LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH
Acara
Acara VII
Judul Acara
“
Osmoconditioning
”
Ketua kelompok
Santi K. Pardosi NPM E1J010069
Anggota
Dedi Saputra NPM E1J008057
Silas Utama S NPM E1J010082
PS AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIB
2012
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Untuk mengetahui kualitas dan mutu benih dapat dilakukan pengujian benih. Pengujian benih sangat bermanfaat bagi produsen, penjual benih, dan konsumen benih, terutama para petani. Dengan pengujian benih tersebut mereka dapat memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang mutu atau kualitas dari suaru benih.
Pengujian daya simpan benih merupakan salah satu dalam metode uji vigor benih dengan lingkungan sub-optimum, tetapi lingkungan tersebut diberikan sebelum benih dikecambahkan. Uji pengusangan dipercepat merupakan salah satu dari metode daya simpan benih. Pengujian daya simpan benih bermanfaat untuk menduga berapa lama lagi benih dapat simpan sehingga sangat berguna produsen, pedagang dan penyalur benih.
Informasi tentang daya kecambah benih yang ditentukan di laboratorium adalah pada kondisi optimum. Padahal pada kondisi lapang jarang didapati berada pada keadaan optimum. Keadaan sub-optimum yang tidak menguntungkan di lapangan dapat menambah segi kelemahan benih dan dapat mengakibatkan persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhan selanjutnya.
Secara edial semua benih harus mempunyai kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga walaupun disimpan pada kondisi yang kurang mendukung masih dapat berkecambah dan tumbuh dengan normal serta dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Akan tetapi kekuatan benih dalam menaggulangi lungkungan yang kurang mendukung itu berbeda.
Dengan lingkungan sub-optimum yang diberikan kepada benih dianggap sebagai suatu cara simulasi lingkungan yang dapat menyebabkan kemunduran mutu benih dalam penyimpanan. Lingkungan yang lazim dan pas utuk benih adalah dalam suhu kamar dengan komponen lingkungan utama berupa suhu dan kelembaban nisbi atmosfer, maka metode uji pengusangan dipercepat merupakan metode uji simulasi yang lebih sesuai dibandingkan dengan uji daya simpan benih yang lainnya.
Mampu melakukan prosedur osmoconditioning terhadap beberapa jenis benih secara benar
BAB II
Berdasarkan penelitian rini Dkk (2005) diketahui bahwa pengamatan terhadap presentase perkecambahan benih sorgum pada tanah salin menunjukkan bahwa perlakuan osmoconditioning dengan menggunakan masing-masing Na2SO4 0,2 M, dan NH4Cl2 0,2 M berpengaruh nyata. Paada penelitian jagung perlakuan osmoconditioning dengan menggunakan K2SO4 1,5% dapat meningkatkan presentase perkecambahan jagungpada tanah salin dengan menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 4,5% dapat menghambat perkecambahan jagung.
Berbagai cara yang dilakukan sehubungan dengan perlakuan invigorasi benih sebelum tanam yaitu osmoconditioning, priming, mouisturizing, hardening. Namun demikian cara yang umum digunakan adalah osmoconditioning. Perlakuan benih secara fisiologis untuk memperbaiki perkecambahan benih melalui imbibisi air secara terkontrol telah menjadi dasar dalam invigorasi benih. Saat ini perlakuan invigorasi merupakan salah satu alternative yang dapat digunakan untuk mengatasi mutu benih yang rendah yaitu dengan cara memperlakukan benih sebelum tanam untuk mengaktiofkan kegiatan metabolisme benih sehingga benih siap memasuki fase perkecambahan. Selam proses invigorasi terjadi peningktan kecepatan dan keserempakan perkecambahan serta mengurangi tekanan lingkungan yang kurang menguntungkan. Invigorasi dimulai saat benih berhidrasi pada medium imbibisi yang berpotensial rendah. Biasanya dilakukan pada suhu 15-200C. setelah keseimbangan air tercapai selanjutnya kandungan air dalam benih dipertahankan. (khan et.al,1992).
