• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN BAB I II III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS METODOLOGI PENELITIAN BAB I II III"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENELITIAN

Persepsi Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata di Ex

Pelabuhan, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali

Oleh :

I KADEK MAS ADI GUNAWAN

1412014016

FAKULTAS PARIWISATA

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia juga menjadi salah satu destinasi tujuan wisata dunia. Dengan beraneka ragam keindahan sumber daya alam, seni dan budaya serta kekhasan dan keunikan tradisi masyarakat Bali, mampu memberikan daya tarik tersendiri kepada wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Setiap tahun nya kunjungan wisatawan yang datang ke Bali semakin meningkat, sehingga banyak wisatawan yang menghabiskan waktu untuk berlibur di Bali.Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibu Kota dari Bali adalah Denpasaryang terletak di bagian selatan pulau ini. Bali terdiri dari 9 Kabupaten yakni, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Tabanan.

(3)

Melihat perkembangan pariwisata di Bali Utara yang belum terlalu berkembang seperti di Bali Selatan. Jika dilihat dari kondisi geografis dan letak wilayah mungkin dikarenakan Bali Utara khususnya di Kota Singaraja Kabupaten Buleleng, yang jauh dengan pusat Ibu Kota Denpasar. Sehingga kunjungan wisatawan yang datang ke kota Singaraja masih tergolong cukup sedikit, padahal jika dilihat di kota singaraja terdapat beberapa destinasi wisata baik alam, budaya, buatan yang cukup menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan seperti, Air terjun Aling-Aling, Pelabuhan Singaraja, Desa Julah, Pantai Penimbangan dan lain sebagainya. Salah satu obyek wisata yang diminati pengunjung domestik di kota singaraja ini adalah Ex Pelabuhan Buleleng dimana merupakan Dermaga Terbesar di Bali dan juga merupakan jantung kota singaraja.Pelabuhan Buleleng berlokasi sekitar 2,5 Kilometer arah utara pusat kota Singaraja. Jika berangkat dari pusat kota Singaraja, maka dibutuhkan waktu kurang lebih 15 untuk mencapai pelabuhan ini. Sedangakan jarak dari Bandara Ngurah Rai, maka perjalanan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 150 menit .

Ex Pelabuhan Buleleng sebagai obyek wisata yang masih dalam tahap berkembang ini cukup banyak diminati wisatawan khususnya wisatawan lokal, pada hari libur maupun weekend, banyak wisatawan anak-anak, remaja, orang tua dan keluarga berkunjung ke obyek wisata ini untuk melakukan aktivitas seperti refreshing, memancing, jogging, dan kegiatan leisure lainnya, di Ex Pelabuhan Buleleng ini terdapat Restauran Apung yang menjual Food & Beverage, Gedung Imako (Seminar, Pernikahan, Meeting), dan Pedagang kaki lima dan Pedagang Mainan keliling, sehingga objek wisata di Ex Pelabuhan Buleleng ini sangat menarik dan diminati wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun terdapat salah satu kekurangan atau masalah yang dihadapi dalam mengembangkan Obyek Wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, yakni masalah kebersihan.

(4)

sembarang tempat dan sikap masyarakat yang acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya. Padahal jika kebiasaan buruk seperti ini tidak segera dirubah akan menjadi wabah penyakit bagi masyarakat Indonesia sendiri serta lingkungan sekitar menjadi kotor dan tercemar.

