• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Penyelenggaraan Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Pakam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Manajemen Penyelenggaraan Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Pakam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009

tentang kesehatan dinyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan

antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan minuman, kesehatan

lingkungan, pemberantasan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan maupun melalui kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat yang didukung

oleh sumber daya kesehatan.

Penyelenggaraan upaya kesehatan salah satunya adalah rumah sakit, yang

mana merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik

tersendiri serta dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,

kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.Institusi pelayanan

kesehatan ini diharapkan tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu

dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya (Depkes RI, 2009).

Mencapai derajat kesehatan masyarakat, rumah sakit dituntut untuk

meningkatkan mutu pelayanan baik kualitas maupun kuantitas pelayanan

kesehatan.Untuk menciptakan jasa pelayanan kesehatan yang prima, hendaknya

rumah sakit perlu didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, dengan

(2)

kesehatan menjadi lebih kompetitif dan pasien juga menjadi sangat selektif dalam

memilih rumah sakit berdasarkan kualitasnya.Keadaan ini juga berdampak pada

pelayanan gizi di suatu rumah sakit dan menuntut ahli gizi untuk memberikan

pelayanan gizi dengan kualitas terbaik (Kyungjo, 2010).

Selain itu, rumah sakit berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi

masyarakat luas yang diharapkan dapat mewujudkan kesehatan masyarakat.Akan

tetapi, di dalam fungsinya tersebut tidak sedikit permasalahan yang dihadapi.Peranan

rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihan penderita sebagaimana

yang diharapkan, belum diselenggarakan secara optimal.Sehingga dapat

menimbulkan dampak negatif.Dampak negatif ini menjadikan tujuan utama rumah

sakit memberi pelayanan yang berkualitas tinggi bagi pasien belum dapat tercapai

secara optimal, salah satu penyebab adalah kurangnya perhatian terhadap sanitasi dan

higiene rumah sakit. Salah satu hal penting dalam sanitasi rumah sakit adalah

penyelenggaraan makanan terutama bagi penderita yang dirawat inap, sebab

kebutuhan akan makanan merupakan kebutuhan dasar yang juga bisa berperan untuk

membantu proses penyembuhan.

Salah satu upaya untuk membantu proses penyembuhan di rumah sakit

dilakukan melalui pelayanan penunjang medis seperti pelayanan gizi. Instalasi gizi

adalah unit fungsional di rumah sakit. Instalasi gizi bertujuan untuk memberikan

makanan yang bermutu, bergizi, higiene dan sanitasi yang baik pada instalasi gizi

yang sesuai dengan standar kesehatan bagi pasien, sekaligus untuk mempercepat

(3)

diterapkan manajemen dalam penyelenggaraan makanan sehingga menghasilkan

makanan yang bermutu dan kebersihan makanan yang memenuhi syarat kesehatan

(Aritonang, 2009).

Pelayanan gizi merupakan suatu kegiatan yang membantu dalam upaya

penyembuhan dan pemulihan penderita, yang kegiatannya dimulai dari usaha dapur

sampai pengolahan diet bagi penderita.Dalam petunjuk tentang ukuran akreditas

rumah sakit, dinyatakan bahwa pelayanan gizi merupakan salah satu fasilitas dan

pelayanan yang harus ada di rumah sakit.Bagian ini harus diatur dengan

mempertimbangkan kebutuhan klinis, kebutuhan masyarakat, keamanan, kebersihan,

sumber-sumber dan manajemen tepat guna. Dalam proses penyembuhan pasien perlu

dibantu dengan adanya makanan yang memenuhi syarat, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas (Hartono, 2000).Untuk menunjang pelayanan medis bagi pasien

yang diselenggarakan rumah sakit, perlu adanya pengolahan makanan yang baik dan

memenuhi syarat hygiene dan sanitasi makanan (Djarismawati, 2004).Menurut

Moehyi (2003) rumah sakit juga merupakan salah satu institusi yang

menyelenggarakan makanan kelompok yang bersifat non komersial (institutional

food service).

Keberhasilan pelayanan gizi di rumah sakit yang berperan dalam mendukung

penyembuhan penyakit pada pasien, sangat ditentukan oleh proses pengelolaan

makanan mulai dari bahan makanan mentah sampai makanan matang yang siap

dikonsumpsi oleh pasien. Proses ini akan terlaksana dengan baik apabila didukung

(4)

makanan sendiri sebenarnya berfungsi sebagai sistem dengan tujuan untuk

menghasilkan makanan yang berkualitas baik.Fungsi-fungsi manajemen dalam gizi

institusi mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Terdapat tahapan-tahapan dalam penyelenggaraan makanan, yang apabila

dilakukan dengan tepat dapat menghindari terjadinya kerusakan pada makanan baik

secara fisik, kimia, maupun cita rasa. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang

meliputi pengadaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengangkutan

makanan masak, penyimpanan makanan masak dan penyajian makanan, hendaknya

memperhatikan syarat higiene dan sanitasi, mengingat permasalahan dari suatu

makanan ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi terhadap makanan (Soediano,

