Jenis Kelembagaan Dana Pensiun
Berdasarkan UU. No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, menggolongkan dana pensiun menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana Pensiun Pemberi Kerja adalah suatu lembaga yang didirikan oleh perorangan atau badan hukum yang mempekerjakan karyawan dengan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti bagi kepentingan karyawan sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur Dana Pensiun Pemberi Kerja:
1. PP no 76 tahun 1992 tentang Peraturan Dana Pensiun Pemberi Kerja Peraturan Dana Pensiun sekurang-kurangnya memuat ketentuan sebagai berikut:
a. nama Dana Pensiun; b. nama Pendiri;
c. karyawan atau kelompok karyawan yang berhak menjadi Peserta; d. nama Mitra Pendiri, apabila ada
e. tanggal pembentukan Dana Pensiun;
f. maksud dan tujuan pembentukan Dana Pensiun;
g. pembentukan kekayaan Dana Pensiun yang terpisah dari kekayaan Pemberi kerja;
h. tata cara penunjukan, penggantian dan penunjukan kembali Pengurus dan Dewan Pengawas;
i. masa jabatan Pengurus dan Dewan Pengawas; j. pedoman penggunaan jasa Penerima Titipan; k. syarat untuk menjadi Peserta;
l. hak, kewajiban dan tanggung jawab Pengurus, Dewan Pengawas, Peserta dan Pemberi Kerja,
termasuk kewajiban Pemberi Kerja untuk membayar iuran; m. besar iuran untuk Program Pensiun;
n. rumus Manfat Pensiun dan faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungannya;
p. tata cara penunjukan dan penggantian pihak yang berhak atas Manfaat Pensiun apabila Peserta
meninggal dunia;
q. biaya yang merupakan beban Dana Pensiun; r . tata cara perubahan Peraturan Dana Pensiun;
s. tata cara pembubaran dan penyelesaian Dana Pensiun.
2. Pasal 6 Undang-Undang no 11 tahun 1992 ayat 1 dari sudut pembentukannya
Pendiri mengajukan permohonan pengesahan Dana Pensiun kepada Menteri dengan melampirkan:
a. peraturan Dana Pensiun;
b. pernyataan tertulis pendiri dan mitra pendiri bila ada;
c. keputusan pendiri tentang penunjukan pengurus, dewan pengawas, dan penerima titipan; d. arahan investasi;
e. laporan aktuaris, apabila Dana Pensiun menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti;
f. surat perjanjian antara pengurus dengan penerima titipan.
3. Kepengurusan dan Pelaporan
Pengurus ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada pendiri. Menteri menetapkan ketentuan dan persyaratan bagi orang atau badan usaha, yang dapat ditunjuk sebagai pengurus. Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan Dana Pensiun, pengelolaan Dana Pensiun, serta melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Dana Pensiun, dan mewakili Dana Pensiun di dalam dan di luar pengadilan. Tugas, kewajiban dan tanggung jawab pengurus serta tata cara penunjukan dan perubahan pengurus diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
4. Penggabungan atau pemisahan dana pensiun
Penggabungan dana pensiun pada prinsipnya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dana pensiun yang melakukan penggabungan memiliki program pensiun yang sama; b. Harus ada pemberi kerja yang bertanggung jawab atas kewajiban berkaitan dengan
masa kerja peserta;
5. Pengalihan kepesertaan
Pengalihan peserta dari satu dana pensiun ke dana pensiun lain yang merupakan kebijkan DPPK dapat dilakukan dengan ketentuan:
a. Kedua program dana pensiun adalah sama
b. Harus ada pemberi kerja yang bertanggung jawab atas kewajiban yang berkaitan dengan masa kerja kelompok karyawan yang dialihkan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan dana pensiun sebelum berlakunya pengalihan.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 menyatakan bahwa dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi pekerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Pihak yang diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan perusahaan asuransi jiwa. Oleh karena itu, bank umum dan perusahaan asuransi jiwa dapat menyelenggarakan dua jenis dana pensiun, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Persyaratan yang harus dimiliki agar dapat menyelenggarakan dana pensiun adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan asuransi jiwa
1. Memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangan di bidang asuransi sekurang kurangnya selama 8 bulan terakhir. 2. Memiliki kesiapan untuk menyelenggrakan DPLK yang dibuktikan dengan
kesiapan dalam bidang organisasi dan personil serta kesiapan sistem administrasi. 3. Memiliki kinerja investasi yang sehat.
