• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Terhadap Perubahan Tata Guna Lahan Lapangan Merdeka Kota Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Masyarakat Terhadap Perubahan Tata Guna Lahan Lapangan Merdeka Kota Medan Chapter III VI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Berdasarkan hasil perumusan masalah yang ingin dipecahkan terkait persepsi yang muncul dari masyarakat terhadap perubahan tata guna lahan Lapangan Merdeka kedepannya maka dalam proses penelitian digunakan metode penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 1989:65). Penelitian ini memusatkan perhatian kepada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya.

Beberapa batasan penelitian deskriptif adalah:

1. Menjadikan peristiwa dan kejadian yang diteliti menjadi pusat perhatian dan kemudian mendeskripsikannya sebagaimana adanya. Pemanfaatannya dapat juga untuk mendeskripsikan hubungan beberapa variabel.atan temuan penelitian yang berlaku pada saat itu juga dan belum tentu relevan digunakan untuk waktu yang akan datang. Karena itu, penelitian ini tidak selalu menuntut adanya hipotesis;

2. Tidak menuntut adanya perlakuan atau manipulasi variabel, karena gejala dan peristiwanya telah ada dan tinggal mendeskripsikannya;

3. Variabel yang diteliti bisa tunggal atau lebih dari satu variabel, bahkan dapat juga menjelaskan hubungan beberapa variabel.

(2)

Langkah-langkah penelitian deskriptif meliputi:

1. Merumuskan masalah terkait variabel yang akan diteliti yang terjadi pada saat ini, kemudian dirumuskan menjadi beberapa indikator penelitian yang selanjutnya dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian; 2. Menentukan jenis data yang diperlukan baik yang bersifat kuantitatif

maupun kualitatif;

3. Menentukan prosedur pengumpulan data terkait dengan alat pengumpul data (tes, wawancara, kuesioner) dan sumber data/sampel/subyek penelitian;

4. Menentukan prosedur pengolahan data (pengumpulan, penyusunan dan analisis data);

5. Pengolahan data terkait dengan jenis data yang dikumpulkan. Umtuk data kuantitatif, maka pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif;

6. Prosedur yang dilakukan antara lain pemeriksaan data, klasifikasi data, tabulasi data dan penghitungan frekuensi data. Perhitungan selanjutnya sesuai dengan statistik data (persen, rata-rata, kumulatif), visualisasi data (tabel dan grafik) dan diakhiri dengan penafsiran data sesuai pertanyaan penelitian.

(3)

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Jenis populasi yang digunakan dalam penelitian ini sendiri adalah populasi terbatas berupa populasi yang mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya (Sugiyono dalam Riduwan, 2008).

Sasaran studi kasus penelitian adalah masyarakat umumnya sebagai pengguna ruang publik meliputi 100 orang responden yang terdiri dari berbagai unsur kalangan, tingkatan usia, strata pendidikan dan tingkat penghasilan. Anggota masyarakat yaitu penduduk Kota Medan menurut sensus penduduk tahun 2010 pada 21 kecamatan di Kota Medan sebanyak 2.144.583 jiwa.

Kriteria populasi anggota masyarakat adalah penduduk yang telah berdomisili minimal 10 tahun di kota Medan, mengetahui keberadaan Lapangan Merdeka Medan serta pernah mengunjunginya dengan batas usia 26 tahun ke atas. Dengan demikian usia terendah mayoritas responden pada tahun 2005 (saat terjadinya perubahan tata guna lahan yang signifikan di Lapangan Merdeka) sekurangnya 18 tahun.

3.2.2 Sampel

(4)

penetapan populasi, maka teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah Probability Sampling dengan jenis Proportionate Staratified Random Sampling berupa pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional (Arikunto dalam Riduwan, 2008).

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus penentuan sampel untuk penelitian survei oleh Slovin (1992) dalam Notoatmodjo (2003), sebagai berikut:

d = Tingkat Kepercayaan (0,1)

1

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel yang diteliti sebesar 99,9 orang, digenapkan menjadi 100 orang. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Menentukan jumlah sampel setiap kecamatan dilakukan dengan metode proporsional (Tabel 3.1).

……….. (3.1)

(5)

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Menurut Kecamatan 12 Medan Helvetia 146.988 146.988/2.144.583 x 100 7 13 Medan Petisah 68.875 68.875/2.144.583 x 100 3 14 Medan Barat 79.975 79.975/2.144.583 x 100 4 15 Medan Timur 115.137 115.137/2.144.583 x 100 5 16 Medan Perjuangan 106.874 106.874/2.144.583 x 100 5 17 Medan Tembung 143.358 143.358/2.144.583 x 100 7

(6)

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui:

1. Penjaringan responden sendiri dilakukan di lokasi sekitar kantor kecamatan maupun kantor-kantor kelurahan di kecamatan yang ada; 2. Penyebaran kuesioner yang dilakukan bertujuan sebagai alat dan sekaligus

teknik pengumpulan data yang berisi sederet pertanyaan dalam wujud konkrit. Penyusunan kuesioner dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertutup. Yang dimaksud dengan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membawa responden ke jawaban yang alternatifnya sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga responden tinggal memilih pada kolom yang sudah

disediakan dengan memberi tanda „x’ (Arikunto, 1998).

3. Observasi dengan cara melakukan kegiatan peninjauan atau pegecekan ke lapangan untuk mendapatkan informasi langsung di lapangan.

3.3.2 Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui:

(7)

2. Studi kasus untuk melakukan perbandingan antara kajian-kajian teoritis yang ada dengan suatu kasus sejenis untuk memberikan pemahaman yang lebih tajam tentang materi melalui kasus yang terjadi, melihat sesuatu hal yang penting yang mungkin berkembang di masa depan.

3.4 Teknik Pengolahan Data

Data dianalisis dengan statistik deskriptif dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Definisi statistik sendiri menurut Sudjana adalah kumpulan data, bilangan maupun nonbilangan yang disusun dalam tabel atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan (Khotimah, 2007). Dalam analisis data dibedakan tingkatannya yaitu: analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis univariat merupakan analisis setiap variabel yang dinyatakan dengan sebaran frekuensi, baik secara angka-angka mutlak maupun secara persentase, disertai dengan penjelasan kualitatif.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian kueisioner adalah data kuantitatif. Untuk mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif dengan menggunakan “Skala

Likert” (Singarimbun, 1995). Sedangkan data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui teknik wawancara, kajian dokumen dan literatur, serta observasi lapangan dieksplanasikan secara kualitatif.

(8)

pemahaman masalah penelitian dan kajian pustaka yang dilakukan, maka telah dirumuskan 7 variabel penelitian untuk megetahui persepsi masyarakat terkait dengan aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya yaitu: (1) Persepsi masyarakat terhadap aktivitas ekonomi di Lapangan Merdeka Medan selama ini; (2) Persepsi masyarakat terhadap terjadinya degradasi sosial akibat perubahan tata guna lahan; (3) Persepsi masyarakat terhadap keamanan di Lapangann Merdeka sebagai ruang publik akibat perubahan tata guna lahan; (4) Persepsi masyarakat akan kelangsungan Lapangan Merdeka sebagai ruang publik akibat perubahan tata guna lahan; (5) Persepsi masyarakat tentang kualitas dan kenyamanan lingkungan akibat perubahan tata guna lahan; (6) Persepsi Masyarakat terhadap hilangnya identitas Lapangan Merdeka akibat perubahan tata guna lahan; (7) Persepsi masyarakat tentang rencana perubahan tata guna lahan.

(9)

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Kota Medan

Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan dinyatakan sebagai tempat kediaman Sultan Deli. Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota yang penting di luar Jawa terutama setelah pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1863 mulai membuka kebun tembakau yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

4.1.2 Letak geografis dan administratif wilayah

Kota Medan sebagai ibu kota provinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan. Terletak di pantai Timur Sumatera dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Selat Malaka

Sebalah Selatan : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

(10)

Secara geografis Kota Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke Utara. Sebelah Barat dan Timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4°C dan minimum 24°C. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan.

