LAPORAN SINGKAT
PRAKTIKUM LAPANGAN HIDROLIKA PANTAI
Zufita Khairani 26020215130069
Asisten Praktikum: Aulia Oktaviani
Ummu Salma Kaisar Parti H. Nazariano Rahman W.
Pasha Hakim P. Faradina F. Imanini
Dosen Koordinator Praktikum: Dr. Denny Nugroho S, S.T, M.Si
NIP. 1974 08102001 121001
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
I. HASIL PRAKTIKUM 1.1. Peta Lokasi Pemasangan Sedimen Trap
1.2. Perhitungan Kelerengan Pantai 1. Stasiun 1 (Kelompok 1 dan 2)
a. Segmen 1 Diketahui:
d1 = 0,9 meter
d2 = 1,15 meter
Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
=(1,15−0,9)
5 × 100%
= 5%
Menghitung kelerengan dalam (o) : Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
=Arc tan (1,15−0,9)
=Arc tan 0,25
Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
Menghitung kelerengan dalam (%) :
=Arc tan (1,28−0,97)
Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
Menghitung kelerengan dalam (%) :
=Arc tan (1,37−1,01)
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
Kelerengan (%) = 1−0,66
3 × 100%
Kelerengan (%) = 11,33 %
- Menghitung kelerengan dalam (o) Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
= 1−0,6
3 × 100%
= 13,33 %
- Menghitung kelerengan dalam (o) Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
= arc tan 1−0,6
= arc tan 0,133
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
Kelerengan (%) = 1−0,66
3 × 100%
Kelerengan (%) = 11,33 %
- Menghitung kelerengan dalam (o) Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
= 1−0,43
3 × 100%
= 19 %
- Menghitung kelerengan dalam (o) Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
= arc tan 1−0,43
3
e. Segmen 5 Diketahui:
d1 = 1 meter
d2 = 0,54 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
= 1−0,54
3 × 100%
= 15,33 %
- Menghitung kelerengan dalam (o)
Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = 0,04
16 × 100% = 0,25% - Menghitung kelerengan dalam (o)
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = 0,12
16 × 100% = 0,75% - Menghitung kelerengan dalam (o)
Kelerengan (α) = arc tan 0,1216
= arc tan 0,0075= 0,42o
c. Segmen 3 Diketahui:
d1 = 1,08 meter
d2 = 1,03 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = 0,05
16 × 100% = 0,31% - Menghitung kelerengan dalam (o)
Kelerengan (α) = arc tan 0,0516
= arc tan 0,0031
= 0,17o
d. Segmen 4 Diketahui:
d1 = 1,03 meter
d2 = 0,98 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = 0,05
16 × 100% = 0,31% - Menghitung kelerengan dalam (o)
Kelerengan (α) = arc tan 0,0516
= arc tan 0,0031= 0,17o
e. Segmen 5 Diketahui:
d1 = 1,12 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = 0,21
16 × 100% = 1,34% - Menghitung kelerengan dalam (o)
Kelerengan (α) = arc tan 0,2116
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
Kelerengan (%) = 1,73−0,98
10 × 100%
Kelerengan (%) = 0,75 %
- Menghitung kelerengan dalam (o) Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
= 1,38−1,34
10 × 100%
- Menghitung kelerengan dalam (o)
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
Kelerengan (%) = 1,37−1,36
10 × 100%
Kelerengan (%) = 0,1 %
- Menghitung kelerengan dalam (o) Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
= 1,46−1,30
10 × 100%
= 1,6 %
= arc tan 1,46−1,30
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
= 1,46−1,34
10 × 100%
= 0,8 %
- Menghitung kelerengan dalam (o) Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
b. Segmen 2 Diketahui:
