• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINE (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Rafael Aldy Bintang Samosir NIM. 165254024 DIV – Admnistrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung

Abstract

The leader is the driving force of a group or organization to be able to run every goal. The inner leader is the one who leads by directing, organizing or controlling the efforts of others or through joint efforts to become part of an organization that constantly targets organizational goals. Leadership is the more ability a person has to influence other people in their environment so they can understand the group's goals. Leadership style of a leader is necessary in an organization, because the achievement or absence of an organization is determined from how the leader directs its members. For that a leader needs to pay attention to his leadership style. The function of leadership style: Function Instruction, consultation function, participation function, function of delegation and leadership function. Leadership styles are divided into: directive leadership, supportive leadership, participative leadership, and

achievement-oriented leadership. Employee performance will always be as expected when its leader can give good and proper direction and motivation to its members / employees. And always support its members to be comfortable in the work environment .. Leaders performance can be concluded as the work of a member or group in the organization that results according to expectations and in accordance with Javanese responsibility and authority respectively, in order to achieve group goals. Leadership style itself is included into organizational variables that are factors that originate in the existing container or organization. Reviewing the many theoretical reviews and research from PD Sumber Jaya which states that the influence of leadership style is 19.25% towards the performance of its SPG employees. This means that leadership style affects employee performance.

(2)

Abstrak

Pemimpin merupakan penggerak suatu kelompok atau organisasi untuk bisa menjalankan setiap tujuannya. Pemimpin dalam ialah seorang yang memimpin dengan cara mengarahkan, mengorganisasikan atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui usaha untuk bersama dapat menjadi bagian organisasi yang senantiasa menjungjung tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan kemampuan lebih yang dimiliki oleh seseorang untuk memengaruhi orang lain yang ada dalam lingkungannya agar mereka dapat memahami tujuan kelompok. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat diperlukan dalam suatu organisasi, karena tercapai tidaknya suatu organisasi ditentukan dari bagaimana pemimpinnya mengarahkan anggotanya. Untuk itu seorang pemimpin sangat perlu memperhatikan gaya kepemimpinannya. Adapun fungsi gaya kepemimpinan : Fungsi Instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dibagi menjadi: kepemimpinan direktif , kepemimpinan

supportif, kepemimpinan partisipatif, dan kepemimpinan berorientasi pada prestasi. Kinerja karyawan akan senantiasa sesuai harapan apablia pemimpinnya dapat memberikan arahan dan motivasi yang baik dan tepat kepada anggotanya/ karyawannya. Serta senantiasa mendukung anggotanya untuk dapat nyaman di lingkungan kerjanya.. Kinerja pemimpin dapat disimpulkan sebagai hasil kerja dari suatu anggota atau kelompok dalam organisasi yang hasilnya sesuai harapan dan sesuai dengan tanggung jawa dan wewenang masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan kelompok. Gaya Kepemimpinan sendiri termasuk kedalam variabel organisasional yang merupakan faktor yang bersumber pada wadah ataupun organisasi yang ada. Meninjau banyaknya tinjauan teoritis serta penelitian dari PD Sumber Jaya yang menyatakan bahwa pengaruh Gaya kepemipinan adalah sebesar 19,25% terhadap kinerja pegawai SPGnya. Artinya Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

(3)

1. Latar Belakang/Pendahuluan

Pemimpin merupakan faktor kunci keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin merupakan motor penggerak bagi organisasi untuk dapat menjalankan setiap aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Seorang pemimpin harus mampu memberikan suatu arahan terhadap para karyawan agar kinerja karyawan baik. Peran dari motivasi kerja pun sangat mendukung kinerja karyawan. Jadi, seorang pemimpin pun harus dapat memperhatikan hal-hal apa yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap bawahan agar kinerja bawahan dapat menjadi lebih baik.

Gaya kepemimpinan yang berbeda dipengaruhi oleh karakter dan juga lingkungan seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan ini juga akan mempengaruhi kebijakan, cara memimpin dan juga respon anggota kelompok atas gaya kepemimpinan tersebut. Hal ini pastinya mempengaruhi kinerja pegawai sehingga menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan.

Oleh karena itu, penulis melakukan studi pustaka dan juga riset atas keberhasilan penelitian yang sudah ada mengenai Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.

2. Tinjauan Teoritis

2.1 Pemimpin

Definisi pemimpin adalah seseorang yang memimpin kelompok atau organisasi. Seperti halnya Kartono (2006) mendifinisikan pemimpin sebagai:

(1) Seorang pribadi yang memiliki kelebihan, sehingga mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan bersama;

(2) Menurut Fairchild, pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan cara memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui kerja keras, kekuasaan atau posisi yang ditentukan untuk kontrol yang baik.

