• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Teknis Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Teknis Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRODUKSI,

PRODUKTIVITAS DAN MUTU

TANAMAN TAHUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

DESEMBER 2013

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN

BERBASIS TANAMAN TAHUNAN

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan maksud unt uk mengembangkan sist em pert anian berbasis Tanaman t ahunan, lebih meningkat kan pendapat an pet ani sekaligus mendukung kebij akan swasembada daging, maka disamping berbagai kegiat an yang dilakukan oleh unit f ungsional, di DIPA sub-sekt or Perkebunan sej ak t ahun 2007 t elah dialokasikan kegiat an pengembangan int egrasi perkebunan kelapa sawit dengan t ernak sapi dan dilanj ut kan pada t ahun selanj ut nya. Unt uk mendukung pelaksanaan kegiat an dimaksud dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka t ahun 2014 dialokasikan kegiat an pengembangan int egrasi t anaman t ahunan (kelapa sawit , kelapa dan karet ) dengan t errnak sapi di 13 Provinsi dan 18 Kabupat en.

Disadari bahwa maksud t ersebut akan dapat t ercapai apabila dapat berkembang gerakan pengembangan int egrasi t anaman t ahunan dengan t ernak sapi pada umumnya, dan pada perkebunan rakyat pada khususnya. Tumbuhnya gerakan dimaksud akan dapat berlangsung apabila secara t eknis mudah dipahami dan t erj angkau pelaksanaannya sert a secara ekonomi cukup mengunt ungkan. Kondisi yang ada menggambarkan bahwa pilihan model yang paling mengunt ungkan belum sepenuhnya dapat dit erapkan pelaksanaannya karena adanya berbagai ket erbat asan, ut amanya kecukupan

(3)

ket ersediaan bibit unggul yang dipandang paling mengunt ungkan pada wilayah pengembangan. Berkenaan dengan berbagai ket erbat asan yang dimaksud, maka dipandang perlu adanya Pedoman Teknis bagi semua pihak t erkait di semua t ingkat an, agar penyelenggaraan kegiat an t et ap dalam kerangka t ert ib administ rasi yang dit ent ukan dan t ert ib t eknis yang harus dipedomani.

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . i

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . iii

DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . iv

I. PENDAHULUAN . . . . . . 1

A.

Lat ar Belakang. . . . . . 1

B.

Sasaran Nasional . . . . . 7

C.

Tuj uan . . . . . . . . . 7

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN . . . . . . . . . . 9

A.

Prinsip Pendekat an Pelaksanaan Kegiat an . . . . . . . . . 9

B.

Spesif ikasi Teknis . . . 14

III. PELAKSANAAN KEGIATAN . . . 14

A.

Ruang Lingkup . . . . . . . 14

B.

Pelaksana Kegiat an . . . 19

C.

Lokasi, Jenis dan Volume Kegiat an . . . 20

D.

Simpul Krit is . . . . . . 20

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN . . . . . . . . . . 22

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN . . . 22

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN . . . . . . . . . . . 23

VII. PEMBIAYAAN . . . . . . . . . 25

VIII. PENUTUP . . . . . . . . . 25

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . 27

Hal

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kegiat an Int egrasi Tanaman

Tahunan- Sapi 2014 …. . . 27

Halaman

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Ciri umum usaha pert anian/ perkebunan rakyat adalah: (i) Lahan usaha sempit ; (ii) kurang memiliki akses keberbagai kemudahan yang diperlukan; (iii) t ingkat produkt ivit as dibawah pot ensi normalnya; (iv) posisi t awar pet ani lemah, sehingga (v) kemampuannya sebagai sumber pendapat an keluarga cenderung t erus menurun dalam menghadapi t unt ut an kebut uhan yang t erus meningkat . Berkenaan dengan hal t ersebut , pada t ahun-t ahun t erakhir ini diperkenalkan model pengembangan sist em agribisnis berbasis komodit as melalui pemanf aat an aset secara opt imal.