d1 = 0,76 meter
d2 = 0,82 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
d. Segmen 4 Diketahui:
d1 = 0.64 meter
d2 = 0.88 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
6. Stasiun 6 (Kelompok 11 dan 12) a. Segmen 1
Diketahui:
d1 = 0,7 meter
d2 = 0,89 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
c. Segmen 3 Diketahui:
d1 = 0,85 meter
d2 = 0,97 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
e. Segmen 5 Diketahui:
d1 = 0,88 meter
d2 = 1,01 meter
- Menghitung kelerengan dalam (%) :
Kelerengan (%) = ∆𝑑
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 × 100%
=(1,01−0,88)
3,9 × 100% = 3.3% - Menghitung kelerengan dalam (o) :
Kelerengan (α) = arc tan 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘∆𝑑
=Arc tan (1,01−0,88)
3,9
=Arc tan 0,033
1.4. Perhitungan Fluks Energi Gelombang Diketahui:
H (Hs) = 0,05meter
T (Ts) = 4,05 sekon
d = 0.7 meter
1. Menentukan nilai L0
L0 =g T
2. Menghitung nilai H’0 H’0
𝑇2 =
0,05
(4,05)2 = 0,003
3. Menghitung nilai Hb
Dengan m=0,06 pada Gambar Grafik 3.1.3 diperoleh:
Hb
H′0 = 1,46 (Hasil Plot Grafik)
Hb = H’0 x 1,46
Hb = 0,05 X 1,46 = 0,073 meter
4. Menentukannilai db Hb
Dengan m=0,1 pada Gambar Grafik 3.1.4 diperoleh:
db
Hb = 0,74 (Hasil Plot Grafik)
db = Hb x 0,74
db = 0,073 x 0, 74 = 0,054 meter
5. Menentukan nilai cepat rambat gelombang pecah
Cb = √g x db
Cb = √9,81 x 0,054
Cb = √0,52974
6. Menentukan fluks energi gelombang
Diketahui:
𝛼𝑏 = 400
𝑃1 = 𝜌𝑔8 𝐻𝑏 2𝐶𝑏sin 𝛼𝑏cos 𝛼𝑏
𝑃1 = 1025 x 9,818 (0,073)2(0,728) sin(40) cos(40)
𝑃1 = 1256,91 (0,00387)(0,64)(0,76)
𝑃1 = 2,371
1.5. Menghitung Angkutan Sedimen Sepanjang Pantai Qs = K x P1
Qs = 3,534 x P1
Qs = 3,534 x 2,371
= 8,38 m3/hari
Qs = 1290 x P1
Qs = 1290 x 2,371
= 3058,59 m3/tahun
1.6. Menghitung Laju Sedimentasi Pada Sedimen Trap
LS = 𝐵𝑆
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 ×𝑇𝜋𝑟2
a. LS (hari ke-1) = 0,3
3 × 30 x 3,14 x (5,08)2 = 7292,890,3 = 4,11 x 10-5 mg/cm3/hari
b. LS (hari ke-2) = 1,081
3 × 30 x 3,14 x (5,08)2 =
1,081
7292,89 = 1,48 x 10
-4 mg/cm3/hari
Di mana:
LS = laju sedimentasi (mg/cm3/hari)
BS = berat kering sedimen (mg)
R = jari-jari lingkaran sedimen trap (cm)
1.7. Menghitung Konsentrasi MPT
Konsentrasi MPT (hari ke-1) = (𝑎−𝑏)
𝑐
= (0,386−0,086)
500 x 1000
= 0,6 g/liter
=600 mg/liter
Konsentrasi MPT (hari ke-2) = (𝑎−𝑏)
𝑐 mg/liter
= (1,167−0,086)
500 x 1000
= 2,162 g/liter
= 2162 mg/liter
II. PEMBAHASAN
Penempatan 6 stasiun sedimen trap, kemudian dihitung kelerengan pantai dari setiap
stasiun penempatan sedimen trap dikategorikan sebagai pantai landai. Berdasarkan hasil
pengukuran yang didapatkan, didapatkan sudut kelerengan rata – rata 0.352° hingga 7.9808° dan
persentase kelerengan 0.592% hingga 14.052%. Faktor yang mempengaruhi lokasi pemasangan
termasuk pantai landai yaitu lokasi penempatan berada di Utara Pulau Jawa, dimana memiliki
intensitas angin, gelombang, dan arus yang rendah. Lokasi Teluk Awur tidak langsung berbatasan
dengan Samudera Hindia, tetapi masih terdapat Pulau Sumatera yang melindungi pantai Utara
Jawa. Kecepatan angin yang rendah menghasilkan kecepatan arus perairan rendah pula, dengan
arus yang rendah maka proses sedimentasi akan lebih sering terjadi. Terlalu sering adanya
sedimentasi sehingga perairan Teluk Awur memiliki morfologi pantai yang landai. Hal ini juga
dapat dibuktikan dengan hasil fluks energi gelombang sebesar 2.371.
