• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah

penduduknya sangat besar. Pertumbuhan penduduk yang sangat besar dengan

persebaran tidak merata serta rendahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber

permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan

penduduk yang pesat dan tidak merata serta tanpa diimbangi dengan pencapaian

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi mengakibatkan muculnya

berbagai permasalahan-permasalahan kependudukan, antara lain kemiskinan,

kesehatan, pengangguran dan lain-lain.

Pertumbuhan penduduk yang sangat besar dengan persebaran tidak merata

diserta rendahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber permasalahan yang

berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Berbagai permasalahan ini

mengakibatkan muculnya berbagai permasalahan-permasalahan baru di bidang

kependudukan yang antara lain, kemiskinan, kesehatan, pengangguran.

Keselarasan jumlah penduduk yang besar akan menuntut adanya keselarasan

terhadap segi kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Akan timbul

permasalahan-permasalahan menyangkut penduduk di sebuah negara apabila

terjadi ketimpangan yang nyata antara jumlah penduduk yang besar dengan

dukungan sumber daya manusia yang relatif rendah. Kedua aspek itulah yang

perlu dijaga keseimbangannya agar permasalahan-permasalahan tidak mudah

(2)

ketersediaan data-data tentang penduduk yang lengkap dalam pembangunan di

negara kita merupakan aspek yang memegang peran yang sangatlah penting. Ini

menuntut kerja keras para penyelenggara negara mulai dari tingkat pusat sampai

ke tingkat yang paling bawah di dalam mengumpulkan dan menjamin

ketersediaan data penduduk yang dibutuhkan dalam rangka dukungan informasi

mengenai kependudukan yang baik untuk pihak yang berwenang dalam

merumuskan suatu kebijakan di Indonesia.

Berkaitan dengan pembangunan kependudukan, pembangunan

administrasi kependudukan sebagai sebuah sistem merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari administrasi pemerintahan dan administrasi negara dalam

memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan terhadap hak-hak

individu penduduk. Perlindungan tersebut berupa pelayanan publik melalui

penerbitan dokumen kependudukan, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK),

Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan akta-akta catatan sipil,

termasuk Akta Kelahiran. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar, serta

maraknya berbagai kejahatan kriminal dan terorisme baik dalam skala nasional

maupun internasional, dengan pemalsuan dokumen identifikasi kependudukan

(termasuk paspor, Kartu Keluarga, dan lain-lain), diperlukan adanya penataan

agar administrasi kependudukan dapat lebih tertib dari tahun ke tahun dan terpadu

secara nasional. Meningkatnya ketertiban dan keterpaduan administrasi

kependudukan akan sangat berguna bagi perumusan kebijakan, perencanaan dan

pelaksanaan berbagai program pembangunan. Kemajuan teknologi informasi

dalam mendukung berbagai kegiatan, termasuk pelayanan administrasi

(3)

Menyikapi berbagai permasalahan ini, pemerintah berusaha memperoleh

data tentang kependudukan di Indonesia yang akurat untuk mampu membuat

pemetaan yang tepat, guna menanggulangi masalah kependudukan baik di tingkat

lokal maupun nasional. Tetapi hingga saat ini, perolehan data kependudukan di

Indonesia masih sangat tergantung pada hasil sensus dan survei atau data

administrasi yang diperoleh secara periodik dan masih bersifat agregat (makro).

Kebutuhan data mikro penduduk berguna untuk identifikasi calon pemilih pemilu,

penyaluran dana jaringan pengaman sosial, bantuan untuk penduduk miskin,

beasiswa untuk wajib belajar dan kegiatan perencanaan pembangunan dirasakan

masih belum akurat karena tidak diperoleh dengan cara registrasi.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan suatu

sistem informasi berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan

memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi dibidang

kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi di dalam menyelenggarakan

layanan kependudukan. Dengan adanya pengelolaan data secara online, maka

kelemahan-kelemahan pengolahan data secara menyeluruh dapat diatasi. Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) sendiri memberikan banyak

manfaat antara lain, hasil perhitungan dan pengelolaan data statistik tersebut dapat

digunakan sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan, strategi dan

program bagi penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan di bidang kualitas,

kuantitas, dan mobilitas penduduk serta kepentingan pembangunan lainnya.