2. Perkebunan rakyat kelapa sawit yang t elah cukup berkembang dan akan t erus

dipacu kelanj ut an upaya pengembangannya, berpot ensi unt uk pengembangan sist em agribisnis berbasis komodit i kelapa sawit dengan pengembangan cabang usahat ani t ernak int ensif , mengingat : (i) t ersedia limbah, hasil samping, dan hij auan secara berkelanj ut an, (ii) uj i coba paket t eknologi pemanf aat an limbah dan hasil samping t elah t ersedia dan akan t erus

(7)

berkembang; (iii) inf rast rukt ur dan f asilit as penunj ang relat if memadai, (iv) kelembagaan ekonomi pet ani t elah cukup berkembang, (iv) bent uk pengusahaannya pada umumnya dalam bent uk hamparan dalam skala luas, karena harus t erkait dengan unit pengolahan dengan kapasit as t ert ent u. Sedangkan f akt or pembat as pengembangan t ernak, khususnya sapi, adalah t ersedianya pakan dan air secara cukup t erj angkau dan berkelanj ut an.

3.

Pengembangan sist em usahat ani

diversif ikasi berbasis t anaman karet dapat merupakan peningkat an, pengut uhan at au koreksi dari usahat ani t anaman karet yang t elah ada cabang usahat aninya at au berasal dari t anaman karet monokult ur. Kerangka umum konsep sist em usahat ani diversif ikasi berbasis t anaman karet adalah memanf aat kan secara opt imal sumberdaya lahan perkebunan karet pet ani. Melalui upaya pengembangan int egrat if ini diharapkan t anaman karet dapat memperoleh pupuk dari limbah kot oran t ernak sapi akan t erj adi perubahan yang cukup mendasar karena sebelumnya belum pernah dilakukan pemupukan t erhadap t anaman karet . Disamping it u akan banyak manf aat lain yang akan diperoleh sepert i; (i) kebut uhan pangan dapat berasal dari

(8)

produksi sendiri, (ii) dapat dikembannngkan cabang usahat ani baru hort ikult ura yang berkualit as, (iii) mengurangi resiko apabila ada penurunan harga at au kegagalan panen, sert a (iv) berbagai manf aat lainnya.

4. Tanaman kelapa banyak dibudidayakan di perkebunan rakyat . Pemeliharaan pada t anaman kelapa masih belum dit erapkan int ensif karena dianggap Tanaman kelapa t et ap dapat t umbuh dan menghasilkan dengan pemeliharaan t erbat as, bahkan t anpa pemeliharaan sekalipun. Tanaman kelapa j uga merupakan salah sat u t anaman yang meskipun sudah berumur t ua masih t et ap menghasilkan sehingga kurang mendorong t erj adinya peremaj aan. Dengan cara pengusahaan semacam ini lahan-lahan kosong di bawah t anaman kelapa dit umbuhi belukar t anpa memberikan hasil, bahkan merupakan pesaing usaha pokok t anaman kelapa dan pada wilayah-wilayah t ert ent u menj adi sarang hama. Pengembangan int egrasi t ernak –kelapa merupakan salah sat u cara unt uk dapat meningkat kan usahat ani t anaman kelapa. dengan memanf aat kan secara opt imal sumberdaya lahan perkebunan kelapa pet ani. dengan masukan input minimal sesuai dengan hara yang t erangkut melalui panen hasil

(9)

produksi. Masukan input produksi diharapkan berasal dari limbah t ernak karenanya t ernak perlu dikandangkan.

5. Dewasa ini pemenuhan kebut uhan konsumsi daging nasional masih belum t ercukupi, sehingga masih perlu diimpor dalam bent uk sapi pot ong dan daging, , sepert i t erlihat pada t abel 1.

Tabel 1. Perkembangan Impor Sapi dan Daging sert a Populasi Sapi, Tahun 2010 – 2012 (000) keragaan impor 3 t ahun t erakhir Indonesia masih melakukan impor daging, sedangkan populasi t ernak sapi meningkat .

6. Usaha t ernak sapi sepert i keragaan t ersebut di at as pada umumnya dilakukan oleh pet ernak skala kecil dan keberadaannya di sent ra-sent ra wilayah

(10)

pert anian rakyat t radisional (sekit ar 60% populasi t ernak sapi pot ong berada di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara), sedangkan usaha perkebunan kelapa sawit , karet dan kelapa umumnya di wilayah bukaan baru (Sumat era, Kalimant an, Sulawesi dan Maluku). Oleh sebab it u percepat an penerapan pengembangan cabang usahat ani t ernak sapi pada wilayah perkebunan rakyat yang berbasis kelapa sawit , kelapa dan karet perlu didorong dan dipacu bahkan dibant u melalui berbagai upaya t erencana, baik oleh unit f ungsional maupun berbagai pihak yang t erkait . Keberhasilan berbagai upaya yang dimaksud pada wakt unya akan memberikan berbagai manf aat , baik dalam pemenuhan kebut uhan konsumsi, bahkan dalam j angka panj ang berpot ensi unt uk ekspor, j uga memperluas penyebaran pusat -pusat produksi t ernak, sert a mempert angguh usahat ani perkebunan kelapa sawit .