2.2 Kepemimpinan

Kepemimpinan didefinisikan oleh Robbins & Judge (2008) bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan. Lain halnya Menurut Rivai dan Mulyadi (2009), kepemimpinan ialah sebagai proses memengaruhi dan mengarahkan kegiatan yang ada hubungannya dengan pekerjaan anggota kelompok.

Dari pengertian

(4)

merupakan kemampuan lebih yang dimiliki oleh seseorang untuk memengaruhi dan membujuk orang-orang yang ada dalam lingkungannya, agar mereka bersedia bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan. itu, menurut Veithzal (2004:64) gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari keterampilan, falsafah, sifat, dan sikap yang digunakan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi anggotanya.

Marzuki (2002) Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan

sesuai kemampuan dan

kepribadiannya.

Menurut Hasibuan

(2000:167) Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai

tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Suranta, 2002).

Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin

harus menerapkan gaya

kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang

pemimpin akan sangat

mempengaruhi keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Organisasi menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi karyawan. Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi.

Gaya kepemimpinan juga perlu diperhatikan. Seorang pemimpin yang ideal harus memiliki Gaya Kepemimpinan yang baik

kepentingan organisasi dan personalia guna mengejar beberapa sasaran.

(5)

mundurnya suatu organisasi tergantung seberapa baik pemimpin dapat memainkan perannya agar organisasi tersebut terus hidup dan berkembang. Untuk itu seorang

pemimpin sangat perlu

memperhatikan gaya

kepemimpinannyadalam proses

mempengaruhi, mengarahkan

kegiatan anggota kelompoknya serta mengkoordinasikan tujuan anggota dan tujuan organisasi agar keduanya dapat tercapai.

Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja pada bawahannya. Ivancevich (2001) dalam Widyatmini dan Hakim (2008:169) mengatakan seorang pemimpin harus menyatukan berbagai keahlian, pengalaman, kepribadian dan motivasi setiap individu yang dipimpinnya.

Kinerja karyawan akan baik apabila pimpinan dapat memberi motivasi yang tepat dan pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang dapat diterima oleh seluruh karyawan dan mendukung terciptanya suasana kerja yang baik.

2.4 Fungsi Gaya Kepemimpinan

Menurut Veithzal (2004) terdapat lima fungsi pokok kepemimpinan, yakni :

1) Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat

komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar

keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

2) Fungsi Konsultasi

Fungsi ini bersifat

komunikasi dua arah. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

3) Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil

keputusan maupun dalam

melaksanakannya. 4) Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan

wewenang membuat atau

menetapkan keputusan baik melalui

persetujuan maupun tanpa

persetujuan dari pemimpin. 5) Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian

bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam kooordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

(6)

Menurut Thoha (2010) membagi gaya kepemimpinan menjadi empat:

Berdasar pada Tabel 1, tipe yang pertama yakni G1, adalah pemimpin yang tinggi perhatian namun rendah pengarahan, tipe G2 yakni pemimpin yang banyak mengarahkan serta tinggi perhatian; adapun G3 adalah tipe yang tinggi pengarahan namun rendah perhatian dan yang terakhir adalah tipe G4, yang memiliki gaya kepemimpinan rendah pengarahan dan sedikit perhatian

Selanjutnya, Kartono (2006) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai suatu pola perilaku manajemen profesional yang dirancang untuk memadukan minat dan usaha pribadi serta organisasi untuk mencapai tujuan.

Ada 3 macam kepemimpinan, yakni:

(1) Kepemimpinan authoritarian (authocratic), pemimpin mengutamakan kekuatan dari posisi formalnya serta semua kegiatannya ditentukan ketua;

(2) Kepemimpinan partisipaty (democratie), adalah gaya kepemimpinan yang melibatkan anggotanya dalam melakukan perancangan dan perencanaan

(7)

Teori Path Goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya (Miftah Thoha, 2007: 42). Teori Path Goal membagi empat gaya kepemimpinan yakni :

1) Kepemimpinan direktif

Tipe ini sama dengan model kepemimpinan otokratis bahwa bawahan tahu dengan pasti apa yang diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahannya. 2) Kepemimpinan supportif

Kepemimpinan ini

mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabay, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.

3) Kepemimpinan partisipatif Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha meminta dan menggunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berda menantang bawahannya untuk berpartisipasi. Pemimpin juga memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik (Miftah Thoha, 2007: 42).