Persentase perkecambahan dilakukan pada hari ke 3 dan ke 5 dihitung dengan mebandingkan kecambah yang tumbuh dengan contoh benih yang diuji dikalikan dengan 100%. Perlakuan ini dilakukan setelah benih berkecambah.
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan Bahan :
Garam CaCl2
Garam NaCl
Garam KCl
Garam KNO3
Benih cabai
Benih kacang panjang
air aqua
pengaduk
Alat :
timbangan digital
gelas Erlenmeyer
saringan the
kertas tissue
3.2 Cara Kerja
a. Persiapan media osmoconditioning
Ditimbang 2,22 g garam CaCl2, 1,64 g NaCl, 2,07 g KCl, dan 3 g KNO3. Tiap-tiap garam tersebut dilarutkan kedalam 100 ml air aqua untuk
memperoleh potensial osmotic sebesar -1,25 Mpa.
Agar garam cepat larut maka diaduyk dengan menggunakan pengaduk.
Masing-masing media osmoconditioning dituangkan kedalam gelas Erlenmeyer 100ml.
b. Pelaksanaan osmoconditioning
Disiapkan 25 butir benih cabe dan kacang panjang untuk osmoconditioning dan ± 10 gr untuk setiap benih untuk pengukuran kadar air awal.
25 benih tersebut ditimbang dengan timbangan digital. 2 gelas erlenmyer 100ml disiapkan untuk setiap jenis benih.
Pada setiap gelas tersebut diberi label sesuai dengan media osmocopnditioningnya (Larutan CaCL2. NaCl, KCl, atau larutan KNC3. Setiap 25 butir benih direndam kedalam setiap media osmoconditioning selam
waktu yang ditentukan (24, 48,72 jam). Rasio antara benih dengan media osmoconditioning sebesar 1:5(w/v).
Saat waktu perendaman mencapai waktu 24 jam, 25 benih dikeluarkan dari media osmoconditioning.
Benih dikeringkan dengan kertas tissue dan kemudian ditimbang(missal FW g).
Setlah ditimbang, benioh dimasukkan kembali kedalam media osmoconditioning yang sama.
Setelah diketahui beratnya, kadar airnya dihitung dengan menggunakan rumus
:
%
FMC
=
100
−
IW
×(
100
−
IMC
)
FW
Prosedur 7, 8, 9, dan 10 diulangi untuk perendaman 48 dan 72 jam.
Kadar air benih dilaporkan setelah diperlakukan dengan osmoconditioning selam 24, 48, dan 78 jamdengan menggunakan formatr yang telah disediakan. c. Pengukuran kadar awal benih
Setelah bobot awal dicatat, setiap benih ditempatkan dalam cawan alumunium foil.
Pada setiap cawan tersebut diberi nomor(1,2,3,dan 4) agar mudah mengenalinya sehingga antar ulangan tidak tercampur.
Benih ditempatkan dalam oven dengan suhu rendah konstan (1030C) selama 12 jam.
Setelah 12 jam, cawan dikeluarkan dari oven kemudian dinginkan dahulu dalam desikator selamaq 5 menit.
Ditimbang cawan plus benih(bobot kering benih) setelah didinginkan. Kadar air benih dihitung dengan mengguankan ruymus :
BAB IV
3 Kacang panjang 3,78 0,58 3,2
Kadar air
(
%
)=
bobot basah - bobot kering
bobot basah
×
100%
=
0,68-0,59
0,68
×
100%
=
17%
Benih kacang panjang
Kadar air
(
%
)=
bobot basah - bobot kering
bobot basah
×
100%
=
3,78-0,59
3,78
×
100%
=
84 %
Benih Cabe
%
FMC
=
100
−
IW
×(
100
FW
−
IMC
)
kNO
3(
24 jam
)=
100
−
0,1 g
×(
0,2 g
100-18%
)
=
50
,
09%
Keterangan : untuk waktu 24 jam dan 48 jam untuk semua perlakuan hasilnya sama yaitu 50,09 %.
