PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TEKNIK KONSTRUKSI
FABRIKASI LOGAM KELAS XII
DEVELOPMENT OF LEARNING MODULE CONSTRUCTION METAL FABRICATION ENGINEERING CLASS XI
Oleh: Ahmad Yusuf, Prodi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan modul pembelajaran Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam kelas XII, (2) mengetahui kelayakan modul Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam yang dihasilkan. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D). Pengembangan modul Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam menggunakan 10 tahapan pengembangan, yang meliputi: identifikasi masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain produk, uji coba produk terbatas, revisi desain produk 1, uji coba pemakaian, revisi desain produk 2, produksi masal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa angket validasi modul dan angket tertutup untuk megetahui respon siswa. Angket validasi modul dilkukan oleh ahli media dan ahli materi. Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan Skala Likert. Penelitian ini telah mengahasilkan modul Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam dalam bentuk cetak. Berdasarkan penelitian nilai kelayakan modul Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam dari hasil validasi ahli materi didapat rerata 3. 07, sementara hasil validasi ahli media didapat rerata 3. 15, uji coba produk terbatas didapat rerata 3. 36, hasil validasi uji coba pemakaian didapat rerata 3. 37, dan rerata keseluruhan sebesar 3. 24 (kategori Baik).
Kata kunci: Penelitian dan Pengembangan, modul, dan Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam.
Abstract
The purpose of this research are: (1) to product learning module Construction Metal Fabrication Enginering class XII, (2) to determine the feasibility of Construction Metal Fabrication Enginering module product. The type of this research is research and development (R & D). The development of Construction Metal Fabrication Enginering module uses 10 stages of development, which include: problem identification, information gathering, product design, design validation, product design revision, limited product trial, product design revision 1, usage test, product design revision 2, mass production. The instrument used in the research are questionnaire of module validation and questionnaire to know the student's response. Questionnaire module validation by media experts and material experts. The data produced is analyzed using descriptive analysis using Likert Scale. This research has resulted in Construction Metal Fabrication Enginering module in print form. Based on the research value of the feasibility level of CMFE module from the validation result of the material expert got the average 3. 07, while the media expert's validation result got the average 3. 15, the limited product trial got the average 3. 36, the validation test result of the usage got the average 3. 37, and an overall average of 3. 24 (Good category).
Keyword: Development and Research, Module, and Construction Metal Fabrication Enginering.
PENDAHULAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelompok teknologi dan rekayasa merupakan salah satu instansi yang mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, sebab dapat mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan terdidik yang diperlukan dalam dunia kerja. Seperti yang sudah diatur dalam Permendikbud No. 70 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK-MAK
Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1, ayat 1, yaitu sebagai berikut:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Mata pelajaran Teknik Konstruksi Fabrikasi Logam (TKFL) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa kelas XII di Jurusan Teknik Fabrikasi Logam (TFL) SMK Negeri 1 Seyegan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bulan Desember tahun 2016 lalu, pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran TKFL siswa kelas XII ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
Permasalahan terlihat dari masih rendahnya hasil ulangan harian siswa yang rata-rata kelasny untuk TFL 1 adalah 71. 63 dan untuk kelas TFL 2 adalah 70. 37 sedangkan untuk nilai KKM yang ditetapkan disekolah 75. Selain nilai pada saat pembelajaran di kelas permaslahan yang ada yaitu belum adanya modul dalam pembelajaran sehingga siswa hanya terpaku dengan materi yang disampaikan oleh guru atau kurang referensi untuk belajar mandiri. Selain itu, materi-materi pada mata pelajaran TKFL ini sebagian besar menggunakan gambaran ilustrasi dalam penjelasannya namun sulit untuk bisa dipahami oleh siswa.
Menurut Ketua Jurusan dan Guru penjelasan materi-materi yang diberikan oleh guru dan mencatat apa yang dituliskan oleh guru di papan tulis.
Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang ada di lapangan seperti yang telah dipaparkan dapat di minimalisir dengan adanya bantuan media pembelajaran, yaitu dengan adanya modul pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri agar mampu memahami materi sepenuhnya. Dengan cara seperti ini siswa diharapkan dapat memahami secara keseluruhan apa yang sebenarnya dijelaskan oleh guru untuk lebih meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajar.
Menurut Gagne’ dan Briggs (1975) yang dikutip Azhar Arsyad (2005: 4), media pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau variabel, dengan kata lain media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran di lingkungan pesta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.
untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan.
Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 14), modul merupakan suatu paket program yang disusun dalam satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan ini adalah metode peelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah sebuah metode penelitian yang produk dari hasil penelitiannya apabila digunakan untuk membantu melakukan pekerjaan maka pekerjaannya akan semakin produktif, efektif dan efisien. Sugiyono (2015: 297).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian pengembangan modul TKFL ini dilakukan di SMK Negeri 1 Seyegan yang beralamat di Jalan Kebonagung Km. 8, Jamblangan, Margomulyo, Seyegan, Sleman 55561. Penelitian ini diakukan pada tanggal 23 Februari sampai 3 Maret 2017.