7. Uj i coba int egrasi pengembangan usahat ani t ernak sapi pot ong pada perkebunan kelapa sawit sudah mulai banyak dilakukan, sehingga semakin t ersedia pilihan model-model pengembangan. Sesuai peluang yang t ersedia dan pot ensi manf aat dalam

(11)

j angka panj ang, maka pengembangan yang dipandang sesuai t idak sebat as penggabungan usaha t ernak sapi dengan usaha perkebunan kelapa sawit , melainkan pengembangan sist em agribisnis berbasis perkebunan kelapa sawit . Oleh sebab it u yang perlu dicari adalah model yang paling sesuai unt uk dit erapkan pada perkebunan rakyat kelapa sawit di set iap wilayah dari berbagai pendekat an pengembangan yang ada begut u pula dengan komodit i perkebunan lainnya sepert i karet dan kelapa.

8. Berkenaan dengan hal t ersebut , maka pada t ahun 2014 dilakukan kegiat an pengembangan int egrasi t anaman t ahunan - t ernak sapi di wilayah perkebunan rakyat pada khususnya. Kegiat an t ahun ini merupakan kegiat an lanj ut an dari kegiat an serupa pada t ahun 2007-2013. Agar pelaksanaan kegiat an yang dimaksud dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka disusun PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN INTEGRASI TANAMAN TAHUNAN DENGAN TERNAK SAPI.

(12)

B. Sasaran Nasional

Perkebunan rakyat kelapa sawit , kelapa dan karet cukup berkembang dan akan dipacu t erus yang berpot ensi unt uk pengembangan sist em agribisnis berbasis komodit i kelapa sawit , karet dan kelapa mengingat t ersedianya limbah, hasil samping, dan hij auan secara berkelanj ut an.

C. Tuj uan

Kegiat an pengembangan int egrasi t anaman t ahunan dengan t ernak sapi dilat ar belakangi oleh pert imbangan unt uk mempert angguh usaha perkebunan rakyat , sekaligus mendukung kebij akan swasembada daging, melalui pemanf aat an pot ensi yang t ersedia pada perkebunan.

Oleh sebab it u, kegiat an pengembangan int egrasi perkebunan rakyat dengan t ernak sapi ini dipandang masih perlu unt uk memperkaya dan melengkapi berbagai kegiat an serupa yang t elah dilakukan oleh unit f ungsional, unt uk mendukung t uj uan j angka panj ang, yait u:

a. Mengembangkan sist em pert anian berbasis t anaman t ahunan;

b.Membudayanya gerakan pengembangan cabang usahat ani t ernak sapi;

(13)

c. Mendukung peningkat an populasi sapi unt uk subst it usi impor dan pada akhirnya unt uk ekspor;

d.Mendukung kebij akan ket ahanan pangan; e.Mendukung pengembangan wilayah;

(14)

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

Konsepsi pengembangan int egrasi t anaman

t ahuanan – sapi idealnya t erdiri dari : 1 paket ut uh unt uk 1 kelompok t ani dan

set iap lokasi minimal 3 paket ut uh. Set iap 1 paket ut uh t erdiri dari: 50 ekor sapi/ kelompok t ani, 2 ekor sapi/ pet ani, kandang (kelompok/ individu), obat -obat an, bant uan pakan, chopper (peraj ang pelepah dan daun), mesin pembuat pakan, mesin biogas unt uk seluruh pet ani (unt uk energi memasak dan penerangan), mesin pembuat pupuk, gerobak, st udi banding, pelat ihan ket rampilan t eknis, f asilit asi t imbulnya gerakan serupa secara swadaya.