kNO
3(
24 jam
)=
100
−
0,1 g
×(
0,2 g
100-18%
)
=
50
,
09%
NaCL
(
72 jam
)=
100
−
0,1 g
×(
1,6 g
100-18%
)
=
93
,
8%
KCL
(
72 jam
)=
100
−
0,1 g
×(
0
,
100-18%
3 g
)
=
66
,
8%
CaCL
2(
72 jam
)=
100
−
0,1 g
×(
0,2 g
100-18%
)
=
50
,
09%
%
FMC
=
100
−
IW
×(
100
FW
−
IMC
)
kNO
3(
24 jam
)=
100
−
7,1g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
53
,
9%
NaCL
(
24 jam
)=
100
−
8,4 g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
61
,
1%
KCL
(
24 jam
)=
100
−
7,3g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
55
,
2%
CaCL
2(
24 jam
)=
100
−
7,1g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
53
,
9%
kNO
3(
48 jam
)=
100
−
7,3g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
55
,
2%
NaCL
(
48 jam
)=
100
−
7 g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
53
,
3%
KCL
(
48 jam
)=
100
−
6,8 g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
51
,
88%
CaCL
2(
24 jam
)=
100
−
7,1g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
53
,
9%
kNO
3(
72 jam
)=
100
−
7,3g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
55
,
2%
NaCL
(
72 jam
)=
100
−
7,3g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
55
,
2%
KCL
(
72 jam
)=
100
−
7,5g
3,3 g
×(
100-84%
)
=
56
,
37%
4.3 Pembahasan
Untuk menentukan berapa kadar air pada benih tomat dan kacang panjang, dilakukan perendaman kedalam larutan yang telah disediakan yaitu larutan CaCl2,NaCl,KCl,dan KNO3,lama perendaman nya adalah 24 jam.48 jam dan 72 jam.
Kadar air awal benih pada benih tomat ulangan pertama adalah 18 % dan benih tomat ulangan kedua adalah 17 %.dari perhitungan yang didapat dapat dipastikan bahwa kadar air pada benih tomat ini sangat rendah,dari reperensi yang ada bahwa jika kadar air pada benih rendah maka benih tidak bisa melalukan berbagai proses biokimiawi.Untuk kadar air awal benih pada benih kacang panjang adalah 84 %,ini berarti benih kacang panjang yang diamati mengandung cukup air sehingga benih kacang panjang yang diamati masih bisa digunakan untuk bahan tanam karena benih mampu melakukan proses biokimiawi didalam selnya.
Selain menghitung kadar air awal benih,kita juga menghitung kadar air setelah direndam didalam media osmotikum selama waktu yang ditentukan,ini dilambangkan dengan FMC .Untuk benih cabe yang direndam dengan KNO3,NaCl,KCl,CaCl selama 24 jam,kadar airnya adalah 50.09%,dan untuk tomat yang direndam selama 48 jam dengan media yang sama hasilnya pun sama yaitu 50.09%,seharusnya ada perbedaan kadar air nya,hal ini terjadi mungkin karena kesalahan mengukuran.Untuk benih cabe yang direndam dengan KNO3 selama 72 jam hasil yang didapat yaitu 50.09%,perendaman dengan NaCl hasilnya adalah 93.8% dan untuk perendaman pada larutan KCl dan CaCl2 hasilnya adalah 66.8%.
BAB V
KESIMPULAN
Persentase kadar air benih dilakukan pada jam ke 24, 48, dan 72, yang mana nantinya dapat kita lihat dari berbagai perlakuan terdapat perbedaan kadar air benih tersebut.
Pertumbunhan awal yang baik dari suatu populasi tanaman selain dipengaruhi oleh kondisi lingkungan juga sangat tergantung pada kemampuan tumbuh setiap benih yang ditanam.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pustakaut.ac.id.
Hasanah M. 2002. Peran mutu fisiologis benih dan pengembangan industry benih tanaman
industry. Balai penelitian tanaman rempah, bogor.