• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Laboratorium pada Mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasisi Isi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Laboratorium pada Mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasisi Isi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kurikulum

Menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000 kurikulum didefinisikan sebagai

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan

pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

Perencanaan kurikulum maupun pembelajaran dalam pelaksanannya sering

dikaitkan dengan rencana fakultas atau program studi sehingga sifatnya pragmatis.

Padahal seharusnya keputusan mengenai pembelajaran atau implementasi dari

kurikulum bersifat metodologis. Perkembangan kurikulum juga harus

memperhatikan prinsip-prinsip dan landasan pengembangan kurikulum yang akan

dibahas selanjutnya (Nurhidayah, 2011).

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoligi, kurikulum

yang mulai diberlakukan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang

menggantikan Kurikulum Berbasis Isi (KBI). Agar lebih jelas, maka akan dibahas

tentang KBK dan KBI.

2.1.1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Menurut Dikti (2008) KBK adalah suatu kurikulum yang dikembangkan

berdasarkan kompetensi tertentu. Menurut. Dengan adanya KBK, maka sistem

penilaian hasil belajar juga berubah. Perubahan utama terletak pada penilaian

(2)

kompetensi mengajar dosen, relevansi kurikulum dan daya dukung sarana dan

prasarana serta program akreditasi (Nurhidayah, 2011).

Tabel 2.1 Ciri-ciri KBK menurut Dikti (2008)

No. Tinjauan Kurikulum Berbasis Isi

1. Latar belakang Masalah internal

2. Basis kurikulum Berbasis Isi (Content Based Curricullum)

3. Luaran Perguruan

Tinggi

Kemampuan minimal sesuai sasaran kurikulumnya

4. Penilaian kualitas lulusan

Perguruan tinggi sendiri

5. Cara menyusun Mulai dari isi keilmuannya

6. Penekanan Output, lebih banyak menekankan hard skill 7. Pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL), dengan titik

berat pada transfer of knowladge

2.1.1.1 Metode Pembelajaran pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Metode pembelajaran pada KBK ada banyak. Di bawah ini akan dipaparkan

metode pembelajaran pada KBK menurut Nurhidayah (2011).

a. Expository

Expository memiliki makna memberikan informasi berupa teori, hukum atau

dalil yang disertai bukti-bukti yang mendukung. Pada metode ini, mahasiswa

hanya menerima saja apa yang diberikan oleh pendidik. Adapun contoh untuk

metode expository adalah ceramah.

b. Discovery

Discovery adalah metode yang sering tertukar pada saat penggunaan inqury.

Discovery adalah suatu metode dimana mahasiswa mengasimilasikan suatu

(3)

c. Inquiry

Inquiry memiliki makna yang lebih luas daripada discovery, artinya

penyelidikan mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Ketika

dosen akan memulai pembelajaran, sebaiknya tujuan pembelajaran harus jelas

sehingga mahasiswa dapat melaksanakan pembelajaran secara optimal.

d. Small Group Discussion

Small Group Discussion adalah diskusi kelompok kecil dengan anggota lima

sampai sepuluh orang dengan tujuan mendiskusikan bahan yang diberikan oleh

dosen. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan ide, menyimpulkan poin

penting, mengakses tingkat skill dan pengetahuan, mengkaji topik sebelumnnya,

menelaah latihan, kuis, tugas menulis, memproses hasil belajar pada akhir kelas,

memberi komentar tentang jalannya pembelajaran, membandingkan teori, isi, dan

interpretasi, menyelasaikan masalah dan brainstorming.

e. Simulasi

Simulasi adalah model pembelajaran yang mirip dengan kondisi nyata dalam

kelas. Simulasi dapat berbentuk permainan peran (role playing).

f. Self Directing Learning

Self Directing Learning adalah proses belajar mandiri dengan cara inisiatif

mahasiswa sendiri mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penilaian

terhadap pengalaman belajarnya. Pada metode ini, dosen hanya sebagai fasilitator.

