• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL DAN IRIGASI TANAH DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL DAN IRIGASI TANAH DALAM"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL

DAN IRIGASI TANAH DALAM

PT-PSP C 1.1 - 2011

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

KATA PENGANTAR

 

 

Kegiat an Pengembangan Irigasi Air Tanah (Irigasi

Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam) dal am menunj ang

pembangunan pert anian merupakan salah sat u bent uk upaya

pengembangan sumber air irigasi unt uk usaha pert anian, baik

unt uk sub sekt or t anaman pangan, hort ikult ura, perkebunan,

maupun pet ernakan.

Pet unj uk/ pedoman t eknis pengembangan Irigasi Tanah

Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam ini disusun dengan maksud

unt uk menj adi pedoman at au pet unj uk at au acuan

pelaksanaan bagi para pelaksana kegiat an pengelolaan air,

khususnya pengembangan irigasi air t anah di daerah

(Propinsi dan Kabupat en/ Kot a). Pedoman t eknis ini

diharapkan dapat membant u dan mempermudah pelaksanaan

kegiat an di lapangan, t erut ama dalam mengart ikan dan

merinci ket ent uan-ket ent uan t eknis di t ingkat l apangan.

Dengan pert imbangan bahwa kondisi dan pot ensi ant ar

daerah yang sangat bervariasi, maka pedoman teknis ini harus dij abarkan lebih lanj ut dalam bentuk Petunj uk Pelaksanaan oleh Satker Propinsi (Dinas-dinas lingkup Pert anian di tingkat Propinsi) dan selanj utnya dalam bentuk Pet unj uk Teknis oleh Satker Kabupaten (Dinas-dinas lingkup Pertanian di tingkat Kabupaten/ Kota) sesuai dengan kondisi dan pot ensi di daerah masing-masing

Buku pedoman ini dibagi menj adi 2 bagian,

masing-masing t erdiri dari Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi

Tanah Dangkal dan Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi

Tanah Dalam. Oleh karena it u, penggunaan at au pemanf aat an

buku pedoman ini harus disesuaikan dengan j enis kegiat an

yang akan dilaksanakan di masing-masing daerah.

Demikian semoga pedoman ini dapat dij adikan sebagai

acuan/ pet unj uk oleh para pelaksana kegiat an dengan

sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa t anggung j awab.

Jakart a, Januari 2011

Direkt ur Pengelolaan Air Irigasi,

Ir. Prasetyo Nuchsin, MM NIP. 19580208 198403 1 001

 

(3)

DAFTAR ISI

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL

KATA PENGANTAR . . . i 

DAFTAR ISI . . . iii 

I.  PENDAHULUAN . . . 1 

A.  Lat ar Belakang . . . 1 

B.  Tuj uan dan Sasaran. . . 3 

C.  Pengert ian . . . 4 

II.  PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/ KELOMPOK TANI . . . 6 

A.  Persyarat an Lokasi . . . 6 

B.  Persyarat an Pet ani/ Kel ompok . . . 7 

III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL . . . 8 

A.  Komponen Irigasi Tanah Dangkal . . . 8 

1.  Sumur . . . 8 

2.  Pompa Air . . . 8 

3.  Jaringan Dist ribusi . . . 9 

B.  Krit eria Teknis . . . 10 

IV. PELAKSANAAN . . . 13 

A.  Survey Invest igasi dan Desain (SID) Sederhana . . . 13 

B.  Pola Pel aksanaan Konst ruksi/ Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal . . . 16 

C.  Operasi dan Pemeliharaan . . . 17 

D.  Pembinaan . . . 17 

E.  Pelat ihan . . . 18 

F.  Pemanf aat an . . . 18 

G. Pembiayaan . . . 18 

I.  Wakt u Pel aksanaan . . . 19 

V.  MONITORING DAN EVALUASI . . . 20 

A.  Indikat or Kinerj a . . . 20 

B.  Monit oring dan Evaluasi. . . 20 

BAGIAN I C.  Pelaporan . . . 21 

D.  Pengendalian . . . 22 

DAFTAR PUSTAKA . . . 23  LAMPIRAN

(4)

DAFTAR ISI

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DALAM

 

I.  PENDAHULUAN . . . 43 

A.  Lat ar Belakang . . . 43 

B.  Tuj uan dan Sasaran. . . 45 

C.  Pengert ian . . . 46 

II.  PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/ KELOMPOK TANI . . . 48 

A.  Persyarat an Lokasi . . . 49 

B.  Persyarat an Pet ani . . . 50 

III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DALAM. . . 52 

A.  Komponen Irigasi Tanah Dalam . . . 52 

1.  Sumur . . . 52 

2.  Pompa Air dan Perlengkapannya . . . 53 

3.  Rumah Pompa/ Genset . . . 54 

4.  Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) . . . 55 

B.  Krit eria Teknis . . . 56 

IV. PELAKSANAAN . . . 59 

A. Survey Inve3. B. st igasi dan Desain Sederhana . . . 59 

B.  Konst ruksi/ Pengembangan Irigasi Tanah Dalam . . . 63 

C.  Operasi dan Pemeliharaan . . . 65 

D.  Pelat ihan . . . 65 

E.  Pembinaan . . . 66 

F.  Pemanf aat an . . . 66 

G.  Pembiayaan . . . 67 

I.  Wakt u Pel aksanaan . . . 67 

V.  MONITORING DAN EVALUASI . . . 68 

A.  Indikat or Kinerj a . . . 68 

B.  Monit oring dan Evaluasi. . . 68 

C.  Pelaporan . . . 69 

BAGIAN II D.  Pengendalian . . . 70 

LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENENTUKAN TITIK LOKASI PENGEBORAN . . . 71 