Sesuai konsep pendekat an kegiat an, maka ruang lingkup paket bant uan meliput i :

(1). Paket dari sub-sekt or perkebunan : alat pengolahan limbah & hasil samping kelapa sawit , alat pengolah kot oran sapi, sarana lain (gerobak dll), peningkat an ket rampilan t eknis, st udi banding dan pengawalan. (2). Paket dari sub-sekt or pet ernakan : sapi, kandang, obat -obat an dll

(15)

Agar hasil uj i coba masing-masing model pengembangan dapat menj adi acuan dalam langkah implement asi dalam bent uk gerakan, perlu dilakukan evaluasi t erhadap kegiat an yang sudah dilakukan pada t ahun-t ahun sebelumnya, agar diperoleh gambaran pelaksanaan kegiat an. Oleh karena it u prinsip-prinsip pendekat an pelaksanaan kegiat an secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kegiat an dit empuh melalui pendekat an kelompok, yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh masing-masing pet ani anggot a kelompok at au dilaksanakan bersama secara kelompok;

2. Pet ani at au kelembagaannyanya dalam melaksanakan kegiat an perlu menerapkan paket t eknologi anj uran (int ensif ) yang disampaikan melalui pelat ihan;

3. Paket kegiat an uj i coba masing-masing model diusahakan penyediaan komponen-komponennya secara lengkap;

4. Paket bant uan merupakan hibah dan pelaksanaan pengadaan kegiat an int egrasi perkebunan kelapa sawit dengan sapi mengacu kepada PEDOMAN PENGADAAN DAN PENGELOLAAN BARANG DAN JASA LINGKUP SATKER DITJEN PERKEBUNAN

(16)

TAHUN 2014 yang dikeluarkan oleh Direkt orat Jenderal Perkebunan Kement erian Pert anian;

4. Kelompok penerima bant uan bukan kelompok baru, t et api kelompok yang sudah ada. Unt uk propinsi yang karena kekhususannya, dapat dit empuh upaya modif ikasinya sesuai karakt erist ik wilayah set empat ;

5. Pelaksanaan kegiat an unt uk masing-masing model perlu dilakukan pencat at an secara t ert ib unt uk dapat menj adi laporan akhir.

Dengan pert imbangan agar pelaksanaan kegiat an pengembangan masing-masing model keberhasilannya dapat menj adi acuan replikasi kelanj ut an pengembangannya, penerapan pelaksanaan kegiat an dit empuh dengan krit eria:

1. Penent uan pilihan lokasi (mudah dij angkau, dukungan inf rast rukt ur, kondisi kelembagaan pet ani dll);

2. Pilihan pendekat an kegiat an usaha (penggemukan at au usaha pembibit an); 3. Pilihan j enis sapi (pilihannya harus

unggul, namun pada akhirnya t ergant ung ket ersediaannya);

(17)

4. Pilihan pendekat an pemeliharaannya (kandang kelompok at au kandang individual);

5. Pilihan t eknik pemeliharaan (pemanf aat an hasil samping dan limbah

t anaman, penyediaan mesin pencincang pelepah dan daun, pilihan makanan penguat , dit ambah hij auan dari luar kebun);

6. Pilihan pendekat an pemanf aat an limbah sapinya (pupuk, biogas);

7. Pilihan pendekat an bant uan kepada pet ani (bagi hasil, perhit ungan t ingkat bunga, perguliran pada diri sendiri, perguliran berj enj ang dll).

Dari keragaan yang ada menunj ukkan bahwa t elah cukup beragam model pendekat an bant uan, baik yang dikembangkan oleh Direkt orat Jenderal Pet ernakan, Pemerint ah Daerah, Perbankan, at aupun penyandang dana/ perusahaan at aupun kesepakat an masing-masing pelaku. Dengan pert imbangan

dapat meningkat kan t umbuhnya keberlanj ut an, disamping berbagai model pendekat an bant uan t ersebut , pada usaha perkebunan kelapa sawit sesuai pot ensi yang t ersedia dan budaya pet ani yang berorient asi keunt ungan, dapat dipert imbangkan unt uk menempuh pendekat an berj enj ang unt uk kegiat an usaha penggemukan.