Melihat fenomena mengenai masalah sampah yang ada di Indonesia dapat dilihat permasalahan yang sama dialami obyek wisata Ex Pelabuhan Buleleng yakni, permasalahan mengenasi kebersihan. Dilansir dari ANTARA News 23 Juni 2015 mengatakan bahwa sampah rumah tangga yang sering menumpuk di bibir pantai Pelabuhan Buleleng sangat mengganggu kenyamanan wisatawan saat berkunjung, hampir setiap hari di bibir pantai di daerah tersebut dipenuhi berbagai jenis sampah mulai dari sampah plastik hingga sampah daun-daun kering dari berbagai lokasi, sampah tersebut terbawa arus dari beberapa pemukiman warga di daerah pesisir pantai utara singaraja, sampah tersebut kebanyakan sampah rumah tangga yang dibuang begitu saja dibibir pantai. Hal ini menandakan bahwa kepedulian masyarakat pesisir pantai Buleleng terhadap kebersihan masing sangat rendah sehingga berimplikasi negatif terhadap perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Buleleng.Melihat fakta dan opini yang ada di lapangan, permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu, Bagaimana persepsi para wisatawan mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng? Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mengetahui persepsi atau opini wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng, baik tentang alamnya, lingkungan sekitar, fasilitas sarana dan pra sarana, masyarakat, ataupun daya tarik nya. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah selain daya tarik wisata Ex Pelabuhan, masalah sampah khususnya kebersihan lingkungan menjadi bagian dari persepsi dari wisatawan saat mengunjungi destinasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis menetapkan rumusan masalah sebagai berikut :

(5)

1. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali ?

2. Apakah masalah kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal penting yang mendasari persepsi wisatawan saat mengunjungi daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali ?

1.3. Tujuan Penilitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng

2. Untuk mengetahui apakah masalah kebersihan lingkungan merupakan hal penting yang mendasari persepsi wisatawan di daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini besar harapan penulis dapat memberikan manfaat diantaranya manfaat akademik dan manfaat praktis:

1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap Daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, sehingga diharapkan dari adanya persepsi tersebut stakeholders kepariwisataan mampu meningkatkan pembangunan pariwisata berkelanjutan di Ex Pelabuhan Buleleng.

2. Manfaat Praktis

(6)

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan disusun dalam lima (2) bab, yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai tinjauan penelitian sebelumnya dan berbagai tinjauan konsep yang mendukung penelitian ini, yang terdiri tinjauan tentang : Wisatawan, Persepsi, Daya Tarik Wisata, dan Kebersihan Lingkungan.

BAB III METODE PENELITIAN

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Sebelumnya

Dalam Bab ini diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan karya tulis ini. Adapun penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini yang dilakukan oleh Ira Resmayasari (2012) dengan judul “Persepsi Wisatawan Perancis Terhadap The Island Of Paradise” . Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan tentang Bali, secara lebih spesifik tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi atau opini wisatawan Eropa (Perancis) terhadap Bali, baik tentang alamnya, lingkungan, masyarakat, atau tentang pariwisata yang ada di Bali. Hasil penelitian diperoleh melalui prosedur pengumpulan data berupa hasil pengamatan, wawancara, dan dokumen dari dunia empiris. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 99% wisatawan Perancis menyatakan bahwa mereka secara umum menyukai Bali. Pengetahuan yang dimiliki wisatawan mengenai Bali dapat membentuk suatu pendapat dan persepsi tentang Bali. Terbentuknya persepsi itu sendiri menyebabkan Bali memiliki citra khusus di mata wisatawan.

(8)

68% wisawatan adalah kekayaan seninya; bagi 60% wisatawan adalah keindahan pantainya; bagi wisatawan adalah alamnya yang terjaga; bagi 44% wisatawan adalah keunikan budaya dan agamanya; dan bagi 8% wisatawan adalah ragam belanjaannya yang ditawarkan dengan harga yang relatif murah.

Sebagian besar wisatawan Perancis berpendapat bahwa lansekap alam di Bali sangat indah, namun dari sekian banyak keindahan alam yang ada di Bali, ada beberapa pemandangan yang paling representatif dari Bali bagi 25 wisatawan Perancis , yaitu sawah, hutan, gunung dan pantai. 44% wisatawan berpendapat bahwa pemandangan yang paling representatif di Bali adalah sawah; bagi 40% wisatawan adalah pantai; bagi 12% wisatawan adalah hutan; sedangkan bagi 4% wisatawan adalah pegunungan.

