• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gay, Kaum Yang Melampaui Batas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gay, Kaum Yang Melampaui Batas"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Gay, Kaum Yang Melampaui Batas

Monday, June 27, 2016

https://www.itsme.id/gay-kaum-yang-melampaui-batas/

iTs me - Sama sekali tidak ada kesamaran dalam ayat-ayat Al-Quran yang dengan jelas mengutuk tindakan penuh nafsu sesama jenis.

َﻥﻮُﻓِﺮْﺴُّﻣ ٌﻡْﻮَﻗ ْﻢُﺘﻧَﺃ ْﻞَﺑ ۚ ِﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ ِﻥﻭُﺩ ﻦِّﻣ ًﺓَﻮْﻬَﺷ َﻝﺎَﺟِّﺮﻟﺍ َﻥﻮُﺗْﺄَﺘَﻟ ْﻢُﻜَّﻧِﺇ “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (syahwatan), bukan kepada

wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (Al-A’raf 7:81)

َﻥﻮُﻠَﻬْﺠَﺗ ٌﻡْﻮَﻗ ْﻢُﺘﻧَﺃ ْﻞَﺑ ۚ ِﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ ِﻥﻭُﺩ ﻦِّﻣ ًﺓَﻮْﻬَﺷ َﻝﺎَﺟِّﺮﻟﺍ َﻥﻮُﺗْﺄَﺘَﻟ ْﻢُﻜَّﻨِﺋَﺃ "Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (syahwatan), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)”. (An-Naml 27:55)

'Shahwah' berarti hasrat yang kuat, kerinduan atau keinginan akan sesuatu. Kata tersebut memiliki arti yang kuat dan biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang tidak terpuji dan dapat mengacu kepada nafsu, duniawi atau kepuasan nafsu kelamin. Shahwah juga digunakan untuk nafsu yang normalnya dimiliki seorang pria terhadap wanita (3:14)

Source: Edward Lanes Lexicon

Al-Quran hanya mengakui perkawinan seorang pria dan seorang wanita. Al-Quran penuh dengan hukum dan bimbingan mengenai urusan tersebut. Jelas disebutkan bahwa homoseksualitas merupakan suatu pelanggaran. Itulah posisi yang jelas dari Al-Quran. Seseorang dapat menerima ajaran Al-Quran atau menolaknya. Tidak ada paksaan dalam agama.

(2)

Sebagaimana yang tercantum dalam ayat-ayat yang dijelaskan di atas, Al-Quran menganggap homoseksualitas sebagai pelanggaran yang berdosa dan tidak bermoral (An-Nisaa 4:15-16). Bagi orang yang beriman yang terbukti melakukan tindakan homoseksualitas, Al-Quran belum menentukan hukuman tertentu untuk tindakan tersebut dan menyerahkan kepada pemerintah untuk memutuskan masalah ini sesuai dengan kondisi sosial mereka dan tetap melihat masing-masing kasus secara spesifik. Ayat 4:16 menjelaskan hal ini.

ﺎًﻤﻴِﺣَّﺭ ﺎًﺑﺍَّﻮَﺗ َﻥﺎَﻛ َﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ ۗ ﺎَﻤُﻬْﻨَﻋ ﺍﻮُﺿِﺮْﻋَﺄَﻓ ﺎَﺤَﻠْﺻَﺃَﻭ ﺎَﺑﺎَﺗ ﻥِﺈَﻓ ۖ ﺎَﻤُﻫﻭُﺫﺂَﻓ ْﻢُﻜﻨِﻣ ﺎَﻬِﻧﺎَﻴِﺗْﺄَﻳ ِﻥﺍَﺬَّﻠﻟﺍَﻭ "Dan terhadap dua orang (Arab: Alladhani*) yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (An-Nisaa 4:16) Namun, ada ayat-ayat dalam Al-Quran yang memberikan petunjuk tentang hukuman berkaitan dengan hubungan terlarang. Ini harus diperhatikan sebagai kemungkinan untuk dijadikan pegangan.

