KELAINAN TELINGA LUAR
dr Densy Tette, M.Kes,Sp.THT-KL FK UNTAD
DAUN TELINGA
A.Kelainan Kongenital
1. FISTULA PREAURIKULA
- Fistula preaurikular = sinus preaurikular= preaurikular
pit (ear pit)=traktus preaurikular=kista preaurikular - pertama kali diperkenalkan oleh Heusinger (1864)
bersifat kongenital
- kegagalan penyatuan hillocks pada arkus brankialis I &II pada masa embrional
Gambaran klinik
-
Umumnya asimtomatik→ sejak lahir- Huang et al (2007)→ 24,1% dari 121 pasien berkembang menjadi simtomatik
- penderita umumnya datang ke dokter karena obstruksi dan infeksi pada fistula→demam, eritema, rasa sakit , bengkak depan telinga, sekret →abses, pioderma atau selulitis
LOP’S EAR (BAT’S EAR)
2. LOP’S EAR (BAT’S EAR) Kelainan ini merupakan kelainan kongenital, yaitu bentuk abnormal daun telinga dimana terjadi kegagalan pelipatan antiheliks. Tampak daun telinga lebih lebar dan lebih berdiri.
Secara fisiologik tidak terdapat gangguan pendengaran, tetapi dapat menyebabkan ganguan psikis karena estetik.
ATRESIA LIANG TELINGA
3. ATRESIA LIANG TELINGA
Selain dari liang telinga yang tidak terbentuk, juga biasanya disertai
dengan kelainan daun telinga dan tulang pendengaran.
Kelainan ini jarang disertai kelainan telinga dalam. Kelainan
yang jarang ditemukan.
Penyebab belum diketahui dengan jelas, diduga
oleh faktor genetik, seperti infeksi virus atau intoksikasi bahan kimia pada kehamilan muda.
Diagnosis atresia telinga kongenital hanya
Setelah diagnosis ditegakkan sebaiknya pada pasien
dipasang alat bantu dengar, baru setelah berusia 5 – 7 tahun dilakukan operasi pada sebelah telinga.
Tujuan operasi rekontruksi memperbaiki fungsi
pendengaran, juga untuk kosmetik.
Atresia liang telinga bilateral masalah utama ialah
gangguan pendengaran.
Atresia liang telinga unilateral, operasi sebaiknya
dilakukan setelah dewasa, yaitu pada umur 15 – 17 tahun.
MIKROTIA
3. MIKROTIA
Definisi
Malformasi daun telinga yang memperlihatkan kelainan bentuk ringan sampai berat, dengan ukuran kecil sampai tidak terbentuk sama sekali (anotia).
Etiologi
Aguilar dan Jahrsdoerfer (1988) membagi mikrotia atas tiga tipe.
Derajat I: memperlihatkan kelengkapan semua subunit anatomis namun dalam ukuran yang abnormal atau lebih kecil dari ukuran seharusnya.
Derajat II: pinna berukuran lebih kecil dan kurang berkembang dibandingkan derajat I. Antiheliks tidak menggulung, dan tiga lapis bingkai aurikula sering ditemukan tidak lengkap
Derajat III: merupakan mikrotia klasik dengan gambaran aurikula yang mikrotik berbentuk seperti kacang dengan bagian superior adalah elemen tulang rawan dan di inferior adalah gumpalan fbroadiposa dari lobulus aurikula
Dagnosis
Mikrotia akan terlihat jelas pada saat kelahiran, ketika anak yang dilahirkan memiliki telinga yang kecil atau tidak ada telinga. Tes pendengaran akan digunakan untuk mengetahui apakah ada gangguan pendengaran di telinga yang bermasalah atau tidak.
Penatalaksanaan
Usia pasien menjadi pertimbangan operasi, minimal berumur 6– 8 tahun.
Prognosis
B.
Kelainan yang didapat
1.Hematoma aurikula:
merupakan sekuele yang terjadi akibat trauma
langsung pada daun telinga yang
menyebabkan
penimbunan darah dalam ruang antara
Biasanya dijumpai pada pegulat atau petinju namun bisa juga pada olahraga keras lainnya.
Umum terjadi pada semua kelompok usia.
Aurikula yang tidak terlindungi berisiko untuk semua
jenis trauma termasuk cedera termal dingin atau panas dan cedera tumpul atau tajam yang mengakibatkan
Manifestasi Klinik
Gejala klinik yang umum dari hematoma aurikula
adalah benjolan, berfluktuasi, kadang terasa nyeri dan kontur aurikula yang menghilang.
Rasa tidak nyaman pada aurikula
Terjadi setelah trauma
Aurikula terlihat bengkak, menggembung dan
Penatalaksanaan
Tindakannya bervariasi
bisa aspirasi atau insisi
drainase dan dilanjutkan bebat tekan yang
bervariasi diantaranya head dressing, silicone ear splint, teknik bolster, teknik quilting sutures,
teknik mattress sutures,
coat button, dan teknik
2. Perikondritis
Radang pada kulit atau kartilago aurikula, liang
telinga atau lapisan epitel membran timpani yang
disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus
.
terjadi setelah suatu memar tanpa adanya
hematoma. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan kenyal → pembengkakan yang general dan membentuk abses subperikondrial
Epidemiologi
Insidensinya sekitar 1:100 dan 1:250 dari seluruh
populasi
98% penyebabnya adalah bakteri
Pseudomonas aeruginosa (20-60%)
Staphylococcus aureus (10-20%)
Faktor predisposisi
Inadekuat pada terapi selulitis daun telinga (pinna)
dan otitis eksterna akut.