(5)

BAGIAN I

 

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanf aat an air permukaan, sepert i sungai, danau,

waduk, embung dan l ain-lain t el ah lama dilakukan

masyarakat . Namun demikian, karena kebut uhannya

belum proporsional dibandingkan dengan

ket ersediaannya t erut ama pada musim kemarau,

maka sering kali t anaman yang dibudidayakan pada

periode t ersebut mengalami kekeringan. Berdasarkan

f akt a empirik t ersebut , maka perlu dipikirkan

alt ernat if lain unt uk memenuhi kebut uhan air

t anaman dari sumber air yang lain. Air t anah

merupakan salah sat u pilihan sumber air yang dapat

dikembangkan unt uk pert anian.

Pert imbangannya, pot ensi air t anah di suat u wilayah

relat if t et ap apabila t idak diusahakan, maka pengisian

air t anah (wat er recharging) t idak t erj adi secara

alamiah, karena beda pot ensial ant ara air t anah dan

permukaan t anahnya konst an. Pengambilan air t anah

sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat

meningkat kan produkt ivit as pert anian j uga

memungkinkan t erj adinya aksel erasi sirkulasi air

t anah. Secara t erorit is, berdasarkan

pemanf aat annya, maka ada dua j enis air t anah yait u :

(1) air t anah dangkal dan (2) air t anah dal am.

Pengelompokan ini sangat erat kait annya dengan

pemanf aat an air t anah dan kebut uhan

inf rast rukt urnya. Bagi daerah yang mempunyai pot ensi

sumber air t anah dangkal, pemanf aat annya akan lebih

mudah karena inf rast rukt ur yang diperlukan lebih

sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh pet ani

set empat secara mandiri at aupun j ika memerlukan

dukungan masih pada t ingkat an yang relat if t erbat as.

Sumber air t anah dangkal umumnya t erdapat di dalam

lapisan-lapisan t anah yang t idak begit u dal am,

sehingga memungkinkan unt uk diangkat ke permukaan

dengan menggunakan pompa.

Pemanf aat an air t anah dangkal dari sumur-sumur yang

diangkat dengan menggunakan pompa memerlukan

biaya t ambahan, baik unt uk pengadaan pompa

maupun pembuat an bangunan penampung (reservoir)

sebagai t andon air. Oleh karena it u, perlu adanya

dukungan pembiayaan yang akan berasal dari j enis

(6)

sehingga keberlanj ut an (sust ainabil it y) usaha pompa

dalam pendayagunaan air t anah dangkal dapat

dipert ahankan. Agar nil ai manf aat air t anah dangkal

dapat diopt imalkan, maka perlu dirancang mekanisme

pembayaran biaya operasional dan pemeliharaan (OP)

dalam kelompok (part isipasi pet ani), agar

ket ergant ungan kepada pemerint ah dapat

diminimalkan.

B. Tuj uan dan Sasaran 1. Tuj uan :

Tuj uan kegiat an Pengembangan Irigasi Tanah

Dangkal adalah :

a. Meningkat kan ket ersediaan air irigasi pada

lahan pert anian, t erut ama pada l ahan kering

dan t adah huj an.

b. Meningkat kan IP (Int ensit as Pert anaman), luas

t anam, dan produkt ivit as usaha t ani.

c. Meningkat kan kualit as produksi pert anian dan

pendapat an pet ani.

2. Sasaran :

a. Terbangunnya Irigasi Tanah Dangkal sebanyak

1807 unit (alokasi per kabupaten berdasarkan DIPA dan POK dapat dilihat pada Lampiran

b. Meningkat nya ket ersediaan air irigasi pada

lahan pert anian.

c. Berkurangnya resiko kegagal an usahat ani

karena kekurangan air irigasi/ kekeringan.

d. Meningkat nya produksi usahat ani melal ui

peningkat an areal t anam dan peningkat an

produkt ivit as.

C. Pengertian

1. Air Tanah : air yang t erdapat dalam lapisan t anah at au bat uan di bawah permukaan t anah.

2. Air Tanah Dangkal : air yang t erdapat dalam lapisan t anah at au bat uan di bawah permukaan

t anah pada kedalaman < 30 met er.

3. Irigasi : usaha penyediaan, pengat uran, dan pembuangan air unt uk menunj ang usaha

pert anian, t ermasuk di dalamnya irigasi air

permukaan, irigasi air t anah, irigasi t ambak, dan

irigasi rawa.

4. Sumber Air : t empat at au wadah air alami dan/ at au buat an yang t erdapat pada, di at as, at aupun

di bawah permukaan t anah.

(7)

at aupun di bawah permukaan t anah yang dapat

dipergunakan unt uk irigasi.

6. Koordinat : let ak/ posisi suat u wilayah berdasar garis lint ang, garis buj ur, dan ket inggian di at as

permukaan l aut .

7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : sal uran dan bangunan yang merupakan sat u kesat uan dan

diperlukan unt uk pengat uran dan penyaluran

irigasi air t anah yang mencakup penyediaan,

pengambil an, penyaluran dan pembagian.