[Alladhani * - Lihat catatan di bawah pada akhir artikel]

Sekedar meluruskan kesalahpahaman umum, hukuman yang diberikan kepada umat Nabi Luth

Alaihissalam adalah bukan hanya karena pelanggaran seksual mereka yang tidak bermoral. Itu hanyalah salah satu faktor.

Mereka telah melampaui batas dan perbuatan terlarang serta tidak bermoral telah menjadi kebiasaan meskipun telah datang peringatan bagi mereka (29:34). Mereka juga melakukan perampokan di jalan raya dan melakukan kejahatan dalam pertemuan mereka (29:29).

Mereka tahu sepenuhnya bahwa tindakan mereka 'tidak baik' dan 'tidak bermoral', namun tidak ada niat mereka untuk memperbaiki jalan yang fasik tersebut. Hal ini ditegaskan dengan respon mereka terhadap Nabi Luth Alaihissalam.

َﻥﻭُﺮَّﻬَﻄَﺘَﻳ ٌﺱﺎَﻧُﺃ ْﻢُﻬَّﻧِﺇ ۖ ْﻢُﻜِﺘَﻳْﺮَﻗ ﻦِّﻣ ﻢُﻫﻮُﺟِﺮْﺧَﺃ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ﻥَﺃ ﻻَِّﺇ ِﻪِﻣْﻮَﻗ َﺏﺍَﻮَﺟ َﻥﺎَﻛ ﺎَﻣَﻭ "Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri". (Arab:

yatatah'harun) “ (Al-A’raf 82)

KEHENDAK SESEORANG

Apakah kehendak bagi suatu individu tertentu merupakan 'bawaan' atau bukan, sama sekali tidak disinggung dalam perspektif Al-Quran. Selanjutnya, analogi yang tidak beralasan antara manusia dan hewan juga tidak disinggung. Allah dengan jelas menetapkan batas-batas (Hudood) bagi orang beriman untuk tetap sadar sebagai manusia.

Dalam konteks yang lebih luas dari perspektif Al-Quran, selama waktu singkat kita di bumi kita diberikan sumber daya tertentu, kecakapan, hubungan sosial dan lain-lain. Karena setiap manusia tetap unik, kita juga merupakan produk dari fisiologi kita dengan kelemahan dan kekuatan tertentu yang melekat. Kita

(3)

mungkin berpikir bahwa banyak hal yang kita miliki merupakan kekuatan kita, namun hal-hal tersebut dapat juga menjadi sumber tantangan bagi kita dan memberi kita tanggung jawab yang lebih.

Bawaan apapun yang diberikan atau tidak diberikan kepada kita, tetaplah merupakan sarana untuk menguji kita.

Kekayaan seseorang adalah cobaan besar (2: 155), anak-anak, pasangan dan kesehatan kita adalah cobaan (8:28).

Kecantikan seseorang bisa menjadi cobaan (12: 31-34), kemampuan intelektual seseorang bisa jadi merupakan cobaan.

Kita semua akan tetap mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah diberikan kepada kita termasuk kemampuan kita (17:36) untuk membedakan. Kita bisa saja kalah dari 'kehendak' untuk mendapatkan keuntungan duniawi dan kepuasan pribadi, atau kita bisa memeranginya dengan cara yang bisa membuat kita tumbuh baik secara rohani maupun sebagai manusia yang lebih baik.

"Dan jiwa (Arab: Nafsin) serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa

itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan

sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Ash-Shams 91:7-10)

Jika kita tidak memiliki kehendak tertentu, maka pentingnya 'jihad' (berjuang) dengan diri kita sendiri menjadi gugur dan tidak berarti. Tujuan utama 'jihad' adalah untuk melawan batin kita sendiri,

kecenderungan negatif kita.

MANUSIA SERING DITEMPATKAN DALAM KESULITAN.