4.1.3 Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2011 berdasarkan data dari Kantor Statistik Kota Medan adalah 2.144.583 jiwa dengan jumlah rumah tangga (KK) sebanyak 477.322 KK dan kepadatan penduduk rata-rata 8.001 jiwa/km2. Daerah terpadat penduduknya adalah Kecamatan Perjuangan yaitu 25.844 jiwa/km2 (luas wilayah 40,9 km2). Sedangkan Kecamatan Labuhan merupakan daerah yang jarang penduduknya, yaitu 2.916 jiwa/km2 (luas wilayah: 36,67 km2). Tabel 4.1 menjelaskan jumlah penduduk Kota Medan berdasarkan kecamatan.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Jumlah

1. Medan Tuntungan 70.851

2. Medan Johor 117.509

3. Medan Amplas 116.433

4. Medan Denai 141.491

(11)

Tabel 4.1 (Lanjutan)

12. Medan Helvetia 146.988

13. Medan Petisah 68.875

14. Medan Barat 79.975

15. Medan Timur 115.137

16. Medan Perjuangan 106.874

17. Medan Tembung 143.358 tahun terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 578.299 orang (54,5%) dan perempuan sebanyak 612.168 orang (56,5%). Sedangkan jumlah bayi (< 1 tahun), laki-laki sebanyak 19.100 orang (1,8 %) dan perempuan sebanyak 18.419 orang (1,7 %). Anak balita 1-4 tahun, laki-laki berjumlah 88.071 orang (8,3 %) dan perempuan sebanyak 83.428 orang (7,7 %).

(12)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

Kelompok Umur Laki-laki % Perempuan %

≥ 65 tahun 28.650 2,7 34.671 3,2

Jumlah 1.061.099 100 1.083.484 100

Sumber: Profil Penduduk Kota Medan Tahun 2012

4.2 Kawasan Lapangan Merdeka

Kawasan Lapangan Merdeka didominasi oleh fungsi perkantoran (Gambar 4.1). Hal-hal yang paling khusus dari kawasan ini adalah bangunan-bangunan bersejarah dan ruang terbuka publik. Berdasarkan SK Walikotamadya KDH Tk. II Medan Nomor 188.342/789/SK/1991 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kotamadya Medan Nomor 5 tahun 1990 bahwa Lapangan Merdeka tergolong sebagai taman klasifikasi A, yang memiliki kriteria terletak di pusat wilayah dengan daerah pelayanan radius 2000-10.000 m², dan luas area 10.000-50.000 m². Berdasarkan peraturan tersebut Lapangan Merdeka harus dapat melayani lebih dari 25000 penduduk Kota Medan (Gambar 4.2).

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Sumber: BAPPEDA Kota Medan

(13)

Keterangan peta aktivitas publik di Kawasan Lapangan Merdeka: 1. Lapangan Upacara

2. Lapangan Olahraga 3. Pujasera

4. Pasar Buku

5. Stasiun Kereta Api 6. Kantor Pos Pusat 7. Perbankan 8. Blok Komersial 9. Perbankan 10. Hotel

11. Bank Sentral 12. Perbankan 13. Kantor Swasta 14. Kantor Asuransi 15. Perbankan 16. Perbankan 17. Blok Komersial 18. Pusat Onderdil 19. Pujasera

Gambar 4.2 Peta Kegiatan di Kawasan Lapangan Merdeka

(14)

4.3 Tata Guna Lahan di Kawasan Lapangan Merdeka 4.3.1 Kedudukan Lapangan Merdeka sebagai ruang publik

Sejarah perkembangan tata guna lahan Lapangan Merdeka tidak terlepasa dari sejarah Deli Maatschappij. Pada tahun 1883, Deli Maatschappij mendirikan sebuah perusahaan kereta api Deli Spoorweg Maatschappij dan pada tahun 1885 jalur kereta api antara Medan dan Labuhan Deli diresmikan. Bersamaan dengan itu, dilakukan penanaman pohon trembesi di sekeliling pinggiran lapangan.

Lapangan Merdeka (Esplanade) dibangun tahun 1885 sebagai pusat aktivitas Medan. Ini ditandai dengan keberadaan Balaikota, Bank Indonesia, Hotel De Boer, dan Kantor Pos disekelilingnya. Sebagai pusat aktivitas, di tempat ini kerap diselenggarakan pasar malam. Pasar malam pertama diadakan tahun 1908.

Pada tanggal 1 April 1909 Medan memperoleh status Gementee atau Kotamadya Independen. Sejak saat itu acara ulang tahun Ratu Belanda, penyambutan tamu negara dan acara kenegaraan besar lainnya selalu diadakan di Lapangan Merdeka. Masa pendudukan Jepang nama Esplanade diganti menjadi Fukuraido.

Setelah Indonesia merdeka nama ini diganti menjadi Lapangan Merdeka. Di tempat inilah Mr. Muhammad Hasan dan Mr. Amir mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia kepada rakyat Medan dan Sumatera Timur untuk pertama kalinya pada 6 Oktober 1945.

(15)

4.3.2 Perubahan tata guna lahan yang signifikan

Pada pertengahan tahun 2002, kios-kios buku bekas yang ada di Titi Gantung dipindahkan ke sisi Timur Lapangan Merdeka. Dan pada tahun 2004 di sisi Barat Lapangan Merdeka dibangun sarana jajanan dan suvenir yang bernama ”Merdeka

Walk”. Hal ini sejalan dengan program Pemko Medan mengenai ”Medan

Metropolitan” untuk mempromosikan Kota Medan sebagai salah satu tujuan

pariwisata dan bisnis berskala internasional (Gambar 4.3a, dan 4.3b).

Gambar 4.3.a Tata Guna Lahan Lapangan Merdeka Tahun 1998 (Sebelum Merdeka Walk)

(16)
(17)

Keberadaan Merdeka Walk terlihat telah membuat Lapangan Merdeka sebagai ruang publik semakin hidup dan menarik. Aktivitas kuliner yang bervariasi dan jajanan souvenir telah membuat Lapangan Merdeka semakin ramai baik waktu siang maupun malam (Gambar 4.4, 4.5, dan 4.6).

Gambar 4.4 Lapangan Merdeka dari Udara Sumber: google map, 2013

(18)

Gambar 4.6 Suasana Merdeka Walk Sumber: Dokumentasi Pribadi 2009

Walaupun demikian tentu saja penambahan bangunan yang ada akan membuat ruang terbuka Lapangan Merdeka semakin berkurang, dan tentu saja akan mempengaruhi keberadaan Lapangan Merdeka. Dari perubahan tata guna lahan yang sudah terjadi sebelumnya, maka perubahan tata guna lahan yang terjadi akibat masuknya Merdeka Walk dipandang sebagai faktor signifikan dan sangat berpengaruh bagi keberadaan Lapangan Merdeka. Hal-hal lainnya yang penting dari Lapangan Merdeka adalah bahwa di sekelilingnya masih dominan keberadaan bangunan-bangunan lama yang bernilai sejarah tinggi di Kota Medan. Faktor ini merupakan potensi yang sangat berharga bagi keberadaan Lapangan Merdeka.