(18)

Pendekat an berj enj ang dimaksud dipandang lebih menarik dan menj amin keberlanj ut annya dalam mengkondisikan kemandirian pet ani penerima bant uan unt uk mampu memelihara t ernak secara berkelanj ut an sert a t umbuhnya peran sert a calon pet ani/ kelompok penerima guliran dalam mengawasi kelancaran dan keberhasilan kegiat an, karena apabila gagal, calon pet ani/ kelompok penerima t idak menerima.

Pendekat an berj enj ang prinsipnya, adalah: 1. Sej ak awal kegiat an dipilih dan

dit et apkan pet ani/ kelompok t ani calon penerima bant uan awal dan pet ani/ kelompok t ani calon penerima;

2. Pet ani/ kelompok t ani penerima bant uan awal melaksanakan kegiat an sampai dengan keunt ungan yang diperoleh cukup unt uk membeli t ernak sej umlah bant uan awal;

3. Ternak yang dibeli dari keunt ungan menj adi paket bant uan unt uk pet ani/ kelompok t ani penerima, sedangkan modal pokok j uga dibelikan t ernak unt uk menj adi milik pet ernak penerima bant uan awal. Demikian set erusnya dengan pendekat an serupa.

(19)

B. Spesifikasi Teknis

Set iap paket bant uan t erdiri dari alat pengolah limbah dan hasil samping (pencacah pelepah dan daun/ alat biogas at au kelengkapan lainnya). Dengan t et ap berpegang pada pendekat an kelompok, sesuai dengan t uj uan pokok kegiat an, alat pencacah pelepah dan daun, biogas sert a perlengkapan lainnya disesuaikan dengan kebut uhan set empat .

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup Kegiat an

Dengan pert imbangan keberhasilannya akan dapat mengkondisikan upaya pengembangan lebih lanj ut , ruang lingkup kegiat an pengembangan int egrasi t anaman t ahunan dengan t ernak sapi, idealnya unt uk PUSAT, PROVINSI dan KABUPATEN masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Pusat

Kegiat an Pusat adalah:

a. Menyusun Pedoman Teknis;

b. Melakukan sosialisasi dalam rangka penyamaan persepsi t ent ang lat ar belakang dan konsep rencana kegiat an;

(20)

c. Memf asilit asi penyelenggaraan workshop pengembangan cabang usahat ani t ernak sapi pot ong int egrat if pada wilayah perkebunan rakyat unt uk mencari pilihan model rencana kegiat an yang dipandang paling sesuai;

d. Memf asilit asi pelat ihan ket erampilan t eknis dalam rangka pemant apan pilihan model rencana kegiat an;

e. Membahas penet apan krit eria calon lokasi dan calon pet ani sebagai bahan dalam ident if ikasi pilihan calon lokasi rencana kegiat an;

f . Memonit or proses pemilihan dan penet apan calon lokasi dan calon pet ani;

g. Melakukan konsult asi, bimbingan, pendampingan dan pengawalan pengembangan cabang usahat ani t ernak sapi pot ong int egrat if pada wilayah perkebunan rakyat ;

h. Melakukan monit oring dan evaluasi t erhadap kegiat an yang sudah berj alan t ahun-t ahun sebelumnya;

i. Menyusun laporan.

(21)

2. Kegiatan Provinsi

Kegiat an Provinsi adalah:

a. Mengikut i workshop pengembangan int egrasi t anaman t ahunan dengan t ernak sapi;

b. Mengikut i pelat ihan ket erampilan t eknis;

c. Menet apkan Tim pembina Provinsi, melalui surat Keput usan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan.

d. Menj abarkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa (Peremaj aan dan perluasan) yang dit uangkan dalam bent uk Pet unj uk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah.

e. Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan seleksi CP/ CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi bersama –

sama Dinas Kabupat en yang membidangi Perkebunan .

f . Jika Kegiat an merupakan TP propinsi: maka penet apan calon pet ani dan calon lahan (CP/ CL) oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

g. Melakukan monit oring dan evaluasi t erhadap kegiat an yang sudah berj alan t ahun-t ahun sebelumnya;

(22)

h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiat an Pengembangan Tanaman Kelapa secara berkala (t riwulan) yang dit uj ukan kepada Direkt ur Jenderal Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan.