ٍﺪَﺒَﻛ ﻲِﻓ َﻥﺎَﺴﻧِﻹْﺍ ﺎَﻨْﻘَﻠَﺧ ْﺪَﻘَﻟ “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (Arab: kabad)” (Al-Balad 90:4)

Misalnya, kemarahan adalah suatu sifat yang berbeda kadarnya bagi tiap-tiap orang. Namun, Tuhan memerintahkan kita untuk meminimalisirnya (3: 134). Bagaimana seseorang menyikapi kemarahan berhubungan erat dengan kadar kehendak mereka. Hanya Tuhan yang bisa menilai seberapa jauh seseorang telah berjuang untuk memerangi itu dan mereka diberikan kemampuan untuk menyadari bimbingan Tuhan secara penuh.

Menyimpan dendam, kehendak untuk menjelek-jelekkan, kehendak untuk mendengki, menahan kekayaan yang telah diberikan oleh Tuhan (kikir) semua sifat-sifat (baik yang diperoleh atau bawaan) yang ada di diri kita dalam kadar tertentu. Kita dapat memerangi atau menyerah pada sifat-sifat tersebut. .

Demikian pula, kehendak seksual antara pria dan wanita atau terhadap satu sama lain juga ada dalam kadar tertentu. Namun, Allah juga menawarkan bimbingan menyeluruh untuk menjaga mereka agar selalu dalam ketetapan hukum Allah sehingga seseorang tidak terjerumus ke dalam 'Fahisha' (kemesuman).

(4)

kecenderungan mungkin tetap ada, namun kemampuan kita untuk melakukan 'jihad' bisa menekannya. Semakin besar kehendak seseorang untuk berbuat salah, semakin besar kesempatannya untuk melakukan 'jihad' dan tumbuh secara rohani. Ini akan menjawab tujuan dari keberadaan kita di bumi yaitu untuk diuji.

KITA SEMUA MEMILIKI PILIHAN UNTUK BERBUAT.

ﻯًﺪُﺳ َﻙَﺮْﺘُﻳ ﻥَﺃ ُﻥﺎَﺴﻧِﻹْﺍ ُﺐَﺴْﺤَﻳَﺃ "Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa tujuan) (bahasa Arab: Suda (n))?” (Al-Qiyamah 75:36)

َﻥﻮُﻨَﺘْﻔُﻳ ﻻَ ْﻢُﻫَﻭ ﺎَّﻨَﻣﺁ ﺍﻮُﻟﻮُﻘَﻳ ﻥَﺃ ﺍﻮُﻛَﺮْﺘُﻳ ﻥَﺃ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ َﺐِﺴَﺣَﺃ "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut 29:2)

ْﻢُﻛَﺭﺎَﺒْﺧَﺃ َﻮُﻠْﺒَﻧَﻭ َﻦﻳِﺮِﺑﺎَّﺼﻟﺍَﻭ ْﻢُﻜﻨِﻣ َﻦﻳِﺪِﻫﺎَﺠُﻤْﻟﺍ َﻢَﻠْﻌَﻧ ٰﻰَّﺘَﺣ ْﻢُﻜَّﻧَﻮُﻠْﺒَﻨَﻟَﻭ "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Muhammad 47:31)

Namun, untuk membuat atau menafsirkan bimbingan Allah tanpa adanya dalil, dengan maksud untuk membenarkan pendapat sendiri dan membawanya supaya bisa diterima oleh masyarakat adalah urusan lain.

Hal tersebut tidak lain adalah penipuan dan ketidakjujuran. Hal ini terlihat sepele, tetapi mengedepankan keinginan sendiri mengalahkan bimbingan Allah merupakan pengkhianatan terhadap wahyu Allah.

ﻼًﻴِﻛَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻥﻮُﻜَﺗ َﺖﻧَﺄَﻓَﺃ ُﻩﺍَﻮَﻫ ُﻪَﻬَٰﻟِﺇ َﺬَﺨَّﺗﺍ ِﻦَﻣ َﺖْﻳَﺃَﺭَﺃ “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya (bahasa Arab: Hawahu) sebagai tuhannya (Arab: Ilahahu). Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (Al-Furqan 25:43) KESIMPULAN

Al-Quran menganggap homoseksualitas sebagai pelanggaran yang berdosa dan tidak bermoral (An-Nisaa 4: 15-16). Apapun kehendak yang mungkin akan menghambat pertumbuhan rohani kita, kita harus

memeranginya dengan perjuangan (jihad) batin, menemukan kekuatan kita dan meminta bimbingan dari Allah. Sentimen ini tidak terbatas pada kecenderungan homoseksual, tetapi berlaku dalam arti yang luas, mencakup semua kondisi manusia.

