak manajer adalah pihak yang memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak daripada pemilik, sehingga disini timbul asimetri informasi yaitu suatu keadaan dimana terdapat pihak yang mempunyai informasi lebih banyak dari pihak luar sehingga menguntungkan mereka (Deegan, 2004:220).

Untuk meminimalisasi asimetri informasi ini, maka perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian pengelolaan perusahaan untuk memastikan bahwa pengelolaan perusahaan ini dapat berjalan dengan penuh kepatuhan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Upaya pengawasan ini dapat disebut biaya agensi, yang menurut teori ini harus dikeluarkan sehingga biaya untuk mengurangi kerugian yang timbul.

2) Good Corporate Governance

Forum for Corporate Governance in Indonesia dalam Tjager dkk. (2003:25) mendefnisikan corporate governance sebagai:

(10)

3) Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektiftas dan efsien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

Pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat menggunakan analisis laporan keuangan atau analisis rasio. Ross dkk. (2009:78) menyatakan bahwa rasio merupakan cara untuk membandingkan dan menyelidiki hubungan yang ada diantara berbagai bagian informasi keuangan. Rasio yang umum digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan proftabilitas.

(11)

C. METODE A. JURNAL INTERNASIONAL

THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS

Sampel terdiri dari panel yang seimbang dari 245 perusahaan, atau tahun fskal dari tahun 2000 sampai 2004 (1.225 observasi perusahaan-tahun). Perusahaan yang dipilih dari S & P 600 indeks small-cap pada 31 Agustus 2006 dengan kriteria:

1. Akuntansi dan keuangan pernyataan dari Penelitian Insight (COMPUSTAT.) 2. Data Corporate governance dari pernyataan proxy yang defnitif (DEF 14A)

di EDGAR (SEC Filings dan Formulir)73.Data akuisisi dari SDC 3. Pasar saham kembali dari CRSP.

EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM PERFORMANCE

Pengukuran kinerja harus mempertimbangkan bisnis secara keseluruhan sebagai berikut:

-keuangan dan non-keuangan; -strategis dan operasional; -internal dan eksternal.

Kinerja manajemen didasarkan pada alat dan kegiatan untuk masing-masing tingkat: strategis perencanaan, menentukan tujuan, prioritas dan nilai-nilai organisasi, dengan menggunakan tujuan dan ukuran kinerja yang memadai bagi organisasi, proses kunci, fungsi dan karyawan, evaluasi, rencana pengembangan pribadi, berbeda sistem pembayaran yang terkait dengan kinerja.

THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE.

Penelitian ini, termasuk industri perbankan, keuangan dan asuransi, memeriksa semua perusahaan yang terdaftar dan over-the-counter di Taiwan selama periode dari 2001 hingga 2008. keterbukaan informasi lengkap dan data cross-sectional dihilangkan. Dengan hipotesis:

H1: Ukuran Dewan berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan. H2: Dewan Independen berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan. H3: CEO berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.

H4: Kepemilikan Insider berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan H5: Rasio Stock berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.

H6: Penyimpangan antara hak suara dan arus kas yang tepat berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.

Menurut hipotesis yang diajukan di atas, penelitian ini membangun sebuah model regresi untuk melaksanakan analisis empiris.

(12)

B. JURNAL NASIONAL

PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode analisis tahun 2008-2010, yaitu dengan jumlah populasi sebanyak 13 perusahaan. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2010, dan perusahaan yang masuk dalam skor pemeringkatan (CGPI) dalam penerapan good corporate governance (GCG) dari tahun 2008-2010. Berdasarkan pada kriteria tersebut, maka perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 39 perusahaan.

Analisis data bertujuan untuk menggambarkan karakteristik data yang dikumpulkan, baik untuk variabel bebas maupun variabel terikat. Analisis ini dilakukan dengan pengujian regresi sederhana, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memenuhi model regresi. Pengujian ini meliputi uji normalitas dengan metode Kolmogorof-Smirnov test, uji autokorelasi dengan perhitungan Durbin-Watson Test (DW Stat), uji heteroskedastisitas yang dilakukan dengan Spearman Correlation. Kemudian Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Test) meliputi Uji Koefsien Determinasi (R²). Selanjutnya melakukan uji masing-masing hipotesis (uji t).

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dan mengacu pada penelitian terdahulu, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Praktek Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE.

H2 : Praktek Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan NPM.

