Ketidaksesuaian Pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan Tata Ruang di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam yang Seharusnya Sebagai Kawasan Pendidikan
menjadi Tempat Usaha
Anggota Kelompok
Eva Riana Sari 1212011111
Fricilia 1212011128
Hestika Dwiningrum 1212011140 Hutami Eka Pratiwi 1212011142
Fakultas Hukum Universitas Lampung
Peraturan Tata Ruang di Kota Bandar Lampung 2. Judul :
“Ketidaksesuaian Pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan Tata Ruang di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam yang Seharusnya Sebagai Kawasan Pendidikan menjadi Tempat Usaha Hiburan”
3. Permasalahan:
1. Bagaimana pengaturan/identifikasi tentang kawasan Pendidikan di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa?
2. Apa sajakah tempat atau bangunan yang diidentifikasikan sebagai pelanggaran tata ruang di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa?
4. Metode Penyelesaian Permasalahan:
1. menginventarisir peraturan perundang-undangan yang mengatur kawasan pendidikan.
2. observasi dan survey terhadap bangunan apa saja yang diidentifikasikan sebagai pelanggaran tata ruang Jalan Zainal Abidin PAgar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa.
3. mempelajari kesimpulan dengan tujuan menyesuaikan das sein dan das sollen.
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pada hakikatnya adalah pemanfaatan sumber daya yang memiliki untuk maksud dan tujuan tertentu. Strategi pengelolaan yaitu upaya sadar, terencana, dan terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan sumber daya secara bijaksana untuk meningkatkan kualitas hidup.
Permasalahannya bahwa meningkatnya kebutuhan ruang dalam pelaksanaan pembangunan berimplikasi terhadap penggunaan ruang yang tidak sesuai dengan rencana peruntukan. Padahal baik pada tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota telah disusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Dengan melalui RTRW ini penggunaan tata ruang telah dipilah-pilah berdasarkan struktur dan fungsi ruang. Kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan ruang sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RTRW menimbulkan berbagai permasalahan lebih lanjut.1 Ini terjadi di Kota Bandar Lampung banyak ketidaksesuaian pelaksanaan peraturan perundang-undangan tata ruang salah satunya terjadi Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, yang mana terdapat tempat hiburan di kawasan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari proposal ini ialah:
1. Bagaimana pengaturan/identifikasi tentang kawasan Pendidikan di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa?
2. Apa sajakah tempat atau bangunan yang diidentifikasikan sebagai pelanggaran tata ruang di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa?
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan dari proposal ini ialah:
1. Menginventarisir peraturan perundang-undangan yang mengatur kawasan pendidikan.
2. Observasi dan survey terhadap bangunan apa saja yang diidentifikasikan sebagai pelanggaran tata ruang Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa.
3. Mempelajari kesimpulan dengan tujuan menyesuaikan das sein dan das sollen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ruang merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat terkandung dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta makna yang terkandung dalam falsafah dan dasar Negara Pancasila.2
Sedangkan penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfataan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.3 Dalam rangka klasifikasi penataan ruang ditegaskan dalam Pasal 4 UUPR bahwa penataan ruang dklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.4
2.2 Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan merupakan fungsi manajemen pertama yang harus dilakukan oleh setiap manajer dan staf. Untuk dapat menyusun perencanaan yang baik,
2 Hasni, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, (Jakarta: Rajawali Pers,2008), hlm.
124
diperlukan pemikiran analitis dan konseptual. Dalam manajemen keruangan, sasaran perencanaan dalam manajemen terdiri atas hal-hal berikut:
1. Perencanaan kebijaksaan publik (public policy) yaitu rencana tata ruang kota dan wilayah serta peraturan-peraturan daerah.
2. Perencanaan organisasi dan perencanaan program kegiatan organisasi pengelola kota dan wilayah.5
Perencanaan tata ruang menghasilkan apa saja dan bagaimana hierarki rencana tata ruang yang ditegaskan oleh Pasal 14 UUPR sebagai berikut:
(1) Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan: a. Rencana umum tata ruang, dan
b. Rencana inti tata ruang.
(2) Rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berhierarki terdiri atas:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; dan
c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
(3) Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional;
b. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
5 Mulyono Sadyohutomo, Manajemen Kota dan Wilayah Realita dan Tantangan (Jakarta: PT Bumi
c. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
(4) Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disusun sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang.
(5) Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b disusun apabila:
a. Rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau
b. Rencana umum tata ruang mencakup wilayag perencanaan yang luas dan skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum dioperasionalkan.
(6) Rencana detail tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dijadikan dasar bagi penyusunan peraturan zonasi
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tingkat ketelitian peta rencana tata ruang diatur dengan peraturan pemerintah
2.3 Pengendalian Penataan Ruang
1. Rangkaian Kegiatan Pengendalian
Misalnya, untuk budaya birokrat biasanya digunakan sistem pengawasan dari masing-masing atasan.
2. Alat Pengendalian Perkembangan Kota dan Wilayah
a. Pembangunan Prasarana Umum dan Utilitas (Public Capital
Investment)
Investasi pemerintah untuk modal masyarakat umum adalah berupa prasarana umum, meliputi jaringan jalan, sekolahan, balai kota, rumah sakit, taman, air minum roil/saluran pembuangan limbah (sewer lines), jaringan listrik, dan sebagainya. Dengan tersedianya prasarana umum yang dibangun pemerintah sesuai rencana tata ruang maka masyarakat terasang
b. Peraturan Perundangan Pemanfaatan Ruang (Land Use Control)
Pengendalian penggunaan tanah diwujudkan dalam bentuk peraturan perundangan. Peraturan-peraturan pengendalian penatagunaan tanah/tata ruang biasanya berbentuk petunjuk penggunaan, perizinan, dan larangan.
