• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

No.125, 2014 KEUANGAN. PNBP. Tarif. Jenis. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014

TENTANG

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melakukan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

(2)

2014, No.125 2

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang

Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

Pasal 1

(1) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia meliputi penerimaan dari:

a. pelayanan jasa hukum;

b. pelayanan harta peninggalan; c. pendidikan dan pelatihan; d. pelayanan keimigrasian;

e. pelayanan hak kekayaan intelektual; f. pelayanan kesehatan rumah sakit; dan

g. kegiatan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan kemandirian warga binaan pemasyarakatan.

(2) Jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

(3)

2014, No.125 3

(3) Tarif atas jenis Peneriman Negara Bukan Pajak atas kegiatan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan kemandirian warga binaan pemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g sebesar nilai nominal yang tercantum dalam kontrak kerjasama.

Pasal 2

Bagi masyarakat yang menggunakan haknya sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional pada pelayanan kesehatan rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf f berlaku tarif yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 3

Terhadap jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari pelayanan jasa hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a berupa:

a. informasi tentang data perseroan dalam daftar perseroan; dan

b. pemberian keterangan rumusan dan identifikasi sidik jari secara elektronik atau non elektronik,

yang diajukan untuk kepentingan pemerintahan dapat dikenakan tarif sebesar Rp0,00 (nol rupiah).

Pasal 4

(1) Terhadap jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari pelayanan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf d berupa Surat Perjalanan Republik Indonesia paspor biasa 24 halaman dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah) kepada Tenaga Kerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri untuk jangka waktu tertentu.

(2) Terhadap jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari pelayanan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf d berupa Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah) kepada Warga Negara Indonesia yang selesai menjalani hukuman di luar negeri yang pulang atau dideportasi oleh pemerintah asing di luar negeri.

(3) Terhadap jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari pelayanan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf d berupa visa dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah) atau US$0,00 (nol dollar Amerika) kepada:

(4)

2014, No.125 4

a. orang asing dalam keadaan terpaksa (force majeure);

b. tenaga ahli asing dalam rangka kerjasama bantuan program atau proyek dari luar negeri kepada Pemerintah Republik Indonesia; c. mahasiswa atau siswa asing yang menerima beasiswa dari

Pemerintah Republik Indonesia;

d. orang asing dalam rangka pelaksanaan asas timbal balik; atau e. warga negara asing perwakilan pemerintah negara asing,

organisasi internasional atau lembaga swadaya masyarakat internasional dalam rangka humanitarian assistance pada daerah bencana di wilayah Indonesia.

(4) Terhadap jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari pelayanan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf d berupa izin keimigrasian dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah) kepada:

a. orang asing dalam keadaan terpaksa (force majeure);

b. tenaga ahli asing dalam rangka kerjasama bantuan program atau proyek dari luar negeri kepada Pemerintah Republik Indonesia; c. mahasiswa atau siswa asing yang menerima beasiswa dari

Pemerintah Republik Indonesia;

d. orang asing yang menetap di Indonesia dan tidak mampu; e. orang asing di Indonesia dalam rangka pelaksanaan deportasi; f. orang asing dalam rangka repatriasi ke Indonesia; atau

g. orang asing dalam rangka pelaksanaan asas timbal balik.

(5) Terhadap jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari pelayanan keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf d berupa biaya beban dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah) kepada orang asing yang:

a. terganggu jiwanya atau gila dan harus dirawat di rumah sakit; b. dalam keadaan terpaksa (force majeure);

c. berada di Indonesia dan tidak mampu;

d. berada di Indonesia dalam rangka pelaksanaan deportasi; e. dalam penanganan aparat penegak hukum; atau

f. dalam rangka melaksanakan putusan pengadilan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pengenaan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5), diatur dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.

(5)

2014, No.125 5

Pasal 5

(1) Terhadap masyarakat tertentu dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah), 75% (tujuh puluh lima persen), 50% (lima puluh persen), atau 25% (dua puluh lima persen) dari tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari pelayanan kesehatan rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf f.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, syarat, dan tata cara pengenaan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.

Pasal 6

Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara.

Pasal 7

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, terhadap jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari penerimaan Hak Kekayaan Intelektual berupa biaya (jasa) penerbitan Sertifikat Hak Cipta, biaya (jasa) penerbitan Sertifikat Desain Industri, biaya (jasa) penerbitan Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, biaya (jasa) penerbitan Sertifikat Paten dan Paten Sederhana, biaya (jasa) penerbitan Sertifikat Merek, dan biaya (jasa) penerbitan Sertifikat Indikasi Geografis, yang permohonannya telah diajukan sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, berlaku ketentuan tarif sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Pasal 8

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5008) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan.

(6)

2014, No.125 6

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Mei 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 3 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

(7)

TAMBAHAN

LEMBARAN NEGARA RI

No.5541 KEUANGAN. PNBP. Tarif. Jenis. Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 125

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014

TENTANG

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

I. UMUM

Untuk mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak guna menunjang pembangunan nasional, Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai salah satu sumber penerimaan negara perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia telah memiliki jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Namun, dengan adanya penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Peraturan Pemerintah.

(8)

No.5541 2

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Kegiatan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan kemandirian warga binaan pemasyarakatan meliputi penggunaan jasa tenaga warga binaan dan/atau penjualan produk atas hasil karya warga binaan pemasyarakatan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 2

Yang dimaksud dengan “ketentuan Peraturan Perundang-undangan” adalah ketentuan yang ditetapkan oleh badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan.

Pasal 3

Yang dimaksud dengan “ kepentingan pemerintahan” antara lain penyidikan, penyelidikan, dan perpajakan”.

