REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN TERKAIT PENYELARASAN RPJMD
DENGAN RPJMN 2015-2019
SERTA DINAMIKA
MONEY FOLLOW PROGRAM
PRIORITAS NASIONAL DAN NAWACITA
Oktorialdi, Ph.D
Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan
Kedeputian Pengembangan Regional
Kementerian PPN/BAPPENAS
REPUBLIK INDONESIAINDONESIAREPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA
•
Era Otonomi Daerah Saat ini :
•
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung yang dilakukan serentak di beberapa daerah;
•
Desentralisasi asimetris (keberagaman daerah yang memiliki karakteristik sehingga
pemberlakuan kebijakan desentralisasi tidak dapat diberlakukan sama);
•
Pembagian kewenangan dan urusan kepada daerah yang semakin besar;
•
Proporsi dana perimbangan (transfer daerah) yang semakin besar dan terus meningkat;
•
Permasalahan Yang Dihadapi dalam Pembangunan Daerah Saat ini:
•
Pengelolaan potensi daerah yang belum optimal, disisi lain beberapa daerah tidak memiliki
keterbatasan dalam potensi daerah;
•
Sumberdaya manusia baik masyarakat maupun aparatur yang rendah;
•
Kapasitas fiskal yang masih rendah
•
Infrastruktur yang sangat minim dan belum memadai;
•
Peningkatan kesejahteraan masyarakat masih belum terwujud.
•
Penyediaan pelayanan publik yang masih minim.
REPUBLIK INDONESIAINDONESIAREPUBLIK
Agenda Prioritas Pembangunan Daerah Dalam Nawa Cita
1. Pengurangan kesenjangan antara KBI dan KTI
(Pembangunan bukan Jawa Sentris tapi Indonesia Sentris)
2. Desentralisasi asimetris
3. Penguatan daya saing daerah
4. Peningkatan dana transfer ke pemerintah daerah
5. Peningkatan pelayanan publik
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan
REPUBLIK INDONESIA
TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH
•
Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.
•
Desentralisasi politik
pemilihan kepala daerah secara serentak
pemberian sebagian kewenangan pusat
kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.
•
Desentraliasi fiskal
peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
•
Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.
•
Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.
•
Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat
maupun pemimipin.
•
Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.
•
Kerjasama antar Daerah
•
Peran Bappeda sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun juga kecepatan dan kualitas
pembangunan.
•
Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga
mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan
inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).
•
Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja,
namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyek
yang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)
REPUBLIK INDONESIA
KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DALAM UU 25 TAHUN 2004
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah
satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan
untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan
yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat
di tngkat Pusat dan Daerah
.
REPUBLIK INDONESIA
BAPPEDA
BAPPEDA
UU 25/2004 tg
Sistem Perencanaan
Pembangunan
Nasional
UU 25/2004 tg
Sistem Perencanaan
Pembangunan
PERAN STRATEGIS DAN MANDAT KEPADA BAPPEDA
•
Menyiapkan dan menyusun
rancangan awal RPJPD, RPJMD,
dan RKPD, yang akan menjadi
pedoman penyusunan Renstra
dan Renja SKPD
•
Mengkoordinasikan penyusunan
rancangan RPJPD, RPJMD dan
RKPD.
•
Menyelenggarakan Musrenbang
Jangka Panjang, Jangka
Menengah, dan Tahunan
Daerah.
•
Menyusun rancangan akhir
RPJPD, RPJMD dan RKPD.
•
Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana
pembangunan dari
masing-masing pimpinan Satuan Kerja
Perangkat Daerah sesuai dengan
tugas dan kewenangannya.
•
Bappeda menyusun evaluasi
rencana pembangunan
berdasarkan hasil evaluasi
pimpinan Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
Pasal 260
Bappeda mengoordinasikan,
menyinergikan, dan
mengharmonisasikan
Rencana pembangunan
Daerah. Dokumen
perencanaan pembangunan
Daerah terdiri atas:
a. RPJPD;
b. RPJMD; dan
c. RKPD.
Susuai UU 25/2004 tg SPPN
bertujuan untuk menjamin
terciptanya integrasi,
REPUBLIK INDONESIA
SINERGI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH
MENURUT UU 25/2004 TENTANG SPPN
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
mandat kepada
Bappeda meliput
:
1. Memformulasikan dokumen perencanaan pembangunan
di daerah jangka panjang, menengah dan tahunan;
2. Mengoordinasikan, mengharmonisasikan dan menyinergikan perencanaan pembangunan
baik yang bersifat
vertkal (antara pusat dan daerah) maupun horizontal (antar OPD);
3. Melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di daerah
.
“
Bappeda memiliki
peran strategis sebagai mitra Bappenas
di daerah untuk menjaga
REPUBLIK INDONESIAINDONESIAREPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
DASAR HUKUM PENYELARASAN
•
Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya
berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM
Nasional
, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan
umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan
program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi
dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “
•
Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah
dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
.”
•
Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis perangkat daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diselaraskan dengan
REPUBLIK INDONESIA
PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah alat untuk
mencapai tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan
Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional,
bisa:
Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik
luar negeri, dll.
Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan,
tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang
menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan
hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari
Kementerian/Lembaga di pusat saja.
Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak
diperlukan.
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran
prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat
pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
REPUBLIK
INDONESIA
TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN
Tujuan:
•
Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam RPJMN
menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;
•
Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran pembangunan
nasional;
•
Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;
•
Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;
•
Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;
•
Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.
Sasaran:
•
Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang
selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;
•
Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran
berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan
pada Form Dukungan Penyelarasan.
•
Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Pusat dalam rencana pencapaian Visi dan Misi Kepala
REPUBLIK INDONESIAINDONESIAREPUBLIK
KEBIJAKAN
MONEY FOLLOW PROGRAM
DENGAN
REPUBLIK
INDONESIA
Pendekatan Substansi Perencanaan
Sasaran dan Prioritas RPJMN dan RKP adalah tujuan bernegara dalam jangka menengah yang harus
dicapai oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah,
tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan
hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di pusat saja. Partisipasi
Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak diperlukan.
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran prioritas pembangunan nasional
harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi
money
follow program.