Para wisatawan pun menyatakan hal-hal yang tidak mereka sukai dari Bali. 56% wisatawan Perancis menyatakan bahwa memang ada hal-hal yang tidak mereka sukai dari Bali; dan 44% wisatawan menyatakan bahwa tidak ada hal yang tidak mereka sukai dari bali.

Ketidaksukaan wisatawan Perancis terhadap Bali terbagi menjadi beberapa kelompok. Alasan tertinggi adalah karena kurangnya kebersihan dan sanitasi di Bali, seperti banyaknya sampah dan anjing liar di jalanan. Terdapat 16% wisatawan yang menyatakan alasan demikian. 8% wisatawan menyatakan bahwa agresivitas pedagang dan sopir taksi membuat mereka merasa tidak nyaman. Kelebihan penduduk yang terjadi di Bali juga dikeluhkan oleh 8% wisatawan. 4% wisatawan tidak menyukai masakan Bali; 4% wisatawan tidak menyukai sifat kebarat-baratan yang terjadi di Bali; 4% wisatawan tidak menyukai cuaca di Bali; 4% wisatawan tidak menyukai mahalnya harga jual dan tingginya biaya hidup di Bali; 4% wisatawan menyatakan ketidaksukaannya kepada Bali karena pemandangan yang tak sedap dipandang di sekitar Seminyak. Bahaya dari sepeda motor di Bali juga telah dikeluhkan oleh 4% wisatawan.

(9)

untuk dijadikan tujuan wisata akibat adanya serangkaian tindakan terorisme (peledakan bom terjadi beberapa kali di Bali). Tidak dapat dihindari, bahwa saat itu citra Indonesia buruk di mata dunia.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan studi kepustakaan dimana penelitian ini sama-sama memiliki tujuan untuk mengetahui persepsi wisatawan akan suatu hal atau fenomena yang terjadi dilingkungan pariwisata. Selain itu, sama-sama menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ira Resmayanti adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan perancis terhadap pariwisata yang ada di bali secara global , sementara pada penelitian yang akan dilakukan penulis adalah untuk mengetahui persepsi wisatawan domestic/mancanegara mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Singaraja dimana penulis lebih menekankan pada kondisi lingkungan sekitar khususnya masalah kebersihan berupa sampah di sekitar kawasan bibir pantai yang menjadi tolak ukur utama terhadap persepsi wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng.

2.2. Tinjauan Konsep

Terkait dengan penelitian ini, ada beberapa konsep yang perlu dijelaskan untuk mendapatkan gambaran ruang lingkup penelitian, yaitu: tinjauan tentang wisatawan, tinjauan tentang persepsi, dan tinjauan tentang daya tarik wisata.

2.2.1. Tinjauan Tentang Wisatawan

Definisi wisatawan menurut International Union of Travel Organization

(10)

Menurut Oglivie dalam Yoeti (1996:141), wisatawan merupakan semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun, dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi dengan tidak mencari nafkah di tempat tersebut.

Adanya gambaran tentang wisatawan menurut (Satan & Bennet:1996) dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya atau trip descriptor dan karakteristik wisatawannya atau tourist descriptor.

1) Trip Descriptor

Wisatawan dalam trip descriptor bisa dibagi ke dalam berbagai kelompok berdasarkan jenis pejalanan yang dilakukan. Pada umumnya, jenis perjalanan dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, mengunjungi teman atau keluarga, VFR atau Visiting friends and relatives, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan yang lain. Selain itu, bisa juga dengan menambah jenis perjalanan yang digunakan untuk kesehatan dan keagamaan tetapi diluar kelompok lain. Selanjutnya, jenis-jenis perjalanan ini juga bisa dibedakan berdasarkan lama perjalanan tau jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi, alat transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, dan besar pengeluaran yang dikeluarkan untuk berwisata.