2009). Pelaksanaan penyelenggaraan makanan meliputi perencanaan anggaran

belanja makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,

penyediaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan, persiapan,

pengolahan, penyaluran makanan hingga pencatatan dan pelaporan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan tahap-tahapan penyelenggaraan makanan tersebut, terdapat

bagian penting bagi keberlanjutan proses penyelenggaraan makanan yaitu proses

peneriman dan penyimpanan bahan makanan. Proses penerimaan dan penyimpanan

bahan makanan dapat menentukan kualitas makanan yang akan diolah kemudian.

Proses penerimaan memastikan apakah bahan makanan yang dipesan sesuai dengan

kriteria pada saat pemesanan atau tidak. Sedangkan proses penyimpanan sangat

(5)

makanan dimulai. Bahan makanan yang digunakan dalam proses produksi, baik

bahan baku, bahan tambahan maupun bahan penolong, harus disimpan dengan cara

penyimpanan yang baik karena kesalahan dalam penyimpanan dapat berakibat

penurunan mutu dan keamanan makanan (Kemenkes RI, 2013).

Upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan makanan

yang dapat atau mungkin menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan

makanan, maka perlu diketahui enam prinsip higiene sanitasi makanan yang

tujuannya adalah untuk mencapai tersedianya makanan sehat atau membahayakan

kesehatan dan harus memenuhi standar mutu yamg ditetapkan.Prinsip pertama dan

kedua dalam food hygiene adalah pemilihan bahan makanan dan penyimpanan bahan

makanan.

Berdasarkan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 disebutkan

bahwa hanya sekitar 66,7% instalasi gizi di rumah sakit seluruh Indonesia yang

mempunyai Standar Operasional Prosedur (SPO) pelayanan gizi dan 79,9% yang

mempunyai ruang penyimpanan bahan makanan kering dan basah.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Pakam merupakan salah satu

rumah sakit milik pemerintah di wilayah Kabupaten Deli Serdang dan merupakan

pusat rujukan bagi masyarakat. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi serta susunan

organisasi RSUD Lubuk Pakam diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli

Serdang No 5 tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perangkan

(6)

2008 tentang tugas pokok, fungsi dan rincian tugas jabatan perangkat daerah

Kabupaten Deli Serdang.

Pengelolaan makanan di RSUD Lubuk Pakam sebagai rumah sakit kelas B

dilakukan pada Instalasi Gizi yang terdiri dari 20 orang petugas dengan pembagian

tugas mulai dari perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan dan penyaluran

makanan. Latar belakang pendidikan petugas Instalasi Gizi hanya 11 orang yang

lulusan pendidikan gizi (D.3 dan D.4) dengan spesifikasi pendidikan gizi klinik,

sedangkan 9 orang lainnya adalah lulusan SMU. Jumlah tenaga pengelola gizi RSUD

Lubuk Pakam belum sesuai dengan standar yang ditetapkan PGRS tahun 2013 yaitu

37 orang, dimana terdapat kekurangan tenaga sebanyak 17 orang.

Standar kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan

makanan rumah sakit mengacu kepada PGRS tahun 2013 untuk rumah sakit kelas B

terdiri dari tenaga registered dieticien sebanyak 22 orang yang bertugas sebagai

pengelola gizi rumah sakit dari aspek manajerialnya dan tenaga technical registered

dieticien sebanyak 15 orang yang bertugas sebagai pelaksana gizi rumah sakit dari

aspek operasionalnya, dengan demikian jumlah keseluruhan tenaga gizi rumah sakit

kelas B sebanyak 37 orang.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada Maret 2014 ditemukan

beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan makanan di

RSUD Lubuk Pakam yaitu : (1) kondisi fisik ruang instalasi gizi yang kurang

memadai dan kurang layak sebagai tempat pengolahan makanan pasien (lampiran 3),

(7)

kepada pasien, karena jumlah pengolah makanan di dapur hanya 8 orang dibagi

dalam 2 shift kerja, sedangkan standar Depkes RI (2003) sebanyak 15 orang, (3) dari

8 orang tenaga pengolah makanan yang lulusan SMU belum pernah mengikuti

pelatihan gizi rumah sakit, sedangkan syarat tenaga pengolah makanan rumah sakit

harus memiliki profesionalisme di bidang gizi dalam memberikan pelayanan gizi

diatur berdasarkan Permenkes No 26 tahun 2013, tentang Penyelenggaraan Pekerjaan

dan Praktek Tenaga Gizi.