Pengelolaan pendaftaran penduduk merupakan tanggung jawab pemerintah

kota/kabupaten, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan untuk

(4)

warga negara Indonesia dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan. Dalam pelayanan tersebut perlu dilakukan dengan

benar dan cepat agar penduduk mendapat pelayanan yang memuaskan.

Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem

dari sistem administrasi negara, yang mempunyai peranan penting dalam

pemerintahan dan pembangunan. Penyelenggaraan administrasi kependudukan

diarahkan pada pemenuhan hak asasi setiap orang di bidang pelayanan

administrasi kependudukan, pemenuhan data statistik kependudukan secara

nasional, regional, dan lokal serta dukungan terhadap pembangunan sistem

administrasi kependudukan guna meningkatkan pemberian pelayanan publik tanpa

diskriminasi.

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatera Utara. Kabupaten Pakpak Bharat dibentuk berdasarkan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten

Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.

Dengan dikeluarkannya undang-undang tersebut, maka Kabupaten Pakpak Bharat

resmi terbentuk menjadi satu kabupaten otonom dengan 8 (delapan) kecamatan,

yaitu Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Tinada, Kecamatan

Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Pagindar, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu,

Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, dan Kecamatan Siempat Rube dengan

Ibukota Kabupaten adalah Salak.

Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu daerah

(5)

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta Peraturan Daerah Nomor 2

Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008

tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Permasalahan yang ada di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat

jika dilihat dari sisi teknis adalah pengurusan Kartu Tanda Penduduk elektronik

(KTP-e). Permasalahan ini masih kurang efektif dan efisien dalam memfasilitasi

atau membenahi sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Salak, Kabupaten

Pakpak Bharat, seperti penghapusan penduduk yang datang dan pergi, perangkat

atau personil perencanaan mengalami kendala (trouble) dan adanya dualisme.

Pelaksanaan kepengurusan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat belum berjalan dengan

efektif dan efisien dikarenakan pelaksanaan kepengurusan administrasi

kependudukan masih sacara manual melainkan belum menggunakan sistem

online. Selain itu, pegawai atau staf di bagian Seksi Tata Pemerintahan masih

kurang memadai, hal ini dapat berdampak buruk bagi masyarakat karena

kepengurusan administrasi kependudukan tidak berjalan dengan baik dan lancar.

Salah satu latar belakang dibuatnya sistem administrasi kependudukan

tentunya untuk mampu melakukan pemetaan yang tepat tentang komposisi

penduduk, kepadatan penduduk, masalah kemiskinan yang dihadapi penduduk di

pelosok serta melihat kemajuan apa yang telah mampu dicapai oleh pemerintah

untuk menanggulangi kemiskinan dan kesehatan di Kecamatan Salak, Kabupaten

Pakpak Bharat. Tentunya tujuan ini juga perlu adanya koordinasi dengan dinas

(6)

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diharapkan mampu

memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah terdaftar di

Departemen Dalam Negeri (Depdagri) untuk memudahkan pemerintah pusat dan

daerah guna melihat permasalahan penduduk yang ada serta menjaga agar proyek

pembangunan di daerah memang telah tepat sasaran. Namun hingga saat ini masih

ada masyarakat yang belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) tersebut

sehingga masih banyak masyarakat yang belum masuk hitungan ataupun

perkiraan dapat dibantu oleh pemerintah. Selain itu, masyarakat yang terdapat di

wilayah pelosok sering kali belum terjangkau pelayanan publik yang disediakan

oleh pemerintah daerah, seperti kesehatan dan pendidikan sehingga belum

tercapai standar pelayanan minimum yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

implementasi program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

secara langsung di lapangan dan mengambil judul penelitian “Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat.”

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

(7)

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan Salak, Kabupaten

Pakpak Bharat.

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami dalam Implementasi

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Kecamatan

Salak, Kabupaten Pakpak Bharat.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat

penelitian yang dimaksud mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Ilmiah

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir

ilmiah, sistematis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dan

menuliskan karya ilmiah di lapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan

aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Manfaat Secara Praktis

Diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca

tentang Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(8)

3. Manfaat Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara

langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan sehingga dapat

menambah bahan kajian perbandingan bagi yang tertarik dalam bidang ini.