8. Muka air bawah tanah : permukaan air t anah di dalam sumur bor dihit ung dari muka t anah

set empat at au t it ik acuan lain.

II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/ KELOMPOK TANI  Agar pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat

berhasil dengan baik, maka pemilihan lokasi harus

dilakukan dengan t epat . Beberapa krit eria yang perl u

diperhit ungkan ant ara l ain :

A. Persyaratan Lokasi

1. Di l okasi yang bersangkut an mempunyai pot ensi air

t anah dangkal, baik kuant it as maupun kualit asnya.

Pot ensi sumber air t anah dangkal yang t ersedia

paling t idak dapat memberikan air irigasi

suplement er (suppl ement ary irrigat ion) pada areal

seluas kurang lebih 5 hekt ar sesuai j enis komodit as

yang diusahakan.

2. Di l okasi yang bersangkut an usahat aninya sudah

berkembang at au pal ing t idak daerah t ersebut

sesuai unt uk pengembangan usaha t ani t anaman

pangan, hort ikult ura, perkebunan, dan

pet ernakan.

3. Pengembangan usaha t ani di lokasi t ersebut sering

mengalami kendala/ masalah air/ kekeringan.

4. Dipriorit askan pada l okasi l ahan sawah t adah

huj an dan l ahan kering kawasan t anaman pangan,

(8)

pet ernakan, digunakan unt uk hij auan makanan

t ernak, air minum t ernak, dan sanit asi t ernak.

5. Dapat dikembangkan di lokasi Daerah Irigasi (DI)

yang memil iki j aringan irigasi di mana kondisi

ket ersediaan air pada musim kemarau t idak

mampu mengairi l ahan usaha t ani.

6. Lahan usaha t ani yang akan mendapat pelayanan

Irigasi Tanah Dangkal yang akan dibangun adalah

lahan milik pet ani.

B. Persyaratan Pet ani/ Kelompok

1. Pet ani di lokasi memerl ukan Irigasi Tanah Dangkal

dan mampu memanf aat kan sert a merawat nya

dengan baik t ermasuk menyediakan dana

operasional dan pemel iharaan yang dibukt ikan dari

surat pernyat aan kelompok t ani at as nama pet ani.

2. Dipriorit askan pada kel ompok t ani/ P3A yang sudah

t erbent uk at au akan membent uk kelompok t ani/

P3A/ P3AT apabila dibangun Irigasi Tanah Dangkal.

3. Dalam pengelolaannya t ermasuk pemanf aat annya,

sarana/ f asil it as/ peral at an Irigasi Tanah Dangkal

t idak boleh dikuasai secara perorangan t et api

harus digunakan ol eh anggot a kelompok.

III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL A. Komponen Irigasi Tanah Dangkal

Agar air t anah dangkal dapat dimanf aat kan unt uk air

irigasi, maka diperl ukan upaya pengambilan/

pengangkat an ke permukaan t anah, misalnya dengan

pompa. Minimal ada t iga komponen yang diperlukan

agar air t anah dangkal t ersedia unt uk irigasi : (a)

sumur (b) pompa air dan mot or penggerak dan (c)

j aringan dist ribusi.

1. Sumur

Unt uk dapat memanf aat kan air t anah, t erlebih dahul u

harus dibuat sumur sebagai t empat pengambilan.

Sumur t ersebut dapat

berupa sumur gali (cara

pengembangannya dengan

digali) dan sumur bor/

sumur pant ek (cara

pengembangannya dengan

dibor). Kedalaman sumur

yang dibuat disesuaikan

dengan kedalaman air

(9)

2. Pompa Air

Pompa air dipergunakan unt uk mengangkat air dalam

t anah ke permukaan

t anah. Jenis pompa

air yang biasa

digunakan unt uk air

t anah dangkal pada

umumnya pompa

j enis sent rif ugal.

Pompa air

digerakkan dengan mot or penggerak bert enaga diesel

at au bensin at au t enaga list rik at au t enaga angin

(kincir angin). Pompa air t anah dangkal bersif at

mobile (dapat dipindah-pindahkan), dimana 1 (sat u)

unit pompa air akan digunakan unt uk melayani

beberapa sumur.

3. Jaringan Distribusi Unt uk mengalirkan air

dari pompa ke l ahan

usahat ani, maka perlu

dibangun j aringan

irigasi air t anah (JIAT),

yang t erdiri at as:

saluran, bangunan pengat ur berupa pint u dan boks

pembagi, bangunan pengat ur debit dan kat up

penut up yang berf ungsi unt uk mengat ur arah aliran

dalam pipa. Unt uk

mengurangi kehilangan air

(wat er l osses) dal am

penyaluran, JIAT perlu

dibuat secara permanen

dengan dil ining at aupun

menggunakan sist im perpipaan.  

B. Kriteria Teknis

Pengert ian 1 unit Irigasi Tanah Dangkal berdasarkan

luas layanan oncoran adalah sebagai berikut :

a. 1 (sat u) buah pompa air dan mot or penggeraknya

dengan 1 (sat u) at au l ebih sumur bor/ sumur gali

t ermasuk saluran dist ribusinya, at au

b. 2 (dua) buah pompa air dan mot or penggeraknya

dengan 2 (dua) buah at au lebih sumur bor/ sumur

gali t ermasuk j aringan dist ribusinya.