(4)

Cooperative Learning adalah metode belajar berkelompok yang memiliki

kemampuan akademik yang beragam. Pembelajaran dibuat oleh dosen untuk

memecahkan masalah secara sistematis.

h. Collaborative Learning

Collaborative Learning adalah metode belajar yang emnitikberatkan pada

kerjasama antar mahasiswa yang berdasarkan pada konsensus yang dibangun

sendiri oleh anggota kelompok. Masalah atau kasus berasal dari dosen tetapi

pembentukan kelompok berdasarkan pada minat, prosedur kerja kelompok,

penentuan waktu dan tempat serta bagaimana hasil dari diskusi kelompok

tersebut.

i. Contextual Instruction

Contextual Instruction adalah konsep belajar yang membantu dosen

menghubungkan isi mata kuliah dengan status nyata dalam kehidupan sehari-hari

dan memotivasi mahasiswa untuk membuat kaitan dan aplikasinya dalam

kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat, pekerja yang profesional dan

entrepreneur.

j. Project Bases Learning

Project Bases Learning adalah metode belajar yang sistematis, yang

melibatkan mahasiswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui

proses pencarian yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik

(5)

k. Problem Based Learning

Problem Based Learning adalah metode belajar dengan memanfaatkan

masalah dan mahasiswa harus melakukan pencaria informasi untuk memecahkan

masalah tersebut.

2.1.2 Kurikulum Berbasis Isi (KBI)

Menurut Dikti (2008) Kurikulum Berbasis Isi (KBI) adalah kurikulum yang

sistem pengajarannya masih berpusat pada pengajar. KBI sering disebut juga

sebagai kurikulum konvensional.

Tabel 2.2 Ciri-ciri KBI menrut Dikti (2008)

No. Tinjauan Kurikulum Berbasis Isi

1. Latar belakang Masalah internal

2. Basis kurikulum Berbasis Isi (Content Based Curricullum)

3. Luaran Perguruan

Tinggi

Kemampuan minimal sesuai sasaran kurikulumnya

4. Penilaian kualitas lulusan

Perguruan tinggi sendiri

5. Cara menyusun Mulai dari isi keilmuannya

6. Penekanan Output, lebih banyak menekankan hard skill 7. Pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL), dengan titik

berat pada transfer of knowladge

2.1.2.1 Metode Pembelajaran pada Kurikulum Berbasis Isi (KBI)

Menurut Sanjaya (2006) dan Sagala (2006) metode pembelajaran pada

KBI adalah ceramah, Tanya jawab (diskusi) dan demonstrasi. Uraian dari ketiga

(6)

a. Ceramah

Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara

memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa. Penggunaan metode ceramah

sangat tergantung pada kemampuan guru. Penguasaan guru terhadap materi

pelajaran, kemampuan berbahasa, intonasi suara, penggunaan media, dan variasi

gaya mengajar lainnya sangat menentukan keberhasilan metode ini. Tujuan dari

metode ceramah adalah menyampaikan materi pelajaran yang bersifat informasi,

yaitu konsep, pengertian, prinsip-prinsip yang banyak dan luas serta hasil

penemuan-penemuan baru yang belum terpublikasikan secara meluas.

b. Tanya jawab (diskusi)

Tanya jawab (diskusi) adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui

interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar

diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Dalam

metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif. Siswa dituntut untuk aktif

agar mereka tidak tergantung pada keaktifan guru. Adapun tujuan metode tanya

jawab adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,

mendorong siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru tentang masalah

yang belum dipahami, menimbulkan kompetisi belajar yang sehat, dimana siswa

yang aktif dan dapat menjawab pertanyaan guru atau siswa lain dengan baik akan

lebih percaya diri dan akan terus berusaha untuk lebih baik lagi, dan siswa yang

belum aktif atau tidak dapat menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya dapat

(7)

untuk berpikir dan berbicara secara sistematis dan sistemik berdasarkan pemikiran

yang orisinal.

c. Demonstrasi

Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu

yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk

tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam

topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Metode demonstrasi biasanya

berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan misalnya :

proses mengerjakan sesuatu, proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu

cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui/melihat kebenaran sesuatu. Metode

demonstrasi digunakan dengan tujuan untuk mengajarkan suatu proses atau

prosedur yang harus dikuasai oleh siswa, mengkongkritkan informasi atau

penjelasan kepada siswa, dan mengembangkan kemampuan pengamatan kepada

para siswa secara bersama-sama.