3. Kegiatan Kabupat en

Kegiat an di Kabupat en adalah:

a. Mengikut i workshop pengembangan int egrasi t anaman t ahunan dengan t ernak sapi;

b. Mengikut i pelat ihan ket erampilan t eknis;

c. Menj abarkan Pedoman Teknis kedalam Pet unj uk Teknis (Juknis).

d. Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan seleksi CP/ CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi.

e. Jika Kegiat an merupakan TP Kabupat en : maka penet apan calon pet ani dan calon lahan (CP/ CL) oleh Pemerint ah Daerah Kabupat en/ Kot a at au Dinas Kabupat en yang membidangi perkebunan.

f . Menyelenggarakan pelat ihan ket rampilan t eknis;

(23)

g. Menf asilit asi pelaksanaan kegiat an oleh pet ani;

h. Melakukan monit oring dan evaluasi t erhadap kegiat an yang sudah berj alan t ahun-t ahun sebelumnya;

i. Membuat dan melaporkan hasil kegiat an perkembangan pelaksanaan kegiat an Pengembangan Kelapa secara berkala (t riwulan) dan t ahunan sesuai f orm yang t elah dit et apkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direkt ur Jenderal Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan.

Unt uk t ahun 2014, paket pengadaan t ernak disediakan dana melalui APBN DIPA Sub Sekt or Pet ernakan dan t idak dialokasikan pengadaan t ernak pada DIPA Sub Sekt or Perkebunan. Sedangkan paket unt uk pengadaan alat pencacah pelepah, alat biogas, peningkat an ket rampilan pet ugas dan pet ani sert a kelengkapan lainnya, disediakan dana melalui APBN sub-sekt or Perkebunan. Biaya sosialisasi, pengawalan dan operasional lainnya dit ingkat propinsi disediakan dana melalui APBN sub-sekt or Perkebunan, sedangkan dit ingkat Kabupat en diharapkan dapat bersumber dari dana APBN t ingkat propinsi, APBD dan at au swadaya pet ani dan sumberdana lain yang memungkinkan.

(24)

B. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana langsung kegiat an pengembangan int egrasi t anaman t ahunan dengan t ernak sapi adalah pet ani/ kelompok t ani t erpilih yang t elah dit et apkan melalui proses seleksi, dengan mengacu pedoman t eknis yang t elah dit et apkan.

Dengan maksud agar penyelenggaraannya dapat berlangsung sesuai t ert ib t eknis dan administ rasi sesuai ket ent uan, maka pelaksanaan kegiat an oleh pet ani/ kelompok t ani dibawah bimbingan, pendampingan dan koordinasi:

a. Dinas Kabupat en/ Propinsi set empat yang mebidangi perkebunan sebagai penanggung j awab kegiat an;

b. Pet ugas Dinas Kabupat en/ Propinsi yang membidangi perkebunan yang dit unj uk unt uk menangani administ rasi kegiat an; c. Pet ugas unit f ungsional t erkait unt uk

konsult asi kelancaran pelaksanaan kegiat an;

d. Pet ugas t eknis yang dit unj uk unt uk memberikan pembekalan ket rampilan, bimbingan dan pendampingan t eknis pelaksanaan.

Dengan pert imbangan dana paket bant uan berasal dari berbagai sumber, kerj asama dan

(25)

peran akt if dari masing-masing pelaksana kegiat an sangat mendukung keberhasilan. Organisasi pelaksanaan kegiat an lingkup unit f ungsional pada semua t ingkat an mengacu pada ket ent uan yang berlaku. Sedangkan organisasi pelaksanaan t ingkat kelompok t ani diat ur sesuai musyawarah kelompok.

C. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan

Lokasi dan volume kegiat an pengembangan cabang usahat ani t ernak sapi pot ong int egrat if pada perkebunan rakyat t ahun 2014 sepert i pada Lampiran 1 .

Set iap paket bant uan t erdiri dari bant uan alat biogas sert a kelengkapan lainnya, pelat ihan ket rampilan t eknis dan st udi banding. Dengan t et ap berpegang pada pendekat an kelompok, sesuai dengan t uj uan pokok kegiat an, idealnya set iap paket bant uan t ernak sapi pot ong dapat mencapai 50 ekor/ kelompok.

D. Simpul Kritis

1. Koordinasi ant ara Direkt orat Tanaman Tahunan, Dit j en Bun, Direkt orat Pakan Ternak, Dit j en Pet ernakan dan Kesehat an Hewan, Pet ugas Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupat en, Pet ugas Dinas Pet ernakan Provinsi dan Kabupat en, Puslit / Balit / Inst ansi t erkait , dan pet ugas lapang.