Alt ernat if pilihan but ir a at au b didasarkan pada

kecukupan dana dan diuraikan dalam Rencana

(10)

Beberapa krit eria yang perlu diperhat ikan dalam

pengembangan Irigasi Tanah Dangkal ant ara lain :

a. Sumur :

ƒ dapat dibuat dalam bent uk sumur gali at au

sumur bor. Diamet er sumur gali dengan

diamet er lebih kurang 1 met er. Bila st rukt ur

t anahnya l abil, dinding sumur dapat diperkuat

dengan t embok at au buis bet on. Unt uk sumur

bor/ pant ek, diamet er selubungnya disesuaikan

dengan kondisi j enis pompanya.

ƒ Kedalaman sumur disesuaikan dengan

kedalaman dan ket ebal an lapisan akuif er.

b. Pompa air :

ƒ t ipe : sent rif ugal at au axial.

ƒ penggerak : mot or bert enaga diesel at au

bensin, t enaga list rik at au t enaga angin (kincir

angin).

ƒ dapat dit erima pet ani, mudah dalam

perawat an dan suku cadang t ersedia di pasar

set empat .

ƒ Diut amakan t elah memiliki/ memenuhi SNI at au

memiliki sert if ikat hasil uj i dari int ansi at au

lembaga sert if ikasi yang resmi dit unj uk oleh

pemerint ah.

c. Pipa-pipa :

ƒ Pipa-pipa diperlukan unt uk pipa sel ubung luar

(casing pada sumur bor), pipa/ selang hisap,

dan pembuangan.

ƒ Terbuat dari bahan besi at au PVC (paral on)

cukup kuat .

ƒ Diut amakan yang t elah memiliki SNI at au

sert if ikat hasil uj i dari int ansi at au lembaga

sert if ikasi yang resmi dit unj uk ol eh

pemerint ah.

d. Jaringan Dist ribusi (JIAT)

ƒ Penyempurnaan j aringan dist ribusi

dimaksudkan agar air yang dikeluarkan dari

pompa dapat dimanf aat kan seef isien dan

seef ekt if mungkin, dengan mengurangi

kebocoran/ kehilangan air pada saluran

t ersebut .

ƒ Jaringan dist ribusi t ersebut dapat berupa pipa

(11)

IV. PELAKSANAAN

Tahapan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat

dilaksanakan sebagai berikut :

A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana 1. Survey Invest igasi

ƒ Survey invest igasi dimaksudkan unt uk

mendapat kan calon lokasi dan pet ani yang

sesuai unt uk pengembangan Irigasi Tanah

Dangkal, baik dari segi t eknis maupun sosial.

ƒ Pelaksanaan survei invest igasi dikoordinasikan

dengan inst ansi/ Sub Dinas t erkait t erut ama

dengan Sub Dinas yang menangani komodit as

yang akan dikembangkan.

ƒ Pelaksanaan survei invest igasi dibiayai oleh

daerah (t idak t ermasuk dalam dana TP yang

dialokasikan) dan dilaksanakan ol eh pet ugas

Dinas Pert anian Kabupat en/ Kot a bersama

dengan pet ugas Kecamat an.

ƒ Calon l okasi dan calon pet ani yang memenuhi

persyarat an dit et apkan oleh Kepala Dinas

Kabupat en/ Kot a sebagai lokasi pengembangan

Irigasi Tanah Dangkal .

ƒ Laporan hasil survei invest igasi paling t idak

memuat :

a. Let ak lokasi berdasarkan daerah

administ rat if dan koordinat lint ang dan

buj ur dengan menggunakan Gl obal

Posit ioning Syst em/ GPS at au ekst rapolasi

dari pet a t opograf i yang t ersedia.

b. Kondisi usaha t ani dan j enis komodit i yang

layak dikembangkan.

c. Gambar/ sket sa saluran dist ribusi.

d. Pot ensi air t anah dangkal unt uk kebut uhan

irigasi, mel iput i kedal aman dan kapasit as

pompa/ air yang keluar dari mesin pompa.

e. Luas layanan oncoran (command area) yang

akan diairi.

2. Desain/ rancangan sederhana Irigasi Tanah Dangkal

ƒ Rancangan/ desain sederhana disusun unt uk

lokasi yang dit et apkan sebagai calon lokasi

pengembangan Irigasi Tanah Dangkal.

ƒ Rancangan/ desain Irigasi Tanah Dangkal

sederhana sekurang-kurangnya mencakup luas

lahan yang akan diairi (daerah oncoran),

let ak/ lokasi sumur (koordinat sumur),

kedalaman sumur, dan rancangan j aringan

(12)

perlu diperhit ungkan dalam penyusunan desain

sumur air t anah dangkal sederhana yait u dalam

hal dist ribusi. Unt uk menekan biaya

operasional dalam hal dist ribusi air, maka air

t anah dangkal yang t elah diangkat dari

sumbernya dengan menggunakan pompa air

dapat dit ampung pada posisi yang lebih t inggi

dibandingkan daerah layanan irigasinya dengan

menggunakan bak penampung air (j ika dananya

mencukupi), sehingga dapat didist ribusikan ke

lahan usaha t ani dengan gaya gravit asi.