4.3.3 Kondisi eksisting tata guna lahan kawasan Lapangan Merdeka

(19)

Merdeka dikelilingi oleh empat koridor jalan satu arah yaitu Jalan Balai Kota, Jalan Bukit Barisan, Jalan Kereta Api, dan Jalan Pulau Pinang. Peruntukan lahan didominasi oleh ruang terbuka (66%), serta bangunan beratap tidak berdinding (30%) dan bangunan beratap berdinding (4%). Hal-hal yang paling khusus dari segmen ini adalah bangunan bersejarah dan Lapangan Merdeka (Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Kondisi Tata Guna Lahan Lapangan Merdeka Tahun 2013 Sumber: Pengumpulan Data Pribadi

4.3.4 Rencana perubahan tata guna lahan kawasan Lapangan Merdeka

Pemerintah Kota Medan telah menyelesaikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 melalui Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13

ZONA MERDEKA WALK ZONA OLAHRAGA

ZONA KANTOR POLANTAS

ZONA OLAHRAGA

ZONA TOKO BUKU ZONA TUGU KEMERDEKAA

N

ZONA KANTOR PARIWISATA

ZONA PERIBADATAN

(20)

Tahun 2011. Berdasarkan data dari Penyusunan Penyempurnaan RTRW Kota Medan Tahun 2011-2031 disebutkan bahwa salah satu fungsi rencana tata ruang wilayah adalah sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan program lima tahunan dan program tahunan.

Arahan pemanfaatan ruang kedepan berisikan indikasi program pembangunan utama jangka menengah lima tahunan dan tahunan. Indikasi program pembangunan merupakan penjabaran kebijaksanaan dan rencana pengembangan tata ruang yang telah ditetapkan ke dalam program-program pembangunan. Untuk mewujudkan Struktur Ruang Wilayah Kota Medan tahun 2031, maka pada setiap pusat-pusat pelayanan kegiatan seperti pusat primer dan pusat sekunder perlu dilengkapi dengan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan skala pelayanannya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah pengembangan kota.

Program untuk penataan Bagian Wilayah Kota (BWK) dilakukan melalui kegiatan rencana yeng lebih detail (terinci), peraturan zonasi, peraturan pembangunan dan standar teknis. Untuk mewujudkan keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar bagian wilayah kota, maka setiap pusat primer dan setiap Bagian Wilayah Kota (pusat sekunder) perlu didukung oleh ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan skala pelayanannya.

(21)

Lap. Merdeka

(22)

Dari arahan rencana tersebut diatas terlihat bahwa tata guna lahan disekitar Lapangan Merdeka didominasi oleh fungsi perdagangan dan jasa. Hal ini tentu dimasa mendatang akan merupakan tantangan yang serius bagi pengelolaan Lapangan Merdeka sebagai ruang publik.

(23)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Usia

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat pada 21 kecamatan di Kota Medan. Sasaran responden adalah kepala rumah tangga karena merujuk kepada populasi yang ditetapkan akan tetapi dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki responden, ada beberapa pengisian sampel yang harus diwakili oleh salah satu anggota keluarganya. Adapun karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%)

18-25 tahun (Dewasa muda) 9 9,0

26-33 tahun (Dewasa tengah) 61 61,0

34-50 tahun (Dewasa) 23 23,0

> 50 tahun (Dewasa tua) 7 7,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Hasil Analisa

Tabel 5.1 dapat terlihat bahwa kelompok usia 18-25 tahun (9%), usia 26-33 tahun (61%), usia 34-50 tahun (23%), dan kelompok usia >50 tahun (7%). Kelompok usia 26 tahun ke atas sebanyak 91 orang, yang berarti usia terendah mayoritas responden pada tahun 2005 (saat terjadinya perubahan tata guna lahan yang signifikan di Lapangan Merdeka) sekurangnya 18 tahun. Dengan demikian responden

(24)

dipandang memiliki pengalaman yang memadai terhadap keberadaan Lapangan Merdeka Medan baik sebelum maupun setelah mengalami perubahan yang signifikan.

5.1.2 Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin sebanyak (63%) laki-laki dan sebanyak (37%) perempuan. Pada Tabel 5.2 dijelaskan bahwa responden laki-laki lebih besar jumlahnya, dimana responden laki-laki jumlahnya 56% dan responden perempuan jumlahnya 44%. Meskipun berdasarkan profil penduduk Kota Medan 2012 jumlah penduduk perempuan sedikit lebih besar dari jumlah penduduk laki-laki, namun hal ini dipandang tidak berpengaruh terhadap penelitian ini, karena perbedaannya yang tidak terlalu besar.

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 56 56

Perempuan 44 44

Jumlah 100 100,0

Sumber: Hasil Analisa

5.1.3 Pendidikan

(25)

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Tidak sekolah 0 0

SD dan sederajat 8 8

SMP dan sederajat 19 22

SMA dan sederajat 37 37

Akademi/Perguruan Tinggi 36 36

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Analisa

5.1.4 Pendapatan

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat dari data pendapatan rata-rata keluarga per bulan (Tabel 5.4). Berdasarkan data tingkat penghasilan rata-rata keluarga per bulan sangat bervariasi yaitu di bawah Rp.750.000,- (40%), antara Rp.750.000,- s.d Rp.1.500.000,- (29%), antara Rp.1.500.000,- s.d Rp.3.000.000,- (14%), antara Rp.3.000.000,- s.d Rp.6.000.000,- (10%) dan diatas Rp.6.000.000,- (7%). Secara umum pendapatan responden masih di bawah UMR Kota Medan.

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah Persentase (%)

< Rp 750.000 40 40

Rp 750.000-Rp 1.500.000 29 29

Rp 1.500.000-Rp 3.000.000 14 14

Rp 3.000.000-Rp 6.000.000 10 10

> Rp 6.000.000 7 7

Jumlah 100 100

(26)

5.2 Persepsi Masyarakat terhadap Perubahan Tata Guna Lahan Lapangan Merdeka

Responden dalam penelitian ini meliputi unsur masyarakat sebanyak 100 orang yang tediri dari berbagai kalangan, kelompok usia, strata pendidikan dan tingkat penghasilan. Persepsi masyarakat terkait dengan aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan terhadap perubahan tata guna lahan Lapangan Merdeka sebagai ruang publik di Kota Medan.

Hasil pembahasan 27 pertanyaan kuesioner berdasarkan 7 variabel penelitian telah ditetapkan meliputi 7 pertanyaan untuk aspek ekonomi, 7 pertanyaan untuk aspek sosial, 7 pertanyaan untuk aspek lingkungan dan 6 pertanyaan untuk aspek budaya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek Ekonomi.

Secara umum dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden dapat dijelaskan bahwa persepsi masyarakat Kota Medan terhadap perubahan tata guna lahan Lapangan Merdeka berdasarkan aspek ekonomi dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Hasil Kuesioner dari Aspek Ekonomi

No Pertanyaan N Sum Mean

1 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka dijadikan sebagai tempat jualan buku/toko buku?

100 216 2,16 2 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka dijadikan

sebagai tempat jualan jajanan 24 jam?

100 248 2,48 5 Apakah anda setuju berdirinya bangunan-bangunan

baru di Lapangan Merdeka?

(27)

Tabel 5.5 (Lanjutan)

Dari ketujuh pertanyaan utama yang dimuat dalam kuesioner dapat dianalisis dengan menggunakan skala Likert dan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pertanyaan A.1

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka dijadikan sebagai tempat jualan buku/toko buku? (Tabel 5.6).

Tabel 5.6 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Pertama Aspek Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(28)

Maksimum = 100×4 = 400 Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka responden menjawab tidak setuju kalau ada jualan buku/toko buku di Lapangan Merdeka. Jika dilihat secara kontinum maka persentasi persetujuan dari responden terletak pada daerah tidak setuju. Kemudian bila digabungkan antara tidak setuju dengan yang sangat tidak setuju maka hasilnya sebesar 63%. Secara kontinum dapat dilihat kondisi persetujuan pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Pertama Aspek Ekonomi

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 1 yang diperoleh dari 100 responden, maka dapat dikatakan bahwa jualan buku/toko buku di Lapangan Merdeka tidak disetujui responden sebesar: 216/400×100%=54%.

b. Pertanyaan A.2

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka dijadikan sebagai tempat jualan jajanan 24 jam? (Tabel 5.7).