2) Tourist Descriptor

(11)

1. Karakteristik sosio-demografis

Merupakan karakter yang digunakan untuk mencoba menjawab pertanyaan

who, wants, dan what. Pembagian pertanyaan itu berdasar pada karakteristik yang paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena hal itu sudah sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga, dan jumlah anggota keluarga yang dielaborasi dari karakteristik tersebut. Karakteristik sosio-demografis juga mempunyai kaitan satu dengan yang lain secara tidak langsung. Contohnya seperti tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dalam status perkawinan dan ukuran keluarga.

Pembagian wisatawan yang berdasar pada karakteristik sosio-demografis ini memang paling nyata dan berkaitan dengan pola wisata yang mereka lakukan. Jenis kelamin dan kelompok umur, yang mempunyai kaitan dengan berbagai pilihan dan jenis wisata yang dilakukan. Jenis pekerjaan pada seseorang dan tipe keluarga, jelas akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut, lebih lanjut, pada kemampuan wisatanya. Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang bisa digunakan dalam mengelompokan wisatawan, yaitu karakteristik geografis, psikografis, dan tingkah laku atau behavior.

2. Karakteristik geografis

(12)

3. Karakteristik psikografis

Karakteristik psikografis bisa membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok yang berdasar pada kelas sosial, life style, dan karakteristik personal. Wisatawan pada kelompok demografis yang sama, bisa saja mempunyai profil psikografis yang cukup berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang dari wisatawan itu yang menyebabkan macam-macam keinginan, dan kebutuhan mereka pada suatu produk wisata. Pengelompokan-pengelompokan pada wisatawan, bisa memberi informasi mengenai alasan pada tiap kelompok yang mengunjungi objek wisata yang berbeda, seberapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, dan kesetiaannya terhadap produk wisata tertentu, adanya sensitivitas pada mereka, adanya perubahan harga produk wisata, hingga respons kelompok kepada berbagai bentuk iklan produk wisata. Selanjutnya, pengetahuan mengenai wisatawan diperlukan dalam merencanakan suatu produk wisata yang digunakan dan sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk melakukan dan merencanakan strategi pemasaran yang pas untuk kelompok pada pasar tersebut.

2.2.2 Tinjauan Tentang Persepsi

(13)

menghasilkan suatu penggambaran baru yang disebut dengan “apresiasi” (Koentjaraningrat, 1990:103).

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu suatu proses berwujud diterimanya individu melalui alat reseptor (alat indra). Namun proses ini tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan rangsangan diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadinya proses psikologi sehingga individu menyadari apa yang dilihat dan didengarnya.

Agar individu dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi antara lain :

1. Perhatian merupakan syarat psikologi dalam individu mengadakan persepsi yang merupakan langkah persiapan. Perhatian merupakan pemutusan atau konsentrasi dari seluruh individu yang ditujukan pada suatu kelompok obyek.

2. Adanya obyek yang menimbulkan rangsangan mengenai alat indranya

(reseptor)

3. Alat indra (reseptor) yaitu alat untuk menerima rangsangan, kenyataan membuktikkan bahwa suatu obyek tertentu dapat diperoleh beragam persepsi dari sekelompok individu. Perbedaan itu merupakan suatu yang hakiki sifatnya pada manusia, karena disadari bahwa setiap orang memiliki perbedaan dalam penalaran, keinginan serta pengetahuan tentang obyek yang dipersepsikan (Walgito, 1990:53).

Persepsi merupakan suatu aktifitas individu untuk mengenal suatu obyek melalui alat indranya yang kemudian diteruskan ke otak sehingga individu dapat memberikan tanggapan terhadap obyek tersebut dengan sadar.

(14)

Rangkuti (2002) mengemukakan bahwa persepsi pelanggan diidentifikasikan sebagai suatu proses dimana individu memilih, mengorganisasikan serta mengartikan stimulus yang diterima melalui inderanya menjadi suatu makna. Meskipun demikian makna dari proses persepsi tersebut juga dipengaruhi pengalaman masa lalu individu yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor Internal

a) Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap

istirahat.

b) Interest, hal hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik.

c) Needs, kebutuhan akan hal-hal tertentu akan menjadi pusatperhatian.

d) Assumptions juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,

merasakan dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal

a) Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang obyektif.

b) Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.

