• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Perawatan Dan Komplikasi Pasca Sirkumsisi Pada Anak Laki-Laki Di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Pada Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Perawatan Dan Komplikasi Pasca Sirkumsisi Pada Anak Laki-Laki Di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Pada Tahun 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat melanjutkan penelitian ini lebih sempurna lagi dan memperbaiki kelemahan yang ada dalam penelitian ini

1.4.4. Bagi Orang Tua

Dengan ada penelitian ini peneliti berharap orang tua akan sadar tentang komplikasi yang mungkin muncul selepas anaknya disirkumsisi dan bisa melakukan perawatan pasca sirkumsisi dengan cepat dan tepat.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sirkumsisi 2.1.1. Epidemiologi

(2)

subkutannya juga mengandung banyak arteri, vena dan pembuluh limfe superficial. (David A, 2012)

Jauh dibawah jaringan areolar, terdapat kumparan jaringan elastis yang merupakan struktur internal penis. Sebagian besar korpus penis terdiri dari jaringan erektil, corpora cavernosa dan corpus spongiosum. Lipatan kulit yang menutupi ujung penis disebut preputium. Preputium melekat di sekitar corona radiata dan melanjut menutupi glans. Kelenjar-kelenjar preputium yang terdapat di sepanjang kulit dan mukosa preputium mensekresikan waxy material yang dinamakan smegma. Smegma merupakan media yang sangat baik bagi perkembangan bakteri. Inflamasi dan infeksi sering terjadi di daerah ini, khususnya bila higienitasnya tidak dijaga dengan baik. Salah satu cara untuk mengatasi problem ini adalah dengan sirkumsisi (Gairdner D, 1959).

Tabel 2.2. Jumlah Orang Yang Sudah Melakukan Sirkumsisi Berdasarkan Data WHO Tahun 2007

Negara Jumlah (Juta) Jumlah Orang di Luar Islam Persen (%) Jumlah (Juta)

Angola 3.44 99 3.4

Australia 8.05 98,5 7.5

Canada 11.79 96,9 11.4

Indonesia 84.98 12 10.2

Inggris 24.22 97,3 23.6

Nigeria 28.75 50 17.6

Philipina 14.87 95 27.3

Aprika Selatan 24.22 95,5 14.6

Amerika 115.56 98 113.2

Bisa dilihat dari tabel 2.1 Indonesia hanya 10,2 juta (12%) lebih rendah daripada negara lain. Padahal Indonesia merupakan Negara islam terbesar dan sirkumsisi memilki banyak manfaat (WHO, 2007). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sirkumsisi memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mulai dari mencegah penyakit mematikan seperti AIDS hingga kanker seviks (WHO, 2007) .

(3)

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, metode sirkumsisi pun semakin berkembang. Dari sisi agama, budaya dan dukungan data epidemiologi, sirkumsisi dianggap memiliki pengaruh yang baik bagi kesehatan reproduksi walaupun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Saat ini telah diciptakan banyak peralatan dan obat-obatan untuk membantu melaksanakan sirkumsisi, sehingga sirkumsisi menjadi proses yang lebih aman dan lebih tidak menyakitkan. Selain itu, banyak pula metode yang mulai dikembangkan dalam pelaksanaan sirkumsisi sehingga proses sirkumsisi menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing (Hutson J, 2004).

2.2. Definisi

Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum berarti “sekeliling” dan caedere berarti “memotong”. Sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi (Kazim M, 2012).

Sirkumsisi adalah memotong kuit luar (perputium/ prepuce/ foreskin/ kulup) pada penis yang melingkupi kepala penis (glans penis). Sirkumsisi adalah prosedur kedaruratan dimana prepusim (foreskin) dari penis dipisahkan dari glans dan porsio dieksisi (Yusuf Ali M, 2013).

2.3. Etiologi 2.3.1. Tradisi Agama

Sunat bagi laki-laki atau cowok sebelum menginjak pubertas (remaja) adalah tradisi dalam beberapa agama. Terutama agama Islam, Yahudi dan juga sebagian kelompok agama Kristen (Bazmamoun H, 2012).

2.3.2. Fimosis

(4)

sehingga sulit untuk keluar. Pada 95% bayi, kulub masih melekat pada glans penis sehingga tidak dapat di tarik ke belakang dan hal ini tidak dikatakan fimosis. (Johan F, 2014)

Pada umur 3 tahun anak yang fimosis sebanyak 10%. Keadaan yang dapat menimbulkan fimosis adalah :

- Bawaan (kongenital), paling banyak. - Peradangan.

2.3.3. Kondiloma Akuminata

Kondiloma Akuminata adalah papiloma multiple yang tumbuh pada kulit genitalia eksterna. Bentuknya seperti kulit, multiple dan permukaan kasar. Faktor predisposisinya adalah perawatan kebersiahan genitalia yang buruk. Bila lesi meliputi permukaan glands penis atau permukaan dalam (mukosa) prepusium, maka tindakan terpilih adalah sirkumsisi untuk mencegah perluasan dan kekambuhan. Lesi ringan dapat dicoba diobati dengan pedofilin topical.

2.3.4. Balanitis (Peradangan Kepala Penis)

Penyakit ini bisa disebabkan oleh kebersihan yang buruk atau karena kesulitan membersihkan smegma akibat fimosis. Penggunaan sabun yang salah juga bisa menyebabkan iritasi dan memperparah peradangan.

2.3.5. Karsinoma Penis

Karsinoma penis Ada dua tipe, yaitu papiliformis (bentuk papil), dan ulseratif (bentuk ulcus).

2.3.6. Alasan Kesehatan

Di negara maju mayoritas non-muslim seperti Amerika Serikat, sunat dianjurkan karena alasan kebersihan dan untuk mencegah infeksi saluran kemih dan kanker serviks. Penis yang disunat menghasilkan smegma lebih sedikit atau gak ada sama sekali sehingga lebih mudah dijaga kebersihannya.

2.4. Kontraindikasi 2.4.1. Kontraindikasi Mutlak

1. Hipospandi

(5)

kegagalan atau kelamabatan penyatuan lipatan uretra digaris tengah. (IDAI, 2008).

2. Kelainan Hemostasis

Adalah kelainan yang berhubungan dengan jumlah dan fungsi trombosit, faktor-faktor pembekuan, dan vaskuler. Jika salah satu terdapat kelainan dikhawatirkan akan terjadi perdarahan yang sulit diatasi selama atau setelah sirkumsisi. Keadaan tersebut haemophilia, trombositopenia, dan penyakit hemostasis lainya (AAP, 2012).

2.4.2. Kontraindikasi Relatif

a. Infeksi lokal pada penis dan sekitarnya. b. Infeksi umum.

c. Diabetes mellitus (Thomas H.).

2.5. Perawatan

2.5.1. Perawatan Yang Terdapat Dalam Sirkumsisi (Turner H, 2011) Obat-obatan yang terdapat dalam tindakan sirkumsisi :

1. Antibiotik

Pemberian antibiotik hanya bersifat pencegahan dan pada keadaan tertentu bersifat pemyembuhan. Obat yang digunakan adalah tetrasiklin, ampisilin, amoksilin dan sebagainya

2. Analgetik

Karena sirkumsisi merupakan daerah sensitif, maka pada sirkumsisi penderita akan merasakan nyeri. Pemberian analgetik diberikan hari pertama dan kedua, terutama pagi hari. Obat yag digunakan adalah antalgin, asam mefenamat, asam asetisalisilat.

3. Anti inflamasi

Bila terjadi radang, maka bisa diberikan obat anti inflamasi (serapeptase dan sebagainya). Dikatakan obat ni meningkatkan daya kerja antibiotik.

4. Roboransia

(6)

2.5.2. Perawatan Pasca Sirkumsisi

Sirkumsisi sekarang umumnya menggunakan benang modern yang tak perlu dilepas karena sifatnya melebur di kulit. Obat dan peralatannya pun kini ada yang bisa membuat luka bekas sunat lebih cepat disembuhkan. Walau demikian, setelah seseorang disirkumsisi, biasanya akan membutuhkan waktu sekitar satu minggu sampai sepuluh hari agar bekas lukanya kering dan dapat menutup dengan sempurna. Sedangkan untuk dapat melakukan fungi seksual dengan normal lagi butuh sekitar satu setengah bulan.

Ada beberapa perawatan yang harus dilakukan pasca operasi yaitu (Ferry R, 2014) : 1. Segeralah minum obat Analgesik

Segera setelah disirkumsisi sebaiknya minumlah obat analgesik (penghilang nyeri) yang diberikan dokter untuk menghindarkan rasa sakit setelah obat anestesi lokal yang disuntikkan habis diserap tubuh. Umumnya obat anestesi mampu bertahan antara satu jam sampai satu setengah jam setelah disuntikkan.

Diharapkan setelah obat bius tersebut habis masa kerjanya maka dapat tergantinya dengan obat Analgesik. Minumlah obat antibiotik secara teratur (umumnya diberikan untuk 5-10 hari) agar tidak terjadi infeksi yang pada akhirnya akan menghambat penyembuhan luka khitan.

2. Jagalah daerah alat kelamin tetap bersih dan kering

Usahakan celana yang digunakkan anak lebih longgar untuk menghindari gekan. Apabila sudah kencing, bersihkan ujung lubang kencing secukupnya secara perlahan, usahakan jangan mengenai luka sirkumsisi. Biasanya bercak-bercak darah bekas sirkumsisi juga aka menumpuk dan tampak seperti “borok” yang dapat menggangu kesehatan. Jadi sering-seringlah membersihkan penis setelah disirkumsisi. Jika sudah lebih dari 3 hari maka bekas luka sirkumsisi boleh dibersihkan dengan air hangat. Caranya masukkan kassa steril ke dalam air hangat lalu peraslah dan bersihkan secara perlahan “bekas darah” tersebut sampai terlepas.

3. Bengkak pada alat kelamin merupakan kejadian normal

(7)

dilakukan mulai 2 hari setelah sirkumsisi dan usahakan air tersebut tidak mengenai lukanya.

4. Mengatur Makanan

Sebenarnya tidak ada pantangan makanan tertentu yang khusus untuk pasien sirkumsisi. Ikan, tlur dan daging bukan suatu “larangan untuk dimakan” karena hal tersebut hanyalah “mitos” yang salah dan banyak berkembang di masyarakat. Sebaliknya kandungan vitamin dan protein yang terkandung dalam makanan tersebut diperlukan tubuh untuk membantu proses penyembuhan luka agar cepat kering. Ikan, telur dan daging hanyalah pantangan bagi mereka yang memang “alergi” terhadap makanan tersebut. Cirinya adalah setiap kali orang tersebut mengkonsumsi makanan tersebut maka menyebabkan reaksi alergi (gatal, bentol, dan lain-lain) dan hal tersebut sudah berlangsung lama semenjak lahir/kecil dan bukan pada saat proses sirkumsisi saja.

5. Usahakan tidak bergerak terlalu aktif

Istirahat untuk beberapa hari sangat diperlukan untuk menghindari bengkak (oedem) yang berlebihan. Kalau memang harus berjalan, tidak apa-apa seperlunya, yang penting jangan melakukan aktifitas yang berlebihan seperti melompat-lompat atau berlari-lari.

6. Kontrol dan Melepas Perban

Penggantian perban dapat dilakukan setiap 2-3 hari tergantung perkembangan luka khitan. Jika anda sudah mahir, hal tersebut dapat dilakukan sendiri di rumah. Jikan merasa kesulitan sebaiknya dibawa ke dokter.Lakukan kontrol rutin ke dokter yang mengkhitan pada hari ketiga dan pada hari kelima-ketujuh apabila luka sirkumsisi sudah betul-betul kering maka perban bisa dilepaskan secara total. Sebelumnya lakukan pemberian air hangat, teteskan baby oil atau minyak kepala pada perban secukupnya. Kulit luka dan perban akan melunak, sehingga mudah dilepaskan. Jika diperlukan, pelepasan perban dapat dibantu dengan penggunaan anastesi spray untuk mengurangi nyeri.

2.6. Komplikasi Paska Sirkumsisi

(8)

Hal-hal yang biasanya terjadi pasca khitan : 1. Nyeri

Nyeri adalah hal yang paling sering dan biasanya terjadi. Setelah efek anestesinya berakhir yang didahului dengan rasa panas pada daerah genitalia. Pada saat pelaksanaan khitan pertimbangkan penambahan obat penghilang rasa sakit (analgesik) yang dimasukkan lewat dubur. Setelah pelaksanaan khitan segera minum analgesik yang diberikan oleh dokter, biasanya analgesik bisa diminum tiap 6 jam bila sakit, atau menurut petunjuk dokter.

2. Perdarahan

Perdarahan kerap kali terjadi beberapa jam setelah khitan berakhir. Ditandai dengan darah mengalir dari bagian bawah penis atau menetes dari perban (jika diperban). Bila perdarahan sedikit (rembes saja) cukup dengan dibersihkan dengan kasa steril yang sudah dibubuhi povidone iodine.

Bisa juga dengan dibalut dengan perban (kasa steril) untuk menekan sumber perdarahan (blood compressing). Bila perdarahan banyak dan aktif (mengalir/menetes) dicoba dengan menekan sumber perdarahan, lalu segeralah hubungi dokter yang mengkhitan untuk mendapatkan pemeriksaan dan tindakan yang diperlukan. Jangan menganggap perdarahan merupakan hal biasa setelah dikhitan. Perdarahan biasanya timbul pada khitan yang menggunakan metode konvensional. Jarang pada metode electrocouter, bahkan pada metode klem (smartklamp).

3. Bengkak (Edema)

(9)

metode klem (smartklamp) setelah klem dibuka. Bengkak tidak sakit dan akan mengempis sendiri.

4. Hematoma (Memar)

Hematoma adalah perdarahan yang terjadi di bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah. Hal ini terjadi karena efek suntikan anestesi yang mengenai pembuluh darah. Bila hematoma kecil dan tidak membesar, biarkan saja, nanti akan diserap oleh tubuh, dalam 1-2 minggu akan menghilang. Bila besar bawalah ke dokter yang mengkhitan untuk mendapatkan pemeriksaan dan tindakan yang diperlukan. Jika mengganggu proses penyembuhan akan dilakukan pengangkatan hematoma dan nanti diberikan obat anti inflamasi untuk membantu penyerapan hematoma.

5. Infeksi

Infeksi yang terjadi karena kontaminasi dari perlengkapan ataupun lingkungan yang kurang steril. Ditandai dengan edema (bengkak), adanya nanah pada bekas khitan, tubuh demam, mengeluh nyeri di sekitar genetalia. Penatalaksanaannya dengan pemberian obat antibiotik dan obat anti inflamasi dari dokter. Karena itu obat yang diberikan harus dihabiskan, kemudian dikontrol ke dokter yang mengkhitan untuk mengevaluasi luka khitan. Rawat luka dengan mengompres dengan rivanol atau menurut petunjuk dokter. Jaga kebersihan luka.

6. Gland Penis tersayat, tertusuk atau terpotong

Penyulit yang satu ini tentunya sangat erat kaitannya dengan ketelitian, kecerobohan atau profesionalisme pelakunya. Kejadian ini umumnya terjadi pada metode khitan konvensional, sejauh ini jarang ditemukan pada khitan metode laser dan tidak pernah pada metode smartklamp atau sejenisnya, karena gland penis terlindung oleh tabung.

7. Syok Anafilaktik

(10)

keringat dingin, lemas, badan terasa melayang, mual, bahkan dalam tahap lanjut penderita dapat pingsan diikuti hipotensi (tekanan darah rendah/turun) dan bradikardi (denyut nadi lemah) . Reaksi ini sifatnya individual dan agak sulit diduga. Kebanyakan terjadi akibat pemberian antibiotik, atau efek samping pemberian obat bius.

8. Sukar Kencing

Setelah pelaksanaan khitan, kadang-kadang setelah beberapa hari, pasien sukar atau terhambat pancarannya saat kencing. Hal ini disebabkan oleh adanya sumbatan pada muara saluran kencing luar oleh bekuan darah. Penatalaksanaan ; membersihkan sumbatan, bisa dengan menggunakan kasa steril dan air hangat atau jika lukanya sudah kering bisa berendam dengan air hangat yang sudah dibubuhi PK (permanganas kalikus) untuk meluruhkan bekuan atau kotoran.

9. Luka yang tidak menutup sempurna

Setelah proses penyembuhan luka khitan, ada beberapa luka yang tidak menutup dengan baik, bahkan terbuka kembali, sehingga luka lama untuk kering. Hal ini terjadi oleh karena pemotongan kulit kulup (preputium) terlalu panjang pada metode khitan smartklamp atau electrocouter yang tidak dijahit. Sehingga setelah klem dibuka, pada saat ereksi, bekas luka iris khitan membuka kembali, begitu juga dengan khitan metode electrocouter yang tidak dijahit. Oleh karena itu, metode khitan smartklamp tidak disarankan pada pasien diatas usia 14 tahun atau dewasa. Sedangkan pada khitan metode electrocouter disarankan dilakukan jahitan di atas usia 3 tahun. Penatalaksanaan ; usahakan luka tetap kering, tidak boleh lembab atau kena air. Luka akan kering dan sembuh, walaupun membutuhkan waktu lebih lama. Sebaiknya dikonsulkan kembali kepada dokter yang mengkhitan untuk mendapatkan obat yang mempercepat proses penyembuhan luka.

10. Preputium (kulup) tumbuh lagi

Gambar

Tabel 2.2. Jumlah Orang Yang Sudah Melakukan Sirkumsisi Berdasarkan Data WHO

Referensi

Dokumen terkait

1.Penyelia bertindak pantas dan sesuai terhadap respons pelajar 2.Prosedur perkhidmatan dan sistem temujanji yang efisyen 3.Penyelia menunjukkan kepakaran dan

Dihitung bobot jembatan ke 13 komponen menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan matriks perbandingan berpasangan. Komponen-komponen jembatan

Tesis berjudul Analisis Leverage Determinant pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang ditulis dan diajukan oleh Budiwanto Cipto /

(2) Wajib Retribusi jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada

BAGIAN PENGEMBANGAN MAHASISWA & PEMBERDAYAAN PERAN ALUMNI 14 | P a g e perbanyak pelatihan - pelatihan selama pendidikan yang menunjang keterampilan kompetensi bidan stikes

Pelayanan Pembayaran Uang Kuliah Trmggal (UKT) bagi Mahasiswa Baru Jalur UMPN Politeknik Negeri Kupang Tahun Akademik 2017/2018 dan berdasarkar ketentuan batas walitu

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW J<ARYA ILMIAH : PROSIDINGb. Judul Makalah