TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
Mencari Jurnal Teknologi Sederhana
Disusun Oleh :
Nama
: Erlin Abdullah
Nim
: 1009035056
Judul jurnal
: Studi Kinerja Biosand Filter Untuk
Pengolahan Air Minum Ditinjau Terhadap
Parameter Kekeruhan Dan Besi
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
Teknologi sederhana yang berarti suatu rekayasa sederhana yang menciptakan suatu alat yang bermanfaat bagi lingkungan. Untuk tugas Teknologi Lingkungan Tepat Guna (TLTG) saya mengambil jurnal dengan judul “
Studi Kinerja
Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Minum Ditinjau Terhadap Parameter
Kekeruhan Dan Besi” yang disusn oleh Nur Maya Sari.
A. Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan spesi (muatan listrik atau ion dan molekul netral) oleh permukaan partikel koloid. Peristiwa ini umumnya terjadi karena adanya gaya tarik molekul, atom atau ion pada permukaan adsorben (koloid). Kemampuan menarik/menyerap ini disebabkan karena terdapatnya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga jika ada partikel/spesi yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.
Dimana spesi yang diserap disebut fase terserap, sedangkan spesi yang menyerap disebut adsorben. Jadi, Jika partikel koloid (awalnya netral) mengadsorpsi ion yang bermuatan positif (kation), maka koloid tersebut akan menjadi bermuatan positif juga, dan sebaliknya. Adanya peristiwa ini menyebabkan partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Jika permukaan koloid bermuatan positif, maka spesi yang diserap harus bermuatan negatif, dan sebaliknya.
B. Pengertian Adsorben
Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam suatu proses Adsorpsi. Adsorben bersifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan yang berpori. Pemilihan jenis adsorben dalam proses adsorpsi harus disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi dan nilai komersilnya.
Secara umum jenis adsorben terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Adsorben Polar
Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
2. Adsorben non polar
Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.
Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang aktif atau karbon aktif. Selain karena harganya yang murah, kegunaannya juga banyak. Karbon aktif atau arang aktif di buat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan kondisi udara (oksigen) yang terbatas (semi vakum). Arang aktif banyak di gunakan dalam berbagai bidang, baik bidang industri ataupun kesehatan. Arang aktif sangat cocok untuk mengadsorpsi zat-zat organik. Selain arang aktif ada juga adsorben lain yang dapat di gunakan dalam proses adsorpsi, diantaranya adalah Arang Aktif, Silica Gel, Alumina Aktif, Zeolit.
a. Karbon aktif/ arang aktif/ norit
Sejak perang dunia pertama arang aktif produksi dari peruraian kayu sudah dikenal sebagai adsorben atau penyerap yang afektif dan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. sehingga banyak dipakai sebagai adsorben pada topeng gas Arang aktif adalah bahan berupa karbon bebas yang masing-masing berikatan secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui proses aktifasi, sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian mempunyai daya serap yang besar terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase cair maupun dalam fase gas. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non-polar. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, dimana semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar.
dahulu. Karbon aktif ini cocok digunakan untuk mengadsorpsi zat-zat organik. Komposisi arang aktif terdiri dari silika (SiO2), karbon, kadar air dan kadar debu. Dimana Unsur silika merupakan kadar bahan yang keras dan tidak mudah larut dalam air, maka khususnya silika yang bersifat sebagai pembersih partikel yang terkandung dalam air keruh dapat dibersihkan sehingga diperoleh air yang jernih.
Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah maupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif yaitu dibuat melalui proses pembakaran secara karbonisasi (aktifasi) dari semua bahan yang mengandung unsur karbon dalam tempat tertutup dan dioksidasi/ diaktifkan dengan udara atau uap untuk menghilangkan hidrokarbon yang akan menghalangi/ mengganggu penyerapan zat organik Bahan tersebut antar lain tulang, kayu lunak maupun keras, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, dan batubara.