Orang beriman harus tetap setia kepada Kitab Suci setiap saat dan berurusan dengan satu sama lain dalam kedamaian, dengan kebijaksanaan, pemahaman dan tanggung jawab bersama.

(5)

REFERENSI

[1] LANE. E.W, Edward Lanes Lexicon, Williams dan Norgate 1863; Librairie du Liban Beirut-Lebanon 1968, Volume 4, Halaman 1614

Pokok-pokok yang ditandai dengan warna merah pada kutipan leksikon adalah sisipan saya sendiri. tanda tersebut tidak terdapat pada teks asli namun ditandai sebagai penekanan akan relevansi terhadap topik yang sedang dibahas. Hal tersebut hanyalah ilustrasi semata-mata bertujuan untuk lebih memperjelas.

CATATAN

*Dalam bahasa Arab, ketika bentuk dual (dua) atau jamak maskulin digunakan, ini dapat menunjukkan sekelompok laki-laki atau kelompok campuran gender. Dalam ayat 04:16, kata dalam bahasa Arab yang digunakan adalah 'alladhani' yang

merupakan kata ganti dual maskulin. Meskipun ini dapat merujuk pada kelompok campuran gender (laki-laki dan perempuan),

kemungkinan besar merujuk pada dua laki-laki dalam konteks ini. Hal ini didukung oleh konteks ayat sebelumnya yang

mengacu kepada perempuan (4:15). Selain itu, beberapa menegaskan dualitas ayat 4:16 yang merujuk pada 'dua pihak yang bersalah' dari 04:15. Ini juga tidak masuk akal mengingat konteks jamak dari perempuan bersalah dalam ayat 04:15, struktur argumen ayat dan hukuman diperintahkan. Ayat 04:16 ini juga sangat tidak mungkin merujuk pada

hubungan heteroseksual terlarang karena ayat tersebut disandarkan kepada ayat 24: 2. Oleh karena itu, ayat 4:16 dengan penggunaan kata ganti dual maskulin kemungkinan besar merujuk kepada dua laki-laki sebagaimana terlihat dalam konteks.

_______________________________________________ WWW.ITSME.ID

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi perusahaan e-commerce khususnya Lazada untuk mengetahui pengaruh dari kualitas

Dalam Buku ini orang asing akan mengetahui beberapa makanan tradisional dari Jawa Barat, bahan dan untuk orang orang yang ingin belajar dalam masakan , ada beberapa

(g) tidak terlibat dalam apa-apa transaksi dengan Perbadanan tersebut dalam hal keadaan yang ditentukan oleh Bursa, atau kini bukan seorang rakan kongsi, pengarah atau

Definisi laporan keuangan dalam akuntansi bank syariah adalah laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank Islam sebagai investor, hak dan kewajibannya, dengan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurrahman dan Isworo (2002), hal-hal yang diperoleh dari perendaman menggunakan tawas antara lain: a) Umur atau daya simpan dari

Seseorang yang sedang jatuh cinta dan masih terus berharap cintanya akan tersampaikan gambaran -Menjelaskan gambaran -Menghidupkan gambaran -Menimbulkan efek keindahan 20.

Beberapa pengembangan melihat PAC sebagai suatu pendekatan yang membantu dalam e-commerce baru, lingkungan berbasis web dimana status langkah pertama dari suatu bisnis sanga

Jb : Saya memiliki sebuah inisiatif, dimana saya menggunakan inisiatif itu dalam melakukan maupun membuat suatu keputusan bagaimana hal terbaik yang harus