Subjek Penelitian
Subjek untuk penelitian ini adalah ahi materi, ahli media pembelajaran dan siswa kelas XII SMK Negeri 1 seyegan. Ahli materi diambil dari dosen UNY yang menguasai TKFL dan dari guru mata pelajaran Teknik Konstruksi Fabrikasi
ahli media, dan juga dari siswa pada kegiatan uji coba produk terbatas dan uji coba pemakaian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan skala Likert.
Instrumen untuk ahli materi pembelajaran berupa ngket tanggapan atau peniliaan ahli materi terhadap isi materi pada modul TKFL. Instrumen yang digunakan untuk ahli materi ini berisikan aspek-aspek dalam modul, yaitu: self instruction, self contained, stand alon, adatif, user friendly, clarity of massage, representasi isi dan klasikal/individu. Sedangkan instrumen untuk ahli media pembelajaran berisiskan aspek-aspek yang berhubungan dengan media pembelajaran, yaitu: format, organisasi, daya tarik, bentuk dan ukuran huruf, ruang (spasi kosong), konsistensi, dan penyajian gambar, dan instrumen untuk siswa berupa angket tanggapan atau penilaian siswa terhadap modul pembelajaran yang telah dikembangkan. Instrument untuk siswa ini berisi aspek yang berkaitan dengan penggunaan sebagai sarana belajar, yaitu: kemudahan dimengerti dan kemudahan pemakaian.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ini adalah teknik analisis data deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui kelayakan modul pembelajarn TKFL. Skala pengukuran yang digunkan adalah skala Likert dengan empat pilihan jawaban: sangat baik (skor 4), baik (skor 3), tidak baik (skor 2), dan sangat tidak baik (skor 1). Interval jarak antar skala
penilaian dihitung berdasarkan rumusan dari S. Eko Putro Widyoko (2015: 110), hasilnya disajian pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Klasifikasi Produk
No. Rerata Skor Klasifikasi Produk 1 >3, 25 s/d 4, 00 Sangat Baik 2 >2, 50 s/d 3, 25 Baik 3 >1, 75 s/d 2, 50 Tidak Baik 4 1, 00 s/d 1, 75 Sangat Tidak Baik
Nilai rerata skor dari setiap aspek yang telah ditentukan dihitung menggunakan persamaan 1.
...(1)
Keterangan:
A =Rerata skor aspek
B =Jumlah total skor tiap aspek C =Jumlah responden
D =Jumlah butir instrumen
Rerata skor pada setiap aspekk tersebut kemudian dirata-rata lagi untuk setiap instrument validasi. Hasil rerata tersebut kemudian dicocokan pada Tabel 1. Modul TKFL akan dinilai layak untuk siswa kelas XII jika rerata skor dari keseluruhan aspek pada setiap aspek adalah >2, 5 atau minimal berada pada klasifikasi baik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Validasi Ahli Materi
didasarkan pada 8 aspek penilaian, yaitu: self instruction, self contained, stand alon, adatif, user friendly, clarity of massage, representasi isi dan klasikal/individu. Data hasl validasi ahli materi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Data Ahli Materi
No. Aspek Penilaian Rerata Klasifikasi
1 Self Instructional 3. 38 Sangat Baik 2 Self Contained 3. 33 Sangat Baik
3 Stand Alone 3 Baik
4 Adaptive 3 Baik
5 User Friendly 2. 83 Baik
6 Clarity Of
Message 3 Sangat Baik
7 Representasi Isi 3 Baik
8 Klasikal/ Individual 3 Baik
Total 3. 07 Baik
Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 2. Hasil validasi dari ahli materi menyatakan bahwa rerata keseluruhan aspek pada penilaian dari sisi materi pembelajaran adalah 3. 07 dan berada pada klasifikasi “Baik”. Rerata dan klasifikasi tersebut menunjukan bahwa modul TKFL yang dikembangkan sudah layak dai sisi materi pembelajaran. Saran dari ahli materi yaitu: penambahan contoh soal sederhana. Masukan dari ahli materi ini digunakan untuk perbaikan modul TKFL sebelum dilakukannya uji coba produk terbatas agar produk menjadi lebih baik dan layak.
Hasil Validasi Ahli Media
Ahli media yang melakukan validasi modul TKFL ini dari dosen Pend. Teknik Mesin FT UNY. Penilaian dari sisi media pembelajaran didasarkan pada 7 aspek penilaian untuk modul, yaitu: format, organisasi, daya tarik, bentuk dan
ukuran huruf, ruang (spasi kosong), konsistensi, dan penyajian gambar. Data hasil validasi ahli media dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis Data Ahli Media
No. Aspek Penilaian Rerata Klasifikasi
7 Penyajian Gambar 3. 10 Baik
Total 3. 15 Baik
Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 3. Hasil validasi dari ahli media menyatakan bahwa rerata keseluruhan aspek pada penilaian dari sisi media pembelajaran adalah 3. 15 dan berada pada klasifikasi “Baik”. Rerata dan klasifikasi tersebut menunjukan bahwa modul TKFL yang dikembangkan sudah layak dai sisi media sebelum dilakukannya uji coba produk terbatas agar produk menjadi lebih baik dan layak.
