Nama : Shofwatul Hanani NIM : 8111413253 Rombel : 07
Sejarah Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) di Indonesia
merupakan jaminan bagi keberhasilan diselenggarakannya hubungan perdagangan antar negara secara jujur dan adil, karena:
1. TRIP’s menitikberatkan pada standart.
penemuan tersebut memungkinkan pencipta karya intelektual untuk terus berkarya dan meningkatkan mutu karyanya dan menjadi contoh bagi individu atau pihak lain, sehingga akan timbul keinginan pihak lain untuk juga dapat berkarya dengan lebih baik sehingga timbul kompetisi.
Perkembangan dan Pengaturan HaKI di Indonesia
memberlakukan ketentuan-ketentuan hukum tentang HAKI yang sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam WTO-GATT-TRIPs tersebut. Berikut di bawah ini disajikan berbagai macam peraturan perundag-undangan yang sampai saat ini berlaku di Indonesia, yang mengatur mengenai HAKI, yang meliputi antara lain:
Dalam bidang Hak Cipta yang meliputi:
1. Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 7 Tahun 1987 tentang perubahan atas Undang-Undang No 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, dan terakhir diubah dengan Undang No 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 7 Tahun 1987.
2. Keputusan Presiden No 17 Tahun 1988 tentang Pengesahan Persetujuan mengenai Perlindungan Hak Cipta atas Rekaman Suara antara Republik Indonesia dan masyarakat Eropa.
3. Keputusan Presiden No 25 Tahun 1989 tentang Pengesahan Persetujuan mengenai Perlindungan Hak Cipta antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat.
4. Keputusan Presiden No 19 Tahun 1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty.
Dalam bidang paten, meliputi:
2. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1991 tentang Impor Bahan Baku atau Produk tertentu yang dilindungi paten bagi produksi obat di dalam negeri. 3. Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 1991 tentang Pendaftaran Khusus
Konsultan Paten.
4. Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Permintaan Paten. 5. Keputusan Presiden No 16 Tahun 1997 tentang Pengesahan Patent
Cooperation Treaty (PCT) and Regulations Under PCT. Dalam bidang Merek Dagang dan Merek Jasa, yang meliputi:
1. Undang-Undang No 19 Tahun 1992 tentang Merek sebagaimana telah diubah dengan Undang No 14 Tahun 1997 tentang perubahan atas Undang-Undang No 19 Tahun 1992 tentang Merek; yang menggantikan berlakunya Undang-Undang No 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan.
2. Keputusan Presiden No 17 Tahun 1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty.
Dalam bidang Rahasia Dagang, yang diatur dalam:
1. Undang-Undang no 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. 2. Dalam bidang Desain Industri, diatur dalam:
o Undang-Undang No 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
1. Undang-Undang No 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Lainnya:
1. Undang-Undang No 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Perlu dicatat bahwa meskipun Indonesia telah ikut serta dalam WTO-GATT ini dengan Undang-Undang No 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization. Hingga saat ini, Indonesia belum menyetujui untuk ikut dalam Lampiran 4 dari Persetujuan mengenai Pembentukan WTO tersebut, yang mengatur mengenai Pluraliteral Trade Agreements (Persetujuan Perdagangan Pluraliteral). Lampiran 4 ini terdiri atas:
Lampiran 4(a)
Agreement on Trade in Civil Aircraft (Persetujuan mengenai Perdagangan Pesawat Terbang Sipil).
Lampiran 4(b)
Agreement on Government Procurement (Persetujuan mengenai Perdagangan Barang dan Jasa oleh Pemerintah).
Lampiran 4(c)
International Diary Arrangement (Pengaturan Internasional mengenai Produk-Produk Susu).
Arrangement Regarding Bovine Meat (Pengaturan Internasional mengenai Daging Sapi dan Kerbau).
Daftar Pustaka
Suryo Utomo, Toni. (2010). Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sardjono, Agus. (2011). Membumikan HaKI di Indonesia. Jakarta: CV. Nuansa Aulia.