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BANDUNG

(13)

Dengan menggunakan teknik sampling jenuh diperoleh sampel sejumlah 38 orang yang merupakan seluruh anggota populasi. Dengan alat analisis regresi linear.

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011 yang menyajikan laporan tata kelola perusahaan (good corporate governance) dalam laporan tahunannya. Populasi yang terhitung sebanyak 347 perusahaan (lihat tabel). Pemilihan sampel berdasarkan metode Probability sampling yaitu stratifed random sampling dengan tujuan untuk mempertimbangkan relevansi aspek yang ada. Rumus slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel karena jumlah populasinya diketahui dengan pasti dan perhitungannya mudah (Setiawan, 2007). Penelitian ini menggunakan empat variabel independen (komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan proporsi dewan komisaris independen) dan satu variabel dependen (kinerja keuangan, diukur menggunakan ROE), antara lain:

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit dari setiap perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola yang diukur dengan persentase kepemilikan saham yang dimiliki dewan direksi dan dewan komisaris dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak institusi seperti perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan institusi lain yang diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan institusi lain dibagi dengan total jumlah saham beredar.

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar pemegang saham perusahaan, yang bebas dari hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (KNKG, 2006).

Proporsi komisaris independen diukur dengan persentase jumlah komisaris independen dibagi dengan total jumlah anggota dewan komisaris.

(14)

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear. Dalam analisis regresi linier ini, dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas, serta pengujian hipotesis secara statistik.

Analisis regresi linier ini menggunakan alat bantu Statistical Package For Social Science (SPSS). Secara sistematik persamaan dalam regresi ini dapat dilihat dalam model matematis sebagai berikut : Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 +ε

Dimana:

Y = kinerja keuangan (ROE) sebagai variabel dependen α = konstanta

β = koefsien regresi X1 = komite audit

(15)

D. HASIL A. JURNAL INTERNASIONAL

THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS

Berdasarkan tes Hausman, kami mengkonfrmasi adanya simultanitas antara sebagian besar mekanisme tata kelola dan kinerja perusahaan. Dalam persamaan BINDB, ditemukan hubungan substitusi yang diharapkan antara CEO kepemilikan dan representasi dewan pengurus luar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih mengandalkan pemantauan dari pasar modal saat hak suara pemegang saham dilindungi dengan baik.

Penelitian ini memperluas literatur dengan melihat hubungan antara tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan untuk perusahaan-perusahaan small-cap di AS. Model dokumen interaksi yang signifkan di kalangan endogen tata kelola mekanisme. Beberapa suboptimal penyebaran dari mekanisme tata kelola diamati untuk sampel secara keseluruhan. Kami menemukan bahwa pemakaian utang berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan small-cap (bermodal rendah). Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa leverage mengurangi kapasitas manajer untuk bersaing secara agresif. Untuk perusahaan small-cap dengan CEO yang biasanya memiliki kepemilikan saham yang tinggi, leverage membatasi kemampuan mereka untuk berperilaku sebagai pengambil risiko pengusaha. Perusahaan juga underutilize membayar kinerja kompensasi. Namun, kepemilikan CEO muncul secara optimal aligned dengan kinerja. Sementara ketentuan Sarbanes-Oxley Act sulit dipenuhi bagi banyak perusahaan, pengesahan UU tersebut tidak mempengaruhi kinerja mereka.

EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM PERFORMANCE

Relevansi bagi investor informasi mengenai kualitas dan efsiensi tata kelola dan manajemen perusahaan yang terdaftar menunjukkan bahwa meningkatkan corporate pemerintahan dapat menjadi strategi untuk meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan, masing-masing untuk meningkatkan harga saham saham mereka di pasar modal dan karenanya untuk meningkatkan nilai bisnis.

(16)

pengambilan keputusan dan kontrol yang terutama menyangkut hubungan antara perusahaan dan investor, yang juga meningkatkan kepercayaan diri investor dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka bahwa pemerintahan yang lebih baik memungkinkan akses ke pasar modal dalam kondisi optimal, adanya praktek-praktek yang baik positif mempengaruhi nilai pasar dan kinerja perusahaan.

Praktek bisnis menunjukkan bahwa investor bersedia membayar premi tertentu untuk perusahaan dengan praktik tata kelola yang baik, menyadari bahwa kinerja keuangan berkaitan erat dengan yang manajerial.

THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE.