(15)

d) Conditional Stimuli, stimulus yang dikondisikan seperti belpintu, deringan telpon dan lain lain.

2.2.3 Tinjauan Tentang Daya Tarik Wisata

Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (2002:5) adalah segala

sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan

wisata, seperti :

a. Natural attraction: landscape, seascape, beaches, climate and other geographical features of the destinations.

b. Cultural attraction: history and folklore, religion, art and special events, festivals.

c. Social attractions: the way of life, the resident populations, languages, opportunities for social encounters.

d. Built attraction: building, historic, and modern architecture, monument, parks, gardens,marina,etc.

Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat)

komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu :

1. Atraksi (Attraction), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan seni pertunjukan.

2. Aksesibitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya terminal.

(16)

4. Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management organization, conventional and visitor bureau.

Undang-undang No. 10 Tahun 2009 menguraikan objek dan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Objek dan daya tarik wisata yang dimaksud adalah:

1. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan

nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,

dan hasil buatan

manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

2. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Distinasi

Pariwisata adalah

kawasan geografs yang berada dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang

didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,20

fasilitas pariwisata,

asesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan

melengkapi terwujudnya

kepariwisataan.

2.2.4 Tinjauan Tentang Kebersihan Lingkungan

(17)
(18)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Daya Tarik Wisata Ex Pelabuhan Buleleng, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Daya Tarik Wisata Ex Pelabuhn dipilih sebagai lokasi penelitian untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng dilihat dari fasilitas sarana dan pra sarana, daya tarik objek dan keadaan kebersihan lingkungan sekitar.

3.2.Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya. Jadi, variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang nilai nya dapat berubah.

Beberapa varibel yang digunakan untuk mengukur persepsi wisatawan domestik/mancanegara terhadap fasilitas, kebersihan lingkungan dan objek atau daya tarik wisata yang berada di Ex Pelabuhan Buleleng adalah :

a. Akomodasi, yaitu persepsi wisatawan domestik ataupun mancanegara terhadap hotel khususnya hotel dimana mereka menginap. Akomodasi diukur berdasarkan atmosfir hotel, keamanan di sekitar hotel, kenyamanan hotel, jarak antar fasilitas dalam dalam hotel.

(19)

c. Informasi Wisata, ketersediaan informasi wisata yang dapat diakses oleh wisatawan di daya tarik wisata Ex Pelabuhan. Varibel penilaiannya adalah: kejelasan dan terpercayanya informasi yang diberikan, pelayanan karyawan, kemampuan berbahasa asing yang dimiliki oleh karyawan bersangkutan.

d. Restoran, yaitu tempat wisatawan dapat menikmati makanan dan minuman di Ex Pelabuhan Buleleng. Penilaiannya berdasarkan atmosfir restoran, kebersihan restoran, kualitas makanan dan minuman, variasi makanan dan minuman.

e. Pedagang Kaki Lima, yaitu penjaja dagangan yang melakukan kegiatan menjual makanan disekitar kawasan objek atau daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng, untuk melihat persepsi wisatawan apakah dari adanya pedagang kaki lima ini membuat wisatawan merasa nyaman dan puas.

f. Wahana Permainan Outdoor, yaitu wahana permainan yang berada di alam terbuka di sekitar kawasan daya tarik obyek wisata Ex Pelabuhan seperti wahana permainan tas gantung, kereta api, dan wahana lainnya.Variabel penilaiannya adalah kualitas wahana permainan, tarif wahan permainan, kemanan dan kenyamanan wahana permainan,

g. Fasilitas Umum adalah fasilitas yang tersedia menyangkut kegunaannya bagi kebutuhan umum seperti jalan raya, listrik, air bersih. Variabel penilaiannya adalah jalan disekitar kawasan daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng, jalan setapak, trotoar, parkiran, toilet, penerangan jalan.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang peneliti teliti adalah sebagai berikut :

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

1. Data Kualitatif

(20)

proses atau peristiwa tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian metode kualitatif dan akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Metode penelitian ini berusaha mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan data dan fakta sebenarnya.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau objek penelitian. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tanggapan responden berupa persepsi wisatawan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan wisatawan dan kuesioner mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, khususnya persepsi terhadap kebersihan lingkungan sekitar yang ada di kawasan daya tarik tersebut.