1.5.Kerangka Teori

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang adanya

hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami

sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu

kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu

cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.

Menurut Kerlinger yang dikutip dari Efendi, Sofian (2012:35), teori adalah

serangkaian konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu

fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengonstruksi hubungan antara

konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu.

Dalam studi penelitian perlu adanya kejelasan titik tolak atau landasan

berfikir untuk memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu perlu disusun

suatu kerangka teori sebagai pedoman yang menggambarkan darimana sudut

masalah itu disorot (Nawawi, 1992:149).

Menurut Rianto (dalam Singarimbun, 2008:29), kerangka teori/teoritical

frame work adalah kerangka berfikir kita yang bersifat teoritis atau konseptual

mengenai masalah yang kita teliti. Teori merupakan proposisi atau asumsi yang

telah dibuktikan kebenarannya. Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan

(9)

membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Adapun kerangka teori

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.5.1. Implementasi

Menurut Mazmanian dan Sabatier (Wahab, 2004:64) yang dimaksud

dengan implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya

dalam bentuk undang undang, namun dapat pula berbentuk perintah perintah atau

keputusan keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasi masalah yang ingin diatasi,

menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara

untuk menstrukturkan/mengatur proses implementasinya.

Proses ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu,

biasanya diawali dengan tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output

kebijaksanaan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan (instansi)

pelaksanaan, kesedian dilaksanakan keputusan tersebut oleh kelompok sasaran,

dampak nyata, baik yang dikehendaki atau yang tidak, dari output tersebut,

dampak keputusan sebagai dipersepsikan oleh badan badan yang mengambil

keputusan dan akhirnya perbaikan perbaikan penting (atau upaya untuk

melakukan perbaikan perbaikan) terhadap undang- undang/ peraturan yang

bersangkutan.

Meter dan Horn (Wibawa, 1994:15), mendefinisikan implementasi

kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta baik

secara individu maupun kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan

(10)

Mazmanian dan Sabatier (dalam Wahab, 1991:51), menyatakan bahwa

implementasi adalah apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program

dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi

kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah

disahkannya usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk

menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.

Lain daripada itu Patton dan Sawicki (dalam Tangkilisan, 2003:78),

berpendapat bahwa implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang

diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif

mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan

kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif

mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik

yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi

terhadap perencanaan yang dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah

bagi realisasi program yang dilaksanakan.

Ada tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi

keputusan menurut Tangkilisan (2003:18), yaitu:

1. Penafsiran, yaitu merupakan yang menerjemahkan makna program ke

dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan.

2. Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan

program kedalam tujuan kebijakan.

3. Penerapan, yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan,

(11)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi

kebijakan adalah suatu proses yang dinamis yang melibatkan upaya pembuat

kebijakan untuk mempengaruhi perilaku pelaksanaan kebijakan, dimana

pelaksana kebijakan melakukan aktifitas atau kegiatan sehingga pada akhirnya

akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan

itu sendiri.

1.5.1.1. Model Implementasi Kebijakan yang Digunakan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model George Edwards

III yang dianggap mempengaruhi, antara lain:

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu urat nadi dari sebuah organisasi

agar program-programnya tersebut dapat direalisasikan dengan tujuan

serta sasarannya. Komunikasi ialah sarana untuk menyebarluaskan

informasi, baik dari atas ke bawah maupun sebaliknya. Komunikasi

dilakukan untuk menghidari distorsi implementasi. Sementara itu,

koordinasi menyangkut persoalan bagaimana praktik pelaksanaan

kekuasaan. Koordinasi berarti adanya kerjasama yang saling terkait

dan saling mendukung antar pelaksana kebijakan dalam guna

pencapaian tujuan implementasi kebijakan.

2. Sumber Daya

Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak memadai (jumlah dan

kemampuan) berakibat tidak dapat dilaksanakannya program secara

(12)

baik. Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung

dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber

daya menunjukkan setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya

yang memadai, baik sumber daya manusia, fasilitas dan finansial.