3. Kebut uhan bahan, peralat an, dan mesin

Berdasarkan hasil SID akan dapat diket ahui

kebut uhan bahan, peralat an, dan mesin yang

diperlukan. Dat a kedalaman dan pot ensi air

t anah, ket inggian bak penampung dari posisi

pompa air dan luas lahan oncoran dapat digunakan

unt uk menet apkan spef isikasi pompa air,

spesif ikasi mot or penggerak pompa, j uml ah dan

spesif ikasi kebut uhan pipa-pipa, dan

pembangunan/ perbaikan j aringan irigasi yang

diperlukan.

4. Kebut uhan anggaran

Meliput i perkiraan kebut uhan biaya unt uk

pengadaan bahan, peralat an, pompa air dan

perlengkapannya, pengembangan sumur,

pemasangan pipa-pipa, dan pengembangan/

perbaikan j aringan dist ribusinya. Perkiraan

kebut uhan anggaran ini dij adikan acuan dalam

penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS).

B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/ Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal

1. Pelaksanaan Konst ruksi/ pengembangan Irigasi

Tanah Dangkal dil aksanakan dengan pola Bansos (dana ditransfer langsung ke rekening kelompok tani). Pol a pelaksanaan Bansos mengikut i ket ent uan yang ada dalam Pedoman Umum Bansos Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pert anian.

2. Pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal

dilakukan berdasarkan kepada usulan yang

diaj ukan ol eh pet ani/ kelompokt ani sepert i RUKK

(Rencana Usulan Kerj a Kelompok) set el ah

mendapat perset uj uan dari Kepala Dinas Kab/ Kot a

(13)

C. Operasi dan Pemeliharaan

1. Operasi dan pemeliharaan j aringan Irigasi Tanah

Dangkal diserahkan kepada pet ani/ kelompok t ani.

2. Biaya operasi dan pemeliharaan Irigasi Tanah

Dangkal menj adi t anggungj awab pet ani/ kelompok

t ani sebagai penerima manf aat .

3. Besarnya iuran pelayanan irigasi yang dibut uhkan,

dit et apkan berdasarkan hasil musyawarah

anggot a/ kelompok t ani.

D. Pembinaan

1. Pembinaan t erhadap pet ani penerima manf aat

dilakukan Dinas “ Pert anian” Propinsi dan

Kabupat en/ Kot a secara berkelanj ut an.

2. Pembinaan ant ara lain meliput i t eknik operasi dan

pemeliharaan Irigasi Tanah Dangkal, pemilihan

komodit as yang diusahakan, t eknik budidaya,

panen, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran

hasil, sert a pengembangan usaha l ainnya.

E. Pelatihan

1. Pet ani/ kel ompok t ani penerima manf aat diberikan

pelat ihan t erut ama t eknis operasional dan

pemeliharaan j aringan irigasi air t anah.

2. Pelat ihan t eknis operasi j aringan Irigasi Tanah

Dangkal dil aksanakan oleh pihak ket iga/ pelaksana

pengadaan dan pemasangan irigasi air t anah.

F. Pemanfaat an

Dengan pert imbangan biaya invest asi, operasi dan

pemeliharaan yang relat if t inggi, maka

pemanf aat annya harus dilakukan secara ef ekt if dan

ef isien.

G. Pembiayaan

Biaya yang t ersedia unt uk pengembangan Irigasi Tanah

Dangkal dipergunakan unt uk pembuat an sumur

bor/ gal i, pengadaaan pipa-pipa, pompa air dan

perlengkapannya, j aringan irigasi/ dist ribusi.

(14)

I. Waktu Pelaksanaan

Jadwal/ wakt u pelaksanaan kegiat an pengembangan

Irigasi Tanah Dangkal mengacu pada j adwal palang

pelaksanaan sebagaimana t erdapat pada Lampiran 3.

V. MONITORING DAN EVALUASI

A. Indikator Kinerj a

Beberapa indikat or kinerj a yang digunakan sebagai

ukuran unt uk penilaian kinerj a kegiat an

Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal adalah sebagai

berikut :

1.

Out put : Terbangun dan berf ungsinya Irigasi Tanah Dangkal.

2.

Out come : Terj adinya peningkat an ket er-sediaan air irigasi unt uk usaha t ani

dengan memanf aat kan pot ensi air

t anah dangkal.

3.

Benef it : Terj adinya peningkat an usaha pert anian, sepert i peningkat an luas

t anam, int ensit as pert anaman (IP),

peningkat an produkt ivit as.

4.

Impact : Peningkat an produksi usahat ani dan pendapat an pet ani.

B. Monitoring dan Evaluasi

1. Monit oring pengembangan Irigasi Tanah Dangkal

dilakukan secara swakelola oleh Dinas Pert anian

Kabupat en/ Kot a dan Propinsi.

(15)

C. Pelaporan

1. Terdapat 2 (t iga) j enis laporan yang harus dibuat

yait u Laporan Bulanan dan Laporan Akhir.

2. Laporan Bulanan memuat perkembangan

pelaksanaan kegiat an yang disusun set iap bul an,

berisi kemaj uan pelaksanaan kegiat an sampai

bulan berj al an. Laporan Bulanan dikirim ke Dinas

Pert anian Propinsi dengan t embusannya

disampaikan ke Pusat (Dit j en PLA dan Direkrot at

Pengelolaan Air). Laporan Bulanan disusun

mengacu pada Lampiran 4. 1, 4. 2 (diisi di tingkat Kabupaten/ Kota) sert a 4. 3 dan 4. 4 (diisi di tingkat Propinsi).