(26)

2. Pemilihan lokasi/ CPCL/ CPBB diusahakan lokasi yang mudah dij angkau dan dimonit or oleh pet ugas sehingga memudahkan pengadaan dan pengiriman alat sert a evaluasi kegiat an ke daerah t ersebut .

3. Ket epat an wakt u pengadaan dan pengiriman alat pengolah limbah dan hasil samping (biogas, generat or, chopper, appo, dan lain-lain) unt uk pengembangan kegiat an int egrasi t anaman t ahunan - t ernak, sehingga t idak menyebabkan ket erlambat an.

4. Teknologi int egrasi t anaman t ahunan - t ernak harus sesuai dengan pedoman pelaksanaan dan kondisi di lapangan.

5. Penet apan wakt u, f rekuensi, paramet er pengamat an unt uk memant au perkembangan t ernak dan kondisi alat pengolah limbah dan hasil samping (biogas, generat or, chopper, appo, dan lain-lain).

6. Ket ersediaan t ernak, dan alat pengolah limbah dan hasil samping (biogas, generat or, chopper, appo, dan lain-lain) yang akan digunakan sebagai paket t eknologi int egrasi t anaman t ahunan – t ernak diusahakan t epat wakt u dan t epat sasaran.

(27)

IV.PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN

Proses pengadaan dan penyaluran bant uan dengan ket ent uan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan kegiat an dilakukan melalui mekanisme swakelola dan proses lelang b. Prosedur pengadaan dan penyaluran

mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya sert a Pedoman Pengadaan dan Penat ausahaan Barang Lingkup Sat ker Dit j en. Perkebunan Tahun 2014.

c. Kont rak pengadaan bant uan t elah dit andat angani paling lambat akhir t riwulan I t ahun 2014.

d. Penyaluran bant uan kepada pet ani paling lambat pert engahan bulan November 2014.

e. Penyaluran bant uan t ersebut kepada pet ani dengan dibuat berit a acara serah t erima barang sebagaimana f ormat yang t elah dit et apkan.

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

Pengendalian, pengawasan dan pelaporan dilaksanakan sesuai ket ent uan yang berlaku, agar penyelenggaraan kegiat an dapat

(28)

menerapkan prinsip-prinsip part isipat if , t ransparansi dan akunt abel.

VI.MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monit oring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keput usan Ment eri Pert anian Nomor:

31/ Perment an/ OT. 140/ 3/ 2010, t anggal 19 Maret 2010 t ent ang Pedoman sist em pemant auan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pert anian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupat en dan provinsi waj ib melakukan monit oring, evaluasi dan pelaporan secara berj enj ang dilaporkan kepada Direkt orat Jenderal Perkebunan, dengan ket ent uan sebagai berikut :

1. Jenis pelaporan

a. SIMONEV yang meliput i:

Kemaj uan pelaksanaan kegiat an sesuai indikat or kinerj a;

Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiat an lapangan berikut realisasi f isik dan keuangan;

Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di t ingkat Kabupat en dan Provinsi;

Format laporan menggunakan f ormat yang t elah dit ent ukan;

(29)

b. Laporan perkembangan f isik yang sesuai t ahapan pelaksanaan kegiat an dengan mat eri meliput i: nama pet ani/ kelompok t ani, desa/ kecamat an/ kabupat en, luas areal (t arget dan realisasi), wakt u pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah. (Format t erlampir).

c. Laporan Akhir Kegiat an yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiat an ini.

2. Wakt u penyampaian laporan:

a. SIMONEV dibuat per bulan dengan ket ent uan:

Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupat en dit uj ukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat set iap t anggal 5 bulan laporan.

Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan Direkt orat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat set iap t anggal 7 bulan laporan.

(30)

b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per t riwulan, dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan Direkt orat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat set iap t anggal 5 bulan laporan.

c. Laporan Akhir dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan Direkt orat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat t anggal 31 Desember 2014.

VII. PEMBIAYAAN

Kegiat an Pengembangan Int egrasi Tanaman Tahunan-Ternak Tahun anggaran 2014 dibiayai oleh dana APBN melalui DIPA Direkt orat Jenderal Perkebunan Tugas Pembant uan (TP) Provinsi at au Kabupat en.