Hasil Uji Coba Produk Terbatas
Tabel 4. Hasil Analisis Data Uji Coba Produk Terbatas
No Aspek Rerata Klasifikasi
1 Kemudahan
Dimengerti 3. 37 Sangat Baik 2 Kemudahan
Pemakaian 3. 35 Sangat Baik
Total 3. 36 Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 4. Hasil uji coba produk terbatas menyatakan bahwa rerata keseluruhan aspek adalah 3. 36 dan berada pada klasifikasi “Sangat Baik”. Saran dari siswa yaitu: perbaikan pada daftar isi. Masukan dari siswa ini digunakan untuk perbaikan modul TKFL sebelum dilakukannya uji coba pemakaian agar produk menjadi lebih baik dan layak.
Hasil Uji Coba Pemakaian
Uji coba pemakaian dilakukan untuk mencari kekurangan-kekurangan lain dari modul TKFL yang telah dikembangkan. Jmlah siswa pada uji coba pemakaian ini adalah 25 siswa. Data hasil uji coba pemakaian dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Analisis Data Uji Coba Pemakaian
No. Aspek Rerata Klasifikasi
1 Kemudahan Dimengerti 3. 49 Sangat Baik
2 Kemudahan Pemakaian 3. 26 Sangat Baik
Total 3. 375 Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 5. Hasil uji coba produk terbatas menyatakan bahwa rerata keseluruhan aspek adalah 3. 375 dan berada pada klasifikasi “Sangat Baik”. Saran dari siswa yaitu: perbaiakan pada sampul modul.
Masukan dari siswa ini digunakan untuk perbaikan modul TKFL sebelum dilakukan produksi masal.
Hasil Data Keseluruhan
Berdasarkan dari hasil semua rerata dan klasifikasi yang didapatkan oleh modul TKFL ini. Jika diambil reratanya lagi dari keseluruhan yaitu sebanyak 3. 24 dan berada pada klasifikasi “baik”, dari hasil rerata dan klasifikasi tersebut menunjukan bahwa modul TKFL yang dikembangkan sudah layak dugunakan untuk bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran kelas XII Jurusan TFL SMK Negeri 1 Seyegan. Karena untuk mendapatkan suatu produk yang layak untuk kegiatan pembelajaran itu harus mempunyai rerata >2. 50 atau berada pada klasifikasi “baik”. Data hasil penilaian kelayakan modul TKFL disajiakan pada Tabel 6. dan Gambar 1.
Tabel 6. Data Hasil Penilaian Kelayakan Modul TKFL.
No. Aspek penilaian Rerata Klasifikasi
1 Ahli materi 3.07 Baik
2 Ahli media 3.15 Baik
3 Uji coba produk terbatas
3.36 Sangat
Baik 4 Uji coba
pemakaian
3.37 Sangat
Baik
Gambar 1. Data Hasil Penilaian Kelayakan Modul TKFL.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Modul pembelajaran TKFL untuk kelas XII Jurusan TFL SMK N 1 Seyegan. telah selesai dibuat dengan 10 langkah pengembangan yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) pengumpulan informasi, (3) desai modul pembelajaran, (4) validasi desain modul, (5) revisi desain modul, (6) uji coba terbatas, (7) revisi produk 1, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk 2, (10) produk siap digunakan. Setelah melalui semua langkah pengembangan, maka modul TKFL layak untuk digunkaan sebagai sarana belajar mandiri siswa dan media pembelajaran di kelas.
2. Tingkat kelayakan modul pembelajaran TKFL yang dihasilkan ditentukan dari 4 kegiatan penilaian produk, yaitu: (1) validasi ahli materi, (2) validasi ahli media, (3) uji coba produk terbatas dan, (4) uji coba pemakaian. Hasil validasi ahli materi berdasarkan 8 aspek
penilaian didapatkan nilai rata-rata 3. 07 dan berada pada klasifikasi “Baik”, hasil validasi ahli media berdasarkan 7 aspek penilaian didapat nilai rata-rata 3. 15 dan berada pada klasifikasi “Baik” hasil uji coba produk terbatas berdasarkan 2 aspek penilaian didapatkan nilai rata-rata 3. 36 berada pada klasifikasi “Sangat Baik”, dan hasil dari uji coba pemakaian berdasarkan 2 aspek penilaian didapatkan nilai rata-rata 3. 375 berada pada klasifikasi “Sangat Baik”.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru sebaiknya selalu melakukan pengembangan materi pembelajaran, menyajikan materi tersebut secara jelas dan menarik sehingga mudah dipahami siswa. 2. Bagi siswa diharapkan selalu belajar dan
memahami materi-materi yang disampaikan oleh guru dan selalu melatih kemampuan praktik sehingga mempunyai sekil praktik yang baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa melanjutkan penelitian modul pembelajaran TKFL untuk mencari pengaruhnya terhadap pembelajaran ataupun membandingkan dengan media pembelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
. ( 2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
S. Eko Putro Widoyoko. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajara.
Azhar Arsyad. (2015). Media Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pres.
Rudi Susilana & Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Dosen Pembimbing, Mei 2017