3. Laporan Akhir disusun set elah pelaksanaan

pembangunan Irigasi Tanah Dangkal selesai, berisi

seluruh rangkaian kegiat an Pelaksanaan

Pembangunan Irigasi Tanah Dangkal. Agar l ebih

inf ormat if dan komunikat if , Laporan Akhir agar

dilengkapi dengan f ot o-f ot o dokument asi dari

set iap t ahap kegiat an (kondisi sebelum kegiat an,

saat dalam pelaksanaan dan set elah selesai

kegiat an). Laporan Akhir agar mengikut i out line

sepert i pada Lampiran 5.

4. Laporan Bul anan dan Laporan Akhir disampaikan

kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana

Pert anian c. q Direktur Pengelolaan Air Irigasi dengan alamat Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, Jl. Taman Margasat wa No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan, dengan t embusan kepada Kepala Dinas ” Pert anian” Propinsi.

D. Pengendalian

Dalam upaya mengurangi kesalahan yang t erj adi

dalam pel aksanaan pengembangan Irigasi Tanah

Dangkal, maka perlu dilaksanakan pengendalian yang

int ensif . Pengendalian t erhadap pelaksanaan kegiat an

pengembangan Irigasi Tanah Dangkal akan

dilaksanakan dengan mengikut i acuan Sist em

Pengendalian Int ernal (SPI) sebagaimana t ercant um

pada Lampiran 6. Sel anj ut nya pelaksana di t ingkat

propinsi dan kabupat en/ kot a dapat membuat

daf t ar/ check list pengendalian dengan mempedomani

check list yang t ercant um pada Lampiran 6 dimaksud.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonimous. Pedoman Teknis Konst ruksi Jaringan Irigasi Air Tanah Sist im Perpipaan. Dit . Irigasi. Dit j en Sumber Daya Air. Depart emen Pekerj aan Umum. 2004. ---. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7

Tahun 2004 Tent ang Sumber Daya Air. 2004. Sekret ariat Negara Republik Indonesia. Jakart a. Direkt orat Bina Rehabilit asi dan Pengembangan Lahan.

Pet unj uk Teknis Pengembangan Pompa Air Tanah Dangkal. Proyek Pengembangan Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hort ikult ura. 1994/ 1995. Jakart a.

Direkt orat Pemanf aat an Air Irigasi, Direkt orat Jenderal Bina Sarana Pert anian, Depart emen Pert anian. 2002. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa. Jakart a.

Direkt orat Pemanf aat an Air Irigasi, Direkt orat Jenderal Bina Sarana Pert anian, Depart emen Pert anian. 2004. Penyusunan Dat abase Sarana Air Tanah Unt uk Irigasi Pert anian. Laporan Akhir. PT. Git a Rencana Mult iplan. Jakart a.

Keput usan Ment eri Energi dan Sumber Daya Mineral, Nomor : 1451 K/ 10/ MEM/ 2000 Tanggal 3 Nopember 2000 t ent ang Prosedur Pemberian Izin Pengeboran dan Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (Lampiran V). Jakart a.

(17)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 24

Lampiran 1

REKAPITULASI KEGIATAN

PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL ALOKASI KEGIATAN DALAM BENTUK TUGAS PEMBANTUAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI, DITJEN PSP TAHUN 2011

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya

TOTAL I NDONESI A 654 9,810,000,000 342 5,130,000,000 342 5,130,000,000 469 7,035,000,000 1,807 27,480,000,000

1

Prop. Jaw a Barat 32 480,000,000 48 720,000,000 - - 55 825,000,000 135 2,025,000,000

1

Bandung 10 150,000,000 10 150,000,000

2

Bandung Barat 10 150,000,000 10 150,000,000

3

Ciamis 5 75,000,000 10 150,000,000 15 225,000,000

4

Cianjur 19 285,000,000 19 285,000,000

5

Cirebon 10 150,000,000 5 75,000,000 15 225,000,000

6

Garut 10 150,000,000 10 150,000,000

7

Indramayu 5 75,000,000 5 75,000,000

8

Karawang 5 75,000,000 5 75,000,000

9

Kuningan 6 90,000,000 6 90,000,000

10

Majalengka 5 75,000,000 5 75,000,000

11

Sukabumi 5 75,000,000 5 75,000,000

12

Sumedang 6 90,000,000 5 75,000,000 11 165,000,000

13

Tasikmalaya 4 60,000,000 10 150,000,000 14 210,000,000

14

Kota Tasikmalaya 5 75,000,000 5 75,000,000

Jumlah No Pusat/ Prop/ Kab/ Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(18)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 25 *-

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya

2

No Pusat/ Prop/ Kab/ Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(19)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 26

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya 3

Prop. DI Y 30 450,000,000 22 330,000,000 29 435,000,000 2 30,000,000 83 1,245,000,000

Bantul 22 330,000,000 9 135,000,000 31 465,000,000

Gunung Kidul 10 150,000,000 4 60,000,000 14 210,000,000

Kulon Progo 6 90,000,000 2 30,000,000 8 120,000,000

Sleman 20 300,000,000 10 150,000,000 30 450,000,000

4

Prop. Jawa Timur 143 2,145,000,000 32 480,000,000 57 855,000,000 27 405,000,000 259 3,885,000,000