Pendekatan perencanaan
Holistik-Tematik, Integratif
dan
Spasial
Pendekatan penentuan Prioritas Nasional /Daerah, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas
REPUBLIK INDONESIA
MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA HOLISTIK-TEMATIK,
INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)
Mengganti pendekatan
money follow function
menjadi money follow program
Pendanaan langsung mengarah pada kegiatan,
sasaran hingga lokus tertentu
Pendanaan meliputi tidak hanya belanja K/L,
namun juga Non K/L, Transfer Daerah dan
Dana Desa, Pembiayaan BUMN dan KPBU
HOLISTIK
TEMATIK
TER
INTEGRASI
SPASIAL
Penanganan secara menyeluruh dan
terfokus pada kegiatan yang relevan
dengan pencapaian tujuan program
prioritas
Keterpaduan seluruh kegiatan
yang saling memperkuat dan
selaras dalam mencapai
sasaran prioritas nasional
Kegiatan prioritas direncanakan
berdasarkan data dan informasi
yang baik serta lokasi yang jelas
sehingga memudahkan proses
integrasi dan pemantauan
kegiatan di lapangan.
SEBARAN WILAYAH
REPUBLIK INDONESIA
URAIAN
MONEY FOLLOW FUNCTION
MONEY FOLLOW PROGRAM
Perencanaan
Alokasi
Dimulai dari identifikasi
kebutuhan unit/K/L:
Pelaksanaan tusi
Dukungan pada prioritas
Dimulai dari penentuan
program prioritas untuk
diturunkan pada unit/K/L
yang terkait
Realokasi
anggaran
Kaku karena sekat organisasi
dengan sasarannya
masing-masing
Lebih mudah dilakukan
karena di arahkan untuk
pencapaian sasaran program
Pelaksanaan
anggaran
Penanggung jawab ada di
masing-masing unit
Berpotensi tidak terintegrasi
satu sama lainnya
(kebijakan, spasial maupun
urutan pembangunan)
Kebijakan kebih mudah
diintegrasikan karena
kontrol pada program
prioritas
Dapat ditunjuk
penanggung jawab
kegiatan yang bersifat
lintas unit
IMPLEMETASI
MONEY FOLLOW PROGRAM
DI PAGU
INDIKATIF 2017
•
Terjadi realokasi antar K/L untuk mengamankan
prioritas dan pemenuhan amanat perundangan
•
Dari keseluruahan 87 K/L, 20 K/L mengalami
kenaikan belanja Non Operasionalnya,
sedangkan 59 K/L mengalami penurunan di
banding APBN 2016
CONTOH KASUS : PEMBANGUNAN PROYEK BENDUNGAN
JATI GEDE
Rencana awal pembangunan (2008) melibatkan 6 K/L sesuai
dengan berdasarkan tusi dan input yang diberikan
(pendekatan
tusi K/L)
.
Pembangunan mengalami keterlambatan akibat setap K/L diluar
Kem PU PERA tdak melaksanakan kegiatannya.
Pada tahun 2015 dilakukan perubahan rencana, Kemen PU &
PERA diberikan kewenangan tdak hanya pembangunan
infrastruktur waduk namun juga resettement
(pendekatan
program)
Proyek diresmikan tahun 2015
REPUBLIK INDONESIA
KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN
HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF, DAN SPASIAL
PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Holistik - Tematik
Terintegrasi
Spasial
KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN
Kejelasan Pelaksana Kegiatan
•
Siapa berbuat apa (K/L, BUMN, Pemda, Swasta)
•
Memiliki indikator yang jelas dan terukur
•
Tahapan kegiatan prioritas
Sasaran Pembangunan
•
Fokus pada pencapaian
prioritas nasional
Arah Kebijakan
•
Kebijakan menyeluruh
setiap prioritas nasional
•
Mainstreaming Revolusi
Mental dalam arah
kebijakan prioritas nasional
Kejelasan Sumber Pembiayaan
•
Belanja K/L, Belanja Non-K/L, Transfer Daerah, PMN, dan
KPS
Kerangka Regulasi
Kerangka Kelembagaan
1. Memberikan kemudahan dan mengurangi
beban masyarakat
2. Mendorong potensi kreatif
3. Mendorong efektivitas dan efisiensi
4. Memiliki nilai tambah atau insentif
1. Tidak ada tumpang tindih
fungsi/kewenangan
2. Tata kelola dan hubungan kerja yang
sinergis antarfungsi/kewenangan
3. Tersedianya ASN yang profesional
4. Memberikan daya ungkit terhadap
pencapaian hasil
PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Multilateral
Meeting
Bilateral
Meeting
Kab/Kota, Provinsi, Nasional
Kab/Kota, Provinsi, Nasional
Musrenbang
Musrenbang
Trilateral
Meeting
(Dukungan sistem informasi: E-Musrenbang, SIMU, E-Proposal,dst)
1.Setiap kegiatan memiliki lokasi yang jelas
(koordinat)
2.Keterkaitan lokasi dalam mencapai sasaran
program prioritas (waduk-irigasi-sawah,
KEK-jalan-pelabuhan-listrik)
3.Distribusi kegiatan antarwilayah
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH 2017
RKP 2017 ditetapkan melalui Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017.
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 memuat :
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Tema dan Sasaran Pembangunan Nasional
Bab 3. Prioritas Pembangunan Nasional
Bab 4. Pembangunan Bidang
Bab 5. Ekonomi Makro, Pembangunan Wilayah,
dan Pendanaan
Bab 6. Kaidah Pelaksanaan
Bab 7. Penutup
RKP 2017 menjadi pedoman bagi :
Pemeritah dalam menyusun RAPBN 2017
Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga Tahun 2017
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
20
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Berdasarkan pelaksanaan pencapaian dan sebagai
keberlanjutan dari RKP 2015 dan RKP 2016
Kesesuaian dengan tema RPJMN-3 (2015-2019):
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya
saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan
SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan IPTEK yang
terus meningkat.
Penekanan pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
infrastruktur.
TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2017 :
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk
Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan
dan Kesenjangan Antarwilayah”
DIJABARKAN KE DALAM 23 PRIORITAS NASIONAL
Masing-masing dengan Sasaran dan Arah Kebijakan
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1.
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2.
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3.
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4.
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5.
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7.