Ketersediaan sumber daya mempengaruhi efektivitas implementasi

suatu program kebijakan. Oleh karena itu, dinas-dinas yang memiliki

tugas dalam mempertimbangkan sumber daya yang sudah tersedia

sebelumnya.

3. Disposisi

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi

kebijakan adalah sikap implementor. Jika implementor setuju dengan

bagian-bagian isi dari kebijakan, maka mereka akan melaksanakan

dengan senang hati tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan

pembuat kebijakan maka proses implementasi akan mengalami

banyak masalah. Ada tiga bentuk sikap atau respon implementor

terhadap kebijakan, yaitu:

1. Kesadaran pelaksana

2. Petunjuk/arahan pelaksana untuk merespon program kearah

penerimaan atau penolakan

3. Intensitas dari respon tersebut

Para pelaksana mungkin memahami maksud dan sasaran program

namun seringkali mengalami kegagalan dalam pelaksanaan program secara

tepat karena mereka menolak tujuan yang ada di dalamnya sehingga secara

(13)

4. Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.

Salah satu aspek struktur yang penting dari organisasi adalah adanya

Standard Operating Procedures (SOP) menjadi pedoman bagi setiap

implementor untuk bertindak struktur organisasi yang prosedur

birokrasi cukup rumit dan kompleks.

1.5.2. Sistem

Pada dasarnya suatu sistem merupakan sekelompok unsur yang

berhubungan erat satu dengan lainnya dan memiliki satu tujuan tertentu. Sebuah

sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing

melakukan fungsi khusus yang penting untuk medukung sistem yang lebih besar,

tempat subsistem-subsistem tersebut berada.

Menurut Kumorotomo (1994:8), sistem dapat diartikan sebagi suatu

kumpulan atau himpun dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang

terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.

Secara umum sebuah sistem yang ideal memiliki unsur-unsur (Odgers, 2005

dalam Sukoco, 2007:32) sebagai berikut: masukan (input), pengolahan

(processing), keluaran (output), umpan balik (feedback), dan pengawasan.

Keberadaan tiap unsur tersebut di atas sangatlah penting, karena masing-masing

memainkan peranan yang penting dalam menjalankan sistem.

Sementara itu, menurut James O’brien (2006:9), sistem adalah

(14)

tujuan bersama dengan menerima input (masukan) serta menghasilkan output

(keluaran) dalam proses tranformasi yang teratur.

Menurut S. Prajudi Atmosudirdjo (2005:15), mengemukakan suatu

sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang

berkaitan dan terhubung satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan suatu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu.

Sistem dapat didefenisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau

elemen atau sub-sistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan

cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu

fungsi guna mencapai suatu tujuan (Sutanta, 2003:4). Suatu sistem adalah suatu

jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran tertentu (Paulus, 2005:23).

Jadi, kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pengertian sistem di

atas adalah sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu

dengan yang lain, yang berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan

tertentu.

1.5.3. Informasi

Informasi sering diartikan sebagai data. Informasi adalah data yang

diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi pengguna dan

penerimanya serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada saat sekarang

(15)

data yang diproses sedemikian atau proses transformasi sehingga berubah menjadi

informasi.

Informasi juga dapat diartikan sebagai suatu data yang telah disusun

sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat

dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakan intuk membuat suatu

keputusan. Biasanya informasi terdiri dari selected data atau sorted data yaitu data

yang terpilih atau terpilah, tergabung dan disusun sesuai dengan kebutuhan

pemakai data (Kadir, A. 2003).

Menurut Gordon B. Davis (1993:28), informasi adalah data yang telah

diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi yang menerimanya dan

bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang. Menurut

Jogiyanto (2007:25) mengemukakan bahwa informasi sebagai:

1. Data yang diolah

2. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya

3. Menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact

and entity)

4. Digunakan untuk pengambilan keputusan

Syarat-syarat tentang informasi yang lebih rinci diuraikan oleh Parker

(dalam Kumorotomo, 1994:11), yaitu:

1. Ketersediaan

Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi

itu sendiri.Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak

(16)

2. Mudah Dipahami

Informasi harus memudahkan pembuatan keputusan, baik yang

menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan-keputusan yang bersifat

strategis.