Bangkalan 5 75,000,000 5 75,000,000

Bayuwangi 44 660,000,000 44 660,000,000

Gresik 25 375,000,000 25 375,000,000

Jombang 10 150,000,000 10 150,000,000 20 300,000,000

Lamongan 5 75,000,000 5 75,000,000

Madiun 2 30,000,000 5 75,000,000 7 105,000,000

Magetan 10 150,000,000 10 150,000,000

Malang 8 120,000,000 8 120,000,000

Mojokerto 15 225,000,000 15 225,000,000

Nganjuk 7 105,000,000 7 105,000,000

Ngawi 5 75,000,000 5 75,000,000

Pacitan 18 270,000,000 18 270,000,000

Pamekasan 10 150,000,000 5 75,000,000 15 225,000,000

Probolinggo 16 240,000,000 5 75,000,000 21 315,000,000

Sampang 20 300,000,000 15 225,000,000 35 525,000,000

Tuban 7 105,000,000 10 150,000,000 17 255,000,000

Tulungagung 2 30,000,000 2 30,000,000

Jumlah No Pusat/ Prop/ Kab/ Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(20)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 27

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya 5

Prop. NAD - - - - - - 25 375.000.000 25 375.000.000

Aceh Utara 10        150.000.000       10       150.000.000

Bireun 10        150.000.000       10       150.000.000

Pidie 5        75.000.000        5       75.000.000

6

Prop. Sumatera Utara 15 225.000.000 17 255.000.000 - - 71 1.065.000.000 103 1.545.000.000

Dairi 20       300.000.000        20       300.000.000

Tanah Karo 20       300.000.000        20       300.000.000

Simalungun 10       150.000.000        10       150.000.000

Tapanuli Selatan 10        150.000.000        10       150.000.000

Toba Samosir 17       255.000.000  16       240.000.000        33       495.000.000 Nias Barat 5        75.000.000  5       75.000.000        10       150.000.000

7

Prop. Sumatera Barat - - 27 405.000.000 19 285.000.000 61 915.000.000 107 1.605.000.000 Lima Puluh Kota 2        30.000.000  5       75.000.000         7       105.000.000 Agam 20       300.000.000  2        30.000.000  2       30.000.000        24       360.000.000

Mentawai 5       75.000.000         5       75.000.000

Padang Pariaman 5       75.000.000         5       75.000.000

Pesisir Selatan 8        120.000.000         8       120.000.000

Sijunjung 4        60.000.000         4       60.000.000

Tanah Datar 7       105.000.000  7       105.000.000        14       210.000.000

Kota Padang Panjang 8       120.000.000      8       120.000.000

Kota Pandang 1        15.000.000  5       75.000.000         6       90.000.000

Kota Payakumbuh 5       75.000.000         5       75.000.000

Kota Sawahlunto 5       75.000.000         5       75.000.000

Kota Solok 5       75.000.000         5       75.000.000

Dharmas Raya 2        30.000.000  2       30.000.000         4       60.000.000

Solok Selatan 5       75.000.000         5       75.000.000

Pasaman Barat 2       30.000.000         2       30.000.000

Jumlah No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(21)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 28

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya

8

Prop. Riau - - 17 255,000,000 - - 18 270,000,000 35 525,000,000

Indragiri Hilir 2 30,000,000 2 30,000,000

Indragiri Hulu 3 45,000,000 3 45,000,000

Kuantan Singingi 3 45,000,000 3 45,000,000

Pelalawan 3 45,000,000 3 45,000,000

Rokan Hilir 3 45,000,000 3 45,000,000

Rokan Hulu 2 30,000,000 2 30,000,000

Siak 17 255,000,000 2 30,000,000 19 285,000,000

9

Prop. Sumatera Selatan 29 435,000,000 - - 8 120,000,000 25 375,000,000 62 930,000,000

Ogan Komering Ilir 29 435,000,000 25 375,000,000 54 810,000,000

Kota Prabumulih 2 30,000,000 2 30,000,000

Kota Lubuk Linggau 5 75,000,000 5 75,000,000

Ogan Ilir 1 15,000,000 1 15,000,000

10

Prop. Lampung 13 195,000,000 24 360,000,000 30 450,000,000 - - 67 1,005,000,000

Lampung Barat 10 150,000,000 10 150,000,000

Lampung Selatan 14 210,000,000 14 210,000,000

Lampung Utara 10 150,000,000 30 450,000,000 40 600,000,000

Kota Bandar Lampung 3 45,000,000 3 45,000,000

Jumlah

No Pusat/ Prop/ Kab/ Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(22)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 29

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya

11

Prop. Kalimantan Tengah - - - - - - 3 45,000,000 3 45,000,000

Kotawaringin Timur 3 45,000,000 3 45,000,000

12

Prop. Kalimantan Timur 1 15,000,000 - - - - 14 210,000,000 15 600,000,000

Berau 6 90,000,000 6 90,000,000

Kutai Kertanegara 1 15,000,000 1 15,000,000

Kota Samarinda 8 120,000,000 8 120,000,000

13

Prop. Sulawesi Utara 15 225,000,000 - - - - - - 15 225,000,000

Minahasa 10 150,000,000 10 150,000,000

Minahasa Selatan 5 75,000,000 5 75,000,000

14

Prop. Sulawesi Tengah 14 210,000,000 37 555,000,000 - - - - 51 765,000,000

Donggala 10 150,000,000 10 150,000,000

Kota Palu 10 150,000,000 10 150,000,000

Parigi Moutong 7 105,000,000 7 105,000,000

Tojo Una-Una 7 105,000,000 7 105,000,000

Sigi 17 255,000,000 17 255,000,000

Jumlah

No Pusat/ Prop/ Kab/ Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(23)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 30