Banyaknya proses sedimentasi juga dapat dilihat dengan hasil perhitungan angkutan
sedimen sepanjang pantai dimana menghasilkan 3058.59 m3/ tahun, atau 254.883 m3 /bulan, atau
8.496083 m3/hari. Cukup besar sedimentasi yang terjadi sepanjang pantai Teluk Awur, sesuai yang
diungkapkan Arifiyana et al (2015) bahwa nilai laju sedimentasi sepanjang panrai berperan
dominan terhadap laju sedimentasi. Hal ini juga sesuai dengan hasil yang diperoleh laju
sedimentasi di sedimen trap. Hari pertama sebesar 4,11.10-5 mg/cm3/hari, hari kedua sebesar
1,48.10-4 mg/cm3/hari. Laju sedimentasi lebih besar terjadi pada hari kedua, hal ini dapat
diakibatkan adanya arus yang semakin kecil di hari kedua. Namun tidak dapat dipungkiri terjadi
kesalahan akibat adanya lintas kapal yang melewati area sedimen trap, sehingga arus semakin
kencang dan proses sedimentasi di hari pertama terganggu. Material padatan tersuspensi (MPT)
pada hari pertama sebesar 600mg/liter, dan hari kedua sebesar 2126 mg/liter. Material padatan
tersuspensi dapat terjadi peningkatan ketika bulan purnama (Spring Tide). Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan Qarnain et al (2014). Material padatan tersuspensi sendiri sangat dipengaruhi
oleh adanya arus, pasut, dan gelombang yang terjadi saat itu.
Perbandingan hasil dari keenam stasiun yaitu konsentrasi MPT tertinggi berada di
Stasiun 2 pada hari kedua yaitu sebesar 2126 mg/liter sedangkan MPT terendah di Stasiun 4 pada
hari ke 1 sebesar 0.028 gr/liter. Laju sedimentasi tertinggi berada pada Stasiun 4 hari pertama dan
Bulan Oktober pertengahan, dimana terjadi pasang surut tertinggi sehingga dapat dinyatakan
bahwa konsentrasi MPT dan laju sedimentasi ini termasuk tinggi.
Laju transport sedimen sangatlah dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan perairan
tersebut, seperti kecepatan arus sebagai media transpor, besarnya energi gelombang pada wilayah
dangkal sebagai media yang mengaduk sedimen dan bentuk topografi pantai yang jika semakin
curam maka semakin besar nilai dari gelombang dan arus yang ada. Arus merupakan salah satu
media transport selain angin yang membawa partikel sedimen dari sumber (muara sungai atau laut
lepas) kemudian akan diendapkan ketika kecepatannya menurun. Gelombang juga dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya sedimentasi yang terjadi pada suatu wilayah, karena semakin
besarnya energi gelombang pada perairan dangkal maka semakin besar pula pergerakan orbital
gelombang pada perairan dasar. Seperti yang kita ketahui pergerakan orbital gelombang yang pada
permukaan berbentuk elips dan pada dasar berbentuk garis. Bentuk garis pada dasar kolom air ini
III. KESIMPULAN
1. Kelerengan Pantai Teluk Awur rata – rata 0.352° hingga 7.9808° dalam derajat dan 0.592%
hingga 14.052% dalam persen, dapat dikategorikan memiliki morfologi pantai landai.
2. Proses yang terjadi di pantai adalah abrasi dan akresi. Proses abrasi merupakan proses
pengikisan pantai sedangkan proses akresi adalah proses penumpukan sedimentasi pantai,
kedua proses ini dipengaruhi oleh besarnya laju sedimentasi (pengendapan sedimen) dan
laju erosi (pengikisan sedimen) pantai, ketika proses abrasi, laju erosi lebih besar dari pada
laju sedimentasi, ketika akresi, laju sedimentasi lebih besar dari pada laju erosi.
3. Data yang diperoleh dari lapangan diolah untuk mencari kecepatan laju sedimentasi dan didapatkan nilai laju sedimentasi dari 0.000008 mg/cm3/hari sehingga 9,46 x 10-5
DAFTAR PUSTAKA
Qarnain, Dzul et.al. 2014. Analisa Pengaruh Pasang Purnama (Spring) dan Perbani (Neap)
terhadap Laju Sedimentasi di Perairan Timbulsloko, Demak : Oseanografi UNDIP
Arifiyana et al. 2015. Pengaruh Longshore Current terhadap Laju Sedimentasi di Area Jetty
Prophyline dan Jetty Cargo PT. Pertamina Ru VI Balongan Indramayu : Oseanografi