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
PRIORITAS NASIONAL RKP 2017
Pembangunan
Manusia dan
Masyarakat
Pembangunan
Sektor Unggulan
Pemerataan dan
Kewilayahan
Pembangunan
Politik, Hukum &
Hankam
Pembangunan
Ekonomi
1. Revolusi Mental
2. Kesehatan
3. Pendidikan
4. Perumahan dan
Permukiman
5. Kedaulatan Pangan
6. Maritim dan
Kelautan
7. Kedaulatan Energi
8. Pembangunan
Pariwisata
9. Percepatan
Pertumbuhan
Industri dan
Kawasan Ekonomi
(KEK)
10. Antar Kelompok
Pendapatan
11. Reforma Agraria
12. Daerah
Perbatasan
13. Daerah Tertinggal
14. Desa dan Kawasan
Pedesaan
15. Perkotaan
16. Konektivitas
17. Reformasi Regulasi,
Kepastian dan
Penegakan Hukum
18. Stabilitas
Keamanan dan
Ketertiban
19. Konsolidasi
Demokrasi dan
Efektivitas
Diplomasi
20. Reformasi Birokrasi
21. Perbaikan Iklim
Investasi dan
Iklim Usaha
22. Peningkatan
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
22
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
26
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN (2/2)
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
32
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIAINDONESIAREPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA
PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2018:
PENAJAMAN SUBSTANSI PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
S
I. INTEGRASI SUBSTANSI
(Hulu-Hilir/Holistik)
II. INTEGRASI SPASIAL
(Keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi)
III. PEMBAGIAN KEWENANGAN (Kerangka
Kelembagaan)
(antar K/L, Provinsi, Kab/Kota)
IV. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN
(Kerangka Pendanaan)
(K/L, APBD, DAK, PNM, KPS)
Holistik, Integratif, Tematik
Spasial
dan
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK
INDONESIA
I. INTEGRASI SUBSTANSI: Pengertian
Tahap
Persiapan/Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pengembangan/
Monev
Penetapan Kegiatan di setiap tahapan
Penetapan Sasaran di setiap tahapan
Penetapan Indikator di setiap tahapan
Hulu
Hilir
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017
Yang telah dilakukan :
•
Menterjemahkan Nawacita ke dalam Strategi Pembangunan
(Dimensi Pembangunan, Kondisi Perlu dan Faktor Pendorong
Pertumbuhan Ekonomi)
•
Menjabarkan strategi pembangunan ke dalam Prioritas Nasional
•
Implementasi Arahan
Money Follow Program pendekatan
“HITS”
•
Menterjemahkan Prioritas Nasional ke dalam Program
Prioritas beserta sasarannya
•
Menterjemahkan Program Prioritas ke dalam Kegiatan
Prioritas beserta sasarannya dan Penanggungjawabnya.
•
Memetakan lokasi pelaksanaan pembangunan.
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2018
Yang perlu dilakukan:
•
Melakukan “integrasi substansi “ yaitu melakukan penajaman tema atau
topik prioritas nasional pembangunan
lebih terstruktur dan
komprehensif.
•
Integrasi Substansi tema atau topik prioritas nasional secara
holisik/komprehensif dari hulu ke hilir
•
“Intergrasi substansi” memetakan ke dalam tahapan
persiapan/perencanaan, pelaksanaan dan tahapan pengembangan.
•
“Integrasi substansi” menjadi penting untuk dapat memastikan tahapan
persiapan telah berjalan dengan baik sebelum tahapan pelaksanaan. Serta
memastikan tahap persiapan dan pelaksanaan telah berjalan dengan baik
sebelum tahap pengembangan.
REPUBLIK
I. INTEGRASI SUBSTANSI: Contoh 1
PN: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas: Produksi Padi dan Pangan Lainnya
Tahapan
(Badan Pusat Statstk, lahan padi dan sertfikasi Lahan (PRONA)
-Sertikasi tanah pertanian -Informasi Geospasial Tematk (IGT) luas
baku sawah.
(Kemen ATR, Kemen. Pertanian, BIG, Pemda)
3
Pencetakan sawah baru dan Perluasan areal pangan lain
Survey Calon Petani
Calon Lokasi
-
Calon lokasi tdak
tumpang tndih
-
Petani ada dan berdomisili
di desa calon lokasi atau
berdekatan dengan calon
lokasi serta berkeinginan
Pencadangan
Lahan Hutan
Untuk
Pertanian
-
Air tersedia
cukup untuk
menjamin
Rehabilitas dan Perluasan Jaringan Irigasi
Rehabilitasi DAS Hulu, Pembangunan Waduk dan Embung
-Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang selesainya bersamaan dengan selesainya sawah
Pelaksanaan cetak
sawah
-
pencetakan sawah
baru, ditujukan
Optmasi dan Pemulihan Kesuburan Lahan
-Pemanfaatan lahan rawa/gambut -Pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan -Teknologi
kesuburan lahan.
(Kemen.
Pertanian, Kemen LHK, BPPT)
-Intensiikasi padi
-Penanaman Padi organik
-Desa pertanian Organik
(Kemen. Pertanian, LAPAN, BPPT, BATAN, LIPI) 9
Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Pertanian
-Pelathan Pertanian Perdesaan -Penyuluhan
pertanian -SMK Pertanian (Kemen. Pertanian, Kemen Diknas, Pemda)
Tahapan Perencanaan Cetak Sawah Baru
Bantuan alat dan mesin pertanian
-Penyaluran alat pertanian
(Kemen. Pertanian)
7
Reformasi subsidi pupuk dan benih serta
Pengembangan Desa Mandiri Benih
REPUBLIK INDONESIA
PENJABARAN INTEGRASI SUBSTANSI:
HULU-HILIR KEGIATAN PRIORITAS KEDALAM KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
(WHO DOING WHAT?) (1/2)
T A H A P A N P E R S I A P A N / P E R E N C A N A A N
Perbaikan statstk (data & informasi)
Pertanian
Survey Calon Petani Calon Lokasi
Pencadangan Lahan Hutan Untuk Pertanian
Optmasi dan Pemulihan Kesuburan Lahan
Informasi Iklim Pengendalian konversi
lahan padi dan sertikasi lahan -PRONA indikator utama adalah indikator yang mendukung Agenda Nawa Cita (indikator sasaran
umum))
•Badan Pusat Statstk, Kementerian Pertanian dan Badan Informasi Geospasial
•Kementerian Pertanian
•Kementerian LH dan Kehutanan
•Kemen. Pertanian, Kemen LHK, BPPT)
•Kemen Agraria dan Tata Ruang , Kemen. Pertanian, Badan Informasi Geospasial, Pemda
• Luas lahan potensi cetak sawah baru (Ha)
Indikator utama :
• Jumlah penetapan dan desain lokasi yang layak untuk cetak sawah baru dengan
pertmbangan lokasi dan adanya petani per Provinsi (Jumlah Provinsi)
• pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam (potensi jasa regulator air dan jasa penyimpan air)
Indikator utama :
• Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup per Provinsi (Jumlah peta)
• Pra sertfikasi lahan tanah pertanian kepada petani
Indikator utama :
• Jumlah sertfikasi lahan pertanian (ribu persil)
Indikator pendukung:
• Jumlah review audit lahan (dok)
• Verifikasi luas baku lahan sawah provinsi (Jumlah Provinsi)
• Informasi iklim yang akurat untuk mendukung pertanian.