Tabel 5.7 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Kedua Aspek Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 8 7,5 8,0 8,0

2 46 43,4 46,0 54,0

(29)

Tabel 5.7 (Lanjutan)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

4 10 9,4 10,0 100,0

Total 100 94,3 100,0

Missing System 6 5,7

Total 106 100,0

Sumber: Hasil Analisa

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan kedua diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju ada aktifitas jual jajanan 24 jam dilapanan merdeka sebanyak 10% atau 10 orang, kemudian setuju sebanyak 36% atau 36 orang, tidak setuju sebanyak 46% atau 46 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 8% atau 8 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka aktifitas jual jajanan 24 jam di Lapangan Merdeka terletak pada daerah tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Kedua Aspek Ekonomi

(30)

responden tidak setuju ada aktifitas jual jajanan selama 24 jam di Lapangan Merdeka dengan persenta sebesar 62%.

c. Pertanyaan A.3

Apakah anda setuju keberadaan “Merdeka Walk” di Lapangan Merdeka? (Tabel 5.8).

Tabel 5.8 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Ketiga Aspek Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan ketiga diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju ada dengan keberadaan Merdeka Walk di Lapangan Merdeka sebanyak 17% atau 17 orang, kemudian setuju sebanyak 46% atau 46 orang, tidak setuju sebanyak 31% atau 31 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 6% atau 6 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

(31)

Gambar 5.3 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Ketiga Aspek Ekonomi

Jadi berdasarkan data dari item 3 yang diperoleh dari 100 responden, maka responden menyetujui ada Merdeka Walk di Lapangan Merdeka yaitu 274/400×100%= 68,5%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden setuju ada Merdeka Walk di Lapangan Merdeka dengan persentase yang sebesar 68,5%.

d. Pertanyaan A.4

Apakah anda setuju rental mobil ada di Lapangan Merdeka? (Tabel 5.9). Tabel 5.9 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Keempat Aspek Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan keempat diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju ada rental mobil di Lapangan Merdeka sebanyak 14% atau 14 orang, kemudian setuju sebanyak 32% atau 32 orang, tidak setuju sebanyak 25% atau 25 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 29% atau 29 orang.

(32)

Maksimum = 100×4 = 400 Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka aktifitas rental mobil di Lapangan Merdeka terletak pada daerah tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Keempat

Jadi berdasarkan data dari item 4 yang diperoleh dari 100 responden, maka responden tidak setuju ada aktifitas rental mobil di Lapangan Merdeka yaitu 231/400×100%= 57,75%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden tidak setuju ada rental mobil di Lapangan Merdeka, dengan persentase sebesar 57,75%.

e. Pertanyaan A.5

Apakah anda setuju berdirinya bangunan-bangunan baru di Lapangan Merdeka? (Tabel 5.10).

Tabel 5.10 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Kelima Aspek Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 17 16,0 17,0 17,0

2 25 23,6 25,0 42,0

3 45 42,5 45,0 87,0

4 13 12,3 13,0 100,0

Total 100 94,3 100,0

Missing System 6 5,7

Total 106 100,0

(33)

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan kelima diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju ada bangunan-bangunan baru di Lapangan Merdeka sebanyak 13% atau 13 orang, kemudian setuju sebanyak 45% atau 45 orang, tidak setuju sebanyak 25% atau 25 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 17% atau 17 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka pendirian bangunan baru di Lapangan Merdeka terletak pada daerah setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Kelima Aspek Ekonomi

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 5 yang diperoleh dari 100 responden, maka responden setuju ada bangunan-bangunan baru di Lapangan Merdeka yaitu 254/400x100%=63,5%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden setuju ada bangunan-bangunan baru di Lapangan Merdeka, dengan persentase sebesar 63,5%.

f. Pertanyaan A.6

(34)

Tabel 5.11 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Keenam Aspek Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan keenam diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju ada aktifitas ekonomi secara tradisional di Lapangan Merdeka sebanyak 8% atau 8 orang, kemudian setuju sebanyak 22% atau 22 orang, tidak setuju sebanyak 29% atau 29 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 41% atau 41 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka aktifitas ekonomi secara tradisional di Lapangan Merdeka terletak pada daerah tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.6.

(35)

dikatakan bahwa responden tidak setuju ada aktifitas ekonomi tradisional di Lapangan Merdeka, dengan persentase sebesar 49,25%.

g. Pertanyaan A.7

Apakah anda setuju ada aktifitas ekonomi secara modern di Lapangan Merdeka? (Tabel 5.12).

Tabel 5.12 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Ketujuh Aspek Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan ketujuh diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju ada aktifitas ekonomi secara modern di Lapangan Merdeka sebanyak 5% atau 5 orang, kemudian setuju sebanyak 17% atau 17 orang, tidak setuju sebanyak 34% atau 34 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 44% atau 44 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

(36)

Gambar 5.7 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Ketujuh Aspek Ekonomi

Jadi berdasarkan data dari item 7 yang diperoleh dari 100 responden, maka responden tidak setuju ada aktifitas ekonomi modern di Lapangan Merdeka yaitu 183/400×100%= 45,75%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden tidak setuju ada aktifitas ekonomi tradisional di Lapangan Merdeka, dengan persentase sebesar 45,75%.

Dari hasil ketujuh analisa yang telah dibahas di atas maka dapat disimpulkan bahwa responden sebanyak 100 orang menyatakan tidak setuju dengan adanya aktifitas ekonomi dilakukan di Lapangan Merdeka (Tabel 5.13).

Tabel 5.13 Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Aspek Ekonomi

Pertanyaan

Sangat

Setuju Setuju Tidak Setuju

Sangat

Tidak Setuju Total n % n % n % n % n % Apakah anda setuju

Lapangan Merdeka dijadikan sebagai tempat jualan buku/toko buku?

14 14 23 23 28 28 35 35 100 100

(37)

Tabel 5.13 (Lanjutan)

Pertanyaan

Sangat

Setuju Setuju Tidak Setuju

Sangat aktifitas ekonomi secara tradisional di Lapangan Merdeka?

8 8 22 22 29 29 41 41 100 100

Apakah anda setuju ada aktifitas ekonomi secara modern di Lapangan Merdeka?

5 5 17 17 34 34 44 44 100 100

Total 81 11,57 221 31,57 218 31,14 180 25,71 700 700

Sumber: Hasil Analisa

Hasil penelitian dari aspek ekonomi dengan 7 item pertanyaan kuesioner didapat hasilnya pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Aspek Ekonomi Aspek Ekonomi n %

Sangat Setuju 81 11,57

Setuju 221 31,57

Tidak setuju 218 31,14

Sangat tidak setuju 180 25,71

Jumlah 700 100,0

Sumber: Hasil Analisa

(38)

Namun demikian, bila dilihat secara khusus dari ketujuh pertanyaan kuesioner menyangkut aspek ekonomi maka dapat dilihat bahwa 63% responden setuju adanya “Merdeka Walk” dan 58% setuju adanya bangunan baru di Lapangan Merdeka Medan. Hal ini menarik, jika melihat hasil keseluruhan temuan diaspek ekonomi dimana 56,85 responden tidak setuju adanya aktivitas ekonomi di Lapangan Merdeka.

”Merdeka Walk” memiliki keunikan dengan penampilan bentuk tendanya yang bersifat terbuka sehingga menjadi daya tarik sebagai tempat bertemu teman dan beristirahat. Adanya jajanan kuliner yang bervariasi telah memperkuat daya tariknya bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Michael Webb (1990), yang beranggapan bahwa square adalah mikrokosmos dari kehidupan, menawarkan daya tarik, peristirahatan, pasar dan upacara rakyat,tempat untuk berjumpa teman dan menghabiskan waktu.

Keberadaan bangunan-bangunan bersejarah yang ada di depannya telah menjadi nilai tambah ruang ”Merdeka Walk” dan hal ini didukung oleh pendapat Moughtin (1992), mengatakan bahwa square adalah areal yang dibingkai oleh bangunan-bangunan untuk memamerkan bangunan tersebut sebagai karya agung.