2.6 Sifat Pemimpin

Menurut Tead, dalam tulisannya yang dikutip oleh Kartono (2006), terdapat 10 sifat pemimpin, yakni:

(1) Energi jasmaniah dan mental

(physical and nervous energy);

(2) Kesadaran akan tujuan dan arah

(a sense of purpose and direction);

(3) Antusiasme (enthusiasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar);

(4) Keramahan dan kecintaan (friendliness and affection);

(5) Integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati);

(6) Penguasaan teknis (technical mastery);

(7) Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness);

(8) Kecerdasan (intelligence); (9) Keterampilan mengajar (teaching skill);

(10) Kepercayaan (faith).

Sedangkan menurut Terry, yang dikutip oleh Kartono (2006), kemampuan mengajar, keterampilan sosial, dan kecakapan teknis atau kecakapan manajerial.

2.7 Kinerja

(8)

dalam Hadari Nawawi (2006: 63). Dengan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa karyawan memegang peranan penting dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan agar dapat tumbuh

berkembang mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal membutuhkan pengelolaan yang baik agar Kinerja Karyawan lebih optimal. Pencapaian tujuan perusahaan dipengaruhi oleh Kinerja Karyawan perusahaan itu sendiri. Maka dari itu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berpotensial dan berkualitas, baik dari segi pemimpin maupun karyawan pada pola tugas, tanggung jawab, berdaya guna sesuai dengan peraturan dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan.

Suyadi Prawirosentono

(2008: 2) menyatakan Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Muhammad Zainur (2010: 41) mendefinisikan “Kinerja merupakan keseluruhan proses bekerja dari individu yang hasilnya dapat digunakan landasan untuk menentukan apakah pekerjaan individu tersebut baik atau sebaliknya”. Kinerja juga merupakan

keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 2009: 5)

Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler & Poter (1967) menyatakan bahwa kinerja adalah successfull role achievement yang diperoleh

seseorang dari

perbuatan-perbuatannya.

(9)

Hal ini sesuai dengan pendapat Davis & Newstroom (1985), yang memutuskan bahwa:

Human performance = ability + performance;

Motivation = attitude + situation; ability = knowledge + skill.

Berdasarkan pendapat Vroom dalam Luthans (2006) tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut

level of performance. Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berperforma rendah.

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Dale Timple (2000) dalam Siti Munafiah (2011: 10-11) terdapat dua faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat seseorang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat fisik, motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kinerja, latar belakang budaya, dan variabel personal lainnya.

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan meliputi kebijakan

organisasi, kepemimpinan,

tindakantindakan rekan kerja, pengawasan, sistem upah, dan lingkungan sosial.

Menurut Oey dalam jurnalnya Analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja spg pd. Sumber jaya menyatakan bahwa Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja, yakni:

(1) Variabel individual:

kemampuan dan

keterampilan: mental dan fisik; latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian; demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin.

(2) Variabel organisasional: sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan disain pekerjaan.

(10)

3. Diskusi

Siginifikansi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai memang tidak dapat

simpulkan beberapa definisi untuk mempertegas beberapa poin penting untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Sedangkan kepemimpinan merupakan kemampuan lebih yang dimiliki oleh seseorang untuk memengaruhi dan membujuk orang-orang yang ada dalam lingkungannya, agar mereka bersedia bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh

seorang pemimpin dalam

mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin

akan menggunakan gaya

kepemimpinan sesuai kemampuan

dan kepribadiannya. Gaya

kepemimpinan seorang pemimpin sangat diperlukan dalam suatu organisasi karena maju mundurnya suatu organisasi tergantung seberapa baik pemimpin dapat memainkan perannya agar organisasi tersebut terus hidup dan berkembang.

Adapun fungsi gaya kepemimpinan : Fungsi Instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan dibagi menjadi: Kepemimpinan direktif ,

Kepemimpinan supportif,

Kepemimpinan partisipatif, dan Kepemimpinan berorientasi pada prestasi

Selain itu, Kinerja dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Gaya Kepemimpinan sendiri termasuk kedalam variabel organisasional yang merupakan faktor yang bersumber pada wadah ataupun organisasi yang ada.

Pengaruh gaya

keberhasilan pemimpinnya. Dalam

penelitian pengaruh gaya

(11)

terhadap kinerja SPGnya penulis menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan manajer PD Sumber Jaya adalah tipe demokratis. Secara individual, gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang cukup kuat yakni sebesar 0.442 terhadap kinerja SPG PD Sumber Jaya. Dan memiliki pengaruh yang signifikan yakni sebesar 0.195 atau sebesar 19.50% terhadap kinerja SPG PD. Sumber Jaya. Artinya, gaya kepemimpinan di PD. Sumber Jaya berpengaruh terhadap kinerja SPG.