2.2. Definisi Metode Pembelajaran Laboratorium

Metode pembelajaran laboratorium adalah usaha untuk menggali cara-cara

dimana mahasiswa memahami dan menggunakan konsep-konsep yang telah

dipelajari sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik. Dalam pembelajaran ini

mahasiswa dipersiapkan untuk mendapatkan latihan sebelum melakukan praktik

(8)

Menurut Cook dan Hill (1985) dalam Nursalam dan Efendi (2009)

pembelajaran laboratorium adalah sistem pembelajaran keterampilan yang

menekankan pada praktik terbimbing dan sistem pembelajaran yang melibatkan

serangkaian audio visual dan teknologi komputerisasi.

2.2.1 Tujuan Metode Pembelajaran Laboratorium

Menurut Nursalam dan Efendi (2009) dan Nurhidayah (2011) tujuan metode

pembelajaran laboratorium adalah:

a. Memahami, menguji, dan menggunakan berbagai konsep utama dan

program teoritis untuk diterapkan ke praktik klinik.

b. Mengembangkan keterampilan teknikal, intelektual, dan interpersonal

sebagai persiapan untuk memberika asuhan keperawatan kepada klien.

c. Menemukan berbagai prinsip dan mengembangkan wawasan melalui

latihan praktik yang bertujuan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar ke dalam

praktik keperawatan.

d. Mengadakan pendekatan penyelidikan atau penelitian dan keterampilan

pemecahan masalah.

2.2.2 Proses Pembelajaran Laboratorium

Menurut Nursalam dan Efendi (2009) proses pembelajaran laboratorium

dikaitkan dengan pembelajaran klinik yang dapat dilihat pada siklus pembelajaran

klinik. Berdasarkan model pembelajaran klinik tersebut didapat bahwa

pembelajaran laboratorium memperkuat teori-teori/pengetahuan yang telah

(9)

belajar ceramah. Pada pembelajaran laboratorium terjadi proses aplikasi berbagai

konsep dari komponen teori dalam praktik klinik dan memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk mendapat kemampuan baik sikap, tingkah laku,

pengetahuan, dan keteramplan dasar profesional sebagai persiapan melakukan

pembelajaran klinik di tatanan nyata. Adapun siklus pembelajaran klinik dapat

dilihat pada skema 2.1.

Preparation of Laboratory Briefing Clinical Practice Instruction

Debriefing

Evaluation and Follow Up

Skema 2.1 Siklus Pembelajaran Klinik (White & Ewan, 2002)

Adapun penjelasan dari siklus pembelajaran klinik di atas berdasarkan

White, dkk (1988) adalah:

a. Persiapan Laboratorium

Bentuk pembelajaran laboratorium memiliki peran untuk membuat tujuan

utama yaitu membantu mahasiswa untuk memahami dan menggunakan konsep

utama dati program teoritis. Untuk itu, kelompok dengan kapasitas kecil, cukup

untuk pembimbing memberikan petunjuk secara personal kepada mahasiswa dan

memastikan bahwa akan ada perkembangan dalam keterampilan dan intelektual

akan tercapai.

Laboratorium seharusnya digunakan tidak hanya untuk mempraktikkan

(10)

menyatukan dasar dari komponen teoritis dan untuk menyediakan sebuah

hubungan untuk keterampilan tersebut. Artinya, mahasiswa bisa membantu untuk

mengembangkan kemampuan intelektual yang efektif dan keterampilan praktik

untuk digunakan untuk banyak situasi melebihi sebuah latihan.