Arang aktif umumnya memiliki warna hitam, tidak berasa dan tidak berbau, serta berbentuk bubuk dan granular, yang mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan arang yang belum mengalami proses aktifasi, mempunyai bentuk amorf yang terdiri dari plat-plat dasar dan disusun oleh atom-atom karbon C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi yang heksagon. Plat-plat ini bertumpuk satu sama lain membentuk kristal-kristal dengan sisa-sisa hidrokarbon yang tertinggal pada permukaan. Dengan menghilangkan hidrokarbon tersebut melalui proses aktifasi, akan didapatkan suatu arang atau karbon yang membentuk struktur jaringan yang sangat halus atau porous sehingga permukaan adsorpsi atau penyerapan yang besar dimana luas permukaan adsorpsi dapat mencapai 300-3500 cm2/gram.
Secara garis besar penyerapan arang aktif terhadap zat yang terlarut adalah:
1. Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari adsorben (arang).
2. Zat teradsorpsi diserap oleh permukaan arang aktif.
Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari arang aktif adalah :
1. Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada arang aktif sehingga menimbulkan gejala kapiler yang menyebabkan adanya daya serap.
2. Adanya permukaan yang luas (300 – 3500 cm2/gram) pada arang aktif sehingga mempunyai kemampuan daya serap yang besar.
Menurut SII No.0258-79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini :
Tabel1. Spesifikasi karbon aktif
JENIS PERSYARATAN
Bagian yang hilang pada pemanasan 950°C Maks. 15%
Air Maks. 10%
Merupakan bahan yang terbuat dari add treatment dari larutan sodium silikat yang dikeringkan. Luas permukaanya 600-800 m2/g dengan diameter pori antara 20-50Á. Gel
silika cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas dehidrat dan untuk memisahkan hidrokarbon.
c. Alumina Aktif
Alumina aktif cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas kering dan Liquid. Luas permukaannya 200-500 m2/g dan diameter porinya 20-140Á.
Adapun pada penelitian skala laboratorium yang melakukan penelitian terkait adsorben dengan judul “Penurunan Kadar Besi Oleh Media Zeolit Alam Ponorogo Secara Kontinyu” yang disusun oleh Andreas Djatmiko Poerwadiodan Ali Masduqi.
Penelitian ini untuk menguji kemampuan mineral zeolit alam ponorogo untuk menurunkan kadar Fe dalam air limbah. Hasil penelitian bagian pertama nilai KTK lebih besar daripada nilai KA, nilai KTK/KAsebesar 3,22 ; 2,12 ; 1,96 dan2,44 pada diameter 10, 20, 30 dan 40 mesh. Hasil uji regenerasi media zeolit dapa digunakan kembali setelah kejenuhannya dengan regenerasi NaCl Uji regenerasi dilakukan pada Fe influen sebesar 3mg/l dengan diameter 20 mesh. Dalam percobaan kontinyu variasi konsentrasi influen Fe sebesar 1 mg/l; 2 mg/l; 3 mg/l dan diameter butiran zeolit10 mesh, 20 mesh, 30 mesh dan 40 mesh. Dengan penambahan konsentrasi Fe, waktu untuk mencapai konsentrasi effluent sebesar 0,3 mg/l lebih lama, sedangkan diameter butiran zeolit yang efektif berukuran 40 mesh.
Andreas D.P dan Ali .M. Penurunan Kadar Besi Oleh Media Zeolit Alam Ponorogo
Secara Kontinyu.FTSP – ITS
http://www.kamusq.com/2013/04/adsorben-adalah-pengertian-dan definisi.html#sthash.
http://catatanaldehida.wordpress.com/2012/04/28/jurnal-kimia-fisika-penentuan-entalpi-adsorpsi/
http://personal.its.ac.id/files/pub/2091-ali-masduqi-zeolit_ponorogo.pdf
http://www.warmada.staff.ugm.ac.id/Articles/rodhie-zeolit.pdf
http://queen-tri.blogspot.com/2013/07/penjernihan-air-menggunakan-arang-aktif_5.html