Gaya kepemimpinan memang bukan faktor utama untuk menentukan seberapa berhasil suatu perusahaan. Namun menjadi faktor yang kuat untuk dapat mempengaruhi faktor lain, sehingga berdampak domino pada tujuan dan hasil suatu perusahaan. Dengan meninjau banyak sumber dan juga penelitian khususnya di PD. Sumber Jaya, dapat disimpulkan bahwa Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

4. Kesimpulan

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya di satu bidang, sehingga mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Sedangkan

kepemimpinan merupakan

kemampuan lebih yang dimiliki oleh seseorang untuk memengaruhi dan pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Adapun fungsi gaya kepemimpinan : Fungsi Instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan dibagi menjadi: Kepemimpinan direktif ,

Kepemimpinan supportif,

Kepemimpinan partisipatif, dan Kepemimpinan berorientasi pada prestasi. Selain itu, Kinerja dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Gaya Kepemimpinan sendiri termasuk kedalam variabel organisasional yang merupakan faktor yang bersumber pada wadah ataupun organisasi yang ada.

Dalam sebuah penelitian pengaruh gaya kepemimpinan di PD Sumber Jaya terhadap kinerja SPG menyatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan berdampak sebesar 19.5% terhadap kinerja pegawai. Sehingga dengan pertimbangan tinjauan teoritis dan juga hasil penelitian yang ada, maka penulis menyimpulkan bahwa Gaya

Kepemimpinan berpengaruh

terhadap kinerja pegawai.

(12)

6. Daftar Pustaka

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Organizational Behaviour (13th ed.). Prentice Hall.

Davis, K. and Newstrom, J. W. (1985), Perilaku dalam Organisasi, Jakarta: Erlangga

Kartono, K. (2006). Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi (10th ed.). Yogyakarta: Andi.

Rivai, V., & Mulyadi, D. (2009). Kepemimpinan dan perilaku organisasi (2nd ed.). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Eka Nuraini Rachmawati. (2004). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Basis Meraih Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: Ekonisia.

Hadari Nawawi. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Yogyakarta: UGM Press.

Miftah Thoha. (2007). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Muhammad Zainur Roziqin. (2010). Kepuasan Kerja. Malang: Averroes Press.

Nurjanah. (2008). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen

Siti Munafiah. (2011). Pengaruh Kompensasi dan Supervisi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang). Skripsi. FE Universitas Negeri Yogyakarta.

Suyadi Prawirosentono. (2008). Manajemen Sumberdaya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Widyatmini dan Luqman Hakim. (2008) “Hubungan Kepemimpinan, Kompensasi, Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok.” Jurnal Ekonomi Bisnis. No. 2 Vol 13, Agustus 2008.

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat

Marzuki. 2002. Metodologi Riset. BPFE UII. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu SP, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta

Suranta, Sri. 2002. Dampak Motivasi Karyawan pada Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan Perusahaan Bisnis. Empirika.Vol 15. No 2. Hal: 116-138

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja. JRBI. Vol 1. No 1. Hal: 63-74.

Pratama, Tulus. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Morowali Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan menganalisis fakta sosial, peristiwa sosial, perilaku sosial yang terjadi di masyarakat dan perubahan sosial pada tokoh utama dalam novel

penerapan fungsi pengendalian atau pengawasan dilakukan oleh ketua Badan Amalan Islam (BAI) Masjid Baitul Huda UIN Walisongo Semarang dengan cara selalu melakukan

Kisah-kisah ini sepatutnya menjadi pengajaran bagi semua kaum muslimin untuk tetap dapat istiqomah di jalan dakwah serta ikhlas menegakkan deenullah (Agama Allah) ,

Gambar 5.3Contoh Masukan dan Keluaran Permasalahan I Love Strings Suffix Array yang dilengkapi dengan informasi Longest Common Prefix dapat digunakan untuk menyelesaikan

Melalui model pembelajaran Problem based learning dan mengamati gambarserta diskusi melalui Gmeet, dan Whatsapp group tentang keberadaan orang, peserta didik

Penggunaan metoda demontrasi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan benda yang telah dilaksanakan selama kegiatan Penelitian sangat baik, hal ini

Pelaksanaan kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah dengue di kota Semarang dilakukan secara menyeluruh di setiap tingatan pemerintah dan lapisan

bersifat publik untuk kepentingan umum, dengan demikian terdapat kepentingan pribadi warga negara. Kedua, pencabutan hak harus di ikuti dengan pemberian ganti rugi