3. Relevansi

Informasi yang diperlukan benar-benar relevan (sesuai dengan

kebutuhan) dengan permasalahan, misi, dan tujuan organisasi.

4. Bermanfaat

Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga harus

bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga harus dapat tersaji

ke dalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan oleh

organisasi yang bersangkutan.

5. Ketepatan Waktu

Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Terutama pada saat

organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak mebuat

keputusan-keputusan krusial.

6. Keandalan

Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan

kebenarannya. Pengolahan data atau pemberi informasi harus dapat

menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.

7. Akurasi

Informasi bersih dari kesalahan dan kekeliruan.Ini juga berarti informasi

harus jelas secara akurat mencerminkan makna yang terkandung dari data

(17)

8. Konsisten

Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajian

karena konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan

keputusan.

1.5.4. Sistem Informasi

Menurut Oetomo (2002:11), mendefenisikan sistem informasi sebagai

kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu

kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta

mendistribusikan informasi. Sedangkan Sistem informasi menurut George

(2004:4) adalah pengembangan sistem informasi yang sesuai memerlukan

perpaduan dari berbagai pengetahuan tentang sistem komputer, sistem informasi

dan pengetahuan tentang bagaimana merancang sebuah sistem informasi serta

bagaimana memperoleh sistem komputer yang diperlukan.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

merupakan kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan

teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan

mendukung pembuatan keputusan dan kontrol organisasi. Sistem informasi yang

baik harus memiliki sistematika yang jelas, ringkas, dan sederhana mulai dari

tahap pemasukan data, pengolahan dengan prosedur yang ditentukan, penyajian

informasi yang akurat, interpretasi yang tepat dan distribusinya.

Adapun komponen dalam sistem informasi, antara lain:

(18)

2. Software, merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan

aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas

tertentu.

3. Brainware adalah faktor manusia yang memiliki latar belakang

pendidikan teknis komputer yang dapat dibedakan menurut keahliaannya,

system analyst, programmer dan operator.

4. Prosedur, dokumentasi prosedur/proses sistem, buku penuntun

operasional (aplikasi) dan teknis.

1.5.5. Administrasi

Menurut The Liang Gie (dalam Daryanto, 2005:7), administrasi adalah

segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang

dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam bekerjasama untuk mecapai tujuan

tertentu. Kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok orang harus

berdasarkan pembagian kerja sebagaimana yang telah ditentukan dengan

menggunakan sumber daya dan sarana untuk mencapai tujuan secara efektif dan

efisien. Senada dengan itu Nawawi (dalam Syafiie, 2009:5) mengemukakan

bahwa administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses

pengendalian usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan

bersama yang telah ditetapkan. Proses kerja sama tersebut selalu terikat pada

kondisi, waktu, dan tempat. Dalam penyelenggaraan administrasi terkandung

pemikiran bahwa semakin lama proses administrasi itu berlangsung harus

(19)

Menurut William H. Newman, administrasi adalah pedoman/petunjuk,

kepemimpinan dan pengawasan dari usaha-usaha kelompok atau

individu-individu guna tercapainya tujuan bersama. Sedangkan menurut Leonard D. White,

administrasi adalah suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua

kelompok, negara, swasta, sipil, militer, usaha besar maupun kecil dan

sebagainya.

Dari beberapa pengertian diatas terdapat unsur-unsur dari administrasi

tersebut menurut Siagian (2008:3) yang terdiri dari:

1. Adanya dua orang manusia atau lebih karena seseorang tidak dapat

bekerja sama dengan dirinya sendiri

2. Adanya tujuan, tujuan merupakan suatu sasaran atau target yang hendak

dicapai secara bersama-sama

3. Adanya tugas yang hendak dilaksanakan sehingga terbentuklah

kerjasama

Adapun tujuan dari administrasi adalah sebagai berikut:

1. Memberikan ikhtisar-ikhtisar informasi yang dianalisa mengenai

aktivitas-aktivitas operasional yang terdapat dalam kantor atau

perusahaan

2. Mengendalikan volume dan arus dana yang beredar

3. Membantu sistem pengendalian untuk manajemen perusahaan/kantor dan

(20)

Selain itu, fungsi dari administrasi adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat bukti

2. Sebagai alat perhitungan dan pertanggungjawaban

3. Sebagai alat untuk mengambil keputusan

4. Sebagai alat untuk menetapkan hasil-hasil operasional perusahaan

5. Sebagai alat untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam

anggaran dasar Peraturan Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan

perjanjian dengan pihak ketiga

1.5.6. Kependudukan

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,

persebaran, mobilitas, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik,

ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan (Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan).