(9)

No.5541

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “force majeure” antara lain banjir, gempa bumi, kebakaran, atau huru hara.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “masyarakat tertentu” antara lain masyarakat miskin, masyarakat tidak mampu, dan masyarakat korban bencana alam.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

(10)

No.5541 4

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

(11)

2014, No.125 7

(12)

2014, No.125 8

(13)

2014, No.125 9

(14)

2014, No.125 10

(15)

2014, No.125 11

(16)

2014, No.125 12

(17)

2014, No.125 13

(18)

2014, No.125 14

(19)

2014, No.125 15

(20)

2014, No.125 16

(21)

2014, No.125 17

(22)

2014, No.125 18

(23)

2014, No.125 19

(24)

2014, No.125 20

(25)

2014, No.125 21

(26)

2014, No.125 22

(27)

2014, No.125 23

(28)

2014, No.125 24

(29)

2014, No.125 25

(30)

2014, No.125 26

(31)

2014, No.125 27

(32)

2014, No.125 28

(33)

2014, No.125 29

(34)

2014, No.125 30

(35)

2014, No.125 31

(36)

2014, No.125 32

(37)

2014, No.125 33

(38)

2014, No.125 34

(39)

2014, No.125 35

(40)

2014, No.125 36

(41)

2014, No.125 37

(42)

2014, No.125 38

(43)

2014, No.125 39

(44)

2014, No.125 40

(45)

2014, No.125 41

(46)

2014, No.125 42

(47)

2014, No.125 43

(48)

2014, No.125 44

(49)

2014, No.125 45

(50)

2014, No.125 46

(51)

2014, No.125 47

(52)

2014, No.125 48

(53)

2014, No.125 49

(54)

2014, No.125 50

(55)

2014, No.125 51

(56)

2014, No.125 52

(57)

2014, No.125 53

(58)

2014, No.125 54

(59)

2014, No.125 55

(60)

2014, No.125 56

(61)

2014, No.125 57

(62)

2014, No.125 58

(63)

2014, No.125 59

(64)

2014, No.125 60

(65)

2014, No.125 61

(66)

2014, No.125 62

(67)

2014, No.125 63

(68)

2014, No.125 64

(69)

2014, No.125 65

(70)

2014, No.125 66

(71)

2014, No.125 67

(72)

2014, No.125 68

(73)

2014, No.125 69

(74)

2014, No.125 70

(75)

2014, No.125 71

(76)

2014, No.125 72

(77)

2014, No.125 73

(78)

2014, No.125 74

(79)

2014, No.125 75

(80)

2014, No.125 76

(81)

2014, No.125 77

(82)

2014, No.125 78

(83)

2014, No.125 79

(84)

2014, No.125 80

(85)

2014, No.125 81

(86)

2014, No.125 82

(87)

2014, No.125 83

(88)

2014, No.125 84

(89)

2014, No.125 85

(90)

2014, No.125 86

(91)

2014, No.125 87

(92)

2014, No.125 88

(93)

2014, No.125 89

(94)

2014, No.125 90

(95)

2014, No.125 91

(96)

2014, No.125 92

(97)

2014, No.125 93

(98)

2014, No.125 94

(99)

2014, No.125 95

(100)

2014, No.125 96

(101)

2014, No.125 97

(102)

2014, No.125 98

(103)

2014, No.125 99

(104)

2014, No.125 100

(105)

2014, No.125 101

(106)

2014, No.125 102

(107)

2014, No.125 103

(108)

2014, No.125 104

(109)

2014, No.125 105

(110)

2014, No.125 106

(111)

2014, No.125 107

(112)

2014, No.125 108

(113)

2014, No.125 109

(114)

2014, No.125 110

(115)

2014, No.125 111

(116)

2014, No.125 112

(117)

2014, No.125 113

(118)

2014, No.125 114

(119)

2014, No.125 115

(120)

2014, No.125 116

(121)

2014, No.125 117

(122)

2014, No.125 118

(123)

2014, No.125 119

(124)

2014, No.125 120

(125)

2014, No.125 121

(126)

2014, No.125 122

(127)

2014, No.125 123

(128)

2014, No.125 124

(129)

2014, No.125 125

(130)

2014, No.125 126

(131)

2014, No.125 127

(132)

2014, No.125 128

(133)

2014, No.125 129

(134)

2014, No.125 130

(135)

2014, No.125 131

(136)

2014, No.125 132

(137)

2014, No.125 133

(138)

2014, No.125 134

(139)

2014, No.125 135

(140)

2014, No.125 136

(141)

2014, No.125 137

Referensi

Dokumen terkait

Kota Mojokerto memiliki keterpaduan program berdasarkan entitas lingkungan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :.

Guru mendownloa d video cara membuat jamu beras kencur dan menshare ke orang tua via WA Anak menonton video cara membuat jamu beras kencur bersama ibu sebelum praktek

Sebagai Media Mengetahui Keberadaan Dosen Dalam Ruangan Dosen” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III (D3) Politeknik Negeri

Therima Blessaya (SAYA Magazine) bergerak dalam bidang penerbitan majalah dan promosi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara, mobilitas karyawan CV. Therima Blessaya sangat tinggi

Siklus II merupakan tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan pembelajaran Siklus I menunjukan bahwa hasil

Untuk dapat membantu guru dalam memilih metode dan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam belajar dan agar guru mampu merecanakan atau

Dalam melakukan kontekstualisasi kebijakan pengembangan koleksi Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta perlu melakukan komunikasi yang lebih masif guna membangun

sebagai hak milik, untuk itu Hak Ulayat Kaum masih melekat pada tanah tersebut dikarenakan pada Warkah Tanah terdapat suatu persetujuan atau kesepakatan kaum untuk