Dalam pengelolaan kota dan wilayah di Indonesia, penggunaan alat-alat kendali penataan ruang, baik penyediaan prasarana fisik (public
capitalinvestment) maupun perangkat hokum (land use control) belum
perkembangan penggunaan tanah tidak terkendali dan cenderung menimbulkan tata lingkungan yang tidak teratur.6
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Pengaturan / Identifikasi tentang Kawasan Pendidikan di Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung pada BWK B Rajabasa-Kedaton memiliki fungsi utama sebagai pusat pendidikan tinggi, budaya, simpul utama transportasi darat, perdagangan jasa, dan permukiman kota. Dengan fungsi yang dimiliki tersebut, arah pengembangan wilayah ini difokuskan pada peningkatan fungsi utama sebagai kawasan pendidikan tinggi dan simpul transportasi darat. Banyaknya fasilitas pendidikan tinggi serta terus bertumbuhnya fasilitas pendidikan lainnya untuk tingkat menengah dan dasar pada kawasan tersebut harus diiringi dengan arahan pemanfataan lahan yang baik sehingga keberadaan fasilitas – fasilitas tersebut berimplikasi buruk bagi perkembangan kota secara umum akibat munculnya masalah baru, seperti kemacetan.7
Kawasan pendidikan merupakan salah satu bagian dari Kawasan Budi Daya. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Salah satu kebijakan pengembangan kawasan budi daya adalah pemantapan dan ekstensifikasi kawasan pendidikan tinggi.
Strategi pemantapan dan ekstensifikasi kawasan pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi8:
7 Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Bandar Lampung, Bab 2 BWK B, hlm. 1-2 8 Pasal 13 Ayat (5) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang
a. mengintensifkan dan mengendalikan pertumbuhan sarana pendidikan tinggi kawasan di sekitar Jl. Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, dan Rajabasa;
b. mengarahkan pengembangan kawasan pendidikan tinggi baru di setiap subpusat pelayanan kota;
c. menyediakan sarana penunjang pendidikan bersama dan angkutan khusus mahasiswa/pelajar; dan
d. menetapkan kawasan pendidikan tinggi sebagai kawasan strategis
Strategi pengembangan kawasan penggerak ekonomi wilayah dan pemanfaatan teknologi tepat guna salah satunya adalah menata kawasan pendidikan tinggi di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam dan mengembangkannya ke wilayah Sukarame dan subpusat pelayanan kota lainnya.
Berdasarkan Undang-Undang 28 Tahun 2008 tentang Bangunan Gedung, yaitu:
a. Pasal 6 yaitu fungsi bangunan gedung harus sesuai peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten/Kota.
b. Pasal 8 Ayat (3) yaitu Pemerintah Daerah wajib mendata bangunan gedung untuk keperluan tertib pembangunan dan pemanfaatan.
Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kawasan pendidikan dari tingkat nasional yaitu:
b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
c. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
d. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
e. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Ruang Provinsi Lampung Tahun 2009-2029
f. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030
Struktur ruang memuat susunan pusat-pusat permukiman dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.9 Kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan ruang sebagaimana ditetapkan dalam RTRW menimbulkan berbagai permasalahan lebih lanjut, seperti tumpang tindih penggunaan ruang, alih fungsi lahan, konflik kepentingan antarsektor, dan konflik antara pusat dan daerah, konflik antar daerah, serta kemerosotan dan kerusakan lingkungan hidup.
telah menyebabkan alih fungsi lahan yang tidak terkendali. Ketiga, tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama yang disebabkan oleh arus urbanisasi mengakibatkan pengelolaan ruang kota semakin berat. Keempat, tidak sinkronnya kegiatan antara sektor dan antar daerah.10
Cara tempat usaha hiburan di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam mendapakan perizinan. Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh Pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.11
2.2 Tempat atau Bangunan yang Diidentifikasikan sebagai Pelanggaran Tata
Ruang Kota Bandar Lampung di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam,
Gedong Meneng, Rajabasa sebagai Kawasan Pendidikan
Bangunan atau kegiatan yang diidentifikasikan tidak diizinkan penataan ruang Kota Bandar Lampung yang terletak di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa adalah:
11 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelaynan Publik, Jakarta, Sinar Grafika, 2011,
15. Industri Kimia Dasar
16. Industri Mesin dan Logam Dasar 17. Industri Kecil
29.Pertambangan Eksploitasi Galian C12
Di jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa terdapat beberapa bangunan yang seharusnya tidak terdapat sebagaimana disebutkan diatas, yaitu:
1. Nissan 7. Blossom salon & spa 8. Rumah Makan Bejo
9.Rumah Makan Puti Minang 10. Ayam Penyet Hang Dihi 11. Rumah Makan Ratu
12. Kfc coffee 24 Jam 13. Pizza Hut
14. Rumah Makan Hi. Slamet
15. Surabi Bandung Enhaii 16. Waroeng Steak
17. Obonk Steak and Ribs 18. Nasi Goreng Rempah Mafia
12 Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Bandar Lampung, Op.Cit, hlm Matrik
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Akib, Muhammad, dkk. 2013. Hukum Penataan Ruang. Bandar Lampung: PKKPU
Hasni. 2008. Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, Jakarta: Rajawali Pers
Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah Realita dan
Tantangan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelaynan Publik, Jakarta, Sinar Grafika
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030