Indikator utama :
• Model perkiraan iklim dengan resolusi 10 km (jumlah model)
• Layanan informasi iklim per provinsi dengan tngkat akurasi 65%-75% (Jumlah Provinsi)
-Pembangunan
waduk/bendungan, embung, jaringan irigasi serta rehabilitasi jaringan irigasi dan irigasi tersier untuk mendukung sasaran kedaulatan pangan
Indikator utama :
• Pembangunan waduk /bendungan (jumlah waduk)
• Rehabilitasi dan pembangunan jaringan itgasi tersier (Ha)
• Pembangunan jaringan irigasi baru (Ha)
• Pembangunan embung (Ha)
• Rehabilitasi jaringan irigasi (Ha)
• Satu referensi data dan peta untuk perencanaan di bidang pertanian (one data dan one map poticies)
Indikator utama :
• Data produksi sawah dan pangan lainnya per provinsi (Ton)
• Peta potensi cetak sawah per Provinsi. (peta Provinsi)
Indikator Pendukung :
• Data lainnya di bidang pertanian (fokus statstk produksi, konsumsi, harga, usaha tani)
TAHAPAN PELAKSANAAN
Rehabilitas dan Perluasan Jaringan Irigasi Rehabilitasi DAS Hulu, Pembangunan Waduk dan Embung
•BMKG •Kementan, Kemen.PU dan Pera, Pemerintah Daerah
Indikator utama :
•Luas Pemanfaatan lahan rawa/gambut (Ha)
•Luas Pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan (Ha)
•Teknologi kesuburan lahan (Unit)
• Pemanfaatan lahan rawa/gambut
• Pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan
• Teknologi kesuburan lahan.
KEGIATAN
PRIORITAS
CONTOH
Upaya pencapaian swasembada dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu
1) intensifikasi dengan peningkatan Indeks Pertanaman (IP), provitas sawah-sawah eksistng; dan
2) penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru)
Pencetakan sawah baru dan Perluasan areal pangan lain
REPUBLIK INDONESIA
PENJABARAN INTEGRASI SUBSTANSI:
HULU-HILIR KEGIATAN PRIORITAS KEDALAM KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
(WHO DOING WHAT?) (2/2)
Bantuan alat dan mesin pertanian
Reformasi subsidi pupuk dan benih serta Pengembangan Desa
Mandiri Benih
Peningkatan Pengetahuan
dan Ketrampilan Pertanian Produktvitas Pertanian Teknologi peningkatan
Kementerian
indikator utama adalah indikator yang mendukung Agenda Nawa Cita (indikator sasaranumum))
•Kementerian pertanian
•Kementerian keuangan, KSP, Kementerian Pertanian
•Kemen. Pertanian, Kemen Diknas, Pemda
•Kemen. Pertanian, LAPAN, BPPT, BATAN, LIPI
• Tersalurkannya subsidi pupuk dan benih pertanian untuk mendukung peningkatan produksi padi dan pangan lainnya.
• Terbangunnya Desa Mandiri Benih
Indikator utama :
• Jumlah pupuk dan benih yang tersalurkan (ton)
• Jumlah Desa MandiriBenih (desa)
•Penerapan teknologi tepat guna pertanian untnuk meningkatkan produktvitas pertanian.
Indikator utama :
• Jumlah penanaman padi organik (Ha)
• Intensifikasi padi dan pangan lainnya (Ha)
• Jumlah desa pertanian organik (desa)
• Tersedianya alat pertanian untuk mendukung
peningkatan produksi padi dan pangan lainnya.
Indikator utama :
• Jumlah alat pertanian yang disalurkan (unit)
TAHAPAN PELAKSANAAN
Indikator utama :
• Jumlah Sertfikasi profesi di bidang pertanian (jumlah orang)
• Jumlah Penyelenggaraan penyuluhan di bidang pertanian (Unit Badan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan)
• Bantuan Praktek di Bidang Pertanian untuk SMK Pertanian (jumlah siswa)
•Meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan petani di bidang pertanian
KEGIATAN
PRIORITAS
CONTOH
Tujuan Integrasi Substansi adalah untuk melihat keterpaduan dan keterhubungan dilihat dari:
•
Kegiatan (Keterkaitan satu kegiatan dgn kegiatan lainnya (dari hulu sampai dengan hilir)
•
Sasaran (Sasaran yang saling mendukung antar kegiatan. Pencapaian sasaran pada tahapan sebelumnya menjadi dasar pelaksanaan kegiatan
selanjutnya untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan).
•
Indikator (Indikator yang jelas dan terukur)
TAHAPAN PENGEMBANGAN
What Next ?
Integrasi substansi juga dilakukan dengan Program
Prioritas lainnya di Kedaulatan Pangan :
1. Peningkatan Mutu Pangan, Kualitas Konsumsi Pangan
dan Gizi Masyarakat. {Misal : Integrasi dengan Tahap
Pengembangan}
2. Kelancaran Distribusi Pangan dan Akses Pangan
Masyarakat. {Misal : Integrasi dengan Tahap
Pelaksanaan}
3. Penanganan Gangguan terhadap Produksi Pangan.
{Misal : Integrasi dengan Tahap Pengembangan}
Penetapan secara spasial (Provinsi/Kabupaten /Kota)
sebagai lokasi peningkatan produksi padi dan pangan
lainnya serta sasaran utama dan sasaran perkegiatan.