(39)

Karena itu, budaya populer adalah alat untuk memanipulasi tidak saja sekedar memediasi dan mendefinisikan realitas, tetapi juga secara implisit menyediakan serangkaian nilai (Bigsby, 1976). Nilai-nilai tradisional masyarakat diadopsi dalam kebudayaan pop dalam masyarakat kota yang haus akan citra yang lebih modern.

2. Aspek Sosial

Secara umum dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden dapat dijelaskan bahwa persepsi masyarakat Kota Medan terhadap perubahan tata guna lahan Lapangan Merdeka berdasarkan aspek sosial dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15 Hasil Analisa Kuesioner Aspek Sosial

No Pertanyaan N Sum Mean 1 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka merupakan

tempat yang strategis untuk melakukan berbagai interaksi sosial bagi warga Kota Medan?

100 333 3,33

2 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka sebagai tempat yang mudah dicapai/aksesibel?

100 351 3,51 3 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka tempat yang

cocok bagi interaksi sosial untuk berbagai kalangan masyarakat Kota Medan?

100 334 3,34

4 Apakah anda setuju saat ini Lapangan Merdeka masih banyak digunakan masyarakat sebagai tempat interaksi sosial?

100 197 1,97

5 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka saat ini masih banyak dikunjungi masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas sosial?

100 173 1,73

6 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka masih cocok digunakan sebagai ruang terbuka publik?

100 171 1,71 7 Apakah anda setuju bahwa Lapangan Merdeka

masih aman untuk melakukan aktifitas sosial?

100 168 1,68

(40)

Dari ketujuh pertanyaan utama yang dimuat dalam kuesioner dapat dianalisa dengan menggunakan skala Likert dan dijelaskan:

a. Pertanyaan B.1

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka merupakan tempat yang strategis untuk melakukan berbagai interaksi sosial bagi warga Kota Medan? (Tabel 5.16).

Tabel 5.16 Hasil analisa kuesioner pertanyaan Pertama Aspek Sosial

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan pertama diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 49% atau 49 orang, kemudian setuju sebanyak 39% atau 39 orang, tidak setuju sebanyak 8% atau 8 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 4% atau 4 orang. Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

(41)

Gambar 5.8. Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Pertama Aspek Sosial

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 1 yang diperoleh dari 100 responden, maka aspek sosial Lapangan Merdeka yaitu 333/400×100% = 83,25%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden setuju dengan Lapangan Merdeka sebagai lokasi yang strategis untuk tempat melakukan aktifitas sosial antar warga Kota Medan dengan persentase yang sangat kuat yaitu 83,25%.

b. Pertanyaan B.2

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka sebagai tempat yang mudah diakses? (Tabel 5.17).

Tabel 5.17 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Kedua Aspek Sosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 2 5 5,0 5,0 5,0

3 39 39,0 39,0 44,0

4 56 56,0 56,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil Analisa

(42)

dan sangat tidak setuju sebanyak 0% atau tidak ada satu orangpun yang sangat tidak setuju.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka menurut responden untuk kemudahan mengakses Lapangan Merdeka terletak pada daerah setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.9.

Gambar 5.9 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Kedua Aspek Sosial

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 2 yang diperoleh dari 100 responden, bahwa Lapangan Merdeka mudah diakses yaitu 351/400×100% = 87,75%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden setuju bahwa Lapangan Merdeka mudah diakses dengan persentase yang sangat kuat yaitu 87,75%.

c. Pertanyaan B.3

(43)

Tabel 5.18 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Ketiga Aspek Sosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 2 14 14,0 14,0 14,0

3 38 38,0 38,0 52,0

4 48 48,0 48,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil Analisa

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan ketiga diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka sebagai tempat wadah pertemuan sosial antar warga kota sebanyak 48% atau 48 orang, kemudian setuju sebanyak 38% atau 38 orang, tidak setuju sebanyak 14% atau 14 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 0% atau tidak ada responden yang sangat tidak setuju.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka responden setuju di Lapangan Merdeka dapat menjadi wadah pertemuan sosial antar warga kota. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.10.

Gambar 5.10 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Ketiga Aspek Sosial

(44)

sosial antar warga kota diperoleh hasil dari responden sebesar 334/400×100%=83,50%, sehingga dapat dikatakan bahwa di Lapangan Merdeka responden setuju merupakan wadah pertemuan sosial antar warga kota, dengan persentase yang sangat kuat yaitu 83,50%.

d. Pertanyaan B.4

Apakah anda setuju saat ini Lapangan Merdeka masih banyak digunakan masyarakat sebagai tempat interaksi sosial? (Tabel 5.19). Tabel 5.19 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Keempat Aspek Sosial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 39 39,0 39,0 39,0

2 35 35,0 35,0 74,0

3 16 16,0 16,0 90,0

4 10 10,0 10,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil Analisa

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan keempat diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka masih banyak digunakan masyarakat sebagai tempat interaksi sosial antar warga kota sebanyak 10% atau 10 orang, kemudian setuju sebanyak 16% atau 16 orang, tidak setuju sebanyak 35% atau 35 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 39% atau 39 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

(45)

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka responden setuju di Lapangan Merdeka dapat menjadi wadah pertemuan sosial antar warga kota. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.11.

Gambar 5.11 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Keempat Aspek Sosial

Berdasarkan data dari pertanyaan 4 yang diperoleh dari 100 responden, dapat diambil kesimpulan bahwa Lapangan Merdeka saat ini tidak lagi digunakan masyarakat sebagai tempat interaksi sosial. Hasil yang diperoleh dari responden sebesar 197/400x100%=49,25%, sehingga dapat dikatakan bahwa Lapangan Merdeka tidak lagi digunakan sebagai tempat interaksi sosial bagi masyarakat Kota Medan, dengan persentase yang sangat kuat yaitu 49,25%.

e. Pertanyaan B.5

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka saat ini masih banyak dikunjungi masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas sosial? (Tabel 5.20).

Tabel 5.20 Hasil Analisa Kuisoner Pertanyaan Kelima Aspek Sosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 44 44,0 44,0 44,0

2 44 44,0 44,0 88,0

3 7 7,0 7,0 95,0

4 5 5,0 5,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

(46)

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan kelima diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju saat ini masih banyak dikunjungi masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas sosial antar warga kota sebanyak 5% atau 5 orang, kemudian setuju sebanyak 7% atau 7 orang, tidak setuju sebanyak 44% atau 44 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 44% atau 44 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data dari 100 responden diperolehhasilnya, responden tidak setuju Lapangan Merdeka masih banyak dikunjungi oleh masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas sosial. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.12.

Gambar 5.12 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Kelima Aspek Sosial

(47)

Merdeka tidak lagi dikunjungi masyarakat sebagai tempat melakukan berbagai aktifita sosial dengan persentase 43,25%.

f. Pertanyaan B.6

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka masih cocok digunakan sebagai ruang terbuka publik? (Tabel 5.21).

Tabel 5.21 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Keenam Aspek Sosial

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan keenam diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka masih cocok digunakan sebagai ruang terbuka publik sebanyak 1% atau 1 orang, kemudian setuju sebanyak 13% atau 13 orang, tidak setuju sebanyak 42% atau 42 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 44% atau 44 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

(48)

Gambar 5.13 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Keenam Aspek Sosial

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 6 yang diperoleh dari 100 responden, dapat dikatakan bahwa Lapangan Merdeka tidak lagi dapat dikatakan ruang publik terbuka untuk saat ini diperoleh hasil dari responden sebesar 171/400×100%=42,75%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden tidak setuju lagi kalau Lapangan Merdeka masih cocok digunakan sebagai ruang publik terbuka, dengan persentase yang sangat kuat yaitu 42,75%.

g. Pertanyaan B.7

Apakah anda setuju bahwa Lapangan Merdeka masih aman untuk melakukan aktifitas sosial? (Tabel 5.22).