Aplikasi keterampilan dan transfer pengetahuan bisa dianjurkan dalam

laboratorium yang dibutuhkan dan bukan untuk ditinggalkan sampai nanti dalam

pembelajaran laboratorium. Penggunaan laboratorium yang efektif adalah untuk

simulasi, studi kasus, problem solving, demonstrasi, dan praktikum yang

membutukan pembimbing untuk meningkatkan rata-rata keterampilan mahasiswa.

b. Briefing atau Pre-Conference

Briefing atau Pre-Conference bukan hal yang baru dan sering digunakan

untuk memusatkan pada kondisi yang nyata, fenomena, penyakit, teknik, atau

masalah. Briefing bisa juga digunakan untuk menyajikan sebuah evaluasi,

mengingat kembali, atau menjelaskan tujuan. Briefing atau Pre-Conference

biasanya berupa diskusi dalam kelompok, bisa juga satu persatu. Hal ini dilakukan

untuk memperkirakan kesiapan mahasiswa untuk praktik, mengidentifikasi

perhatian mahasiswa untu praktik, memeriksa persiapan praktik, dan memberikan

semangat kepada mahasiswa. Intinya adalah untuk mempersiapkan mahasiswa

untuk pengalaman praktik, belajar dari pengalaman, dan merefleksikan

pengalaman untuk menganalisis serta mengetahui sejauh mana perkembangan dari

pembelajaran laboratorium.

c. Clinical Practice Instruction

Tujuan dari clinical practice instruction adalah untuk menempatkan

(11)

memecahkan masalah, praktik untuk pembelajaran keterampilan dan yang

terpenting sebagai puncak pembelajaran. Lamanya pembimbing menghabiskan

waktu dengan mahasiswa pada tahap ini tergantung dengan efektif atau tidaknya

persiapan laboratorium dan sesi briefing.

d. Debriefing atau Post-Conference

Debriefing atau Pre-conference memberikan kesempatan pada mahasiswa

untuk merefleksikan praktiknya, mengidentifikasi penemuan yang mereka buat,

pembelajaran baru, dan beberapa terbentuk pendapat dan kepercayaan sendiri

yang dapat dikuatkan atau ditentang.

Pembimbing bisa memfasilitasi refleksi dan diskusi dalam interpretasi klinis

dalam pembelajaran laboratorium. Keterampilan interpersonal penting untuk

membantu mahasiswa menganalisis pemikiran dan perasaan mereka tentang

pengalaman mereka. Mahasiswa bisa ditingkatkan perkembangan personal dengan

diberi pujian oleh pembimbing.

e. Evaluasi dan Follow Up

Tahap evaluasi dan follow up adalah tahap penting dan menyediakan

hubungan antara pembelajaran laboratorium dan program secara keseluruhan.

Pembimbing dan mahasiswa terlibat di dalamnya, dimana pembelajaran

laboratorium ini diambil dari proses feedback yang diatur secara baik dan

keuntungan dilaporkan untuk program teoritis dan program klinik.

Sedangkan menurut Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam

proses mengajar praktik agar membuahkan hasil yang optimal adalah (a)

menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara

(12)

singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi

kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang

sukar, (d) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan

praktik dengan pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap

usaha peserta didik.

Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur

melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama

proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran,

yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran

selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian

hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan

produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu

peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara

mengetes peserta didik.

2.2.3 Proses Pembimbingan dalam Pembelajaran Laboratorium

Nursalam dan Efendi (2009) menjelaskan bahwa pembimbing dalam

pembelajaran laboratorium merupakan hal penting demi terlaksananya

pengalaman belajar bagi mahsiswa. Proses pembelajaran dilakukan pada tahapan

berikut:

a. Persiapan rancangan pembelajaran dalam rangka membantu mahasiswa

malaksanakan tugas belajar. Pada tahap ini ditekankan pada perencanaan

(13)

sumber yang sesuai dengan jumah mahasiswa dan pengajar, mencoba peralatan

yang akan digunakan untuk pembelajaran laboratorium, merancang lay out,

merencanakan ruang laboratorium, pemasangan diagram/poster/grafik, membuat

makalah, serta pengaturan tempat duduk. Pada tahap persiapan diperlukan

kemampuan mengorganisir fasilitas sesuai tujuan dan tahapan belajar mahasiswa.

b. Penerapan berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa

dapat menyelesaikan tugas pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran.

c. Evaluasi terhadap hasil pencapaian tujuan pembelajaran laboratorium yang

telah dilakukan dan evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa.