Contoh :
Kedaulatan Pangan Provinsi Sumatera Selatan
Sasaran Utama/Umum :
Peningkatan Produksi Padi : 12,8 juta ton
Pembangunan Waduk/Bendungan Waduk Komering II
Sasaran Kegiatan :
Cetak Sawah Baru
: 13,700 Ha sawah baru
Desa Mandiri Benih : 125 desa mandiri benih
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
II. INTEGRASI SPASIAL:
Kesiapan secara Spasial
Jasa ekosistem penyedia dan penyimpan air bernilai tinggi dicirikan dan terdistribusi pada
kondisi ekoregion yang mempunyai morfologi dataran dengan hasil pembentukan bumi
yang dipengaruhi oleh proses bekerjanya sungai dan solusional-karst yaitu Dataran Fluvial dan
Dataran dan Perbukitan Solusional Karst dengan tutupan kondisi lahan adalah sawah dan hutan lahan kering
Peta Indikasi Jasa
Ekosistem Tinggi
Ekoregion Jawa
Jasa ekosistem pengatur tata air dan pengendali
banjir bernilai tinggi dicirikan dan terdistribusi pada
kondisi ekoregion bermorfologi pegunungan dan
perbukitan dengan hasil pembentukan bumi yang
dipengaruhi oleh proses pembentukan gunungapi
yaitu Pegunungan Vulkanik dan Perbukitan Vulkanik
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
II. INTEGRASI SPASIAL:
Keterkaitan Fungsional Lokasi dari Kegiatan dan Sasaran
Tujuan Integrasi Spasial
•
Menjabarkan sasaran nasional ke daerah
(Provinsi, Kabupaten dan Kota).
•
Memastikan seluruh proses tahapan yang telah
disusun dari hulu ke hilir terlaksana di setiap
lokasi (khususnya daerah yang menjadi lokasi
cetak sawah baru).
•
Jika ada satu tahapan yang terlewatkan di daerah
lokasi cetak sawah baru, maka akan lebih mudah
diketahui sehingga beberapa permasalahan
dapat dihindari, misalnya :
•
Dilakukannya pembangunan waduk atau bendungan,
sementara di lokasi tersebut tidak ada rencana
pengembangan sawah (tidak memiliki potensi jasa
regulator air dan jasa penyimpan air atau tidak ada
calon petani).
•
Peningkatan penyaluran alat pertanian dan subsidi
benih, sementara di lokasi tersebut pembangunan
bendungan/waduk dialihkan, ditunda atau belumm
selesai dibangun.
•
Sementara daerah yang bukan lokasi cetak
sawah baru hanya perlu dipastikan pelaksanaan
kegiatan pada tahapan-tahapan berikutnya.
Sawah dan Ladang
Pertanian Lainnya
Provinsi DI Yogyakarta
Sawah yang jaringan irigasi tersiernya dibangun/direhabilitasi 3500 Ha
Bidang tanah petani yang di prasertifikasi dan pascasertifikasi 2000 Ha
Review hasil audit lahan pertanian 5 Review
Bantuan Alat dan Mesin Pertanian 527 Unit
Pupuk Bersubsidi yang disalurkan 91850 Pupuk
Gunung Kidul
Cetaki Sawah Baru
Cetak Sawah Baru 50 Ha
Kulon Progo
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
D.I. Kalibawang 350 Ha
Sleman
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
III. PEMBAGIAN KEWENANGAN
Pembagian Kewenangan: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas Peningkatan Produksi Padi
Sasaran/
(Pembangunan dan
Rehab Irigasi)
Jalan Nasional,
Bandara,
Pelabuhan, KA
Jalan Provinsi,
SMK
Jalan Kabupaten,
Tanah, Badan
Pengelola
Kesehatan
(Hidup Sehat)
Kebijakan
Antar K/L
Perda Anti
Rokok
Lapangan OR,
Taman-Taman
REPUBLIK INDONESIA
50
REPUBLIK INDONESIA
50
III. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN
(Belanja K/L, APBD, Transfer Daerah, PNM, KPS, Swasta)
•
Sesuai dengan Kewenangan
akan berimplikasi pada sumber
pendanaan.
•
Kekurangan Pendanaan bagi
Daerah bisa diusulkan melalui
Dana Transfer Daerah (DAK)
•
Bisa juga dilakukan dengan
kerjasama dengan swasta (KPS)
•
Memberikan tambahan modal
ke BUMN/BUMD
Target RPJMN 2015-2019: Rehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi.
Target RKP 2017: Rehabilitasi 639,700 hektar.
Kebutuhan Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2017
Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2.343 ha = Rp. 45.665,64 juta
Kemampuan Pendanaan APBD = Rp. 25.000,00 juta
Rp. 20.665,64 juta
DAK Penugasan
Mendanai kegiatan khusus dalam rangka pencapaian sasaran Prioritas Nasional dengan
Dibiayai melalui DAK Penugasan
REPUBLIK INDONESIAINDONESIAREPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN NASIONAL
VISI
MISI
NAWACITA
DIMENSI PEMBANGUNAN
+ Faktor Pendukung
Pertumbuhan Ekonomi
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PROGRAM PRIORITAS
KEGIATAN PRIORITAS
PROGRAM & KEGIATAN KL dan URUSAN PEMERINTAHAN SKPD
MULTILATERAL
MEETING
BILATERAL MEETING
PENYEDERHANAAN NOMENKLATURDOMAIN POLITIK
(GIVEN)
DOMAIN
PERENCANAAN
DOMAIN
PELAKSANAAN
MONEY
FOLLOW
REPUBLIK INDONESIA
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN DAERAH
VISI
MISI
PROGRAM KDH
TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGI DAN ARAH
KEBIJAKAN
Program dan Kegiatan Perangkat Daerah
dan Lintas Perangkat Daerah
MULTILATERAL
MEETING
BILATERAL MEETING
PENYEDERHANAAN NOMENKLATUR
DOMAIN POLITIK
(GIVEN)
DOMAIN PERENCANAAN
DOMAIN PELAKSANAAN
MONEY FOLLOW
PROGRAM
PROGRAM PRIORITAS
REPUBLIK INDONESIA
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN
NASIONAL DAN DAERAH
TUJUAN & SASARAN
STRATEGI &
ARAH KEBIJAKAN
PROGRAM PRIORITAS
URUSAN PEMERINTAHAN serta PROGRAM DAN KEGIATAN
PERANGKAT DAERAH
MULTILATERAL MEETING/FORUM PERANGKAT DAERAH
BILATERAL MEETING/ FORUM PERANGKAT
DAERAH
PROGRAM
KEGIATAN PRIORITAS
VISI
MISI
NAWACITA
DIMENSI PEMBANGUNAN Kondisi Perlu + Faktor Pendukung Pertumbuhan
Ekonomi
STRATEGI & ARAH
KEBIJAKAN
PROGRAM PRIORITAS
PROGRAM & KEGIATAN Kementerian/Lembaga
DOMAIN POLITIK
(GIVEN)
VISI
MISI
PROGRAM KDH
REPUBLIK INDONESIAINDONESIAREPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA
Secara substansional penyelarasan RPJMD dengan RPJMN
2015-2019 terbagi beberapa strategi, yaitu;
1. Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah;
2. Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan
Daerah;
3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Daerah;
4. Penyelarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah;
5. Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program Pembangunan
Daerah;
6. Penyelarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis
Nasional di Daerah.
REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (2/5)
Strategi 1
:
Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan
Daerah
Isu Strategis Daerah
Isu Strategis Nasional
DOMAIN
DAERAH (RPJMD)
NASIONAL (RPJMN)
STRATEGI PENYELARASAN
Visi
Dimensi Pembangunan Nasional
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
Prioritas Nasional
Program Prioritas Nasional
Kegiatan Perioritas Nasional
Strategi 2:
Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran,
Pembangunan Daerah
Strategi 3:
Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan
Pembangunan Daerah
Domain Perencanaan
(Money Fottow Program &
Pendekatan Holistk
-Tematk , Integratf , dan
Spasial)
Tujuan
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
Prioritas Daerah
Program Prioritas Daerah
Kegiatan Perioritas Daerah
Program Kementerian/Lembaga
Kegiatan Kementerian/Lembaga
Strategi 4:
Penyelarasan Program Prioritas
Pembangunan Daerah
Domain Pelaksanaan
(Penyederhanaan
Nomenklatur)
Urusan dan Sub Urusan
Program Perangkat Daerah
Kegiatan Perangkat Daerah
Kerangka Pendanaan Nasional
Strategi 5:
Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program
Daerah
Kerangka Pendanaan Daerah
Indikasi Lokasi Pembangunan Nasional
Strategi 6:
REPUBLIK INDONESIA
1. PENYELARASAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH
Maksud: menjamin konsistensi sinergitas isu strategis yang tertuang atau yang akan
dituangkan dalam RPJMD, dengan isu strategis yang tertuang dalam RPJMN
Tujuan:
mendorong daerah dalam merumuskan isu strategis pembangunan jangka
menengah, yang selaras dengan isu strategis nasional sesuai RPJMN.
2. PENYELARASAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Maksud: menjamin konsistensi sinergitas antara sasaran pembangunan daerah yang tertuang
atau yang akan dituangkan dalam RPJMD dengan sasaran pembangunan nasional dalam
RPJMN.
Tujuan: agar daerah memasukkan sasaran dari visi, misi, dan tujuan pembangunan daerah,
yang selaras dengan sasaran pembangunan nasional yang telah tertuang dalam RPJMN.
REPUBLIK INDONESIA
3. PENYELARASAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Maksud: menjamin konsistensi sinergitas antara strategi dan arah kebijakan pembangunan
daerah yang tertuang atau yang akan dituangkan dalam RPJMD, sejalan dengan strategi dan
arah kebijakan pembangunan nasional yang telah tertuang dalam RPJMN.
Tujuan:
agar daerah dapat merumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan yang
selaras dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan nasional yang telah tertuang
dalam RPJMN.
4. PENYELARASAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Maksud: menjamin sinkronisasi dan harmonisasi program prioritas pembangunan daerah
yang tertuang atau yang akan dituangkan dalam RPJMD dengan Kegiatan Prioritas,
Program Prioritas, dan Prioritas Nasional yang telah tertuang dalam RPJMN.
Tujuan: agar daerah dapat merumuskan program prioritas pembangunan daerah yang selaras
dengan Kegiatan Prioritas, Program Prioritas, dan Prioritas Nasional yang telah tertuang
dalam RPJMN.
REPUBLIK INDONESIA
5. PENYELARASAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Maksud: menjamin sinkronisasi dan harmonisasi Program, Indikator, Target, dan Pendanaan
Pembangunan Daerah yang mendukung prioritas nasional.
Tujuan:
agar daerah dapat merumuskan Program, Indikator, Target, dan Pendanaan
Pembangunan Daerah yang selaras dengan Target dan Pendanaan Prioritas Nasional baik
dalam pencapaian Tujuan Nasional maupun dalam Pencapaian Visi, Misi, Kepala Daerah
sehingga tercapai keselarasan dan kesinambungan pembiayaan melalui APBN, APBD
Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota.
6. PENYELARASAN INDIKASI LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL DI
DAERAH
Maksud: mengetahui kontribusi kegiatan daerah beserta lokasi yang terindikasi mendukung
kegiatan strategis nasional sesuai dokumen RTRW.
Tujuan: agar daerah dapat mengidentifikasi kontribusi kegiatan daerah beserta lokasinya yang
selaras dan saling mendukung dengan kegiatan strategis nasional berdasarkan kesesuaian
dengan dokumen RTRW.
REPUBLIK INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (1/6)
1. Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah
Provinsi
Kabupaten/Kota
Upaya penyelarasan
dilakukan dengan
menelaah narasi
Gambaran Umum Kondisi
Daerah, Gambaran
Pengelolaan dan Proyeksi
Keuangan Daerah, dan
Analisis Isu-isu Srategis
yang akan dituangkan
dalam RPJMD untuk
kemudian diselaraskan
dengan Lingkungan
Strategis, Kerangka
Ekonomi Makro, Kebijakan
Pembangunan Nasional,
sesuai RPJMN 2015-2019.