Ilmu kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang

lebih luas daripada demografi, karena sejumlah ahli demografi telah

menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal,

demografi murni dan demografi teoritis.

Dalam mempelajari demografi, ada tiga hal terpenting yang perlu

diperhatikan, seperti cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan

migrasi. Sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting adalah mobilitas

(21)

Dari ketiga komponen dan dua faktor penunjang tersebut, kemudian

digunakan sebagai variabel (perubah) yang dapat menerangkan hal tentang jumlah

dan distribusi penduduk pada tempat tertentu. Informasi tentang kependudukan

sangat berguna bagi berbagai pihak di dalam masyarakat.

Bagi pemerintah, informasi tentang kependudukan sangat membantu di

dalam menyusun perencanaan, baik untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan,

pertanian, pembuatan jalan-jalan atau bidang lainnya. Bagi para pengusaha

industri dapat menggunakan informasi tentang kependudukan untuk perencanaan

produksi dan pemasaran.

1.5.7. Administrasi Kependudukan

Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penertiban dokumen data kependudukan melalui pendaftaran

penduduk dan catatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan

serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor

lain. Administrasi kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat

diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi negara.

Administrasi kependudukan bertujuan untuk:

1. Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen

penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting

yang dialami penduduk

2. Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk

3. Menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional

(22)

tingkatan akurat, lengkap, mutakhir dan mudah diakses sehingga menjadi

acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya

4. Mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional dan

terpadu

5. Menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor

terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan

Dengan demikian, administrasi kependudukan merupakan hal yang

sangat penting untuk dilaksanakan mulai dari satuan pemerintahan terkecil seperti

desa/ kelurahan hingga pada skala nasional. Pengelolaan Administrasi

kependudukan memiliki fungsi strategis sebagai dukungan informasi tentang

kependudukan bagi pembuatan kebijakan dalam rangka pelayanan publik serta

kepentingan warga untuk mengakses informasi hasil administrasi Kependudukan

tersebut.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh sebagai

berikut:

1. Dokumen Kependudukan

2. Pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

3. Perlindungan atas data pribadi

4. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen

5. Informasi mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

(23)

6. Ganti rugi serta pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta pendayagunaan data

pribadi oleh Instansi Pelaksana

1.5.8. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi administrasi

kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu

kesatuan. Dalam hal meliputi:

1. Penduduk, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing yang

bertempat tinggal di Indonesia.

2. Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh

instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti

autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil.

3. Data kependudukan adalah data perseorangan atau data agregat yang

terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan catatan

sipil.

4. Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata, pencatatan atas laporan

peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk tentang administrasi

kependudukan serta penertiban dokumen kependudukan berupa kartu

(24)

5. Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh

seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansi pelaksana.

Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) terdapat

tiga komponen, diantaranya yaitu:

1. Pendaftaran Penduduk

Sarana untuk membangun basis data dan menerbitkan identitas bagi

setiap penduduk dewasa dengan mencantumkan nomor penduduk sebagai

identitas tunggal. Dari kegiatan pendaftaran penduduk ini kemudian

diterbitkan tiga dokumen, yaitu Biodata Penduduk, Kartu Keluarga (KK)

dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

2. Pencatatan Sipil

Merupakan sarana untuk mencatat peristiwa penting yang dialami

penduduk dan perlu dilegalisir oleh negara melalui penerbitan dokumen

yang sah menurut hukum dalam bentuk akta catatan sipil. Beberapa

peristiwa penting yang harus dilaporkan, diantaranya:

a. Kelahiran

b. Kematian

c. Perkawinan

d. Perceraian

e. Pengesahan Anak

3. Pengelolaan Informasi Kependudukan

Pengelolaan data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

melalui suatu media atau alat yang akan menjadikannya sebagai

(25)

outputnya informasi, maka komponen ini sering disebut juga sebagai

pengelolaan informasi.

Dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), database

antara kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan Departemen Dalam Negeri

(Depdagri) akan terhubung dan terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki

identitas ganda dengan adanya Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Sebab,

nomor bersifat unik dan akan keluar secara otomatis ketika instansi pelaksana

memasukkannya ke database kependudukan.

1.5.8.1. Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK) bertujuan:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil.

2. Menyediakan data dan informasi skala nasional dan daerah mengenai

hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang akurat, lengkap,

mutakhir dan mudah di akses.

3. Mewujudkan pertukaran data secara sistematik melalui sistem

(26)

1.5.8.2. Manfaat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Menurut Wahab, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK) memilki beberapa manfaat antara lain:

1. Tercapainya tertib administratif kependudukan, karena dengan adanya

Nomor Induk Kependudukan (NIK), maka permasalahan seperti Kartu

Tanda Penduduk (KTP) ganda tidak akan terjadi.

2. Tercapainya efisiensi dan efektivitas dalam layanan publik (short

timeresponse), sehingga masyarakat tidak perlu repot harus

bolak-balik untuk mengurus kepentingan mereka.

3. Terbangunnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan

datang menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat

diterapkan di semua provinsi di Indonesia secepatnya.

1.5.8.3. Peranan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) mempunyai

peranan, antara lain:

1. Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil pendaftaran

penduduk dan pencatatan sipil.

2. Penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK) nasional.

3. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu penduduk untuk

(27)

4. Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait

dalam rangka perencanaan pembangunan dan pelaksanaan program

pemerintah.

1.6.Definisi Konsep

Dalam Singarimbun (2008:34), konsep diartikan sebagai generalisasi dari

sekelompok fenomena tertentu sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan

berbagai fenomena yang sama. Tujuan diperlukannya konsep adalah untuk

mendapatkan pembatasan yang jelas dari variabel yang akan diteliti. Adapun

definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Implementasi adalah suatu proses yang dinamis yang melibatkan upaya

pembuat kebijakan untuk mempengaruhi perilaku pelaksanaan kebijakan,

dimana pelaksana kebijakan melakukan aktifitas atau kegiatan sehingga

pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan

atau sasaran kebijakan itu sendiri.

2. Implementasi kebijakan menurut George C. Edwards III merupakan

sebuah proses pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan oleh

pemerintah untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan

sasaran kebijakan. Model implementasi kebijakan yang digunakan dalam

penelitian ini dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu:

1. Komunikasi

2. Sumber Daya

3. Disposisi

(28)

3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan sistem

informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

memfasilitasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan

instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

4. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

adalah pelaksanaan sistem informasi atau aplikasi yang ditujukan untuk

memfasilitasi pelayanan kependudukan, seperti pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil (kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan

(29)

1.7.Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep,

definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai

karakteristik lokasi penelitian yang ditemukan di lapangan.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian di

lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian

dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran, bagian kesimpulan berisi

jawaban atas masalah yang dikemukakan dan pemecahan masalah

Referensi

Dokumen terkait

Tim BOS Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya harus memastikan bahwa sekolah mencadangkan separuh dari dana BOS triwulan II (20% dari alokasi satu tahun) di

[r]

RANCANGAN RKPD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Gambar 2.21 Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Berdasarkan IPM dan Indeks Kesehatan

Penulisan Ilmiah ini, membuat situs IKADA Bogor dengan menggunakan bahasa pemrograman XML (Extensible Markup Language) dan HTML (Hypertext Markup Language) situs ini

bahwa berdasarkan pertimangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten

Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran

Pokja ULP Pengadaan pada Satker Direktorat Advokasi dan KIE akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa

Saran bagi orangtua buruh pabrik perlunya menggunakan bahasa yang baik dalam menyampaikan suatu tugas atau perintah kepada anak, perlunya kerjasama antara ayah dan ibu dalam