BAB II
PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH
A. Sejarah Ringkas
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu
tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial
ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan
Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya,
mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security,
yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada
masyarakat pekerja di sektor formal.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses
yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang
kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan
kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial
Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial
(YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin
transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut
landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada
tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya
kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit
pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK
yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara
Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan
dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya,
dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan
keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang,
akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan
UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan
pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan
tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih
berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan
kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan
perlindungan 4 program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal
1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT
Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK,
JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.
Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS
Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan
sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat
dinikmati oleh pekerja dan keluarganya.
Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program
BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan
pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan
pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia oke.
1. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi BPJS Ketenagakerjaan
Visi BPJS Ketenagakerjaan adalah Menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kebanggaan Bangsa, yang Amanah, Bertatakelola Baik
b. Misi BPJS Ketenagakerjaan
Melalui Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, BPJS
Ketenagakerjaan berkomitmen Untuk:
1. Melindungi dan Menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya.
2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.
3. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian
nasional.
2. Fungsi BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan
kematian, program jaminan pensiun, dan jaminan hari tua.
3. Logo BPJS Ketenagakerjaan
Sumber : Website BPJS
Ketenagakerjaan(www.bpjsketenagakerjaan.go.id)
Gambar 2.1
B. Struktur Organisasi
Pelaksanaan kegiatan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah
Sumbagut dapat berjalan dengan baik apabila ditetapkan fungsi manajemen
dengan tepat yang salah satunya terdiri pengorganisasian.
Menurut S.P. Siagian, (1980:113) : “Organisasi adalah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah
ditentukan dalam ikatan dimana terdapat seseorang atau beberapa orang yang
disebut atasan dan seseorang atau beberapa orang yang disebut bawahan.”
Adanya struktur organisasi yang merupakan acuan atau pedoman dalam
pengelolaan suatu organisasi dalam rangka melaksanakan fungsi bagian tugas
maupun tanggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi. Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan
kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan
juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi.Di dalam
struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara
wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat
suatu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan.
Berikut adalah struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Sumber : Data dari BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
Gambar 2.2
Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
Ka. Kantor Wilayah
Keterangan Gambar :
BPJS Ketenagakerjaan memiliki seorang Kepala Kantor Wilayah
dan Sekretaris Kepala Kantor Wilayah. Memiliki divisi yang terbagi atas 5 yaitu:
Divisi Pelayanan, Divisi Pemasaran, Divisi Umum dan SDM, Divisi Keuangan
dan TI, serta Divisi Manajemen Mutu dan Risiko. Divisi Pemasaran terdiri atas
Penata pemasaran peserta penerima upah, Penata manajemen account, Penata
madya pengelolaan kesejatraan peserta. Divisi Pelayanan terdiri atas Manajer
khusus kecelakaan kerja, Penata utama program JHT dan JP, penata madya
manajemen pelayanan, Divisi Umum dan SDM terdiri atas penata madya umum,
penata madya SDM, Divisi Keuangan dan TI terdiri atas penata madya keuangan
dan penata madya TI, Divisi Manajemen Mutu dan Risiko terdiri atas penata
utama manajeman mutu dan risiko, penata madya manajemen mutu dan risiko.
Serta yang membantu Kepala Kantor Wilayah yaitu Petugas Pemeriksa Wilayah.
C. Job DescriptionBPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut
a. Kepala Kantor Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Memberikan persetujuan penempatan investasi dana di area
kerjanya, sesuai batasan kewenangannya.
2. Merekomendasikan pembentukan Kantor Cabang baru di
wilayahnya.
3. Merekomendasikan program KP yang sesuai dengan kondisi
wilayah.
4. memberi persetujuan atas usulan mutasi dan promosi karyawan di
5. Memberi persetujuan atas usulan pemberian sanksi administratif
berupa surat teguran, denda dan rekomendasi penghentian
pelayanan publik di jajaran wilayah kerjanya sesuai dengan batas
kewenangannya.
6. Memberikan persetujuaan pengadaan barang dan jasa untuk jajaran
wilayah kerjanya sesuai dengan batas kewewenangannya.
7. Memberikan persetujuaan peremajaan sarana infrastruktur teknologi
informasi.
8. Memberikan persetujuaan pencarian anggaran rutin.
9. Menjadi perwakilan badan di wilayah.
b. Kepala Pemasaran Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Membangun hubungan kemitraan dengan lembaga lain.
2. Menetapkan usulan bantuan KP yang di berikan.
3. Memberi persetujuan atas usulan mutasi dan promosi (account officer)
4. Menentukan program/strategi yang terkait dengan pemasaran
wilayah yang sesuai dengan kondisi wilayah/cabang berdasarkan
strategi/program dari kantor pusat.
5. Merekomendasikan/menentukan langkah penyelesaian masalah
c. Kepala Pelayanan Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Menyesesaikan klaim bermasalah kantor cabang/kantor cabang
perintis
2. Merekomendasikan usulan penyempurnaan program, standart
pengelolaan dana.
3. Memutuskan mitra kerja sama.
4. Merekomendasikan hasil penilaian kualitas kinerja pelayanan
5. Memberikan pembinaan dan mengevaluasi kinerja petugas
pelayanan
6. Mampu mengendalikan biaya pelayanan.
7. Mampu menyelesaikan klaim sesuai dengan ketentuan.
d. Kepala Umum dan SDM Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab
1. Menetapkan penerimaan karyawan baru
2. Menetapkan pembelian barang dan jasa sesuai dengan
kewenangannya.
3. Merekomendasikan vendor dengan reputasi yang baik.
4. Menetapkan kegiatan pelatihan dan pembinaan karyawan dalam
batas wewenangnya.
5. Memberikan teguran sehubungan dengan kinerja karyawan.
e. Kepala Keuangan dan TI Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Mengevaluasi dan mengusulkan peremajaan sarana infrastruktur
teknologi informasi di kantor wilayah dan kantor cabang.
2. Melakukan otoritas pengeluaran kas sesuai dengan batas
kewenangan.
f. Kepala Manajemen Mutu dan Risiko Wilayah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Merekomendasikan hasil kajian atas penerapan manajemen mutu.
2. Merekomendasikan hasil evaluasi pengelolaan risiko.
3. Memberikan opini hukum.
4. Melaksanakan audit sistem manajemen mutu.
D. Jaringan Usaha
BPJS Ketenagakerjaan merupakan program publik yang
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial
ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asurasi
sosial. Adapun jasingan usaha atau bisnis yang dimiliki oleh BPJS
Kerenagakerjaan disebut dengan program yaitu:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
2. Jaminan Hari Tua
3. Jaminan Kematiaan
E. Kinerja Usaha Terkini
Hasil pengukuran kinerja digunakan sebagai bahan dan analisis
kinerja organisasi dengan cara menindentifikasi permasalahan yang
menghambat peningkatan kinerja, memberikan solusi pemecahan masalah dan
bahan penyempurnaan pilihan-pilihan dan kebijakan strategis tahun
berikutnya.
Laporan hasil kinerja terkini BPJS Ketenagakerjaan yaitu:
Tabel 2.1
Kinerja Usaha Terkini BPJS Ketenagakerjaan tahun 2015
No Kepesertaan yang aktif Jumlah
1 Perusahaan 296.791
2 Orang 19.275.061
Total iuran Rp.36.191.000.000
Sumber :BPJS Ketenagakerjaan F. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan BPJS ketenagakerjaan yaitu :
1. Sosialisasi
2. Kunjungan perusahaan
3. Membangun hubungan kolaborasi dengan pemerintahan daerah, badan dan
lain-lain yaitu :
a. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
b. Kejaksaan
c. Direktorat pekerja / direktorat buruh