No
Isu Strategis
RPJMD Provinsi
Dinamika Nasional (RPJMN 2015-2019)
(1)
(2)
(3)
1
Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan
1.3
Pendidikan
1. putus sekolah atau tdak melanjutkan sekolah yang didominasi anak usia 16 – 18
tahun;
1.3.1
Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun yang
berkualitas;
2. anak usia sekolah yang bekerja;
3. aksesibilitas terhadap sekolah belum merata di beberapa wilayah;
1.3.5
Peningkatan akses dan kualitas PAUD;
4. ruang kelas untuk siswa SMP dan SMA di beberapa wilayah masih terbatas dan
rusak serta ruang lainnya (laboratorium, perpustakaan);
1.3.2
1.3.10 Penguatan tata kelola pendidikan.
Peningkatan kualitas pembelajaran;
5. kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing;
No Isu Strategis
RPJMD Kab/Kota RPJMD Provinsi RPJMN 2015-2019
(1) (2) (3) (4)
1 Pendidikan Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan 1.3 Pendidikan 1. Wajib belajar bukan hanya hingga 12
tahun tetapi hingga 15 tahun 1. Putus sekolah atau tdak melanjutkan sekolah yang didominasi anak usia 16 – 18 tahun; 1.3.1 Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun yang berkualitas; 2. anak usia sekolah yang bekerja;
2. Tenaga pendidik 90 persen telah
bersertfikasi 3. kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing;
1.3.2 Peningkatan kualitas pembelajaran; 1.3.10 Penguatan tata kelola pendidikan.
3. Mengalokasikan anggaran untuk beasiswa
REPUBLIK INDONESIA
62
2. Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah
Provinsi
Kabupaten/Kota
Upaya penyelarasan
dilakukan dengan
menelaah narasi misi,
tujuan, dan sasaran
sebagai penjabaran visi
pembangunan daerah
yang akan dituangkan
dalam RPJMD untuk
diselaraskan dengan
sasaran yang telah
tertuang dalam
RPJMN 2015-2019.
TATA CARA PENYELARASAN (2/6)
No. RPJMD Provinsi RPJMN
Visi Misi Tujuan
Sasaran/Indikator Sasaran/
Impact
Sasaran/Indikator Sasaran/
Impact
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing
Membangun sumber daya manusia Jawa Barat yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, senantasa berkarya, kompettf, dengan tetap mempertahankan identtasdan ciri khas masyarakat yang santun dan berbudaya
1) Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata;
a. Angka Melek Huruf Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
b. Angka Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 Tahun
c. APK Sekolah Menengah a. Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya b. Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20%
penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
No.
RPJMD Kab/Kota RPJMD Provinsi RPJMN Visi Misi Tujuan
Sasaran/Indikator
Sasaran/
Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/
Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/
Impact
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Terwujudnya Kota Cirebon Sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiratf dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018
4. Meningkatkan kualitas sumber daya Kota Cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan masyarakat
1. Mengoptmalkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat
1. Terbukanya
kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan
1) Meningkatnya
aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata; a. Meningkatnya Lama
Harapan Sekolah pada usia max 18 tahun
a. APK Sekolah Menengah a. Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya b. Rasio APK SMA/SMK/MA
REPUBLIK INDONESIA
3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Provinsi
Kabupaten/Kota
Upaya penyelarasan
dilakukan dengan
menelaah narasi
strategi dan arah
kebijakan
pembangunan daerah
yang akan dituangkan
dalam RPJMD untuk
diselaraskan dengan
strategi dan arah
kebijakan yang telah
tertuang dalam
RPJMN 2015-2019.
TATA CARA PENYELARASAN (3/6)
No
RPJMD Provinsi
RPJMN
RPJMD Provinsi
RPJMN
Sasaran
Strategi
Strategi
Arah Kebijakan
Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata
1. Menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tnggi dengan biaya terjangkau
a. Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar sembilan tahun
berkualitas
1. Pendidikan grats dasar
dan menengah Pemberian dukungan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk dapat mengikut Program Indonesia Pintar pendidikan dasar sembilan tahun melalui Kartu Indonesia Pintar
1. Peningkatan akses transportasi sekolah daerah terpencil
Penanganan akses pendidikan di daerah tertnggal secara lintas sektor untuk mengatasi berbagai masalah secara komprehensif sepert sulitnya jangkauan lokasi dan budaya
No.
RPJMD Kab/Kota RPJMD Provinsi RPJMN Visi Misi Tujuan
Sasaran/Indikator
Sasaran/
Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/
Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/
Impact
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Terwujudnya Kota Cirebon Sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiratf dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018
4. Meningkatkan kualitas sumber daya Kota Cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan masyarakat
1. Mengoptmalkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat
1. Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan
1) Meningkatnya
aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata; a. Meningkatnya Lama Harapan
Sekolah pada usia max 18 tahun
a. APK Sekolah Menengah a. Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
REPUBLIK INDONESIA
4. Penyelarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah
Provinsi
Kabupaten/Kota
•
Upaya penyelarasan dilakukan
dengan menelaah Program dan
Kegiatan Perangkat Daerah yang
akan dituangkan dalam RPJMD
untuk kemudian diselaraskan
dengan Prioritas Nasional,
Program Prioritas, dan Kegiatan
Prioritas berdasarkan pembagian
urusan dan sub urusan
pemerintahan.
•
Penjabaran Program dan
Kegiatan Prioritas ke dalam
Urusan dan Sub-Urusan
berdasarkan pembagian urusan
dan sub urusan sebagaimana
tertuang dalam UU Nomor 23
Tahun 2014 tentang
Pemerintahan daerah serta
disesuaikan dengan
kewenangannya.