VIII. PENUTUP

Pedoman t eknis ini disusun sebagai salah sat u acuan pelaksanaan kegiat an pengembangan cabang usahat ani t ernak sapi pot ong pada wilayah perkebunan rakyat kelapa sawit , karet dan kelapa baik Tingkat Pusat , Propinsi dan Kabupat en sert a pihak-pihak t erkait lainnya dari perencanaan,

(31)

pelaksanaan, pengendalian, monit oring dan pelaporan.

Dalam rangka lebih memberikan kej elasan penyelenggaraan pelaksanaannya agar t ert ib t eknis dan administ rasi sesuai ket ent uan yang berlaku dan mampu mencapai hasil sesuai yang diharapkan, maka Propinsi menerbit kan Pet unj uk Pelaksanaan dan Kabupat en menerbit kan Pet unj uk Teknis.

Keberhasilan kegiat an ini diharapkan dapat berperan dalam membudayakan pengembangan cabang usahat ani t ernak sapi

pot ong pada wilayah perkebunan rakyat kelapa sawit , karet dan kelapa, yang pada t ingkat usahat ani akan merupakan implement asi dari kebij akan pengembangan sist em pert anian berbasis komodit as t anaman t ahunan (kelapa sawit , karet dan kelapa) yang akan meningkat kan produkt ivit as usahat ani dan secara nasional akan mendukung kebij akan peningkat an populasi sapi unt uk subst it usi impor dan ekspor, dan ket ahanan pangan. Capaian keberhasilan yang dimaksud akan dapat t erwuj ud melalui int egrasi perencanaan, kesamaan t ekad dan kerj asama semua pihak t erkait .

Jakart a, Desember 2013 Direkt orat Jenderal Perkebunan

(32)

Lampiran 1

Kegiatan Integrasi Tanaman Tahunan – Sapi Tahun 2014

PROVINSI KABUPATEN VOLUME

1 ACEH 1 Nagan raya 1.00 Klp

2 SUMUT 2 Batubara 1.00 Klp

3 SUMBAR 3 Pasaman barat 1.00 Klp

4 RI AU 4 Kampar 1.00 Klp

5 Rokan Hulu 1.00 Klp

5 JAMBI 6 Batanghari 1.00 Klp

7 Tanjung Jabung

Barat 1.00

Klp

8 Muaro Jambi 1.00 Klp

6 SUMSEL 9 OKI 1.00 Klp

7 BENGKULU 10 Bengkulu Utara 1.00 Klp

8 BANTEN 11 Lebak 1.00 Klp

9 KALBAR 12 Sanggau 1.00 Klp

13 Sambas 1.00 Klp

10 KALTENG 14 Kota Waringin

Barat 1.00

Klp

11 KALSEL 15 Kotabaru 1.00 klp

16 Tanah Laut 1.00 klp

12 MALUT 17 Halmahera Utara 1.00 Klp

13 SULUT 18 Minahasa Selatan 1.00 Klp

JUMLAH 18.00 Klp

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah

Maka Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2016 mengumumkan Pemenang Paket tersebut di atas dengan rincian

In the present study, the digestibility and intake of vine tree leaves were measured when fed alone and in a mixed ration with vetch-oat hay, and the blood metabolic pro®le in

Sehubungan dengan keikutsertaan perusahaan Saudara dalam pelaksanaan paket pekerjaan Pembangunan Gedung PAUD Langkuru Utara pada Kelompok Kerja Jasa Konstruksi 1 Unit Layanan

Diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian dan evaluasi Dokumen Penawaran dan Dokumen Kualifikasi oleh Kelompok Kerja 9 (Pokja 9) ULP Kabupaten Sambas menurut ketentuan

DAN LI NGKUNGAN ASDEP URUSAN. ASDEP URUSAN PERLI NDUNGAN NAKER PRPUAN ASDEP URUSAN PERLI NDUNGAN ASDEP URUSAN LI NGKUNGAN LAYAK ANAK ASDEP URUSAN DAN KELAUTAN ASDEP URUSAN I

Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “ Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada hari kiamat,

(PAS, Appendices 1-3), carried out among 36 Kom and Nso' adults, included questions on what the respondents read and wrote regularly. These alumni of the PROPELCA programme had