• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas Tentang Shamisen Shamisen Ni Tsuite

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sekilas Tentang Shamisen Shamisen Ni Tsuite"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Jepang merupakan negara yang memiliki kebudayaan yang

beraneka ragam. Meskipun modernisasi terus berkembang, masyarakat

Jepang tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan mereka. Kebudayaan

Jepang yang beraneka ragam itu tentu Jepang tidak lepas dari musiknya.

Musik di Jepang sudah mengalami perkembangan dan peningkatan.

Sekarang ini, di Jepang orang-orang sudah bisa menikmati berjenis-jenis

musik. Misalnya, musik modern (pop, jazz, rock) dan musik-musik

tradisional Jepang. Musik di Jepang merupakan proses yang berlangsung

secara terus-menerus dengan menerima gaya-gaya musik dari negara lain.

Contoh dari proses ini adalah lahirnya sejarah alat musik yang telah

dianggap sebagai alat musik tradisonal Jepang. Contohnya, Shamisen.

Shamisen adalah alat musik bedawai tida yang berasal dari Jepang

dan dipetik dengan menggunakan Bachi. Dunia musik Jepang abad

modern (kinsei hogaku), Shamisen dikenal sebagai San-gen (tiga senar),

sedangkan didaerah Okinawa dikenal dengan sebutan Shansin. Shamisen

pada abad ke-16 dibawa oleh kapal dagang ryukyu (sekarang Okinawa)

dan diperkenalkan kepada penduduk kota Sakai. Shamisen yang tertua

adalah bernama Yodo. Shamisen itu dibuat oleh Toyotomi Hideyoshi dan

dihadiahkan kepada istrinya Yodo-dono.

Shamisen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ukuran

leher dan kelompok kesenian. Kelompok ukuran leher dibagi menjadi

(2)

tiga, yaitu Hosozao (leher sempiti), Nakazao (leher sedang), dan Futozao

(leher besar). Kemudian, berdasarkan kelompok kesenian Shamisen dibagi

menjadi beberapa jenis, yaitu Nagauta Shamisen, Gidayu Shamisen,

Kiyomoto Shamisen, dan lain-lain.

Shamisen memiliki bentuk seperti tubuh wanita. Shamisen

memiliki tiga dawai, msing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.

Tubuh Shamisen biasa disebut dengan Do. Shamisen terbuat dari kayu.

Shamisen dibuat dari empat buah kayu yang berbentuk segiempat dan

keempat sudut sedikit melengkung. Kulit Shamisen dibuat dari kulit

hewan. Leher Shamisen dibuat dari tiga lembar kayu yang dapat

terpisah-pisah. Kemudian, senar Shamisen dibuat dengan menggunakan

bahan dari sutra atau nilon. Koma Shamisen dibuat menggunakan gading

gajah agar menghasilkan nada yang keseimbangan dan ketahanan yang

baik. Sedangkan, Bachi atau pemetik Shamisen dibuat dari gading gajah

atau kayu.

Shamisen didunia musik Jepang mengalami perkembngan dan

peningkatan. Pada zaman Edo, Shamisen digunakan sebagai pengiring

lagu-lagu rakyat dan sebagai penghibur samurai. Kemudian, Shamisen

selalu ada dalam lagu-lagu rakyat dan sebagai penghibur samurai.

Kemudian, Shamisen selalu ada dalam lagu-lagu ritual keagamaan.

Hingga sekarang ini, Shamisen telah dikenal sebagai warisan alat musik

tradisional Jepang.

(3)

Shamisen mempunyai fungsi dan kegunaan yang cukup banyak.

Misalnya, Shamisen pada abad ke-16 berfungsi sebagai pengiring

lagu-lagu rakyat di Jepang. Kemudian, Shamisen juga berfungsi sebagai

pengiring musik ritual di istana dan sebagai penghibur prajurit dan

samurai di waktu senggang. Dan saat ini, Shamisen berguna untuk

pengiring musik di orkes-orkes profesional.

Referensi

Dokumen terkait

Belentung dapat diklasifikasikan ke dalam alat musik kordofon menurut sumber bunyinya yang berasal dari getaran senar atau dawai yang dipetik. Pengaturan nada pada alat

Dalam hal penggunaan alat musik, selain menggunakan istrumen musik tradisional yang terdiri dari gamelan kempul (biasanya 2 buah), kendang banyuwangen (2 buah, besar dan

Kalau dapat hasil ramalan yang kurang menguntungkan, para pengunjung diminta untuk mengikatkan kertas hasil ramalan yang jelek di salah satu cabang

dengan 139 pilar tanpa pasak dan memiliki legenda yang sangat unik, di depan kuil Shinto yang bernama Jishu Jinja ada dua buah batu yang terpisah jauh, kira-kira 18m jika kita

Banyak orang yang datang ke kuil ini dengan harapan dapat melancarkan jodoh mereka karena konon katanya penduduk setempat, jika berhasil berjalan dengan mata terpejam sejauh 100

Dan bagi masyarakat Jepang juga keramik memiliki nilai seni yang sangat. tinggi dan yakin dari setiap corak keramik yang ada memilki arti

Kemuculan kembali karinding sebagai alat musik buhun yang telah ada enam ratusan tahunan yang lalu merupakan bentuk dari keinginan sebagian masyarakat

Alat-alat musik kabuki dibuat dan dimainkan dengan cara sederhana dari bahan yang sederhana, seperti dari kayu dan bambu, namun suara yang dihasilkan sangat