Accidental atau surgical (sesudah aspirasi atau
insisi hematomadaun telinga).
Infeksi sekunder dari laserasi atau hematoma.
Infeksi superfisialis meatus akustikus.
Manifestasi Klinis
Telinga rasa sakit, berwarna
merah, dan tegang.
Tampak daun telinga
bengkak, merah, panas, dirasakan nyeri dan nyeri tekan, serta terdapat abses pada daun telinga.
Terdapat demam,
pembesaran kelenjar limfe regional, dan leukositosis.
Laboratorium : kultur abses,
Penatalaksanaan
Antibiotik
Aminoglikosida (Gentamicin)
Quinolon (Siprofloxacin)
Bila penyebab diketahui virus maka diberikan
3. Pseudokista Aurikula
Suatu kondisi yang relatif jarang di mana cairan
serosa terakumulasi di antara ruang
intracartilaginous telinga, dimana penyebabnya belum diketahui secara pasti
Epidemiologi:
Cina (90%), (5%), dan Eurasia (5%) Semua kelompok ras bisa terkena Pria>Wanita
Manifestasi Klinis
Pembengkakan tanpa rasa sakit
pada permukaan lateral atau anterior pinna, biasanya pada
fossa skafoid atau fosa triangular, dan mengandung cairan kental bening atau kekuningan.
Riwayat trauma mungkin
menyertai perjalanan klinis, termasuk menggosok, menarik telinga, tidur di bantal keras, atau memakai helm sepeda motor
Penatalaksanaan
Beberapa teknik penatalaksanaan yang dapat dilakukan:
1. Aspirasi dengan jarum
2. Insisi dan drainase disertai balut tekan 3. Aspirasi jarum disertai balut tekan,
4. Pemberian tingture iodine pada intralesi,
5.Pemberian asam trikloroasetat pada intrakartilago disertai balut tekan dengan suatu penyokong (button bolster)
6. Terapi steroid intramuskular,
7. Terapi steroid oral dosis tinggi, danterapi steroid intralesi
KELAINAN LIANG TELINGA
1.
Otitis Eksterna (OE)
2.
Otomikosis
3.
Serumen
4.
Keratosis Obturan
1. OTITIS EKSTERNA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun, otitis eksterna terjadi
pada 4 dari setiap 1000 orang di
Amerika Serikat. Kejadian lebih tinggi
selama musim panas, mungkin
karena partisipasi dalam kegiatan air
lebih tinggi.
Secara umum di dunia frekuensi
otitis
eksterna
tidak
diketahui,
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
ETIOLOGI
Dijumpai riwayat pemaparan terhadap
air, trauma mekanik dan goresan atau
benda asing dalam liang telinga.
Berenang dalam air yang tercemar
alergi pemakaian topikal obat tetes
telinga.
(neomycin,
framycetyn,
gentamicin, polimixin, dan anti histamin)
Sensitiftas poten lainnya adalah metal
FAKTOR RESIKO
1. Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga
2. Kelembaban
3. Sering berenang, air kolam renang
menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri
4. Penggunaan bahan kimia
5. kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis di mana kulit terkelupas atau pecah
6. kanal telinga sempit
7. infeksi telinga tengah
KLASIFIKASI
1.
OE SIRKUMSKRITA
2.
OE DIFUSA
OE SIRKUMSKRIPTA
Oleh karena kulit di sepanjang sepertiga
luar liang telinga mengandung adneksa
kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen, maka di tempat itu bisa terjadi
infeksi pada
Etiologi
Kuman penyebab
biasanya
Staphyloccoccus aureus atau
Staphylococcus albus.
Gejala klinik
rasa nyeri yang
hebat, tidak sesuai
dengan besar
bisul.
Rasa nyeri dapat
juga timbul
spontan waktu
membuka mulut
gangguan
Terapi
Bila sudah menjadi abses, diaspirasi
secara steril untuk mengeluarkan
nanahnya.
Lokal bisa diberikan salep atau tetes
antibiotika.
Jika dinding furunkel tebal, dilakukan
insisi kemudian dipasang
drainage
OE DIFUS
Sering mengenai kulit liang telinga
duapertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan
edema yang tidak jelas batasnya. Kuman
penyebab biasanya golongan
Pseudomonas. Kuman lain yang dapat
sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus, Escherichia coli
Gejala klinis
nyeri tekan tragus,
liang telinga
sangat sempit,
kadang kelenjar
getah bening
regional
membesar dan
nyeri tekan,
terdapat sekret
yang berbau.
Terapi
membersihkan liang
telinga
memasukkan tampon
yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya
terdapat kontak yang baik antara kulit yang meradang dengan
obatnya.
Kadang-kadang
diperlukan obat
OTITIS EKSTERNA MALIGNA
Otitis Eksterna Maligna
(OEM) disebut juga Otitis
Eksterna Nekrotikan atau
Osteomielitis dasar
Merupakan
infeksi
progresif,
melemahkan dan terkadang fatal pada
kanalis auditoris eksternus, jaringan
sekitarnya dan dasar tengkorak.
Etiologi:
Pseudomonas
Aeruginosa
pada pasien dengan ketahanan rendah
terhadap infeksi, seperti
diabetes
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
1. Otalgia
2. Rasa penuh ditelinga
3. Gatal
4. Discharge (Awalnya, debit
mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi dengan cepat menjadi bernanah dan
berbau busuk)
5. penurunan pendengaran
6. tinnitus
7. Demam (jarang)
8. Gejala bilateral (jarang)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Nyeri tekan tragus
2. Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
3. Discharge purulen
4. Eczema dari daun telinga
5. Adenopati
Periauricular dan servikal