Dalam hal struktur dewan, ukuran dewan berpengaruh negatif dan

signifkan terhadap kinerja perusahaan, yang menyiratkan bahwa, di

dewan ukuran besar, keragaman pendapat dalam 'memiliki dampak

negatif pada pembuatan keputusan, yang merugikan kinerja

perusahaan. Namun demikian, dewan independen berpengaruh positif

dan signifkan terkait dengan kinerja perusahaan. Di sisi lain, CEO

dualitas berpengaruh negatif dan signifkan terkait dengan kinerja

perusahaan, menyimpulkan bahwa, di bawah kondisi yang CEO

berfungsi sebagai eksekutif, dewan kemungkinan akan gagal untuk

menjadi pengawas objektif, Sejalan menempatkan perusahaan

menguntungkan.

Mengenai struktur kepemilikan, kepemilikan insider memiliki

hubungan yang positif dan signifkan dengan kinerja perusahaan,

menunjukkan bahwa kepemilikan insider yang lebih tinggi dapat

mendamaikan pihak berwenang dan pemegang saham luar

kepentingan, akibatnya membuat kinerja perusahaan yang lebih baik.

Rasio saham dijanjikan oleh direksi dan pengawas berhubungan

negatif dengan kinerja perusahaan, menyiratkan bahwa rasio yang

lebih tinggi dari saham berjanji, hubungan yang lebih erat antara

keuangan pribadi direksi dan harga saham akan. Oleh karena itu,

direksi bisa menguntungkan diri sendiri dengan mengorbankan

kepentingan pemegang saham kecil, sehingga kinerja perusahaan

yang buruk. Deviasi antara hak suara dan arus kas yang tepat negatif

dan signifkan terkait dengan kinerja perusahaan, menyiratkan bahwa

kesenjangan besar antara hak suara dan hak arus kas, semakin

banyak insentif pemegang saham pengendali bisa memiliki; sehingga

mereka dapat menggelapkan aset perusahaan, menyebabkan

kerusakan pada bunga pemegang saham kecil dan memburuknya

kinerja perusahaan.

(17)

PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BANDUNG

(18)

E. KESIMPULAN

A. JURNAL INTERNASIONAL

THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS

Y = Kinerja Perusahaan

X1 = Tata kelola Perusahaan (berpengaruh negatif)

EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM PERFORMANCE

Y = Kinerja Perusahaan

X = Corporate Governance (berpengaruh)

THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE.

Y = Kinerja Perusahaan

H1: Ukuran Dewan berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan. H2: Dewan Independen berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan. H3: CEO berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.

H4: Kepemilikan Insider berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan H5: Rasio Stock berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.

H6: Penyimpangan antara hak suara dan arus kas yang tepat berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.

X1 = Ukuran Dewan (berpengaruh negatif signifkan) X2 = Dewan Independen (berpengaruh positif signifkan) X3 = CEO ( berpengaruh negatif signifkan) X4 = Struktur Kepemilikan (berpengaruh positif signifkan) X5 = Rasio Saham (berpengaruh negatif)

X6 = Cashfow ( berpengaruh negatif signifkan)

PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIAPENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BANDUNG

Referensi

Dokumen terkait

Namun, limbah padat dari buah pepaya yaitu biji pepaya masih belum banyak diolah menjadi produk yang bermanfaat oleh masyarakat setempat.. Biji pepaya yang masih segar atau yang

Diperolehhasil penelitian bahwa siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori baik memiliki frekuensi terbanyak yaitu 12 siswa (43%).Persentase rata-rata kemunculan

Bagi Ilnru Pendidikan, Sebagai wahana pengetahuan yang dapat memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar zat adiktif dan psikohopika dalam mata pelajaran

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan dalam sebelumnya, maka Dinamika Proses pemekaran Indragiri Hilir Tahun 2008-2010, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk Responden wanita PUS, dengan variabel dalam penelitiannya adalah: 1) status wanita dalam

Kondisi kelompok tani di lahan pasang surut menunjukkan gejala yang hampir sama. Kecilnya jumlah kelompok tani yang berstatus tingkatan M adya menunjukkan bahwa pembinaan kelompok

Hal lain yang menarik dari organisasi yakni bahwa organisasi merupakan sistem. terbuka yang terdiri dari subsistem-subsistem yang saling terkait dan

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi pembinaan teknis gedung... KASI TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN GEDUNG 1.