2.2.4 Bentuk Metode Pembelajaran Laboratorium

Menurut Nursalam dan Effendi (2009) metode pembelajaran laboratorium

yang dapat dilakukan dalam pengalaman belajar laboratorium adalah demonstrasi,

simulasi, dan eksperimen.

a. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan suatu

prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi dengan klien.

Demonstrasi dapat dilakukan langkah atau melalui media seperti video atau film.

Pada pelaksanaannya lebih ditekankan tentang tujuan dan pokok-pokok penting

yang merupakan fokus perhatian.

Tujuan metode demonstrasi adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas

tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses

membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau

menggunakannya, harapan yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara

(14)

b. Metode Simulasi

Metode simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran

dengan menggunakan situasi atau proses nyata, dengan mahasiswa terlibat aktif

dalam berinteraksi dengan situasi di lingkungannya. Mahasiswa mengaplikasikan

pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk memberikan respon untuk

mengatasi masalah/situasi dan menerima umpan balik tentang respon tersebut.

Tujuan metode simulasi adalah membantu mahasiswa mempraktikkan

keterampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah,

mengembangkan kemampuan interaksi antar manusia dan memberikan

kesempatan mahasiswa untuk menerapkan berbagai prinsip, teori, serta untuk

meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.

c. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode penyajian pembelajaran di mana

mahasiswa melakukan eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri

sesuatu yang dipelajarinya. Dalam proses pembelajaran ini, mahasiswa diberi

kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,

mengamati suatu objek, keadaan, atau proses tersebut. Mahasiswa mendapat

pengalaman belajar dalam mengatasi masalah dengan pendekatan problem solving

melalui eksperimen.

Tujuan metode eksperimen adalah meningkatkan kemampuan mahasiswa

untuk dapat belajar mandiri dan memecahkan masalah.

Sedangkan menurut Nurhidayah (2010) bentuk metode pembelajaran

(15)

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan untuk

memperoleh pengalaman masa mendatang dan nyata serta perspektif tentang

asuhan keperawatan, melihat perilaku orang lain dan mengobservasi situasi

klinik.

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan memperagakan

suatu prosedur dengan menggunakan alat. Metode ini dapat dilakukan secara

lansung, misalnya tenaga perawat melakukan tugasnya. Sedangkan cara tidak

langsung adalah dengan cara melakukan prosedur keperawatan dibantu

dengan pembimbing.

c. Metode Field Trip (Karya Wisata)

Metode Field Trip dilakukan di luar tatanan praktik, tetapi dalam bentuk

kunjungan atau visit, misalnya berkunjung ke rumah sakit pada mata kuliah

Referensi

Dokumen terkait

NO USER ID NAMA NIM WORD EXCEL POWERPOINT RATA-RATA KETERANGAN.. DAFTAR PESERTA EXAM DAT PROGRAM

Saat ini tugas mendesak dunia pendidikan memastikan setiap anak Indonesia memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menang di abad 21.. Untuk itu, ada tiga hal yang

Ketua Pokja ULP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas menutup rapat pemberian penjelasan ( Aanwijzing ) pada jam 10.05 WIB. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) ini

Sehubungan dengan hasil evalusi dokumen kualifikasi Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Pembangunan 3 (Tiga) Ruang Kelas Baru MAN Pangkalan Bun yang ditetapkan dengan

Dengan berkembang pesatnya dunia fotografi maka para fotografer muda semakin meningkat.Aftermoment fotografi sebagai salah satu studio foto yang cukup lama di

Apabila saudara ditunjuk sebagai pemenang, apakah saudara bersedia untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi teknis yang terdapat dalam Dokumen Lelang

Hasil penelitian ini konsisten dengan Merdiyat, Ahmad, dan Putri, 2012 serta Septia, 2015 yang menunjukkan hasil bahwa kebijakan dividentidak berpengaruh signifikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah bangun datar di mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode