• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Jenis Kayu Tropis Menggunakan Backpropagation Neural Network

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Jenis Kayu Tropis Menggunakan Backpropagation Neural Network"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

SKRIPSI

NURUL FATIHAH

111402035

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Teknologi Informasi

NURUL FATIHAH 111402035

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(3)

PERSETUJUAN

Judul : IDENTIFIKASI JENIS KAYU TROPIS

MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Kategori : SKRIPSI

Nama : NURUL FATIHAH

Nomor Induk Mahasiswa : 111402035

Program Studi : S1 TEKNOLOGI INFORMASI Departemen : TEKNOLOGI INFORMASI

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Luthfi Hakim, S.Hut., M.Si Baihaqi Siregar, S.Si., M.T NIP. 19791017 200312 1 002 NIP. 1979108 201212 1 002

Diketahui/disetujui oleh

Program Studi S1 Teknologi Informasi Ketua,

(4)

PERNYATAAN

IDENTIFIKASI JENIS KAYU TROPIS MENGGUNAKAN

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 28 Januari 2016

Nurul Fatihah 111402035

(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Informasi.

Pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yaitu Ayahanda Irwan Affandi, S.E. dan Ibunda Andayani Astati, S.E., adik penulis yaitu Nabila Chairin dan M. Nadhin Arief beserta seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis tentunya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Baihaqi Siregar, S.Si, M.T selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc selaku Dosen Pembanding I, Bapak Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc, M.Sc selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Teknologi Informasi, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, dan seluruh dosen serta staff kepegawaian di lingkungan Program Studi S1 Teknologi Informasi yang telah membantu dan membimbing penulis selama waktu perkuliahan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada teman – teman penulis yang selalu memberikan dukungan dan semangat, Arifin Ahmad Adli Siregar, Safrina, Dina Fadhillah, Kak Ulfi, Tengku Chairunnisa, Ayuni, Adinda, Nur Azizah, Roya, Shabrina, Abidah, Nugha, Indera, Bang Fay, Ismed, Ruang Delapan, Udin, Hans, Erick, Dhany, Imam, Ryan, Roy, Ade, serta seluruh teman-teman angkatan 2011 dan teman-teman mahasiswa Teknologi Informasi lainnya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.

(6)

ABSTRAK

Setiap jenis kayu memiliki karakteristik yang berbeda sehingga identifikasi jenis kayu sangat dibutuhkan terutama bagi pihak yang memiliki keperluan untuk mengetahui jenis kayu. Namun, tidak semua orang memiliki keahlian dalam mengidentifikasi jenis kayu sehingga kebutuhan terhadap orang yang ahli dalam mengidentifikasi jenis kayu sangat penting. Akan tetapi, ketersediaan pakar kayu sangat terbatas. Selain itu, identifikasi jenis kayu secara manual oleh para ahli kayu dinilai kurang efisien karena membutuhkan waktu yang banyak. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibutuhkan metode untuk mengidentifikasi jenis kayu. Pada penelitian ini, backpropagation neural network digunakan sebagai metode identifikasi jenis kayu tropis. Tahap – tahap yang dilakukan sebelum identifikasi adalah akuisisi citra dengan mikroskop, pra-pengolahan, ekstraksi fitur menggunakan gray level co-occurrence matrix dan normalisasi data hasil ekstraksi fitur menggunakan decimal scaling. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa metode yang diajukan mampu melakukan identifikasi kayu dengan akurasi sebesar 94%.

Kata kunci: backpropagation neural network, decimal scaling, gray level co-occurrence matrix, identifikasi kayu.

(7)

TROPICAL WOOD SPECIES IDENTIFICATION USING BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ABSTRACT

Each species of wood has different characteristics so that the wood species identification is needed, especially for those who have a need to know the species of wood. However, not everyone has the expertise in identifying the wood species so that the need for people skilled in wood species identification is very important. But, the availability of wood experts is very limited. In addition, the identification of wood species manually by wood experts is inefficient because it requires a lot of time. To overcome these problems, so the method to identify the wood species is required. In this research, backpropagation neural network was used as a identification method of tropical wood species. The steps taken before the identification were image acquisition using microscope, pre-processing, feature extraction using gray level co-occurrence matrix and data normalization of feature extraction results using the decimal scaling. The result showed that proposed method was able to perform the wood identification with an achieve 94% accuracy.

(8)

DAFTAR ISI

1.6. Metodologi Penelitian 3

1.7. Sistematika Penulisan 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1. Identifikasi Jenis Kayu 6

2.2. Pengenalan Dasar Citra 9

2.2.1. Citra biner (binary image) 10

2.2.2. Citra skala keabuan (grayscale image) 11

2.2.3. Citra berwarna (color image) 12

2.3. Pengolahan Citra Digital 12

2.3.1. Scaling 12

2.3.2. Grayscalling 13

2.4. Ekstraksi Fitur denganGray Level Co-occurrence Matrix 14

(9)

2.4.1. Energy 17

2.4.2. Entropy 18

2.4.3. Contrast 18

2.4.4. Inverse Difference Moment 18

2.4.5. Correlation 18

2.5. Normalisasi Data 19

2.5.1. Normalisasi Min-Max 19

2.5.2. Normalisasi Z-Score 20

2.5.3. Normalisasi Decimal Scaling 20

2.6. Jaringan Saraf Tiruan 20

2.6.1. Fungsi aktivasi 22

2.6.2. Backpropagation 23

2.7. Penelitian Terdahulu 26

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 29

3.1. Arsitektur Umum 29

3.2. Akuisisi Citra 31

3.3. Data yang Digunakan 31

3.4. Pra-Pengolahan 32

3.4.1. Memperkecil ukuran citra (Scaling) 32

3.4.2. Pembentukan citra aras keabuan (Grayscaling) 32

3.5. Ekstraksi Fitur 33

3.5.1. Pembentukan GLCM 34

3.5.2. Ekstraksi nilai fitur 37

3.6. Normalisasi Data 40

3.7. Klasifikasi Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 43

3.7.1. Tahap perancangan arsitektur jaringan saraf tiruan

backpropagation 43

3.7.2. Tahap pelatihan backpropagation 45

3.7.3. Tahap pengujian backpropagation 49

3.8. Perancangan Sistem 52

3.8.1. Perancangan database 52

(10)

3.8.3. Perancangan tampilan antarmuka sistem 57

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 61

4.1. Implementasi Sistem 61

4.1.1. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak 61

4.1.2. Implementasi perancangan antarmuka sistem 61

4.1.3. Implementasi data 63

4.2. Prosedur Operasional 66

4.2.1. Prosedur operasional pada halaman pelatihan citra 67

4.2.2. Prosedur operasional pada halaman pengujian citra 71

4.3. Pengujian Sistem 72

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 76

5.1. Kesimpulan 76

5.2. Saran 76

DAFTAR PUSTAKA 77

(11)

DAFTAR TABEL

Hlm.

Tabel 2.1. Penelitian terdahulu 26

Tabel 3.1. Contoh nilai hasil ekstraksi fitur GLCM 36

Tabel 3.2. Data fitur sebelum dinormalisasi 41

Tabel 3.3. Data fitur sesudah dinormalisasi 42

Tabel 3.4. Target keluaran jaringan backpropagation 43

Tabel 3.5. Input dan Target 46

Tabel 3.6. Bobot Awal Vji 47

Tabel 3.7. Bobot Awal Wkj 47

Tabel 3.8. Data uji 50

Tabel 3.9. Bobot Vkj baru 50

Tabel 3.10. Bobot Wkj baru 51

Tabel 4.1. Rangkuman data citra kayu 64

Tabel 4.2. Parameter backpropagation 72

Tabel 4.3. Hasil pengujian identifikasi jenis kayu 73

Tabel 4.4. Akurasi pengujian 74

(12)

DAFTAR GAMBAR

Hlm.

Gambar 2.1. Orientasi tiga dimensi permukaan kayu (Bond & Hamner, 2002) 6

Gambar 2.2. Anatomi kayu meranti merah (Mandang & Pandit, 1997) 7

Gambar 2.3. Kayu jati, kayu pasang, kayu lasi, kayu palapi (Mandang & 8 Pandit, 1997)

Gambar 2.4. Kayu eboni dan kayu kenanga (Mandang & Pandit, 1997) 9

Gambar 2.5. Sistem koordinat citra berukuran M x N (M baris dan N kolom) 10 (Kadir & Susanto, 2012).

Gambar 2.6. Citra biner 11

Gambar 2.7. Citra skala keabuan 11

Gambar 2.8. Citra berwarna 12

Gambar 2.9. Perubahan ukuran citra (Kadir & Susanto, 2012) 13

Gambar 2.10. Delapan arah ketetangaan piksel 14

Gambar 2.11. Jarak pada arah 0° (Ferguson, 2007) 15

Gambar 2.12. Matriks framework (Ferguson, 2007) 15

Gambar 2.13. Citra grayscale dan representasi citra grayscale ke dalam 16 matriks kookurensi dengan jarak 1 dan arah 0º

Gambar 2.14. Penambahan matriks kookurensi dengan transposenya 17

Gambar 2.15. Normalisasi matriks 17

Gambar 2.16. Jaringan layer tunggal dan jaringan layer jamak 21

Gambar 2.17. Model tiruan neuron pada jaringan saraf tiruan (Hajek, 2005) 22

Gambar 2.18. Fungsi step, fungsi sign dan fungsi sigmoid biner 23

Gambar 2.19. Arsitektur backpropagation (Purnamasari, 2013) 24

Gambar 3.1. Arsitektur umum 30

Gambar 3.2. Kayu keruing, kayu jati putih, kayu mahoni, kayu melur, 31

dan kayu kempas

Gambar 3.3. Citra kayu RGB dan citra kayu grayscale 32

Gambar 3.4. Langkah – langkah proses grayscalling 33

Gambar 3.5. Proses pembentukan matriks kookurensi arah 0° 34

Gambar 3.6. Proses pembentukan matriks kookurensi arah 45° 34

(13)

Gambar 3.7. Proses pembentukan matriks kookurensi arah 90° 35

Gambar 3.8. Proses pembentukan matriks kookurensi arah 135° 35

Gambar 3.9. Normalisasi matriks simetris 36

Gambar 3.10. Matriks normalisasi 37

Gambar 3.11. Mencari nilai maksimum absolut dari suatu atribut 40

Gambar 3.12. Menentukan jumlah angka di depan titik desimal dari nilai 41

maksimum absolut pada setiap atribut

Gambar 3.13. Melakukan operasi pembagian nilai – nilai atribut dengan 41

pembaginya

Gambar 3.14. Arsitektur jaringan saraf tiruan 44

Gambar 3.15. Proses pelatihan jaringan backpropagation 46

Gambar 3.16. Proses pengujian jaringan backpropagation 50

Gambar 3.17. Database Relationship 52

Gambar 3.18. Context Diagram 53

Gambar 3.19. DFD level 0 54

Gambar 3.20. DFD level 1 Proses 1 55

Gambar 3.21. DFD level 1 Proses 2 55

Gambar 3.22. DFD level 1 Proses 3 56

Gambar 3.23. Rancangan halaman awal sistem 57

Gambar 3.24. Rancangan halaman pelatihan data citra 58

Gambar 3.25. Rancangan halaman pengujian data citra 60

Gambar 4.1. Halaman utama 62

Gambar 4.2. Halaman “Pelatihan Citra” 62

Gambar 4.3. Halaman “Pengujian Citra” 63

Gambar 4.4. Kotak dialog yang muncul setelah tombol “Pilih Citra” diklik 67

Gambar 4.5. Tampilan citra dengan ukuran lebih besar 67

Gambar 4.6. Tampilan halaman pelatihan setelah memilih menu “PilihCitra”, 68 “Grayscalling”dan “Ekstraksi Fitur”

Gambar 4.7. Halaman “Data Kayu” 68

Gambar 4.8. Halaman “Data Hasil Ekstraksi Fitur” 69

Gambar 4.9. Halaman “Data Normalisasi Hasil Ekstraksi Fitur” 70

(14)

Gambar 4.11. Tampilan halaman “Pengujian Citra” setelah tombol “Pilih 71 Citra” dan tombol “Identifikasi” diklik

Gambar 4.12. Pengujian nilai maksimum epoch 75

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian UMKM belum memahami bagaimana persaingan di era MEA, para UMKM telah menyadari pentingnya pengendalian kualuitas dan

Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UT memiliki iklim yang tinggi pada standar, struktur, dukungan dan komitmen namun rendah pada pengakuan dan tanggung

Yang dimaksud dengan “ asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan ” adalah upaya penanggulangan HI V dan AIDS harus dilaksanakan sedemikian rupa tanpa ada

Pegwai Negeri Sipil dapat mengajukan Pindah keluar dari lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung apabila yang bersangkutan memiliki masa kerja paling sedikit 4 (empat)

The ISPRS WGI/1 TOR2311 team has created a set of de facto standards and recommendations for airborne payload networks, data links and processing tools that will facilitate

Fitzsimmon (1982) menyatakan bahwa jasa adalah suatu paket terintegrasi ( service package ) yang terdiri dari jasa eksplisit dan implisit yang diberikan dalam atau dengan

Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul

Pengujian hipotesis secara0parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh parsial antara0variabel independen terhadap0variabel dependen dengan asumsi bahwa variabel