Kendala tersebut mempengaruhi perencanaan kebutuhan bahan makanan serta

perencanaan tentang peralatan yang dibutuhkan dalam pengolahan bahan makanan,

serta berdampak terhadap proses selanjutnya yaitu penerimaan, penyimpanan,

pengolahan maupun penyaluran bahan makanan. Pelayanan gizi yang baik menjadi

salah satu penunjang rumah sakit dalam penilaian standar akreditasi untuk menjamin

keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint Comission Internasional (JCI) for

Hospital Accreditation.Semakin baik pelayanan gizi yang diberikan oleh rumah sakit,

maka semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut.Hal ini dapat

terlaksana bila tersedia tenaga gizi yang profesional dalam memberikan pelayanan

gizi (Kemenkes RI, 2013).

Penilaian cita rasa makanan di RSUD Lubuk Pakam oleh pasien dilakukan

melalui wawancara menggunakan kuesioner terhadap 10 pasien yang dipilih secara

acak pada setiap ruang rawat inap. Hasil dari penilaian tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar menyatakan makanan yang disediakan untuk pasien sudah cukup baik,

(8)

jam makan. Namun masih ditemukan beberapa aspek yang belum memuaskan seperti

: variasi buah yang kurang dalam sehari, kebersihan alat, rasa olahan lauk hewani

serta kematangan nasi.

Penilaian tentng kualitas penyelenggaraan makanan di RSUD Lubuk Pakam

diperoleh dari hasil pengamatan tentang makanan sisa sebagai indikator kualitas

makanan yang dilakukan pada pasien rawat inap menunjukkan persentase makanan

sisa pasien sekitar 30%, yaitu dari 10 orang pasien yang diamati hanya 3 orang pasien

yang mempunyai makanan sisa. Saat ditanyakan kepada pasien atau keluarganya

tentang kebiasaan membawa makanan dari luar rumah sakit, hanya 2 orang yang

menyatakan pernah membawa makanan dari luar.Berdasarkan hasil wawancara serta

pengamatan yang dilakukan penulis menunjukkan masih terdapat permasalahan yang

ditemukan tentang cita rasa serta kualitas makanan di RSUD Lubuk Pakam.

Gambaran tentang penyelenggaraan makanan di RSUD Lubuk Pakam mulai

dari tahap perencanaan dilakukan Kepala Instalasi Gizi yang disesuaikan dengan

kebutuhan jumlah pasien serta karakteristik penyakit yang diderita pasien. Pembelian

bahan makanan dilakukan sesuai kebutuhan serta dilakukan pembelian langsung

secara harian secara haria, khususnya untuk bahan makanan basah seperti ikan, buah

dan sayuran. Selanjutnya dilakukan proses penerimaan bahan makanan kepada

petugas gudang untuk dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan pengolahan.

Pengelolaan makanan pasien di RSUD Lubuk Pakam belum pernah diteliti,

khususnya yang terkait dengan manajemen yang meliputi perencanaan, penerimaan,

(9)

penelitian atau kajian terhadap manajemen penyelenggaraan makanan perlu

dilakukan sebagai upaya meningkatkan pelayanan gizi di RSUD Lubuk Pakam.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas bahwa di RSUD Lubuk Pakam

ditemukan pengelolaan makanan pasien yang kurang baik, sehingga permasalahan

dalam penelitian ini adalah : bagaimana manajemen penyelenggaraan makanan, yang

meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan dan penyaluran di

RSUD Lubuk Pakam.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui manajemen penyelenggaraan makanan yang meliputi

perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan dan penyaluran di RSUD Lubuk

Pakam.

1.4 Manfaat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi RSUD Lubuk Pakam tentang manajemen

pengelolaan makanan pasian serta petugas instalasi gizi dalam meningkatkan

Referensi

Dokumen terkait

hereby announces that effective as of August 23, 2016 the duties, functions and responsibilities of the Corporate Secretary of PT Surya Esa Perkasa Tbk.. will be conducted by

Web site Yayasan Center Development for Civil Society merupakan website yang memberikan informasi mengenai berbagai program dan kegiatan yang dilakukan khususnya dalam upaya

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENGARUH DOPING ALUMINIUM (Al) PADA STRUKTUR DAN SIFAT OPTIS ZnO SEBAGAI MATERIAL ANTI-REFLEKSI PADA SISTEM

Kerangka dan metodologi penyusunan RPJMD Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016 - 2021 yang sekaligus memuat keterkaitan antarbab serta kaitan RPJMD ke Rensta SKPD, secara

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan disclosure yang disebabkan oleh peralihan standar (dari standar lokal Jerman ke standar internasional, dalam hal ini IAS dan

Jogiyanto, H.M.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi.Andi Offset.Yogyakarta.. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan

Tujuan penelitian ini adalah dividend payout ratio dan BI Rate sebagai moderasi likuiditas, profitabilitas, dan leverage pada nilai perusahaan keuangan di Bursa Efek Indonesia

Peneliti Saat Mewancarai Kepala Puskesmas Medan Tuntungan Bapak