Tabel 5.22 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Ketujuh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 46 46,0 46,0 46,0

2 44 44,0 44,0 90,0

3 6 6,0 6,0 96,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil Analisa

(49)

digunakan sebagai tempat aktifitas sosiall antar warga kota sebanyak 4% atau 4 orang, kemudian setuju sebanyak 6% atau 6 orang, tidak setuju sebanyak 44% atau 44 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 46% atau 46 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka responden tidak setuju jika Lapangan Merdeka masih aman digunakan sebagai tempat aktifitas sosial antar warga kota. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.14.

Gambar 5.14 Kontinum Hasil Analisa Petanyaan Ketujuh Aspek Sosial

Jadi berdasarkan data pertanyaan 7 yang diperoleh dari 100 responden, maka Lapangan Merdeka tidak aman lagi digunakan sebagai tempat aktifitas sosial diperoleh hasil dari responden sebesar 168/400×100%=42%, sehingga dapat dikatakan bahwa Lapangan Merdeka tidak aman lagi sebagai tempat ruang terbuka publik dengan persentase 42%.

(50)

Lapangan Merdeka Medan masih memadai sebagai wadah sosial masyarakat Kota Medan.

Secara lengkap hasil kuesioner yang diperoleh dari responden dapat dilihat pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23 Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Aspek Sosial

Pertanyaan Apakah anda setuju Lapangan

Merdeka merupakan tempat yang strategis untuk melakukan berbagai interaksi sosial bagi warga Kota Medan?

49 49 39 39 8 8 4 4 100 100

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka sebagai tempat yang mudah dicapai/assesibilitas?

56 56 39 39 5 5 0 0 100 100

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka tempat yang cocok bagi interaksi sosial untuk berbagai kalangan masyarakat Kota Medan?

48 48 38 38 14 14 0 0 100 100

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka saat ini masih banyak dikunjungi masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas sosial?

5 5 7 7 44 44 44 44 100 100

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka masih cocok digunakan sebagai ruang terbuka publik?

1 1 13 13 42 42 44 44 100 100

Apakah anda setuju bahwa Lapangan Merdeka masih aman untuk melakukan aktifitas sosial?

4 4 6 6 44 44 46 46 100 100

Total 173 24,7 158 22,3 192 27,4 177 25,3 700 100

(51)

Hasil penelitian dari aspek sosial dengan 7 pertanyaan kuesioner didapat hasilnya seperti Tabel 5.24.

Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sosial Aspek Sosial n %

Sangat Setuju 173 24,7

Setuju 158 22,3

Tidak setuju 192 27,4

Sangat tidak setuju 177 25,3

Jumlah 700 100,0

Sumber: Hasil Analisa

Dari Tabel 5.24 dapat dilihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap perubahan tata guna lahan Lapangan Merdeka bila ditinjau dari aspek sosial. Dari 100 orang responden, apabila digabungkan antara tidak setuju dengan yang sangat tidak setuju maka hasilnya sebanyak 52,7% responden tidak setuju bahwa Lapangan Merdeka masih layak dijadikan sebagai wadah sosial bagi masyarakat Kota Medan.

(52)

keamanan) dan 86% responden menyatakan tidak setuju bahwa Lapangan Merdeka masih layak sebagai ruang terbuka publik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nasution (2008) yang mengungkapkan bahwa privatisasi ruang publik telah mengambil alih kehidupan sosial yang demokratis dan aksesibel bagi setiap orang menjadi ruang yang membagi warga berdasarkan kelas sosial. Namun di sisi lain privatisasi ruang terbuka publik juga telah meningkatkan kualitas ruang kota sebagai tempat yang lebih nyaman dan terkendali keamanannya. Usaha privatisasi ruang terbuka publik idealnya dapat memelihara kepublikannya, sekaligus meningkatkan kualitas kenyamanan dan keamanan, sehingga berdampak positif bagi peningkatkan kesejahteraan sosial warga kota.

Kualitas hidup di dalam kota merupakan hasil interaksi antara manusia dan lingkungan kota mereka (Das, 2008). Penelitian terkini diberbagai kota di dunia telah melihat suatu masalah yang sama bagi ruang terbuka publik di dalam kota, yaitu meningkatnya perubahan lingkungan dan fungsi ruang terbuka publik. Termasuk di dalamnya privatisasi, komersialisasi dan pembatasan ruang terbuka publik, menimbulkan dampak meningkatnya segregasi, isu keamanan, terbentuknya kelompok eksklusif dan berbagai masalah sosial lainnya (Turner, 2002; Atkinson, 2003).

(53)

terbuka publik, tetapi sebagai implikasinya adalah hilangnya kepublikan pada ruang terbuka publik.

Mengacu pada Miethe dikutip dari Williams & Green (2001), alasan terbesar orang enggan ke ruang publik adalah ketakutan akan tindak kejahatan. Selain itu, beberapa faktor penyebab sebuah ruang publik gagal adalah ketiadaan tempat berkumpul atau istirahat, akses masuk yang jelek atau tak terjangkau, sarana pendukung tidak berfungsi, dan

ketiadaan ’nilai kebersamaan’ pada ruang publik. Karena itu, sebuah

ruang publik harus dikelola dengan tepat, baik dari proses penyediaan, desain, hingga perawatan.

3. Aspek Lingkungan

Secara umum dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden dapat dijelaskan bahwa persepsi masyarakat Kota Medan terhadap perubahan tata guna lahan Lapangan Merdeka berdasarkan aspek lingkungan dapat dilihat pada Tabel 5.25.

Tabel 5.25 Hasil Analisa Kuesioner Aspek Lingkungan

No Pertanyaan N Sum Mean

1 Apakah anda setuju bahwa di Lapangan Merdeka udaranya sudah nyaman dan sejuk?

100 157 1,57 2 Apakah anda setuju sampah di Lapangan Merdeka

sudah dikelola dengan baik?

100 238 2,38 3 Apakah anda setuju penerangan di Lapangan Merdeka

sudah cukup memadai?

100 222 2,22 4 Apakah anda setuju drainase/aliran genangan air di

Lapangan Merdeka sudah berfungsi dengan baik?

100 331 3,31 5 Apakah anda setuju penghijauan di Lapangan Merdeka

saat ini sudah memadai?

(54)

Tabel 5.25 (Lanjutan)

No Pertanyaan N Sum Mean

6 Apakah anda setuju bila Lapangan Merdeka dialih fungsikan dari ruang terbuka hijau menjadi ruang terbuka non hijau?

100 152 1,52

7 Apakah anda setuju bahwa keteduhan Lapangan Merdeka sebagai ruang publik masih memadai?

100 192 1,92 Sumber: Hasil Analisa

Dari keenam pertanyaan utama yang dimuat dalam kuesioner dapat dianalisis dengan menggunakan skala Likert dan dijelaskan sebagai berikut, keenam pertanyaan tersebut akan dijelaskan seperti berikut: a. Pertanyaan C.1

Apakah anda setuju bahwa Lapangan Merdeka udaranya sudah nyaman dan sejuk? (Tabel 5.26).

Tabel 5.26 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Pertama Aspek Lingkungan

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan pertama diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka saat ini nyaman dan sejuk sebanyak 3% atau 3 orang, kemudian setuju sebanyak 3% atau 3 orang, tidak setuju sebanyak 42% atau 42 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 52% atau 52 orang.

(55)

Maksimum = 100×4 = 400 Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka kenyamanan dan kesejukan di Lapangan Merdeka terletak pada daerah tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.15.

Gambar 5.15 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Pertama Aspek Lingkungan

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 1 yang diperoleh dari 100 responden, maka kenyamanan dan kesejukan di Lapangan Merdeka yaitu: 157/400×100%=39,25% sehingga dapat dikatakan bahwa responden tidak setuju bahwa suasana Lapangan Merdeka sudah nyaman dan sejuk, dengan persentase 39,25%.

b. Pertanyaan C.2

Apakah anda setuju sampah di Lapangan Merdeka sudah dikelola dengan baik? (Tabel 5.27).