TATA CARA PENYELARASAN (4/6)
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Pembangunan Daerah
Prioritas Pembangunan
Daerah (Y/T)
Arah Kebijakan Daerah
Indikator Kinerja Daerah
(Outcome)
RPJM Nasional
Kegiatan Prioritas Program Prioritas NasionalPrioritas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Urusan Wajib 1 01 Pendidikan
1 01 01 Program wajib belajar
pendidikan dasar Ya Pendidikan grats dasar dan menengah 1. Angka melanjutkan SD/MI ke SMP/MTS Bantuan Afirmasi Penduduk Tidak Mampu/Daerah Khusus Penyediaan Bantuan Pendidikan Yang Efektf Pendidikan 2. SMP terbuka, SD SMP
satu atap Afirmasi Sarpras Khusus, Daerah 3T dan PT Luar Jawa Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas
Pendidikan
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Pembangunan Daerah
RPJMD Kab/Kota
Prioritas Pembangunan
Daerah (Y/T)
Arah Kebijakan Daerah
Indikator Kinerja Daerah
(Outcome)
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Pembangunan Daerah
RPJMD Provinsi
RPJM Nasional
Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Urusan Wajib 1 01 Pendidikan 1 01 16 Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Ya Meningkatkan
Penyelenggaraan Pendidikan 12 Tahun melalui BOP, Penyediaan Buku Mata Pelajaran dan LKS serta sarana prasarana pendidikan dan Beasiswa bagi siswa Berprestasi
APK SD/MI Program wajib belajar
pendidikan dasar Bantuan Afirmasi Penduduk Tidak Mampu/Daerah Khusus
Penyediaan Bantuan Pendidikan Yang Efektf
Pendidikan
APM SD/MI Program wajib belajar
pendidikan dasar Bantuan Afirmasi Penduduk Tidak Mampu/Daerah Khusus
Penyediaan Bantuan Pendidikan Yang Efektf
REPUBLIK INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (5/6)
5. Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program Pembangunan Daerah
Provinsi
Kabupaten/Kota
Upaya penyelarasan
dilakukan dengan
menelaah Pendanaan
Program dan Kegiatan
Perangkat Daerah yang
mendukung prioritas
nasional dan akan
dituangkan dalam RPJMD
untuk dibiayai melalui
APBD Kabupaten/Kota,
APBD Provinsi dan APBN
Status Program
2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
(2)
(3)
(4)
(5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) (40) (41) (42)
Target Kabupaten/Kota
Target Provinsi
Target Nasional
APBD Kabupaten/Kota
Satuan
Satuan
Satuan
APBD Provinsi
Prioritas/
Pendukung
Bidang Urusan
Pemerintahan dan Program
Pembangunan Daerah
RPJMD Kab/Kota
(1)
Kode
APBN (Dana Prioritas
Nasional/KL)
Status Program
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31)
Urusan Wajib
Dst ...
APBD Provinsi APBN (Dana Prioritas
Nasional/KL) APBN (DAK)
(1)
Satuan Target Provinsi Target Nasional Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program
REPUBLIK INDONESIA
66
6. Keselarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional Di Daerah
Provinsi
Kabupaten/Kota
Upaya penyelasaran dilakukan
berdasarkan penelaahan indikasi
lokasi pelaksanaan program
terhadap RTRW Kabupaten/Kota,
RTRW Provinsi, RTRW Pulau, dan
RTRW Nasional, dengan tingkat
kedalaman rencana rinci
pemafaatan ruang, dalam pola
jejaring kawasan-kawasan
strategis.
Pada kelompok penyelasaran
Provinsi indikasi lokasi
pelaksanaan program berpedoman
kepada RTRW Kabupaten/Kota
dan RTRW Propinsi. Pada
kelompok penyelasaran Pusat
indikasi lokasi pelaksanaan
program berpedoman kepada
RTRW Propinsi, RTRW Pulau, dan
RTRW Nasional.
TATA CARA PENYELARASAN (6/6)
No
Pusat Kontribusi Provinsi
Keterkaitan dalam RTRW Provinsi Kegiatan Strategis
Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Nama Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pengembangan Pelabuhan Laut Cirebon di Kota Cirebon
Pengembangan pelabuhan Cirebon sebagai pintu gerbang ekspor perdagangan Jawa Barat bagian tmur
Kota Cirebon - - Perda 22/2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029:
•
Pasal 14 ayat 6 terkait Pengembangan Struktur Ruang
Pelabuhan Laut Internasional Cirebon
•
Pasal 56 ayat 3 terkait Wilayah Pengembangan Infrastruktur
Perhubungan Ciayumajakuning
2 Pengembangan Bandar Udara Cakrabhuwana Kab. Cirebon
Bandara Pusat Penyebaran
Tersier Cakrabhuwana Kota Cirebon
Perda 22/2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029:
•
Pasal 56 ayat 3 terkait Wilayah Pengembangan Infrastruktur
Perhubungan Ciayumajakuning
No
Pusat Kontribusi Provinsi
Keterkaitan dalam RTRW Provinsi
Kontribusi Kabupaten/Kota
Keterkaitan dalam RTRW Kabupaten/Kota Kegiatan
Strategis
Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Nama
Kegiatan Lokasi KegiatanNama Lokasi KegiatanNama Lokasi KegiatanNama Lokasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Pengembangan Pelabuhan Laut Cirebon di Kota Cirebon
Cirebon - - Perda 22/2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029:
• Pasal 14 ayat 6 terkait Pengembangan Struktur Ruang Pelabuhan Laut Internasional Cirebon struktur ruang, sistem jaringan transportasi laut, Pelabuhan Utama Cirebon
REPUBLIK INDONESIA
MEKANISME DAN JADWAL PENYELARASAN (1/2)
MEKANISME PENYELARASAN DALAM TAHAPAN PENYUSUNAN RPJMD
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJMD
1. Pembentukan tm, Orientasi, dan Penyusunan agenda kerja RPJMD 2. Pengumpulan data dan Informasi
B PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD
1. Pengajuan kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah dan indikasi program prioritas disertai kebutuhan pendanaan
2. Pembahasan dan kesepakatan
Tahap 1: Penyelarasan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Prioritas
C PENYIAPAN SURAT EDARAN KDH D PENYUSUNAN RANCANGAN RPJMD
1. Penyampaian rancangan renstra PD 2. Verifikasi rancangan Renstra PD
Tahap 2: Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program, dan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional di Daerah
E MUSRENBANG RPJMD
1. Penyiapan data dan kegiatan 2. Pelaksanaan musrenbang RPJMD 3. Perumusan hasil musrenbang RPJMD
F PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RPJMD
1. Perumusan rancangan akhir RPJMD
2. Pembahasan rancangan akhir RPJMD dengan PD dan Kepala daerah 3. Penyampaian rancangan akhir RPJMD untuk persetujuan Kepala daerah 4. Konsultasi rancangan akhir RPJMD
5. Penyempurnaan rancangan akhir RPJMD berdasarkan hasil konsultasi
Tahap 3: Finalisasi Penyelarasan RPJMD dengan RPJMN (Rakortek) G PENETAPAN PERDA RPJMD
1. Penyampaian rancangan perda tentang RPJMD kepada DPRD 2. Pembahasan rancangan perda tentang RPJMD bersama DPRD
3. Persetujuan bersama perda tentang RPJMD oleh DPRD dan Kepala daerah
Penyampaian peraturan daerah tentang RPJMD provinsi kepada menteri NO.
WAKTU