PERCERAIAN ATAS PERKAWINAN YANG
DILANGSUNGKAN MENURUT HUKUM ADAT TIONGHOA
DAN AKIBAT HUKUMNYA
TESIS
Oleh
PATRICIA HALIM
117011020/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERCERAIAN ATAS PERKAWINAN YANG
DILANGSUNGKAN MENURUT HUKUM ADAT TIONGHOA
DAN AKIBAT HUKUMNYA
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
PATRICIA HALIM
117011020/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PERCERAIAN ATAS PERKAWINAN YANG DILANGSUNGKAN MENURUT HUKUM ADAT TIONGHOA DAN AKIBAT HUKUMNYA
Nama Mahasiswa : PATRICIA HALIM Nomor Pokok : 117011020
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 27 Agustus 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : PATRICIA HALIM
Nim : 117011020
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PERCERAIAN ATAS PERKAWINAN YANG
DILANGSUNGKAN MENURUT HUKUM ADAT
TIONGHOA DAN AKIBAT HUKUMNYA
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
i ABSTRAK
Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa banyak yang melakukan perkawinan menurut Hukum Adat Tionghoa serta tidak dicatatkan menurut ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam pasal 2 ayat (2) Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang menyatakan syarat sahnya perkawinan adalah harus dicatatkan dalam Dinas Kependudukan. Perkawinan menimbulkan akibat hukum terhadap hubungan orang tua dengan anak, harta perkawinan, serta hubungan suami – isteri. Perkawinan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, namun dalam keluarga tidak jarang terjadi perselisihan yang berlangsung terus menerus yang kemudian berakhir pada perceraian. Perceraian menimbulkan masalah terhadap anak-anak dan harta bersama. Oleh karena itu dalam tesis ini, penulis mengkaji mengenai status harta yang diperoleh selama ikatan perkawinan dalam hal terjadinya perceraian antara suami isteri yang perkawinannya dilangsungkan menurut hukum adat Tionghoa, serta tanggung jawab pemeliharaan dan nafkah anak dalam hal terjadinya perceraian antara suami isteri yang perkawinannya dilangsungkan menurut hukum adat Tionghoa.
Penelitan ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan yuridis normatif pada peraturan perundang – undangan yang terkait dengan perkawinan dan perceraian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yang juga didukung dengan wawancara dengan kalangan tokoh masyarakat Tionghoa.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa akibat hukum dari perceraian atas perkawinan yang dilangsungkan menurut hukum adat Tionghoa apabila ditinjau dari harta perkawinan yang diperoleh selama perkawinan berlangsung adalah dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat ataupun menggunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undang – Undang Perdata, dimana pada Pasal 37 Undang-Undang Perkawinan Indonesia (UU No.1 Tahun 1974) juga membuka jalan bahwa untuk pembagian harta bersama dapat dilakukan secara adat, agama, maupun hukum-hukum lainnya. Terhadap tanggung jawab pemeliharaan dan nafkah anak setelah terjadinya perceraian dalam adat istiadat masyarakat etnis Tionghoa adalah membebankan kewajiban pada orang tua laki-laki maupun anggota keluarga / rumah tangga seketurunan dari ayah (suami), kakek dan seterusnya ke atas. Namun untuk bayi yang masih memerlukan perawatan khusus dari ibunya tetap berada di bawah perawatan ibunya hingga cukup umur untuk dipisahkan dari ibunya (biasanya hingga berumur 6 bulan sampai dengan 12 bulan), hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa Ibu berkewajiban untuk menyusui bayinya hingga suatu periode waktu tertentu dan Ibu dianggap mempunyai kesabaran yang lebih dalam merawat bayinya dibandingkan dengan Ayahnya.
ii
ABSTRACT
Many Indonesian citizens of Chinese descent conduct a marriage in accordance with Chinese traditional (adat) law and do not register their marriage according to the stipulation stated in Article 2 paragraph (2) of Law No.1/1974 on Marriage saying that the marriage is illegal until it is registered at the Service of Population Affairs. Marriage has a legal consequence on child-parents relationship, marital property, and husband-wife relationship. The purpose of a marriage is to form a happy and eternal family, yet in a family, continous dispute always occurs which then ends with a divorce. A divorce results in problems for the children and joint property. For this reason, the writer conducted a study on the status of the property obtained during a marriage and the case of divorce occured between husband and wife who conducted the marriage based on Chinese traditional (Adat) law, and the responsibility for taking care and providing a living for their child or children.
The data for this descriptive analytrical study with normative juridical approach were obtained from the regulations of legislation related to marriage and divorce through library research supported by the interviews with the Chinese public figures.
The result of this study showed that legal consequence of the divorce of a marriage conducted in accordance with Chinese traditional (law) viewed from the marital property obtained during their marriage could be settled by deliberation and consensus or the stipulation stated in the Indonesian Civil Codes and through Article 37 of Law No.1/1974 on Marriage saying that the joint property can be distributed based on Adat and Religious Laws or other laws. According to Chinese tradition, taking care and providing a living for their child or children after the divorce is borne to their father or their father’s extended family. But the baby who still needs special treatment from its mother will remain to be with its mother until the baby is six to 12 months old because the mother needs to breastfeed her baby up tp a certain period of time and a mother is regarded to have more patience in taking care of her baby compared with the father.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas segala berkat-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan tesis
dengan judul “PERCERAIAN ATAS PERKAWINAN YANG DILANGSUNGKAN
MENURUT HUKUM ADAT TIONGHOA DAN AKIBAT HUKUMNYA” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam dan tulus kepada yang sangat
terhormat dan yang amat terpelajar yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN.
3. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum.
Serta kepada para dosen penguji :
1. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn.
2. Bapak Dr. Dedi Harianto, SH, M.Hum.
Atas bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
5. Para Dosen Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah mengajar dan memberikan banyak
pengetahuan dan ilmu kepada penulis.
6. Bapak dr. Bhaktiar Kamil selaku ketua MAKIN (Majelis Agama Konghucu
Indonesia) yang telah bersedia meluangkan waktunya yang berharga untuk
diwawancarai penulis dan telah banyak membantu dalam penulisan tesis ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa serta teman-teman tercinta di Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang selalu
memberikan semangat, dorongan dan bantuan pikiran kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan tesis ini.
8. Para pegawai/karyawan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara yang selalu membantu dalam hal
manajemen administrasi yang dibutuhkan.
Secara khusus, peneliti mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga
kepada orang tua yang tercinta yang telah memberikan dorongan dan doa restunya
kepada penulis.
Penulis berharap dan mendoakan semoga Tuhan membalas kebaikan dan jasa
Bapak dan Ibu semuanya. Terima Kasih.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar penulisan tesis ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.
Medan, Agustus 2013 Penulis,
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Patricia Halim
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 06 Maret 1988
Status : Belum Menikah
Agama : Buddha
Alamat : Jalan Emas Nomor 27 G/47 Medan
II. KELUARGA
Ayah : Husin
Ibu : dra. Nuraini Kamil
Abang : William Halim
Adik : Felicia Halim
III. PENDIDIKAN
SD Swasta Sutomo 1 Medan : 1993-1999
SLTP Swasta Sutomo 1 Medan : 1999-2002
SMU Swasta Sutomo 1 Medan : 2002-2005
S1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan : 2007 - 2010
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR ISTILAH ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 17
C. Tujuan Penelitian ... 17
D. Manfaat Penelitian ... 17
E. Keaslian Penelitian ... 18
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 19
1. Kerangka Teori ... 19
2. Konsepsi ... 22
G. Metode Penelitian ... 24
1. Sifat dan Jenis Penelitian ... 25
2. Sumber dan Jenis Data ... 25
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 26
4. Analisis Data ... 26
BAB II PERCERAIAN ATAS PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT TIONGHOA DAN AKIBAT HUKUMNYA TERHADAP HARTA PERKAWINAN ... 28
vii
B. Akibat Hukum Perkawinan Menurut Hukum Adat Tionghoa . 51
C. Perceraian atas Perkawinan yang Dilangsungkan Menurut
Hukum Adat Tionghoa ... 54
D. Kedudukan Harta Perkawinan Dalam Hal Terjadinya Perceraian Antara Suami Isteri yang Perkawinannya Dilangsungkan Menurut Hukum Adat Tionghoa ... 73
BAB III TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PEMELIHARAAN DAN NAFKAH ANAK YANG DILAHIRKAN DALAM PERKAWINAN YANG DILANGSUNGKAN MENURUT HUKUM ADAT TIONGHOA ... 80
A. Tanggung Jawab Pemeliharaan ... 80
B. Tanggung Jawab Nafkah ... 93
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 101
viii
DAFTAR ISTILAH
Equality before the law : Kedudukan yang sama di depan hukum
Rechts bevogheid : Kewenangan hukum
Anderword : Penghentian
Doctrinal Reserarch : Penelitian doctrinal
Lex dura set tamen scripta : Undang-Undang itu kejam tetapi demikianlah bunyinya
Law as it written in the book : Hukum yang tertulis dalam ketentuan Undang-Undang
Law as it is decided by the judge : Hukum yang dibuat oleh Hakim (Yurisprudensi)
through judicial process
Hio : Dupa
Had : Batasan
Umpat keji : Kata-kata hinaan
Saudara – Mara : Sanak saudara
Shio : Zodiak Cina
Sangjit : Prosesi hantaran secara adat Tionghoa
Phang Teh : Prosesi minum teh
Angpao : Amplop berisi uang berwarna merah
Chia Thao : Menyisir rambut
Yin – Yang : Simbol keseimbangan
No fault divorce : Perceraian tanpa alasan Lowered self esteem : Berkurangnya kepercayaan
Displacement : Perpindahan tempat
Psychological Game : Permainan psikologis
Jogo Projo : Menjaga kerajaan
Disharmonis social : Ketidakharmonisan sosial
Ontbinding : Pembubaran persatuan
Dood vermogen : Kekayaan mati
Bestuur : Penguasaan
Beheer en beschikken : Pengurusan dan pemutusan
Status quo : Status tetap
Supernatural sanctions : Kutukan ilahi
Mengikiraf : Mengikat
Menghantar : Mengirimkan
Emak : Ibu
Hun Yi : Kebenaran makna upacara pernikahan
Zong Miao : Leluhur
ix
DAFTAR SINGKATAN
WNI : Warga Negara Indonesia
KUA : Kantor Urusan Agama
MATAKIN : Majeslis Tinggi Agama Konghucu Indonesia
MAKIN : Majelis Agama Konghucu Indonesia
KTP : Kartu Tanda Penduduk
BW : Burgerlijk Wetboek
KUH Perdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
ASI : Air Susu Ibu
MARI : Mahkamah Agung Republik Indonesia
UU : Undang-Undang