Tabel 5.27 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Kedua Aspek Lingkungan

(56)

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan kedua diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju sampah sudah dikelola dengan baik di Lapangan Merdeka sebanyak 20% atau 20 orang, kemudian setuju sebanyak 26% atau 26 orang, tidak setuju sebanyak 26% atau 26 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 28% atau 28 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka pengelolaan sampah di Lapangan Merdeka terletak pada daerah tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.16.

Gambar 5.16 Kontinum Hasil Pertanyaan Kedua Aspek Lingkungan

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 2 yang diperoleh dari 100 responden, maka pengelolaan sampah di Lapangan Merdeka yaitu 238/400×100%=59,5%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden tidak setuju pengelolaan sampah di Lapangan Merdeka saat ini sudah baik, dengan persentase sebesar 59,5%.

c. Pertanyaan C.3

(57)

Tabel 5.28 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Ketiga Aspek Lingkungan

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan ketiga diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju penerangan sudah memadai di Lapangan Merdeka sebanyak 19% atau 19 orang, kemudian setuju sebanyak 17% atau 17 orang, tidak setuju sebanyak 31% atau 31 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 33% atau 33 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka penerangan di Lapangan Merdeka sudah memadai terletak pada daerah tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.17.

Gambar 5.17 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Ketiga Aspek Lingkungan

(58)

yaitu 222/400×100%=55,5% sehingga dapat dikatakan bahwa responden tidak setuju penerangan di Lapangan Merdeka sudah memadai, dengan persentase yaitu 55,5%.

d. Pertanyaan C.4

Apakah anda setuju drainase di Lapangan Merdeka sudah berfungsi dengan baik.

Tabel 5.29 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Keempat Aspek Lingkungan

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan keempat diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju bahwa drainase di Lapangan Merdeka sudah baik sebanyak 31% atau 31 orang, kemudian setuju sebanyak 69% atau 69 orang, tidak setuju sebanyak 0%, dan sangat tidak setuju sebanyak 0%.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

(59)

Gambar 5.18 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Keempat Aspek Lingkungan

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 4 yang diperoleh dari 100 responden, maka drainase di Lapangan Merdeka sudah dikelola dengan baik yaitu 331/400×100%=82,75% sehingga dapat dikatakan bahwa responden setuju bahwa drainase di Lapangan Merdeka sudah dikelola dengan baik dengan persentase sebesar 82,75%.

e. Pertanyaan C.5

Apakah anda setuju penghijauan di Lapangan Merdeka saat ini sudah memadai? (Tabel 5.30).

Tabel 5.30 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Kelima Aspek Lingkungan

Frequency Percent Valid Percent

(60)

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka penghijauan di Lapangan Merdeka saat ini terletak pada daerah tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.19.

Gambar 5.19 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Kelima Aspek Lingkungan

Jadi berdasarkan data dari item 5 yang diperoleh dari 100 responden, maka penghijauan di Lapangan Merdeka yaitu 192/400×100%=48%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden tidak setuju penghijauan di Lapangan Merdeka sudah memadai dengan persentase 48%.

f. Pertanyaan C.6

Apakah anda setuju bila Lapangan Merdeka dialih fungsikan dari ruang terbuka hijau menjadi non ruang terbuka hijau? (Tabel 5.31). Tabel 5.31 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Keenam Aspek Lingkungan

(61)

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan keenam diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka sebagai ruang terbuka hijau dirubah menjadi non ruang terbuka hijau sebanyak 4% atau 4 orang, kemudian setuju sebanyak 5% atau 5 orang, tidak setuju sebanyak 46% atau 46 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 45% atau 45 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka perubahan Lapangan Merdeka dari Ruang Terbuka Hijau menjadi Ruang Terbuka Non Hijau terletak pada daerah tidak setuju. Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.20.

Gambar 5.20 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Keenam Aspek Lingkungan

(62)

g. Pertanyaan C.7

Apakah anda setuju keteduhan Lapangan Merdeka sebagai ruang terbuka publik masih memadai? (Tabel 5.32).

Tabel 5.32 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Ketujuh Aspek Lingkungan

Frequency Percent Valid Percent

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan ketujuh diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka saat ini masih menjamin kondisi ruang terbuka publik sebanyak 1% atau 1 orang, kemudian setuju sebanyak 2% atau 2 orang, tidak setuju sebanyak 45% atau 45 orang, dan sangat tidak setuju sebanyak 52% atau 52 orang. Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

(63)

Gambar 5.21 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Ketujuh Aspek Lingkungan

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 7 yang diperoleh dari 100 responden, maka keteduhan Lapangan Merdeka saat ini segai ruang terbuka publik yaitu 152/400x100%=38%, sehingga dapat dikatakan bahwa responden tidak setuju bahwa keteduhan Lapangan Merdeka masih memadai sebagai ruang terbuka publik dengan persentase 38%. Seterusnya untuk melihat secara detail hasil jawaban responden terhadap aspek lingkungan di Lapangan Merdeka dapat ditabulasi pada Tabel 5.33.

Tabel 5.33 Distribusi Persepsi Responden Berdasarkan Aspek Lingkungan

Pertanyaan

Lapangan Merdeka situasinya sudah nyaman dan sejuk?

3 3 3 3 42 42 52 52 100 100

Apakah anda setuju sampah di Lapangan Merdeka sudah dikelola dengan baik?

20 20 26 26 26 26 28 28 100 100

Apakah anda setuju penerangan di Lapangan Merdeka sudah cukup memadai?

19 19 17 17 31 31 33 33 100 100

(64)

Tabel 5.33(Lanjutan)

Lapangan Merdeka dialih fungsikan dari Ruang Terbuka Hijau menjadi Ruang Terbuka Non Hijau?

4 4 5 5 46 46 45 45 100 100

Apakah anda setuju keteduhan Lapangan Merdeka sebagai ruang terbuka publik masih memadai?

1 1 2 2 45 45 52 52 100 100

Total 87 12,4 138 19,7 223 31,9 252 36 700 100

Sumber: Hasil Analisa

Hasil penelitian dari aspek lingkungan dengan 7 item pertanyaan kuesioner didapat hasilnya seperti Tabel 5.34.

Tabel 5.34 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Lingkungan

Aspek lingkungan n %

(65)

Secara khusus dari ketujuh pertanyaan kuesioner menyangkut aspek lingkungan hanya terhadap 1 pertanyaan dimana responden (100%) setuju drainase di Lapangan Merdeka sudah baik. Selain itu, mayoritas responden tidak setuju bahwa apek lingkungan lainnya di Lapangan Merdeka sudah memadai seperti soal kenyamanan (94%), sampah (54%), penerangan (64%), penghijauan (84%) dan keteduhan (97%). Sebanyak 91% responden menyatakan tidak setuju perubahan status Lapangan Merdeka dari RTH menjadi RTNH.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan aspek lingkungan dampak dari pergeseran kebijakan perubahan tata guna lahan ruang terbuka hijau terhadap nilai-nilai lingkungan dapat menimbulkan masalah lingkungan yang sangat merugikan masyarakat seperti banjir, berkurangnya penyaringan polusi udara, berkurangnya kenyamanan dan keindahan lingkungan. Penataan ruang merupakan proses perencanaan tata ruang wilayah, yang menghasilkan rencana tata ruang wilayah (RTRW). Disamping sebagai pedoman untuk pelaksanaan kedepan, RTRW pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar interaksi manusia/makhluk hidup dengan lingkungannya berjalan serasi.