2. Data Sekunder

(21)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1 ) Observasi

Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan observasi terbuka dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan sebenarnya kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi, mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Objek yang diobservasi adalah terkait persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, khususnya mengenai kebersihan lingkungan sekitar.

2 ) Wawancara

Pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam ini dilakukan untuk mendapatkan data tambahan yang tidak diperoleh pada saat observasi di lokasi penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada informan kunci yaitu Wisatawan Lokal ataupun Mancanegara. Dengan wawancara ini nantinya akan diperoleh data-data yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.

3 ) Angket atau Kuesioner

Angket adalah salah satu instrumen pengumpulan data berupa serangkaian pertanyaan serta alternatif jawabannya secara tertulis yang hendak diberikan dan dijawab oleh seseorang atau sekelompok orang. Sebagaimana dikatakan bahwa “angket adalah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan orang banyak, dilakukan dengan jalan menyebarkan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan seperlunya” (Kartini Kartono, 1980: 200).

(22)

4 ) Metodi Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, jurnal, literature - literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

5 ) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu dengan cara menggambil gambar atau video di Ex Pelabuhan Buleleng, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.

3.5. Teknik Penentuan Informan

Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003: 78). Sedangkan menurut Nawawi (2005), bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampling yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini dipilih beberapa orang yang dianggap memiliki pengetahuan dan memahami situasi kondisi yang ada di daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng, sehingga nanti nya mampu mengarahkan peneliti kepada informan lain yang memiliki informasi lebih mendalam tentang keadaan dan situasi di daya tarik Wisata Ex Pelabuhan. Sehingga, penulis akan mendapatkan wawasan dan uraian tentang perkembangan pariwisata di daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng. Adapun Informan yang ditemukan dalam penelitian adalah :1) Masyarakat Lokal Kabupaten Buleleng, 2) Pengelola Daya Tarik Wisata Ex Pelabuhan Buleleng, 3) Karyawan Kantor Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Buleleng.

3.6. Teknik Analisis Data

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

Suryanto. “Sampah di Pelabuhan Buleleng ganggu wisatawan”. 23 Juni 2015. http://www.antaranews.com/berita/503116/sampah-di-pelabuhan-buleleng-ganggu-wisatawan

https://id.wikipedia.org/wiki/Singaraja_%28kota%29

Resmayasari, Ira. September 2012. Persepsi Wisatawan Perancis Terhadap “The Island Of Paradise”.Volume 2 No.1 Hal 109222.http://ojs.unud.ac.id

/index.php/jip/article/view/3672.

Marwan, Sandi. Februari 2011.“Pembelajaran 3 Berbagai Karakter dan Jenis Wisatawan Domestik dan Mancanegara - Modul Pengantar Pariwisata kelas XI”. http://www.sandywarman.com/2015/01/pembelajaran-3-berbagai-karakter-dan.html.

Nadra, Mastiani Nyoman.2011. “Motivasi dan Persepsi Wisatawan Australia Terhadap Produk dan Pelayanan Tempat Hiburan Malam Bounty di Kuta”.www.pps.unud.ac.

id/thesis/...thesis/unud-204-182638

Heriyatni, Feny. 11 November 2013. “Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Hidup”. http://jurnalilmiahtp.blogspot.co.id/2013/11/kebersihan-dan-kesehatan-lingkungan.html

Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kanca, I Nyoman. 2009. I Persepsi Wisatawan Mancanegara terhadap Pelayanan Informasi oleh TIC Diparda Kota Denpasar, Tesis KajianPariwisata, Pasca Sarjana Unud