4. Memiliki tingkat kesinambungan pertanggungjawaban yang sehat sekurang kurangnya dalam 2 tahun terakhir.
5. Memiliki kesanggupan untuk menyampaikan laporan hasil penilaian solvabilitas dan laporan investasi perusahaan.
6. Perusahaan asuransi tersebut telah menjalankan usahanya sekurang kurangnya selama 5 tahun.
b. Bank umum
1. Memenuhi tingkat kesehatan bank.
3. Menyanggupi untuk menyampaikan laporan terakhir tingkat kesehatan bank baik secara keseluruhan maupun aspek permodalan, kualitas aktiva produktif dan pemenuhan batas minimum pemberian kredit / BMPK setiap tri wulan.
Program Pensiun
Menurut UU No. 11 tahun 1992, program pensiun ada 3 jenis, yaitu : 1. Program pensiun iuran pasti / defined contribution plan.
Adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran peserta di bukukan pada buku rekening masing masing peserta sebagai manfaat
pensiun. Rumus yang umum di gunakan utnuk menetukan jumlah iuran yang dibayarkan adalah :
- Money purchase plan : menetapkan jumlah iuran yang dibayarkan oleh karyawan dan pemberi kerja. Iuran dibukukan pada masing masing rekening peserta. Manfaat pensiun yang akan dibayarkan akan diambil dari jumlah rekening tersebut.
- Saving plan : hampir sama dengan money purchase plan hanya berbeda dalam hal iuran seluruhnya biasanya karyawan yang menentukan. Untuk menetapkan jumlah iuran, beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah :
a. Besarnya nilai manfaat atau imbalan b. Usia rata rata karyawan
c. Skala gaji perusahaan yang bersangkutan d. Jumlah masa kerja
2. Program pensiun manfaat pasti / defined benefit plan.
Adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Seluruh iuran merupakan beban karyawan yang dipotong dari gajinya perbulan.
- Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu baru dihitung iurannya. - Mengenal past service liability / PSL.
3. Program pensiun berdasarkan keuntungan.
Metode Pembayaran Program Pensiun
Dalam melakukan pembiayaan program pensiun pada umumnya dikenal 2 cara yaitu : 1. Metode Pay As You Go (current cost method)
Pemberi kerja hanya membiayai manfaat pensiun seorang karyawan / peserta begitu
diperlukan di luar gaji terakhir (tidak diperkenankan dalam UU No. 11 tahun 1992). Ciri ciri metode pay as you go adalah :
- Tidak adanya ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun. - Manfaat pensiun tidak ditetapkan dan belum dijanjikan.
- Pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan usaha. 2. Metode Sistem Pendanaan (funding system)
Penghimpunan dana dilakukan agar dapat dipakai untuk pembayaran manfaat pada masa yang akan datang. Sistem pendanaan dibedakan dalam dua bentuk :
a. Single premium funding / unit benefit method
Adalah setiap peserta program pensiun untuk suatu tahun tertentu di tentukan dengan faktor anuitas untuk menetapkan nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta setelah
memperhitungkan masa kerja. Pembayaran pensiun untuk satu tahun tertentu merupakan satu unit manfaat yang besarnya sebagai berikut :
1. 2% dari gaji pada tahun tersebut. 2. 2% dari gaji rata rata terakhir
3. Sebesar Rp. 30.000 per bulan / flat benefit. b. Level premium funding