(66)

dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan keindahan wilayah perkotaan tersebut Dengan berkurangnya RTH berarti berkurangnya penghijauan yang akan mengakibatkan terganggunya kualitas keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan keindahan Lapangan Merdeka Medan.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Rahmawati (2011) yang menyimpulkan bahwa hampir seluruh responden (perempuan) memiliki persepsi bahwa Lapangan Merdeka Medan penting dan dibutuhkan, tetapi sekaligus mengharapkan pengelolaan dan pemeliharaan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisiknya.

Hal senada juga diungkapkan Peter Hall dalam bukunya “Cities of

(67)

4. Aspek Budaya

Secara umum dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden dapat dijelaskan bahwa persepsi masyarakat Kota Medan terhadap perubahan tata guna lahan Lapangan Merdeka berdasarkan aspek budaya dapat dilihat pada Tabel 5.35.

Tabel 5.35 Kuesioner Dan Analisa Hasil Kuesioner Aspek Budaya

No Pertanyaan N Sum Mean 1 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka masih

mencerminkan nilai budaya daerah Sumatera Utara?

100 147 1,47 2 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka saat ini masih

mempunyai nilai yang bersejarah?

100 169 1,69 3 Apakah anda setuju bangunan bersejarah disekeliling

Lapangan Merdeka masih terlestarikan?

100 161 1,61 4 Apakah anda setuju Lapangan Merdeka merupakan

ikon Kota Medan?

100 292 2,92 5 Apakah anda setuju ikon Kota Medan yaitu Lapangan

Merdeka dihilangkan?

100 177 1,77 6 Apakah anda setuju nilai budaya yang terkandung di

Lapangan Merdeka masih terlestarikan dengan baik?

100 164 1,64

Sumber: Hasil Analisa

Dari keenam pertanyaan utama yang dimuat dalam kuesioner dapat dianalisis dengan menggunakan sebagai berikut:

a. Pertanyaan D.1

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka masih mencerminkan nilai budaya daerah Sumatera Utara? (Tabel 5.36).

Tabel 5.36 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Pertama Aspek Budaya

(68)

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan pertama diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka saat ini masih mencerminkan nilai budaya Sumatera Utara sebanyak 1% atau sebanyak 1 orang, kemudian setuju sebanyak 2% atau 2 orang, tidak setuju sebanyak 40% atau 40 orang, dan yang sangat tidak setuju sebanyak 57% atau 57 orang.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka responden menjawab setuju kalau lapangan merdeka masih mencerminkan nilai budaya daerah Sumatera Utara. Jika dilihat secara kontinum maka persentasi persetujuan dari responden terletak pada daerah tidak setuju (Gambar 5.22).

Gambar 5.22 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Pertama Aspek Budaya

(69)

b. Pertanyaan D.2

Apakah anda setuju Lapangan Merdeka saat ini masih memiliki nilai yang bersejarah? (Tabel 5.37).

Tabel 5.37 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Kedua Aspek Budaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 46 46,0 46,0 46,0

2 42 42,0 42,0 88,0

3 9 9,0 9,0 97,0

4 3 3,0 3,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil Analisa

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan kedua diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka masih mempunyai nilai bersejarah sebanyak 3% atau sebanyak 3 orang, kemudian setuju sebanyak 9% atau sebanyak 9 orang, tidak setuju sebanyak 42% dan yang sangat tidak setuju sebanyak 46%.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

(70)

tidak setuju maka hasilnya sebesar 88%. Secara kontinum dapat dilihat kondisi persetujuan pada Gambar 5.23.

Gambar 5.23 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Kedua Aspek Budaya

Jadi berdasarkan data dari item 2 yang diperoleh dari 100 responden, maka dapat dikatakan bahwa Lapangan Merdeka tidak lagi mengandung nilai sejarah disetujui responden yaitu 169/400×100%=42,25%.

c. Pertanyaan D.3

Apakah anda setuju bangunan bersejarah disekeliling Lapangan Merdeka masih terlestarikan? (Tabel 5.38).

Tabel 5.38 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Ketiga Aspek Budaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 51 51,0 51,0 51,0

2 41 41,0 41,0 92,0

3 4 4,0 4,0 96,0

4 4 4,0 4,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil Analisa

(71)

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka responden menjawab tidak setuju kalau bangunan bersejarah disekitar lapangan merdeka masih terlestarikan. Jika dilihat secara kontinum maka persentasi persetujuan dari responden terletak pada daerah tidak setuju. Kemudian bila digabungkan antara tidak setuju dengan yang sangat tidak setuju maka hasilnya sebesar 92%. Secara kontinum dapat dilihat kondisi persetujuan pada Gambar 5.24.

Gambar 5.24 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Ketiga Aspek Budaya

Jadi berdasarkan data dari pertanyaan 3 yang diperoleh dari 100 responden, maka dapat dikatakan bahwa bangunan bersejarah disekitar lapangan merdeka masih terlestarikan tidak disetujui responden yaitu 161/400×100%=40,25%.

d. Pertanyaan D.4

(72)

Tabel 5.39 Hasil Pengolahan Data Pertanyaan Keempat Aspek Budaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 9 9,0 9,0 9,0

2 17 17,0 17,0 26,0

3 47 47,0 47,0 73,0

4 27 27,0 27,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil Analisa

Dari hasil kuesioner pada pertanyaan keempat diketahui bahwa responden menjawab sangat setuju Lapangan Merdeka merupakan ikon Kota Medan sebanyak 27% atau sebanyak 27 orang, kemudian setuju sebanyak 47% atau sebanyak 47 orang, tidak setuju sebanyak 17% dan yang sangat tidak setuju sebanyak 9%.

Kemudian jika dilihat jumlah skor ideal untuk item ini adalah: Maksimum = 100×4 = 400

Minimum = 100×1 = 100

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, maka responden menjawab setuju kalau Lapangan Merdeka merupakan ikon Kota Medan. Jika dilihat secara kontinum maka persentasi persetujuan dari responden terletak pada daerah setuju. Kemudian bila digabungkan antara setuju dengan yang sangat setuju maka hasilnya sebesar 74%. Secara kontinum dapat dilihat kondisi persetujuan pada Gambar 5.25.

Gambar

Tabel 5.9 Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Keempat Aspek Ekonomi Valid Cumulative
Tabel 5.10  Hasil Analisa Kuesioner Pertanyaan Kelima Aspek Ekonomi Valid Cumulative
Gambar 5.5 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Kelima  Aspek Ekonomi
Gambar 5.6 Kontinum Hasil Analisa Pertanyaan Keenam Aspek Ekonomi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika kita membaca sebuah riwayat dari salah seorang imam, maka kita tidak tahu apakah sang imam mengucapkan sabdanya dalam keadaan taqiyah atau tidak hal ini penting

Karena itu dalam pandangan „Alî H { arb, tidak ada bedanya antara teks al-Qur‟an atau hadis dengan teks-teks lain, karena sama-sama berbentuk bahasa yang disusun dalam realitas

Sesuai dengan masalah penelitian deskriptif correlation dengan pendekatan Cross Sectional dan tujuan penelitian ini guna menjelaskan penelitian dengan bermacam –

1) Diperlukan dukungan pemerintah (pemda atau pihak lain) untuk mempercepat keluarnya izin PIRT, sehingga produk bisa dijual di tempat yang bisa dikun- jungi

Rasa saling percaya bukan sesuatu hal yang sifatnya mandatori, dapat diharuskan atau dikomando, Ada jaringan pengikat rasa saling percaya, yang diawali dengan kedekatan dan

Furthermore, the meeting also sought the possibility of establishing a regional organisation with the modalities among others as follow: based on human rights

Proses pengelompokkan data dilakukan untuk mengelompokkan data dan menggunakan fungsi and dan or dari fuzzy, dimana bertujuan untuk memilih nilai yang nantinya

Se- makin besar konsentrasi air perasan jeruk nipis yang diberikan, maka semakin besar pula kan- dungan asam organik yang terdapat pada sabun cuci tangan, akibatnya