Nurjaya, I Wayan. 2011. “Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Potensi

Pariwisata DI Kelurahan Ubud, Kabupaten Gianyar”. www.pps.unud.ac.id/.../unud-126-654725608

Astuti Kusuma, Leilany, Ernestina., dkk.2015. “Identifikasi Potensi Wisata Beserta 4A (ATTRACTION, AMENITY, ACCESSIBILITY, ANCILLIARY)Di Dusun Sumber Wangi, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(25)

LAMPIRAN

Sampah di Pelabuhan Buleleng ganggu wisatawan

Singaraja (ANTARA News) - Sampah rumah tangga yang sering menumpuk di bibir pantai Pelabuhan Buleleng, Singaraja, Bali, sudah sangat mengganggu kenyamanan wisatawan.

"Wisatawan yang datang merasa tidak nyaman melihat tumpukan sampah rumah tangga begitu banyak dan menyebarkan bau busuk," kata Made Darmawan, pemilik salah satu biro perjalanan wisata di Singaraja, Selasa.

Ia mengatakan, hampir setiap hari, bibir pantai di daerah itu dipenuhi dengan berbagai jenis sampah, mulai dari sampah plastik hingga sampah daun daun kering dari berbagai lokasi.

Sampah tersebut terbawa arus dari beberapa pemukiman warga di daerah pesisir pantai utara Singaraja, dimana kebanyakan warga setempat bekerja sebagai nelayan. "Saya amati sampah di sana itu kebanyakan sampah rumah tangga, yang dibuang begitu saja di bibir pantai," imbuhnya.

(26)

Sakti" itu.

"Pola berfikir masyarakat harus diubah segera, pariwisata di Buleleng akan semakin berkembang kedepannya, perlu keterlibatan masyarakat dalam kaitannya dengan kebersihan dan penjagaan lingkungan," ungkap dia.

Lebih lanjut, Darmawan mengatakan, semua pihak harus memiliki peran penting dalam membangun keparisiwataan di Buleleng, bukan hanya mengandalkan pemerintah daerah setempat saja.

"Saya lihat pemerintah setempat sangat aktif melakukan pembersihan pantai hampir setiap minggu, namun, jika masyarakat di daerah itu masih saja membuang sampah sembarangan, akan percuma saja upaya-upaya yang sudah dilakukan," ungkap dia.

Di sisi lain, ia mengatakan, pelabuhan Buleleng sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata unggulan, apalagi, objek wisata yang dikenal dengan restoran di atas laut itu sangat dekat dengan pusat kota sebagai denyut ekonomi masyarakat.

"Jika dikelola dengan baik dan masyarakat sekitar menjaga kebersihan lingkungan daerah itu, saya memiliki keyakinan bahwa Pelabuhan Buleleng dapat bersaing dengan objek wisata Pantai Lovina yang sudah memiliki nama besar," kata dia.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Kata pak Chamdani, apabila ada yang tiba-tiba membatalkan pemesanan barang tetap dikerjakan dan di jual di Toko, nah kira- kira berapa kerugian yang dialami toko mebel

Paling tidak terdapat tiga macam bentuk pengendalian konflik, yakni : 1) Konsiliasi, iaitu pengendalian konflik yang dilakukan dengan melalui lembaga-lembaga tertentu

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pemberian Penghargaan dan Pemberian Hukuman Disiplin Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya

Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 96,43% (termasuk kate- gori tuntas). Hasil pada siklus II pertemuan ke 2 ini mengalami peningkatan lebih

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri aerob pada sputum penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Poliklinik Paru RSUP Prof.. Jenis penelitian

menjelaskan keadaan erapan di mana pada tahap awal padatan memiliki afinitas yang tinggi terhadap zat terlarut. Apabila tapak-tapak erapan tersebut telah ditempati,

tidak cukup didalam satu silinder karena katup atau gasket bocor, atau cincin torak yang macet atau patah. Penemuan dari penyebab yang tepat dan perbaikannya sangat penting