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya

15

Prop. Sulaw esi Selatan 61 915,000,000 - - 3 45,000,000 20 300,000,000 84 1,260,000,000

Bantaeng 10 150,000,000 10 150,000,000

Barru 5 75,000,000 5 75,000,000

Bulukumba 3 45,000,000 3 45,000,000

Enrekang 10 150,000,000 10 150,000,000

Gowa 10 150,000,000 10 150,000,000

Jeneponto 5 75,000,000 5 75,000,000

Luwu 5 75,000,000 5 75,000,000

Luwu Utara 5 75,000,000 5 75,000,000

Maros 5 75,000,000 5 75,000,000

Sinjai 5 75,000,000 5 75,000,000

Takalar 5 75,000,000 5 75,000,000

Kota Makassar 11 165,000,000 11 165,000,000

Kota Palopo 5 75,000,000 5 75,000,000

16

Prop. Sulaw esi Tenggara 90 1,350,000,000 65 975,000,000 55 825,000,000 - - 210 3,150,000,000

Buton 5 75,000,000 5 75,000,000

Buton Utara 5 75,000,000 2 30,000,000 7 105,000,000 Konawe 15 225,000,000 5 75,000,000 4 60,000,000 24 360,000,000 Kolaka 15 225,000,000 10 150,000,000 25 375,000,000 50 750,000,000

Muna 5 75,000,000 10 150,000,000 15 225,000,000

Konawe Selatan 20 300,000,000 25 375,000,000 45 675,000,000

Konawe Utara 5 75,000,000 5 75,000,000 10 150,000,000 20 300,000,000 Bombana 10 150,000,000 10 150,000,000 14 210,000,000 34 510,000,000

Kolaka Utara 10 150,000,000 10 150,000,000

Jumlah

No Pusat/ Prop/ Kab/ Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(24)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 31

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya

17

Prop. Maluku 10 150,000,000 - - 10 150,000,000 - - 20 300,000,000

Kota Tual 10 150,000,000 10 150,000,000 20 300,000,000

18

Prop. Bali - - - - 1 15,000,000 15 225,000,000 16 240,000,000

Bangli 1 15,000,000 10 150,000,000 11 165,000,000

Kota Denpasar 5 75,000,000 5 75,000,000

19

Prop. NTB 80 1,200,000,000 - - 68 1,020,000,000 - - 148 2,220,000,000

Bima 5 75,000,000 5 75,000,000

Lombok Barat 25 375,000,000 10 150,000,000 35 525,000,000 Lombok Tengah 25 375,000,000 23 345,000,000 48 720,000,000

Lombok Timur 10 150,000,000 10 150,000,000

Sumbawa 20 300,000,000 10 150,000,000 30 450,000,000

Kota Bima 10 150,000,000 10 150,000,000

Sumbawa Barat 10 150,000,000 10 150,000,000

20

Prop. NTT 44 660,000,000 15 225,000,000 10 150,000,000 - - 69 1,035,000,000

Kota Kupang 2 30,000,000 2 30,000,000

Timor Tengah Utara 10 150,000,000 10 150,000,000

Belu 10 150,000,000 10 150,000,000

Lembata 20 300,000,000 20 300,000,000

Sikka 5 75,000,000 5 75,000,000

Sumba Barat Daya 5 75,000,000 5 75,000,000

Sumba Tengah 17 255,000,000 17 255,000,000

Jumlah

No Pusat/ Prop/ Kab/ Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

(25)

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 32

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya

21

Prop. Papua - - - - - - 65 975,000,000 65 975,000,000

Kota Jayapura 20 300,000,000 20 300,000,000

Pegunungan Bintang 20 300,000,000 20 300,000,000

Sarmi 25 375,000,000 25 375,000,000

22

Prop. Bengkulu 20 300,000,000 - - - - 12 180,000,000 32 480,000,000

Bengkulu Selatan 3 45,000,000 3 45,000,000

Seluma 20 300,000,000 20 300,000,000

Kepahiang 9 135,000,000 9 135,000,000

23

Prop. Banten 6 90,000,000 - - - - - - 6 90,000,000

Kota Serang 6 90,000,000 6 90,000,000

24

Prop. Gorontalo - - - - 13 195,000,000 6 90,000,000 19 285,000,000

Boalemo 3 45,000,000 3 45,000,000

Pohuwato 10 150,000,000 3 45,000,000 13 195,000,000

Bone Bolango 3 45,000,000 3 45,000,000

25

Prop. Kepulauan Riau - - 19 285,000,000 - - - - 19 285,000,000

Bintan 7 105,000,000 7 105,000,000

Kota Batam 12 180,000,000 12 180,000,000

26

Prop. Papua Barat - - - - - - 18 270,000,000 18 270,000,000

Manokwari 18 270,000,000 18 270,000,000

Jumlah

No Pusat/ Prop/ Kab/ Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

Referensi

Dokumen terkait